I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada adalah teknik Begg. Kawat busur yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kali diperkenalkan pada tahun Alat ortodontik cekat yang pertama kali

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Abad 20 merupakan abad baru stainless steel dengan ditemukannya HIPASS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodonti terbagi atas beberapa jenis di pasaran, antara lain copper nickel titanium,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau kelompok gigi dan jaringan pendukungnya sehingga menghasilkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan -

Volume 47, Number 3, September 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dilepas oleh operator yaitu ortodontis. Komponen alat cekat terbagi menjadi

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. mempertahankan kesehatan jaringan pendukung sehingga menghasilkan kedudukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemilihan kawat busur ortodontik yang ideal dapat menjadi kunci keberhasilan

A. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman, perawatan ortodontik semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ortodontik (Shaw, 1981). Tujuan perawatan ortodontik menurut Graber (2012)

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penjangkaran, akrilik, dan pasien dapat memasang atau melepas alat tersebut

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB I PENDAHULUAN. labialis, premature loss gigi decidui, prolonged retension gigi decidui,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tindakan pencegahan dan koreksi terhadap maloklusi dan malrelasi pada

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (Alexander,2001). Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu Kedokteran Gigi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia adalah cabang dari Ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki abnormalitas susunan gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodonti bertujuan memperbaiki susunan gigi-gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PELEPASAN ION NIKEL DAN KROMIUM BRACKET STAINLESS STELL YANG DIRENDAM DALAM MINUMAN ISOTONIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

UJI PELEPASAN LOGAM KROMIUM (Cr) DAN NIKEL (Ni) BEBERAPA MEREK BRAKET STAINLESS STEEL DALAM CAIRAN SALIVA ARTIFISIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Uji pelepasan ion nikel dan kromium pada beberapa braket stainless steel yang direndam di air laut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan

IV PEMBAHASAN 4.1 Nilai ph dan Kadar Ekstraktif Kayu (Kelarutan Air Panas)

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

TINJAUAN PUSTAKA. tehnik perawatan piranti cekat. Elastik digunakan untuk membantu menghasilkan

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB 1 PENDAHULUAN. archwire, dan cincin. Braket merupakan salah satu komponen penting. Agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan Ortodontik bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi-gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cepat berkembang. Masyarakat makin menyadari kebutuhan pelayanan

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

INTISARI Penggunaan braket preadjusted self ligating dianggap mampu menghasilkan resistensi friksional rendah karena bentuknya seperti tabung

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

UJI PELEPASAN ION LOGAM NIKEL (Ni) DAN KROMIUM (Cr) KAWAT ORTODONTIK SSTAINLESS STEEL YANG DIRENDAM DALAM AIR KELAPA

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat ortodontik cekat meliputi beberapa komponen dasar yaitu braket, band, dan kawat busur. Kawat busur memiliki fungsi aktif menerapkan gaya pada gigi dan pasif untuk menahan gaya (Isaacson, 1992). Perawatan ortodontik dengan alat cekat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu teknik Begg, teknik Edgewise, dan teknik Straightwire. Teknik perawatan ortodontik secara umum terbagi dalam 3 tahap yaitu (1) Levelling, unraveling, dan aligning, (2) Penutupan ruang dan koreksi anterior-posterior, dan (3) Detailing dan finishing. Pada tahap perawatan tersebut digunakan beberapa macam kawat untuk menghasilkan kekuatan biomekanika yang bertujuan untuk menggerakkan gigi ( Walker, 2007). Teknik Begg, jenis kawat busur yang digunakan adalah kawat bulat Australia yang dikembangkan oleh Begg dan Wilcock. Pada tahap pertama digunakan kawat dengan diameter 0,014 dilanjutkan 0,016 inci untuk tujuan levelling, aligning, dan bite opening. Tahap kedua menggunakan kawat dengan diameter 0,016, 0,018 atau 0,020 inci untuk tujuan menutup ruang. Tahap ketiga menggunakan kawat dengan diameter 0,018 atau 0,020 inci untuk perbaikan inklinasi aksial gigi. Kawat dengan diameter 0,016 inci merupakan kawat yang paling sering digunakan (Fletcher, 1981). Kawat Australia memiliki beberapa macam tipe yaitu reguler, reguler +, spesial, spesial +, premium, premium +, dan supreme. Tipe reguler digunakan pada kondisi yang membutuhkan pembentukan loop untuk tujuan levelling, unraveling, dan aligning. Setelah itu pemakaian 1

