BAB 1 PENDAHULUAN. pandang bisnisnya karena pertumbuhan inovasinya yang luar biasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minat para caon pembeli saham perusahaan di pasar modal. Nilai perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan yang semakin kompetitif, dan perubahan cara pandang pelaku

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi maka perusahaan dituntut untuk merubah cara kerja

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, perusahaan tidak bisa hanya dengan mengandalkan kekayaan fisiknya saja.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka menggambarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis yang didasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB 1 PENDAHULUAN. industri industri baru yang muncul. Industri industri ini tidak hanya bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika bisnis pada abad 21 yang semakin meningkat dipengaruhi dan

Salah satu faktor yang mempengaruhi variasi kinerja intellectual capital yang dilihat dari tata kelola perusahaan salah satunya adalah umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Fenomena pergeseran tipe masyarakat dari masyarakat industrialis dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. (knowledge-based business). Labor-based business memegang prinsip perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini, kekayaan dan pertumbuhan ekonomi terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja/labor based business

BAB I PENDAHULUAN. No.19 Revisi tahun 2000 mengenai aset tidak berwujud (Ulum, 2009) Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri dengan kinerja yang baik diharapkan berdampak pada kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih punya prospek bagus. Dalam beberapa tahun terakhir, Grup

BAB I PENDAHULUAN. mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. 2001: 231). Ini sesuai dengan resource based theory (Wernerfelt, 1984: 174)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al.,

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi telah banyak mengubah pola bisnis masa kini. Pertukaran

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang terjadi pada era new economy ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini semua sektor industri tidak hanya di Indonesia bahkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berakibat pada krisis keuangan namun juga berakibat pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan suatu produk (Lisvery, 2004). pemilik hak paten obat tersebut tidak boleh ditiru, diproduksi dan dijual

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi memberi perubahan pada seluruh aspek kehidupan, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup, sistem pertukaran informasi, dan perubahan dunia usaha. Kemajuan teknologi dan informasi menyebabkan perkembangan ekonomi yang sangat pesat dengan persaingan yang semakin ketat sehingga banyak perusahaan yang mengubah cara pandang bisnisnya karena pertumbuhan inovasinya yang luar biasa. Perubahan juga terjadi pada parameter penilaian terhadap perusahaan. Keterbatasan dalam menjelaskan nilai perusahaan, mengakibatkan informasi laporan keuangan seringkali dianggap kurang memadai sebagai pelaporan kinerja keuangan. Dengan kata lain, informasi akuntansi tidak dapat digunakan dalam pembuatan keputusan investasi dan kredit. Seharusnya ada informasi lain yang disampaikan kepada para pengguna laporan keuangan agar dapat menjelaskan nilai lebih yang dimiliki perusahaan. Supaya terus bertahan, perusahaan-perusahaan tersebut dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju (knowledge based business) bisnis berdasarkan pengetahuan, sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. Seharusnya perusahaan berbasis pengetahuan menerapkan 1

manajemen pengetahuan yang bertugas mencari informasi mengenai bagaimana caranya memilih, mengelola sumber daya manusia agar efisien. Maka kesejahteraan perusahaan tersebut akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuaannya. Perusahaan yang mampu menciptakan, mengembangkan, memelihara dan memperbaharui asset tidak berwujud akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai yang dapat meningkatkan kekayaan perusahaan melalui penciptaan laba, posisi strategik, inovasi teknologi, loyalitas konsumen, pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas. Kemampuan perusahaan dalam mengelola asset tidak berwujud akan menentukan masa depan dan prospek organisasinya. Perkembangan ekonomi baru dikendalikan oleh informasi dan modal sebagai alat untuk menentukan nilai perusahaan (Stewart, 1997; Hong, 2007), sehingga penelitian tentang intellectual capital menjadi sebuah tantangan yang patut dikembangkan. Jika intellectual capital berperan penting bagi pertumbuhan perusahaan, membuat semakin besar perhatian perusahaan terhadap pengelolaan intellectual capital. Modal intelektual diartikan sebagai asset tidak berwujud yang termasuk teknologi, informasi pelanggan, nama brand, reputasi dan budaya perusahaan yang bernilai dan dijadikan keunggulan kompetitif perusahaan (Low & Kalafut, 2002). Dapat dikatakan modal intellectual terdiri dari pengetahuan dan inovasi yang dimiliki karyawan, infrastruktur modal manusia contohnya sistem kerja yang baik dan peningkatan proses modal struktural,dan juga hubungan eksternal perusahaan. Jadi tidak perlu diragukan lagi bahwa perusahaan yang sukses 2

