Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di Pulau Nias. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Masa Lampau

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

Jawa Timur secara umum

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Kosmologi dalam Arsitektur Masyarakat Kasepuhan Banten Kiduldi Lebak Sibedug

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

DAFTAR ISI. A. Pendahuluan. B. Pengertian Warisan Budaya Tak BendaHasil. C. Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kabupaten Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

Arsitektur Dayak Kenyah

Konsep Design Mikro (Bangsal)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

DESAIN BUSANA ANALOGI RUMAH MBARU NIANG WAE REBO NTT

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENGARUH KOSMOLOGI PADA KEDATON KESULTANAN TERNATE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suku yang hidup dan berkembang di Provinsi Aceh.

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

: Kampung Sampireun. Atap dilapisi ijuk

Penelaahan deskriptif dan grafis rumah tradisional di pemukiman etnik tertentu di Indonesia (2)

NILAI-NILAI VERNAKULAR PADA ARSITEKTUR MASYARAKAT WANUKAKA, SUMBA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. istiadat. Wujud kedua, adalah sistem sosial atau social sistem yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Sherly Asriany Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun. Abstrak Kebudayaan membangun dalam arsitektur tradisional di Indonesia menjadi sebuah tradisi utama dalam menentukan keberlanjutan dari kebudayaan masyarakat setempat. Tradisi yang telah ada dan menjadi pola keteraturan dalam masyarakat. Maluku Utara khususnya Tidore Kepulauan, memiliki keunikan tersendiri dalam tradisi membangun rumah tradisional. Desa Gurabunga merupakan satu-satunya desa yang masih memiliki dan mempertahankan tradisi membangun rumah tradisional Tidore. Di desa tersebut hidup lima marga, dimana masing-masing marga memiliki rumah tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kajian literatur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk budaya masyarakat Tidore Kepulauan khususnya Gurabunga. Pandangan hidup dan sistem nilai budaya orang Gurabunga sebagai suatu masyarakat adat tercermin melalui rumah tradisional. Kata-kunci : tradisi membangun, arsitektur tradisional, folajiku sorabi Pengantar Tradisi adalah sesuatu yang timbul dalam proses yang lama, disepakati bersama secara kelompok, mempunyai nilai sejarah, spritual, moral, seni, mitos, kearifan lokal, dan sebagainya. Arsitektur pada suatu suku bangsa selalu berhubungan dengan kepercayaan yang dianut, iklim, dan kondisi alam setempat serta mata pencaharian. Sedangkan tradisi mendirikan sebuah bangunan disadari atau tidak merupakan sebuah tradisi ber-arsitektur yang telah dilakukan oleh sukusuku bangsa yang ada di Indonesia sejak jaman dahulu. Arsitektur tradisional berkembang dalam proses, terbentuk oleh interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Alam tidak hanya dipandang secara konkrit saja, namun juga secara abstrak. Untuk melestarikan arsitektur tradisional bukan semata-mata estetika saja, melainkan harus mempertimbangkan dampak langsung maupun tidak langsung pada masyarakat. Keinginan untuk menampilkan identitas budaya melalui karya arsitektur, dan nilai-nilai tradisi dari kearifan lokal. Arsitektur tradisional di Tidore Kepualauan mulai mengalami perubahan yang berdampak mulai kaburnya nilai-nilai arsitektur tradisional Folajiku Sorabi. Sementara merupakan bagian terpenting dari kebudayaan masyarakat Tidore Kepulauan. Permasalahan inilah yang mendorong dilakukannya penelitian terhadap arsitektur tradisional. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali pengetahuan membangun dari arsitektur tradisional. Metode Lokasi penelitian berada di desa Gurabunga, Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui kajian pustaka untuk men- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 151