kawat diganti dengan tipe spesial untuk tujuan bite opening sampai akhir perawatan. Kawat tipe spesial merupakan tipe yang paling lama digunakan pada teknik Begg. Tipe supreme digunakan untuk auxiliary spring (Pelsue, 2009). Teknik Edgewise menggunakan kawat busur stainless steel penampang bulat dan penampang persegi panjang. Pada tahap pertama digunakan kawat penampang bulat berukuran 0,014 0,016 inci dengan multilup untuk tujuan levelling dan unraveling yang berlangsung selama 6 minggu sampai 3 bulan tergantung dari keparahan maloklusi. Tahap selanjutnya yang meliputi retraksi kaninus dan retraksi anterior dilakukan dengan kawat penampang persegi empat ukuran 0,016x0,016 inci atau 0,016x0,022 inci dan tahap akhir dilakukan root paralelling dengan torquing dan uprighting menggunakan kawat penampang persegi panjang ukuran 0,017 x0,025 inci (Profitt, 2007). Perkembangan bahan kawat ortodontik terdapat berbagai macam, salah satu bahan yang sering digunakan adalah kawat austenitic stainless steel karena sifat fisik dan mekaniknya dibutuhkan dalam perawatan ortodontik yaitu memiliki sifat nontoksik, tahan terhadap korosi, lentur, kekuatan besar, kekerasan tinggi dan resilience tinggi (Howe dkk., 1968 ; Kusy, 2002). Kawat austenitic stainless steel yang digunakan dalam perawatan ortodontik merupakan tipe 18-8 (18% kromium dan 8% nikel), memiliki struktur kristal austenit dengan kondisi tetap stabil pada berbagai macam tingkatan suhu (Howe dkk., 1968). Kromium merupakan elemen yang memberi sifat tahan karat dan nikel meningkatkan kekuatan baja tahan karat (Martinez, 2007). Kawat Australia merupakan tipe 18-8 SS dengan kandungan 18% kromium dan 8% nikel dengan kandungan karbon 2

berkisar 0,20% (Acharya, 2005). Perbedaan kawat Stainless steel dengan kawat Australia terdapat pada kandungan karbon. Kawat Australia memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi sehingga meningkatkan sifat kekerasan yang menyebabkan kawat lebih rapuh sehingga kemampuan dalam ketahanan terhadap bending berkurang (Pelsue dkk., 2009). Kawat stainless steel lebih banyak digunakan pada mekanisme sliding karena memiliki friksi yang rendah (Marques dkk., 2010). Profitt (2007) menyatakan kawat ortodontik perlu memenuhi kriteria berikut : kekuatan yang tinggi, kekakuan yang rendah, range yang tinggi, formability yang tinggi, dapat diwelding dan disolder. Kawat ortodontik pada alat cekat akan selalu berkontak dengan saliva dan jaringan rongga mulut. Pada lingkungan rongga mulut, kawat yang digunakan dalam perawatan ortodontik berpotensi mengalami korosi atau pelepasan elemen logam penyusun alloy. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh perubahan suhu, mikroflora, enzim rongga mulut dan perubahan keasaman (ph) saliva (Brantley dan Eliades, 2001 ; Hsiung Huang dkk., 2003). Elemen logam yang terlepas dari alloy akan bereaksi secara kimia dengan elemen nonlogam membentuk suatu ikatan logam yang dapat merusak struktur logam itu sendiri sehingga berpengaruh terhadap kualitas, estetika, bentuk fisik dan memperlemah kekuatan alloy logam (Phillips, 2003). Kualitas kawat ortodontik sangat penting dalam mekanika pergerakan gigi, penurunan kualitas kawat dapat menghambat pergerakan gigi. Pelepasan elemen logam akan meningkatkan kekasaran permukaan logam, sehingga memperbesar gaya friksi yang dapat menghambat pergerakan gigi (Bednar dkk., 1991). Ion yang terlepas dapat masuk ke dalam tubuh, menurut 3

