BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanpa orang lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di karenakan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. dirujuk untuk penyelesaian perselisihan itu. Perjanjian kontrak kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kedudukan notaris dianggap sebagai suatu fungsionaris dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, pihak (the party to

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB III KERANGKA TEORI. Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

Lex Crimen Vol. VI/No. 4/Jun/2017

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah perjanjian bernama (benoemd/nominaat) dan perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat timbul dari

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembatalan akta..., Rony Fauzi, FH UI, Aditya Bakti, 2001), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. interaksi diantara masyarakat itu sendiri semakin menjadi kompleks. satu fungsi hukum adalah untuk memberikan kepastian hukum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sebagai alat pemuas kebutuhan hidupnya. keterbatasan kemampuan untuk menyediakan kebutuhan sendiri.

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ia kekurangan dana, maka salah satu alternatifnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan keadilan. Perlindungan hukum dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat salah satunya tercermin dalam lalu lintas hukum pembuktian, adanya alat bukti dapat menentukan hak dan kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi di tanah air yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah pelaku ekonomi baik dari kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya perjanjian kerjasama bisnis yaitu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak supaya ada hubungan hukum yang mengikat diantara kedua belah pihak yang akan bekerjasama. Dalam perjanjian kerjasama bisnis tersebut akan diatur tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang telah disepakati oleh para pihak. Pengertian Perjanjian menurut R. Subekti adalah suatu peristiwa dimana ada seseorang berjanji kepada seseorang atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa itu timbulah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Oleh karena itu, perjanjian menerbitkan perikatan antara dua orang yang membuatnya. 1 1 R. Subekti, 2001, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, h.1

Dengan adanya perjanjian kerjasama bisnis yang melibatkan para pihak, maka menimbulkan perikatan atau hubungan hukum diantara pihak-pihak yang bersangkutan. Hubungan hukum diantara kedua belah pihak tersebut, dimana hak dari pihak-pihak akan dijamin pemenuhannya oleh pihak yang wajib memenuhinya. Pada dasarnya setiap pihak mengetahui bahwa hukum itu mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang lain, antara orang dengan masyarakat, antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Jadi dalam semua itu didalam masyarakat diatur oleh hukum. 2 Begitu juga dalam hal perjanjian itu akan dibuatnya akta perjanjian yang dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak. Akta perjanjian yaitu suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditanda tangani oleh pihak yang membuatnya. Berdasarkan pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, akta autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undangundang oleh atau dimuka seorang pejabat umum yang mempunyai wewenang untuk membuat surat itu, yang dimaksud untuk menjadikan surat tersebut sebagai surat bukti. Melalui akta autentik dapat menetukan secara jelas kepastian hukum, hak dan kewajiban, serta dapat diharapkan menghindari terjadinya sengketa. Selain akta autentik, jenis akta lainnya adalah akta dibawah tangan. Akta dibawah tangann adalah akta yang dibuat dan dipersiapkan oleh pihak-pihak dalam kontrak secara pribadi, dan bukan dihadapan Notaris atau pejabat resmi 2 Ibid

lainnya. Biasanya akta dibawah tangan dibuat karena kedua belah pihak ingin lebih mudah dan sudah saling percaya. Mengenai isi kesepakan dari akta dibawah tangan, Notaris tidak memiliki tanggung jawab apapun. Untuk akta dibawah tangan Notaris hanya bertugas melegalisasi dan pencatan dari akta dibawah tangan yang dibawa ke Notaris. 3 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris untuk selanjutnya disebut UUJN, notaris berwenang untuk membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik, menjamin tanggal kepastian pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada jabatan lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Notaris adalah suatu profesi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk membuat alat bukti perjanjian berupa akta autentik. Selain akta autentik ada juga akta dibawah tangan, dimana notaris memiliki wewenang untuk melakukan legalisasi dan pendaftaran terhadap akta dibawah tangan. Membahas kekuatan alat bukti surat, dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1874, 1874a, 1880 dalam buku IV KUHPerdata dimana dinyatakan bahwa surat-surat dimaksud perlu ada Legalisasi dan dibukukan (Waarmerking) oleh notaris. 3 Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, 2009, Notaris, Raih Asa Sukses, Jakarta, h. 86