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan dapatkan data sekunder, pengamatan (observasi) langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan beberapa narasumber (Sultan, tokoh adat, dan masyarakat), pengukuran dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan setelah data primer dan sekunder terkumpul. Analisis data kualitatif digunakan untuk mengungkap temuan melalui tiga tahap, yaitu: mengklasifikasi dan mereduksi data, menganalisis, dan mengverifikasi. Analisis dan Interpretasi yang merupakan rumah adat Tidore, dimana Fola berarti rumah, Jiko/Jiku berarti model, sedangkan Sorabi/Sarabi berarti serambi (teras). Rumah adat tersebut bila dipandang dari arah depan nampak seperti orang yang duduk bersilah dan berzikir (analogi). Bagian-bagian dari rumah adat ini, mulai dari atap sampai pondasi melambangkan anatomi tubuh manusia yang bersandar pada ajaran agama, yaitu: (1). Atap melambangkan kepala manusia, (2). Tiang rumah melambangkan kapita (pengawal) dari lima marga atau lima rumah adat yang ada di Tidore, (3). Jendela melambangkan keterbukaan dan kemurahan hati, (4). Pintu melambangkan baju panjang (jubah) yang biasa dipakai oleh Sultan, (5). Tiang raja melambangkan sifat tegas dari sang pemimpin, (6). Dinding melambangkan badan manusia, dan (7) Pondasi melambangkan kaki manusia yang duduk diantara dua sujud. Tipologi Rumah adat merupakan simbol masyarakat adat di Gurabunga. Di rumah ini berlangsung seluruh aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan adat istiadat, musyawarah, penyelesaian masalah/sengketa adat. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat ritual adat yang bersifat magis seperti penyembahan kepada roh leluhur, penyembuhan bagi si sakit, permohonan untuk mendapatkan pekerjaan, jabatan, jodoh, dan sebagainya. Untuk itu pembangunan rumah adat harus mengikuti tata aturan ada yang telah ada sejak dahulu. Gambar 1. Rumah Adat di Gurabunga, Tidore Kepulauan. Rumah adat berbentuk empat persegi panjang. Denah ruang terdiri atas 5 (lima) ruang yang melambangkan sholat lima waktu. Adapun ruang-ruang tersebut adalah: (1). Ruang tunggu, (2). Ruang kerja, (3). Ruang tamu, (4). Ruang sholat/ganti (tempat penyimpanan peralatan upacara adat) dan, (5). Ruang puji. Sedangkan fungsi dari ruang-ruang tersebut adalah: (1). Ruang tunggu (teras) berfungsi sebagai tempat menunggu bagi tamu sebelum dipersilahkan masuk, (2). Ruang kerja digunakan sebagai tempat upacara adat seperti acara tumbuk padi sambil mendendangkan lagu kabata, (3). Ruang tamu, difungsikan sebagai upacara adat pembacaan doa-doa. Upacara ini biasanya dilakukan 3 hari 3 malam (malam senin, malam selasa, dan malam kamis), (4). Ruang sholat/ganti, difungsikan untuk ruang sholat atau berganti pakaian sebelum dilakukan pengobatan, (5). Ruang puji yang berlantai tanah, difungsikan sebagai tempat mandi dan mengobati pasien kusta. Lantai tanah dipercaya dapat menyembuhkan orang berpenyakit kusta ataupun penyakit lainnya dalam jangka waktu sebulan. I 152 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Sherly Asriany pada kebudayaan tradisi yang lahir di Gurabunga. 3. Kaki. Pondasi bangunan diibaratkan sebagai kaki manusia yang harus mampu menjadi tumpuan dalam kondisi apapun. Konsep ini menjadi kuat dengan adanya empat sudut tiang yang melambangkan unsur religi yang diwariskan sebagai ajaran Islam di Tidore. Gambar 2. Denah Rumah Adat di Gurabunga, Tidore Kepulauan. Dalam Pendekatan Kosmologi Orang Tidore Bagi masyarakat Tidore dalam pendekatan mikro kosmos adalah bahwa seluruh aktivitas akan bertumpu pada rumah. Kondisi sosial budaya akan selalu tergambar dalam tradisi membangun dan mendirikan sebuah rumah. Arsitektur tradisional Tidore memiliki perwujudan bentuk tubuh manusia yang terbagi dalam tiga bagian utama, yaitu: 1. Kepala, diibaratkan sebagai kepala manusia yang merupakan bagian tertinggi dan paling penting peranannya dalam struktur tubuh manusia. Kepala/atap harus menampilkan bentuk yang khas dan mengandung nilainilai sakral. Pada kebudayaan masyarakat Tidore, merupakan rumah adat yang memiliki ciri khas tertentu yang disepakati sebagai raja yang memerintah bagi empat marga yang ada di Tidore. 2. Badan, diibaratkan sebagai badan manusia. Badan bangunan merupakan inti bangunan yang meliputi: dinding dan ruang-ruang yang terdiri dari sistem konstruksi, bahan/ material, ornamen, dan pola penataan ruang. Bagian ini sangat menentukan keberlanjutan tradisi masyarakat Tidore yang berpangkal Gambar 3. Konstruksi Rumah Adat Sebagai Perwujudan Manusia Pada tidak ditemukan ornamen atau ragam hias karena konstruksi dindingnya menggunakan bambu sebagai material bangunan. Unsur kelengkapannya tergambar pada ukuran genap dan ganjil. Dimana unsur genap mewakili pria dan unsur ganjil mewakili wanita. Dalam tradisi masyarakat Tidore, pria diibaratkan sebagai laut dan wanita sebagai darat. Filosofinya adalah wanita masuk didalamnya dan pria akan melindungi. Gambar 4. Tampak Depan (kiri) dan Tampak Belakang (kanan) Rumah Adat Gambar 5. Tampak Samping Kiri (kiri) dan Tampak Samping Kanan (kanan) Rumah Adat Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 153