Eliades dan Athanasiau (2002) ion yang memiliki pengaruh paling merugikan bagi tubuh adalah ion nikel dan ion kromium. Ion yang terlepas dapat memberikan efek biologi seperti toksisitas, alergi dan mutagenicity. Ion nikel paling sering menyebabkan alergi kontak (Kerosuo dkk., 1996; Schmaltz dan Arenholt-Bindslev, 2009). Korosi merupakan reaksi elektrokimia antara material logam dengan lingkungan sekitar. Reaksi korosi terdapat dua tipe yaitu dry corrosion yang terjadi tanpa keterlibatan air atau cairan elektrolit, ketika logam bereaksi menjadi bentuk senyawa seperti oksida dan sulfida, contohnya oksidasi dari permukaan logam ketika disolder atau prosedur pemanasan, sedangkan wet corrosion terjadi karena adanya air atau cairan elektrolit (Combe, 1992 ; Philips, 2003,). Dalam rongga mulut, korosi terjadi dengan lepasnya ion logam positif dari alloy ortodontik ke bentuk senyawa yang lebih stabil seperti klorida, sulfida dan oksida (Brantley dan Eliades, 2001). Korosi merupakan sifat kimia alloy yang dapat mempengaruhi sifat lain seperti estetika dan kekuatan karena adanya pelepasan elemen sehingga mempengaruhi komposisi alloy tersebut (Schmaltz dan Arenholt-bindslev, 2009). Proses korosi yang terjadi di dalam rongga mulut merupakan wet corrosion karena adanya cairan elektrolit yaitu saliva (Phillips, 2003). Korosi yang terjadi dapat diperiksa dengan beberapa cara yaitu melihat perubahan warna pada permukaan alloy, tes elektrokimia untuk melihat perubahan muatan alloy, dan identifikasi elemen-elemen yang terlepas dengan menggunakan spektrofotometri emisi atom atau spektrofotometri serapan atom. Pemeriksaan korosi pada kawat ortodontik dapat dilakukan dengan identifikasi jumlah elemen 4

yang terlepas dalam cairan saliva dengan alat spektrofotometri serapan atom (Schmaltz dan Arenholt-bindslev, 2009). Saliva mengandung spesies organik dan komponen anorganik seperti ion natrium (Na + ), kalium (K + ), klorida (Cl - ), bikarbonat (HCO 3- ), kalsium (Ca 2+ ), magnesium (Mg 2+ ), hidrogen fosfat (HPO 2-4 ), tiosianat (SCN - ) dan fluor (F - ). Menurut Siti-Triaminingsih (2000) mengatakan bahwa ion klorida (Cl - ) mempunyai mekanisme perusakan logam melalui lapisan kromium oksida yang dipergunakan sebagai pelindung terhadap korosi. Saliva merupakan cairan bufer yang baik, akan tetapi variasi derajat keasaman akan terjadi akibat asupan makanan dan minuman serta adanya aktivitas mikroba. Alat ortodontik dalam mulut akan mempengaruhi lingkungan kimia dan fisika seperti perubahan derajat keasaman, aktivitas elektrokimia, perubahan suhu, kekuatan abrasif dan mekanik, semuanya memiliki kontribusi kerusakan material bergantung pada sifat material logam atau bukan logam. Proses kerusakan material ini disebut korosi atau degradasi (Brantley dan Eliades, 2001). Pemakaian kawat ortodontik dalam rongga mulut sangat berpotensi mengalami korosi. Lamanya kawat ortodontik berkontak dengan saliva mempengaruhi pelepasan ion logam. Pengaruh waktu perendaman terhadap pelepasan ion logam telah dilakukan banyak penelitian. Mikulewicz dkk. (2013) menunjukkan pelepasan ion logam dari alat cekat yaitu pelepasan ion nikel, kromium, kadmium, tembaga, besi, mangan, molibdenum, silikon. Konsentrasi ion tertinggi yang terlepas terlihat pada hari pertama dengan ion logam yang lebih intensif terlepas terjadi pada ion nikel, kromium dan tembaga. Pada penelitian 5

