EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Diyah Yusnita ( )

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL ANAK

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

Keywords: the card game, numbers ability, letters ability

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KARTIKA II-26 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL (JURNAL) Oleh RISMA RIADILA MAMAN SURAHMAN RISWANTI RINI

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

METODE PENELITIAN. penelitian yang didasari oleh asumsi asumsi dasar pandangan pandangan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

III. METODELOGI PENELITIAN. melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah. Penelitian ini

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto yang bertujuan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

III. METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimen.

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

III. METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Sukmadinata,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

Langsat Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2017

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014 : 109) Metode yang digunakan dalam penelitian ini

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

PENGARUH AKTIVITAS ALAT PERAGA GAMBAR WAYANG TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

PENGGUNAAN METODE PROYEK TERHADAP SIKAP KOOPERATIF PADAANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ELDA DESWIKA ( )

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP SAINS ANAK USIA DINI (JURNAL) Oleh

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN PEMBANGUNAN DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh SUTRI MEILANI ( )

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

EFFECT OF ACTIVITIES PAPER FOLDING (ORIGAMI) FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN AL-HISA TK IN DISTRICT RAYA TENAYAN PEKANBARU

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Mikro Pada Kelompok B

III. METODE PENELITIAN. disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan

III. METODE PENELITIAN. dengan metode yang digunakan oleh peneliti. pada suatu faktor berkaitan dengan variabel-variabel pada satu

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH AKTIVITAS PERMAINAN BUDAYA LOKAL TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh RINA ANGGRAINI ( )

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

HAYATI

SKRIPSI OLEH : WELLA OKTAVIANTI NIM. A1F113056

PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh MONA FATIA SARI RIYANTO M. TARUNA ERNI MUSTAKIM

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGGUNAAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK USIA DINI. Irma Daniati 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS KEGIATAN FUN COOKING UNTUK ANAK USIA 3-4 TAHUN

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU GAMBAR BERCERITA TERHADAP PENINGKATAN KOSAKATA DASAR JURNAL. Oleh LIA RESTIANA ( )

HUBUNGAN KECERDASAN DAN HASIL BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA JURNAL Oleh ELVIRA PUTRI ERLINDA RISWANTI RINI ARY SOFIA PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Oleh Elvira Putri Erlinda¹, Riswanti Rini², Ari Sofia³ FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 E-mail: putrielvira111@ymail.com The problem in this research was the lack of speaking skills of children aged 5-6 years in kindergarten of Kartika II-26 Bandar Lampung academic year 2015/2016. The purpose of this research was to determine the correlation of micro role play activities with the speaking skills of early childhood. The sampling technique was using purposive sampling. The sample used in this study were 26 children. Then the data of observation result were analyzed by using tables analysis and analysis of hypotesis test was using spearman rank correlation analysis technique. The results showed that there is a positive correlation between micro role play activities with the speaking skills of children by 0.646 (p<0.05). The sampling schools that used in this research was only one location so, it can not be generalized to other schools. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Kartika II-26 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegiatan bermain mikro dengan keterampilan berbicara anak usia dini. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 26 anak. Kemudian data hasil observasi dianalisis menggunakan analisis tabel dan analisis uji hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak sebesar 0.646 (p<0.05). Pada penelitian ini, sampling sekolah hanya menggunakan satu lokasi, sehingga tidak dapat digeneralisasikan bagi sekolah lain. Kata kunci: anak usia dini, kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan berbicara ¹)Mahasiswa ²)Pembimbing 1 ³)Pembimbing 2

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membentuk karakter bangsa yang berkualitas. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir bangsa-bangsa yang baik. Menurut Munandar (2009) pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua anak karena pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya (Sujiono 2010). Pendidikan dapat diberikan sejak anak berada pada masa usia dini, karena pendidikan yang diberikan berupa pengembangan potensi yang ada dalam diri setiap individu dan menjadi tanggung jawab bersama, karena pada hakikatnya sejak lahir anak sudah memiliki kecerdasan dan pembawaan masing-masing. Usia dini berada dalam masa yang disebut dengan golden age (masa keemasan). Terdapat perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan fisik, motorik, bahasa, emosi dan sosial (Hurlock 1978). Pada masa ini seluruh perkembangan dan potensi anak dapat dikembangkan secara optimal, salah satu tahapan perkembangan yang dapat dikembangkan adalah perkembangan bahasa. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi kepada orang lain (Yusuf 2011). Sebagai makhluk sosial, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan kepada orang lain. Sejak lahir anak sudah mengenal bahasa pertamanya yaitu bahasa ibu. Bahasa memegang peranan yang penting dalam kehidupan anak, melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan mengekspresikan ide serta gagasan yang dimilikinya. Terdapat empat komponen kecerdasan bahasa (linguistik) yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara (Sujiono 2010). Penelitian ini hanya berfokus pada keterampilan berbicara. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara

akan lebih mudah menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain (Saddhono 2014). Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, Tarigan (2008). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa keterampilan berbicara anak masih rendah dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat yang dimiliki serta bercerita tentang pengalaman (Elvira 2015). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya (Sujiono 2010). Hal ini berarti bahwa bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK (Moeslichatoen 2004). Kegiatan bermain dapat memotivasi anak bagi kematangannya untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Terdapat dua jenis kegiatan bermain peran yaitu bermain peran makro dan bermain peran mikro (Latif 2013). Penelitian ini memfokuskan pada kegiatan bermain peran mikro. Kegiatan bermain peran mikro adalah kegiatan yang berfokus pada kegiatan dramatisasi dengan alat-alat permainan berukuran kecil/mini seperti: boneka-boneka mini, rumahrumahan mini, pesawat-pesawat mini dan sebagainya (Sujiono 2010). Penelitian ini juga didasari dengan penelitian terdahulu yaitu terdapat hubungan yang erat antara kegiatan bermain peran makro dengan keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun (Yusnita 2015). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional yang ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-

Kanak tahun ajaran 2015/2016, waktu penelitian dari tanggal 25-29 januari 2016 melaksanakan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain peran mikro sebanyak 5 kali pertemuan. Populasi dalam penelitian ini, yaitu anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 101 anak terbagi dalam empat ruang kelas yaitu B1, B2, B3 dan B4. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dasar pertimbangan diperoleh dari hasil penentuan banyaknya jumlah anak yang memiliki keterampilan berbicara paling rendah dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sehingga sampel yang digunakan adalah kelompok B1 berjumlah 26 anak. Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kegiatan bermain peran mikro, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berbicara. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dalam bentuk cek list. Sebelum melakukan penelitian, instrumen terlebih dahulu diuji menggunakan expert judgment. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel dan analisis uji hipotesis menggunakan rumus korelasi spearman rank. Pada analisis tabel data yang diperoleh digolongkan menjadi 4 kategori lalu ditafsirkan menggunakan rumus interval (Hadi 2006). Berikut adalah rumus interval: Keterangan: Gambar 1. Rumus Interval i = interval NT = nilai tertinggi NR = nilai rendah K = kategori Berikut adalah rumus korelasi spearman rank: Keterangan: Sumber: Sugiyono Sugiyono(2011:245) Gambar 2. Rumus Korelasi Spearman Rank = koefisien korelasi spearman rank selisih peringkat setiap data = jumlah data HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Data pada penelitian ini terdiri dari kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan berbicara. Variabel Kegiatan Bermain Peran Mikro Data penelitian kegiatan bermain peran mikro diperoleh dari hasil observasi. Berikut ini adalah data variabel kegiatan bermain peran mikro. Kegiatan bermain peran mikro anak sebesar 57.69 persen masuk dalam kategori tinggi jika anak mencapai indikator sesuai dengan kriteria yang telah dibuat peneliti dengan baik, kemudian 38.46 persen masuk dalam kategori sedang jika anak mencapai indikator yang telah ditentukan dengan baik tetapi masih ada yang kurang, selanjutnya 3.85 persen anak masuk dalam kategori kurang jika anak mencapai hanya sedikit kriteria yang telah ditentukan peneliti. Sebaran kategori kegiatan bermain peran mikro secara terperinci dapat dilihat pada tabel (1). Tabel 1. Sebaran Kategori Kegiatan Bermain Peran Mikro No Kategori n % 1 Tinggi (21-24 ) 2 Sedang (16-20 ) 3 Rendah (11-15) 4 Kurang (6-10) Total Rata-rata skor ± STD Min-Max 15 10 0 1 26 20 18 57.69 38.46 0.00 3.85 100 1 24 Variabel Keterampilan Berbicara (Y) Data penelitian keterampilan berbicara anak diperoleh dari hasil observasi menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 16 indikator yang dinilai. Sebesar 96.15 persen anak yang keterampilan berbicaranya mencapai kategori berkembang sangat baik, kemudian 3.85 persen anak yang mencapai kategori mulai berkembang dan tidak ada anak yang mencapai kategori belum berkembang. Sebaran kategori keterampilan berbicara secara terperinci dapat dilihat pada tabel (2). Tabel 2. Sebaran Kategori Keterampilan Berbicara (Y) No Kategori n % 1 BSB (52-64) 2 BSH (40-51) 3 MB (28-39) 4 BB (16-27) Total Rata-Rata skor ± STD Min-Max Keterangan: BSB : berkembang sangat baik BSH : berkembang sesuai harapan MB : mulai berkembang BB : belum berkembang 25 0 1 0 26 59 34 96.15 0.00 3.85 0.00 100 5 64