cenderung untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan,cepat beradaptasi dengan teknologi baru,dan menekankan ketrampilan serta pengetahuan yang dimiliki karyawannya. Pentingnya intellectual capital berperan bagi pertumbuhan perusahaan, membuat semakin besar perhatian yang dimiliki perusahaan terhadap pengelolaan intellectual capital. Cukup banyak perusahaan yang sengaja melengkapi laporan kinerjanya dengan laporan intellectual capital akhir-akhir ini. Mungkin adanya kesadaran bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilangan relevansinya karena adanya perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan yang mengindikasikan adanya aset tak berwujud (Yogidanarinto, 2011). Masalah sebenarnya pada intellectual capital yaitu terletak pada pengukurannya. Para akuntan dan akademisi berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan untuk mengukur aktiva tak berwujud dan modal intelektual serta mencari informasi yang lebih rinci mengenai halhal yang berkaitan dengan pengelolaan intellectual capital, mulai dari cara pengidentifikasian, pengukuran sampai dengan pengungkapan intellectual capital dalam laporan keuangan perusahaan. Di Indonesia sendiri, fenomena intellectual capital mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi tahun 2010) tentang aset tidak berwujud yang didalamnya secara implisit menyinggung tentang intellectual capital telah dimulai diperkenalkan sejak itu. Menurut PSAK No. 19,asset tidak berwujud adalah asset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, 3

disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Dapat disimpulkan bahwa peraturan tersebut Intellectual capital telah mendapat perhatian (IAI, 2002). Industri farmasi adalah knowledge-based industry yang mempunyai peran intangible assets sangat besar pada daya saing dan kinerja keuangan. Intangible assets industry farmasi di Indonesia telah mencakup human capital, structural capital, dan customer capital serta partner capital, (Sampurno, 2007). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Daum (2005) bahwa sektor farmasi merupakan salah satu industri yang dinilai sangat intensif akan pengetahuan dan sumber dari modal intelektual. Dari sudut yang berbeda Sharabati et al (2010) juga menyampaikan bahwa industri farmasi menjadi industri yang intensif dalam melakukan penelitian, industri yang berinovasi dan seimbang dalam penggunaan sumber daya manusia dan teknologi. Perkembangan industri kosmetik dan kecantikan serta perdagangan yang pesat membanjiri pasar. Para produsen berupaya menarik perhatian konsumen dengan strateginya. Faktor kesamaan iklim,social budaya, daya beli berpotensi membuat konsumen di seluruh dunia memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama akan kemajuan industri kosmetik dan ini investasi yang bagus. Abidin (2000) menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dapat bersaing apabila menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh intellectual capital perusahaan. Hal ini akan mendorong terciptanya produk-produk yang semakin digemari di mata konsumennya. 4

Penelitian mengenai intellectual capital menarik dikarenakan intellectual capital merupakan aset tak berwujud namun merupakan salah satu aset yang vital bagi perusahaan, karena memiliki manfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai perusahaan sehingga akan mencapai keunggulan kompetitif (Yunarsih et al., 2010). Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tradisional dirasakan gagal untuk dapat menyajikan informasi yang penting ini. Perusahaan yang sebagian besar asetnya dalam bentuk intellectual capital, tidak mengungkapkan informasi ini dalam laporan keuangan akan menyesatkan karena dapat memengaruhi kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dapat mencerminkan adanya aset tidak berwujud dan besarnya nilai yang dapat diakui. Adanya perbedaan yang besar antara nilai pasar dan nilai yang dilaporkan akan membuat laporan keuangan menjadi tidak berguna untuk pengambilan keputusan. Dunia bisnis saat ini, mendasarkan diri pada pencapaian pertumbuhan dan penciptaan nilai jangka panjang. Penciptaan nilai yang sebenarnya adalah ketika sebuah perusahaan dapat menciptakan lebih daripada sumber daya yang diinvestasikan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan mengindikasikan tingginya kemakmuran para pemegang saham. Dalam menciptakan nilai perusahaan, perusahaan harus memiliki value added (VA). 5