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Bahan bangunan sebagian besar menggunakan bambu yang dipakai sebagai dinding, plafon, dan rangka atap. Saat ini pondasi rumah menggunakan pondasi batu kali, tiang terbuat dari kayu dan pengikat rumah menggunakan tali ijuk dengan ikatan dua dua yang berarti 2 kalimat syahadat (2 kali ikatan). Peletakan bambu pada rumah adat Folajiku Sorabi tidak sembarang tetapi mempunyai aturan tersendiri. Peletakan bambu (jaro) semuanya berdiri, pantatnya dibawah sama seperti tumbuhnya bambu. Ini bermakna kebersamaan, selalu sejalan dan tidak boleh berlawanan karena ciptaan Tuhan itu tidak boleh berlawanan. Atap rumah adat dikenal dengan nama Goakalaguti yang berarti sistem gunting atau bangunan tanpa tiang nok. Rangka atap terbuat dari bambu utuh, tali ijuk digunakan sebagai pengikat, dan bahan penutup atap terbuat daun sagu (gaba-gaba). Seiring berjalannya waktu daun sagu (gaba-gaba) diganti dengan atap seng. Di bagian bawah atap terdapat loteng yang digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat rumah tangga, bahan makanan, dan gerabah. Gambar 8. Loteng Pada Rumah Adat Penggunaan dua pintu pada rumah adat Folajiku Sorabi dimaksudkan agar tamu atau orang yang ingin berobat tidak berdesak-desakan untuk memasuki rumah. Pintu rumah yang tinggi menjulang melambangkan baju panjang (jubah) yang biasa dipakai oleh sultan, sedangkan jendela melambangkan keterbukaan dan kemurahan hati. Gambar 6. Tampak Prespektif Rumah Adat Gambar 9. Pintu dan Jendela Pada Rumah Adat Gambar 7. Potongan Rangka Atap Rumah Adat Gambar 10. Rangka Atap Rumah Adat I 154 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Sherly Asriany Sorabi. Alat/bahan yang digunakan dalam ritual tersebut adalah: (1). Tiang utama (kayu/bambu), (2). Sirih, pinang, (3). Mata uang yang diletakkan pada dasar tiang utama, dan (4). Air di mangkuk. b. Saat Mendirikan Bangunan Gambar 11. Pondasi Rumah Adat Gambar 12. Pintu Masuk Rumah Adat Tradisi Membangun a.sebelum Mendirikan Bangunan Masyarakat Gurabunga, Tidore akan melakukan ritual utama untuk menentukan pembangunan rumah adat. Ritual yang dilaksanakan adalah penentuan waktu yang tepat untuk melakukan penebangan tiang raja yang diikuti dengan tiang-tiang pendukung. Upacara ritual akan dilakukan oleh tetua adat imam togubu. Penyelenggaraan ritual/upacara tetap mengacu pada lima marga utama pendukung kebudayaan di Tidore. Pemotongan tiang pertama dilakukan oleh tetua adat kemudian diikuti oleh kelima marga dan para tukang. Da-lam tradisi masyarakat setempat, setelah kayu/- bambu dipotong maka selama seminggu kayu/- bambu akan direndam dalam air laut dengan tujuan agar kayu/bambu akan tahan lebih