Setelah data variabel X dan Y Tidak ada anak yang memliki dikelompokan dalam distribusi keterampilan berbicara pada kategori frekuensi, selanjutnya dianalisis tinggi, sedang maupun rendah yang menggunakan tabel silang. Bila berarti keterampilan berbicara pada dipilah berdasarkan kategori sebesar 57.69 persen anak yang menyatakan kegiatan bermain peran mikro pada kategori mulai berkembang, namun 3.85 persen anak yang memiliki kegiatan bermain peran mikro pada kategori tinggi hal ini berarti kategori kurang maka keterampilan keterampilan berbicara pada kategori berbicara pada kategori mulai berkembang sangat baik (BSB). berkembang. Sebesar 38.46 persen anak kegiatan bermain peran mikro pada kategori sedang hal ini berarti keterampilan Berbicara pada kategori berkembang Tabel silang antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara secara terperinci dapat dilihat pada tabel (3). sangat baik (BSB). Tidak ada anak yang memiliki kegiatan bermain peran mikro pada kategori rendah dan kurang yang berarti keterampilan berbicara pada kategori berkembang sangat baik Tabel 3. Tabel Silang Antara Kegiatan Bermain Peran Mikro dengan Keterampilan Berbicara No Kategori Keterampilan Berbicara Total Kegiatan n % Bermain BSB BSH MB BB Peran Mikro n % n % n % n % 1 Tinggi 15 (57.69) 0(0.00) 0(0.00) 0(0.00) 19(73.08) 2 Sedang 10(38.46) 0(0.00) 0(0.00) 0(0.00) 6(23.07) 3 Rendah 0 (0.00) 0(0.00) 0(0.00) 0(0.00) 0(0.00) 4 Kurang 0 (0.00) 0(0.00) 1(3.85) 0(0.00) 1(3.85) Total 25 (96.15) 0(0.00) 1(3.85) 0(0.00) 26(100) Keterangan: BSB : berkembang sangat baik BSH : berkembang sesuai harapan MB : mulai berkembang BB : belum berkembang

Analisis Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan teknik analisis Korelasi Spearman Rank untuk menguji hipotesis asosiatif (hubungan). Hasil Uji Korelasi Spearman Rank menggunakan Spss 16.0 dapat dilihat pada tabel (4). Tabel 4. Koefisien korelasi kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara Keterampilan Berbicara Berdasarkan perhitungan korelasi spearman rank di atas, menunjukan hasil sebesar 0.646 (p<0.05), sehingga korelasi antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak terdapat hubungan positif yaitu jika kegiatan bermain peran mikro anak tinggi maka keterampilan berbicara anak tinggi. Kesimpulan yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun. Bermain Peran Mikro Keterangan : (p < 0.05) P.646** 0.05 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun yang ditunjukan dengan hasil analisis data korelasi spearman rank sebesar 0.646 persen. Hubungan yang diperoleh dari hasil analisis data korelasi spearman rank tersebut adalah hubungan positif, hal ini dikarenakan antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara memiliki kesejajaran. Ketika nilai kegiatan bermain peran mikro tinggi maka keterampilan berbicara anak juga akan tinggi. Adanya hubungan antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara dapat dilihat pada saat anak melakukan komunikasi verbal seperti: bertanya kepada teman sebaya, menjawab pertanyaan teman, mengungkapkan pendapat yang berhubungan dengan keterangan tempat maupun waktu. Kegiatan tersebut didukung dengan pendapat yang dikemukakan Safriayani (2011) bahwa salah satu keterampilan yang mendukung