Adapun fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan salah satunya yang terjadi berdasarkan kompas.com pada tahun 2015. Web Sumber www.kompas.com, 2015 Berita Grup Salim yang bergerak dalam bidang barang konsumsi diperkirakan masih punya prospek yang bagus. Beberapa tahun terakhir ini menambah asset lewat sejumlah akuisisi. Tahun ini pun masih memiliki beberapa target ekspansi bisnis yang menggerek kinerjanya. Hasilnya mulai kelihatan. Tahun 2014, holding usaha Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur (INDF) membukukan penjualan bersih Rp 63,59 triliun naik 14,3 persen ketimbang penjualan 2013. Pencapaian itu menggerek laba bersihnya menjadi Rp 3,89 triliun, tumbuh 55,2 persen dari 2013. Memang tahun lalu Indofood banyak mendapat tekanan dari kenaikan beban harga bahan baku. Namun emiten ini bisa menyiasati dengan menggerek harga jual produk dan menjaga efisiensi. Hal ini membuat bisnis Indofood membaik. Bahkan, kinerja keuangan emiten sektor perkebunan Grup Salim juga tetap tumbuh di tengah harga komoditas. 6

Anans Phintraco Securities Setiawan Effendi memprediksikan dalam jangka waktu panjang bisnis Indofood akan terdorong oleh pulihnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kenaikan daya beli masyarakat. Sektor bisnis Indofood juga defensive, kata dia,kemarin. Hans Kwee, Vice President Invesment Quant Kapital Investama menilai, grup yang memiliki diversifikasi bisnis dari sektor hulu ke hilir juga tergolong kebal gejolak ekonomi. Pasalnya, dengan memiliki bisnis komplit, beban tinggi bisa lebih ditekan sehingga margin laba tetap terjaga. Dia mencontohkan, Grup Salim memiliki bisnis perkebunan dari hulu ke hilir, sehingga dampak negative jatuhnya harga komoditas menjadi lebih minimal. Grup Salim dan Astra juga likuid sehingga menarik untuk jangka panjang. Ujar Setiawan, yang merekomendasikan buy on weakness ASII (www.kompas.com, 2015) Berdasarkan fenomena diatas adanya yang terlalu tinggi dari pasar terhadap family ownership perusahaan tersebut sehingga mengakibatkan overvalued yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Dan hal negatifnya terhadap 7

kepemilikan keluarga juga diakibatkan oleh kebijakan kebijakan perusahaan yang membuat kepercayaan investor menurun. Widarjo (2011) melakukan peneliti tentang pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya pada nilai perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 1999 sampai 2007. Variabel yang digunakanpun adalah variable dependen yaitu nilai perusahaan dan variable independen meliputi modal intelektual dan pengungkapan modal intelektual. Hasil penelitiannya bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,sedangkan pengungkapan modal intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, hal ini menjadi penting bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengambil sampel penelitian pada perusahaan Farmasi dan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dikarenakan sektor farmasi dan sektor kosmetik merupakan industri yang dinilai sangat intensif akan pengetahuan dan sumber dari modal intelektual, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Farmasi dan Kosmetik di Bursa Efek Indonesia ( Periode Tahun 2011 2015) B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 8

2. Apakah pengungkapan intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan 2. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Intellectual Capital terhadap nilai perusahaan D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki nilai guna kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Olehnya itu, hasil analisis penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan yang meliputi kegunaan teoretis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Teoretis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana keterkaitan antara nilai intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan Farmasi dan Kosmetik. 2. Kegunaan Praktis seperti: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kegunaan 9

a. menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait masalah nilai intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital untuk membantu dalam menciptakan nilai bagi perusahaan Farmasi dan Kosmetik. b. bagi stakeholder, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan Farmasi dan Kosmetik yang selanjutnya digunakan untuk menilai keunggulan bersaing perusahaan terkait dengan pengambilan keputusan. 10

11