lama. Selain itu juga ada kepercayaan bahwa air laut akan memberikan kehidupan bagi masyarakat. Setelah itu dilakukan ritual boso kene yaitu ritual penentuan lokasi oleh tetua adat. Penentuan lokasi menggunakan pendekatan arah matahari terbit yang akan menjadi acuan utama dalam menentukan lokasi rumah adat Folajiku Semua bahan bangunan telah disiapkan sejak sore hari oleh para tukang. Tiang utama diletakkan di tengah denah bangunan, dengan tanda-tanda khusus dari pemotongan. Peserta ritual berkumpul yang terdiri dari kepala tukang, tetua adat, sambil berdiri mengelilingi denah bangunan. Upacara doa dilakukan ditengah bangunan. Tetua adat akan membaca doa sambil beberapa orang mengangkat tiang utama dan diletakkan ditempatnya. Setelah tiang dinaikkan, air disiram disekitarnya. Acara ritual ini merupakan pembukaan pekerjaan pendirian bangunan, yang selanjutnya disusul dengan tiangtiang lainnya dengan cara yang sama. Selanjutnya pelaksanaan pekerjaan bangunan dikerjakan terus menerus sampai rampung. Saat pekerjaan rampung maka dilakukan ritual selama 3 hari 3 malam. Tujuan ritual ini adalah sebagai wujud kegembiraan seluruh masyarakat dan juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan karena pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Tempat ritual dilaksanakan pada bangunan baru dan halaman sekitarnya pada waktu petang dan pesta di malam hari. Penyelenggaraan ritual adalam seluruh masyarakat yang dikoordinir oleh panitia yang telah dibentuk oleh tetua adat. Peserta ritual adalah para tetua adat, masyarakat, pemerintah desa, dan para undangan dari kampung tetangga disekitarnya. Kesimpulan Rumah tradisional selain merupakan rumah adat juga merupakan rumah musyawarah. Pada ritual masa kini masih sering dilakukan ritual penyembahan terhadap leluhur melalui kekuatan supernatural. Konsep Folajiku Sorabi dalam kebudayaan masyarakat Tidore mewakili representasi kosmologi orang Tidore. Keterpaduan unsur kearifan lokal dalam arsi- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 I 155

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan tektur tradisional dirancang mewakili unsur manusia dan hewan. Daftar Pustaka Abdulrahman, Yusuf, (1998), Beberapa Catatan Bangunan Tradisional Kawasan Utara Propinsi Maluku, Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku Kie Raha, Ternate. Joseph, I.C., (2005), Aspek Arsitektur Tradisional Daerah Maluku (1981-1982), Proyek Inventarisasi Dokumentasi Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Maluku. Pattipeilohy, Julian J., (2013), Arsitektur Tradisional Tidore Kepulauan, Jurnal Penelitian, Vol.6, No.5 Edisi April 2013. I 156 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016