kegiatan bermain peran adalah komunikasi verbal. Apabila mereka sudah menggunakan sudut pandang peran yang sedang dimainkan, berarti sudah ada pada tingkat bermain peran yang tinggi. Hal ini dikarenakan kegiatan bermain peran mikro yang mengandung unsur komunikasi verbal memiliki kesejajaran dengan keterampilan berbicara anak. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan berbicara anak yaitu: keinginan berkomunikasi, metode pelatihan anak dan hubungan dengan teman sebaya (Hurlock 1978).. Bermacam-macam metode dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak. Namun mengingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain, maka metode yang paling cocok bagi anak adalah metode bermain (Mutiah 2012). Bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya (Sujiono 2010). Melalui bermain anak akan terpenuhi dalam kebutuhan perkembangan termasuk perkembangan bahasa. Ada 8 fungsi bermain bagi anak, diantaranya: (1) Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata, (2) menyalurkan perasaan yang kuat, (3) melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima, (4) memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah (Moeslichatoen 2004). Beberapa fungsi bermain anak di atas, menunjukan bahwa bermain bagi anak usia dini akan membantu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak dan pembelajaran akan mudah diterima oleh anak melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain dapat membuat anak untuk bereksplorasi dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki. Melalui bermain anak dapat melatih kecerdasan yang dimiliki termasuk kecerdasan linguistik (bahasa). Ada empat komponen kecerdasan linguistik yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara (Sujiono 2010). Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan 2008). Berbicara dapat dilatih dan dikembangkan agar anak memiliki keterampilan dalam berbicara. Pengembangan berbicara bagi anak memiliki tujuan secara umum yaitu: agar anak mampu berargumentasi, meyakinkan orang lain melalui katakata yang diucapkannya, memberikan ide atau gagasan yang dimiliki, dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan, bercerita mengenai pengalaman yang pernah dialami serta bertanya ataupun menjawab pertanyaan orang lain (Sujiono 2010). Salah satu kiat untuk mengembangkan kecerdasan linguistik pada anak sejak usia dini dapat dilakukan dengan cara bermain peran. Bermain peran ini dapat membantu anak mencobakan berbagai peran sosial yang diamatinya (Sujiono 2010). Berkaitan dengan perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun, permainan sosiodrama merupakan permainan yang sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan bahasa anak (Musfiroh 2005). Dengan adanya teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa anak. Bermain peran adalah bermain yang menggunakan daya kahayal yaitu, dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku layaknya benda-benda tertentu (Moeslichatoen 2004). Bermain peran mikro adalah kegiatan dimana anak menggerak-gerakan bendabenda berukuran kecil untuk menyusun adegan, saat anak bermain peran mikro anak belajar untuk menghubungkan dan mengambil sudut pandang dari orang lain (Mutiah 2012). Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas, menunjukan bahwa kegiatan bermain peran mikro merupakan salah satu kegiatan bermain yang dapat mempengaruhi keterampilan berbicara anak usia dini. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Yusnita (2015) bahwa ada hubungan yang erat antara kegiatan bermain peran makro dengan keterampilan berbicara. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Wulan (2015) menunjukan adanya pengaruh

aktivitas bermain peran terhadap keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun. Dengan demikian, bahwa kegiatan bermain peran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan adanya hubungan yang positif antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak usia 5-6 yang dibuktikan dengan hasil analisis data korelasi spearman rank, dan indeks ketergantungan keterampilan berbicara terhadap kegiatan bermain peran mikro termasuk dalam tingkatan sedang. Dengan demikian, bahwa kegiatan bermain peran mikro memiliki hubungan dengan keterampilan berbicara anak, karena melalui kegiatan bermain peran anak akan menggunakan bahasa yang dimilikinya, berkomunikasi sesuai dengan peran yang dimainkan, secara tidak langsung anak akan berbicara dengan lawan mainnya dengan menggerak-gerakan benda berukuran mini. Pada penelitian ini, sampling sekolah yang digunakan hanya satu lokasi sekolah yang ada di Bandar Lampung sehingga tidak dapat digeneralisasikan bagi sekolahsekolah lain. Selain itu, sampel anak yang digunakan diambil menggunaan teknik purposive sampling sehingga tida dapat digeneralisasikan bagi anak-anak yang lain. Harapan dari temuan penelitian ini adalah, guru di sekolah dapat lebih kreatif lagi dalam memberikan permainan yang bermakna bagi anak, guru juga bisa menerapkan kegiatan bermain peran mikro dalam pembelajaran seharihari untuk membantu mengembangkan memberikan permainan yang bermakna bagi anak, guru juga bisa menerapkan kegiatan bermain peran mikro dalam pembelajaran sehari-hari untuk membantu mengembangkan keterampilan berbicara anak agar anak tidak akan merasa bosan datang ke sekolah jika pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan bermain, karena pada dasarnya dunia anak usia dini adalah dunia bermain. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran bagi kepala sekolah untuk menyediakan media

pembelajaran yang lebih banyak lagi bagi anak. Media yang menarik akan membuat suatu pembelajaran yang diberikan menjadi lebih bermakna. DAFTAR RUJUKAN Hadi,S. 2006. Metodologi Penelitian. Andi Offset, Yogyakarta. Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Latif, M. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mutiah, D. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Saddhono, K. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Safriayani, H., dkk. 2011. 99 Ide Kegiatan Main Peran. Jakarta: Indocamp. Sujiono, Y.N. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional DirektoratTinggi Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wulan, M. 2015. Pengaruh Aktivitas Bermain Peran Terhadap Keterampilan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Tunas Jaya Bukit Kemiling Permai Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Yusnita, D. 2015. Hubungan Kegiatan Bermain Peran Makro Dengan Keterampilan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Azhar 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung. Yusuf, S. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.