yang dilakukan oleh Taek Oh dan Nam Kim (2005) dengan melakukan perendaman kawat stainless steel dalam saliva buatan menunjukkan hasil konsentrasi ion nikel yang terlepas tertinggi pada minggu ke-12. Penelitian oleh Lenti-Canina (2005) terhadap kawat Australia yang direndam dalam saliva buatan selama 1, 3, 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari menunjukkan pelepasan ion nikel paling banyak terjadi pada hari ke-35 sedangkan ion kromium pada hari ke-42. Barret dkk. (1993) melakukan penelitian pada alat cekat ortodontik dengan membedakan kawat busur Stainless steel dengan nikel titanium dengan waktu perendaman dalam saliva buatan selama 1, 7, 14, 21 dan 28 hari. Pelepasan ion nikel tertinggi pada hari ke-7 dan ion kromium hari ke-28. Pada penelitian ini akan dilakukan perendaman dengan waktu 1, 7, 28, 35, 42, dan 49 hari. Pelepasan ion yang terjadi dapat mempengaruhi komposisi alloy sehingga menurunkan kualitas kawat ortodontik. Pelepasan ion kromium dapat menurunkan ketahanan terhadap korosi karena kromium memberikan sifat tahan karat dan pelepasan ion nikel dapat menurunkan kekuatan baja tahan karat karena nikel berperan dalam meningkatkan kekuatan baja tahan karat (Martinez, 2007). B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan pelepasan ion nikel dan ion kromium antara kawat Australia tipe spesial dengan kawat Stainless steel 0,016 inci? 6

2. Apakah terdapat perbedaan pelepasan ion nikel dan ion kromium kawat Australia tipe spesial dan kawat Stainless steel 0,016 inci, antara waktu perendaman 1,7,28,35, 42, dan 49 hari? 3. Apakah terdapat interaksi antara jenis kawat dengan lama perendaman? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh waktu perendaman terhadap jumlah pelepasan ion nikel dan ion kromium kawat Australia tipe spesial dengan kawat Stainless steel dalam saliva buatan ph normal dengan waktu perendaman 1,7, 28, 35, 42, dan 49 hari. 2. Pengaruh waktu perendaman terhadap jumlah pelepasan ion nikel dan ion kromium kawat Australia tipe spesial dan kawat Stainless steel dalam saliva buatan ph normal. D. Manfaat Hasil penelitian mengenai adanya penurunan kualitas kawat Australia tipe spesial dan kawat Stainless steel karena adanya pelepasan ion nikel dan ion kromium selama pemakaian di dalam rongga mulut dapat : 1. Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengaruh waktu perendaman terhadap jumlah pelepasan ion nikel dan ion kromium kawat Australia tipe spesial dan kawat Stainless steel. 2. Memberikan bahan pertimbangan bagi ortodontis kapan waktu yang tepat dalam melakukan pergantian kawat. 7

3. Memberikan pengetahuan dalam memilih jenis kawat yang akan digunakan dalam melakukan perawatan ortodontik dengan alat cekat sesuai tujuan perawatan. E. Keaslian Penelitian Penelitian berkaitan dengan pelepasan ion logam yang terjadi pada kawat ortodontik telah banyak dilakukan. Penelitian oleh Barret dkk. (1993) pada alat cekat ortodontik yang membedakan kawat busur stainless steel dengan nikel titanium, dilakukan perendaman dalam saliva buatan selama 1, 7, 14, 21 dan 28 hari menunjukkan hasil pelepasan ion nikel tertinggi pada hari ke-7 dan pelepasan ion kromium tertinggi pada hari ke-28. Lenti-Canina (2005) melakukan penelitian untuk melihat pengaruh waktu perendaman terhadap pelepasan ion kawat Australia tipe spesial yang direndam dalam saliva buatan selama 1, 3, 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan pelepasan ion nikel tertinggi pada hari ke-35 dan pelepasan ion kromium tertinggi pada hari ke-42. Taek Oh dan Nam Kim (2005) melakukan penelitian pelepasan ion pada beberapa merk kawat stainless steel dalam saliva buatan selama 1 dan 3 hari, 1, 2, 4, 8 dan 12 minggu menunjukkan hasil konsentrasi ion nikel yang terlepas tertinggi pada minggu ke-12. Mikulewicz dkk. (2013) melakukan penelitian pelepasan ion pada alat ortodontik meliputi kawat ortodontik stainless steel, molar band, braket dan ligatur dengan lama perendaman 1, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan pelepasan ion logam tertinggi pada hari pertama. Penelitian Agus-Suprapto (2014) pada berbagai tipe kawat Australia yaitu tipe reguler, spesial, dan premium dengan lama perendaman 1, 7, 14, 28, 35, dan 42 8

hari menunjukkan pelepasan ion nikel terdeteksi pada hari ke-28 dan pelepasan ion nikel tertinggi pada hari ke-35. Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian mengenai perbandingan pengaruh waktu perendaman terhadap pelepasan ion nikel dan ion kromium kawat Australia tipe spesial dengan kawat stainless steel dalam saliva buatan ph normal dengan waktu perendaman selama 1,7, 28, 35, 42, dan 49 hari. 9