Kewenangan notaris lainnya yaitu mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus. Kewenangan ini merupakan legalisasi terhadap akta dibawah tangan yang dibuat sendiri oleh orang perseorangan atau oleh para pihak diatas kertas yang bermaterai cukup dengan jalan pendaftaran dalam buku khusus yang disediakan oleh Notaris (Pasal 15 ayat 2a Undang-Undang Jabatan Notaris). Melihat perkembangan kerjasama bisnis yang bersadarkan kepada asas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 (1) KUHPerdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Yaitu para pihak bebas untuk memilih bentuk dari perjanjian kerjasama bisnis yang akan dibuat, seperti perjanjian yang dibuat oleh notaris atau akta autentik, perjanjian dibawah tangan, perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris atau perjanjian dibawah tangan yang di bukukan oleh notaris (waarmerking). Seperti perjanjian kerjasama bisnis yang dilakukan oleh I Gede Made Samadi Putra sebagai pihak pertama dengan Ni Wayan Widiasih sebagai pihak kedua, para pihak sepakat membuat perjanjian kerjasama bisnis dengan bentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris. Bertitik tolak dari uraian diatas maka saya tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kekuatan pembuktian dari perjanjian kerjasama bisnis berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris? 2. Bagaimanakah tanggung jawab notaris terhadap perjanjian kerjasama bisnis yang berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Guna mempertajam kajian dan memperjelas obyek yang akan diteliti, maka diperlukan pembatasan untuk membatasi materi agar tidak menyimpang dari permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, sehingga dapat diuraikan dengan jelas. Dalam skripsi ini membahas mengenai kekuatan pembuktian perjanjian kerjasama bisnis berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notariesdan bagaimana tanggung jawab notaris terhadap perjanjian kerjasama bisnis berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasinya 1.4 Orisinalitas Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap judul skripsi adapun dalam skripsi ini akan menampilkan 2 (dua) skripsi terdahuli yang pembahasannya berkaitan dengan Kekuatan Pembuktian Perjanjian Kerjasama Bisnis Berbentuk Perjanjian Dibawah Tangan Yang Dilegalisasi Oleh Notaris. Dalam rangka membubuhkan semangat anti plagiat didalam dunia pendidikan di Indonesia, maka mahasiswa

diwajibkan untuk mampu mewujudkan orisinalitas dari penelitian yang sedang ditulis dengan menampilkan judul skripsi terlebih dahulu sebagai pembanding. No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1 Perjanjian Kerjasama Poultry Shop Naratas dengan Peternak Plasma Dalam Usaha Ternak Ayam 2 Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Parkir Antara Pemerintah Daerah Dengan Peengelola Parkir di Lokasi Pasar Asep Pahru Maulana Siti Marfuah Susanti 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama Poultry Shop Naratas dengan peternak plasma dalam usaha ternak ayam dalam tinjauan hukum Perdata Indonesia? 2. Bagaimana penanganan dan penggantian kerugian serta resiko oleh para pihak dalam perjanjian kerjasama Poultry Shop Naratas dengan peternak plasma? 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama pengelola parkir antara Pemerintah Daerah dengan Pengelola Parkir di lokasi pasar? 2. Bagaimanakah hambatanhambatan dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama pengelolaan parkir antara Pemerintah Daerah dengan Pengelola Parkir Melihat skripsi yang sudah dibahas sebelumnya dan dijadikan perbandingan, maka tidak ada kesamaan dengan skripsi yang telah dibahas oleh penulis, yaitu:

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah 1 Kekuatan Pembuktian Perjanjian Kerjasama Bisnis Berbentuk Perjanjian Dibawah Tangan Yang Dilegalisasi Oleh Notaris Ida Ayu Gita Srinita 1. Bagaimanakah kekuatan pembuktian perjanjian kerjasama bisnis berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris? 2. Bagaimanakah tanggung jawab notaris terhadap perjanjian kerjasama bisnis yang berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi? 1.5 Tujuan Penelitian Agar penelitian ini memiliki suatu maksud yang jelas, maka harus memiliki tujuan sehingga dapat memenuhi target yang dikehendaki. Adapun tujuannya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu: 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum yaitu dalam hukum perdata dibidang perjanjian kerjasama dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang kekuatan pembuktian perjanjian kerjasama bisnis yang berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab notaris terhadap perjanjian kerjasama bisnis berbentuk perjanjian dibawah tangan yang dilegalisi oleh notaris. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan ilmu hukum dimasa yang akan datang, khususnya yang berkaitan dengan bidang perjanjian yang pada dewasa ini sangat besar peranannya dalam menopang aktivitas bisnis. 1.6.2 Manfaat Praktis Untuk memberikan suatu pengalaman bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian sehingga mahasiswa dapat mengetahui tanggung jawab dan kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi notaris. 1.7 Landasan Teori Berkaitan dengan kerangka teori ini sangat diperlukan dalam pembuatan suatu karya ilmiah, karena teori di dalam landasan teori dapat dijadikan landasan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Akta adalah surat yang membuat tentang peristiwa dasar suatu hak atau perikatan yang sejak semula dibuat dengan sengaja untuk pembuktian dan

ditandatangani oleh pembuatnya. 4 Akta juga dapat dikatakan suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh seorang atau lebih pihak-pihak dengan maksud dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses hukum. 5 Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Jabatan Notaris yang menyebutkan bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 UUJN. Mengenai kekuatan pembuktian akta dibawah tangan serta wewenang legalisasi oleh notaris, tidak lepas dari dua pihak yang melakukan perjanjian tersebut. Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyebutkan, semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undangundang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang, dan persetujuan tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik. Pasal 1338 KUHPerdata tercermin bahwa diberikan suatu kebebasan berkontrak.tetapi tidak memberikan suatu kebebasan berkontrak yang tanpa batas karena terdapat rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar. Rambu-rambu tersebut adalah dimana kontrak ataupun perjanjian harus berdasarkan undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Asas kebebasan berkontrak memberikan kebabasan kepada para pihak untuk: 4 Hj.Efa Laela Fakhriah, 2009, Bukti Elektronik Dalam Sistem Pembuktian Perdata, PT. Alumni, Bandung, h.17 5 R. Soeroso, 2010, Perjanjian Dibawah Tangan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 6

a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun c. Menentukan isi perjanjian, pelaksaan, dan persyaratannya, dan d. Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan. 6 Dalam suatu kontrak juga memiliki beberapa unsur yang pertama, adanya kesepakatan tentang fakta antara kedua belah pihak. Kedua, persetujuan dibuat secara tertulis. Ketiga, adanya orang yang berhak dan berkewajiban untuk membuat kesepakatan dan persetujuan tertulis. 7 Pada ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata dirumuskan pengertian suatu perjanjian yaitu, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Beberapa para sarjana juga memberikan pengertian perjanjian sebagai berikut: 1. Wirjono Prodjodikoro Perjanjian adalahsuatu hubungan mengenai harta benda antara dua pihak dalam mana suatu pihak berjanji untuk melaksanakan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji tersebut. 8 2. R. Subekti Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. 9 6 Salin H.S, 2003, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, h.9 7 Ibid, h.26 8 Wirjono Prodjodikoro, 1999, Hukum Perdata Tentang Persetujuan Tertentu, Penerbit Sumur, Bandung, h. 50

3. Mariam Darus Badrulzaman Perjanjian adalah sebagai perbuatan hukum yang menimbulkan perikatan, yaitu hubungan hukum yang terjadi diantara dua orang atau lebih, yang terletak didalam lapangan kekayaan dimana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi. 10 Dalam menentukan bentuk perjanjian, para pihak bebas memilih antara akta autentik ataupun akta dibawah tangan. Untuk akta dibawah tangan ada dua jenis yaitu akta dibawah tangan yang didaftarkan di Notaris dan akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh Notaris. Salah satu bentuk perjanjian yaitu perjanjian kerjasama bisnis yang merupakan suatu perjanjian tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis. Dengan demikian perjanjian kerjasama bisnis adalah perjanjian tertulis diantara kedua belah pihak yang mempunyai nilai komersil. Perjanjian kerjasama bisnis dapat dibedakan menjadi empat bagian apabila dilihat dari segi pembuktiannya. Pertama yaitu perjanjian kerjasama bisnis yang dibuat oleh notaris, kedua adalah perjanjian dibawah tangan dimana para pihak menandatangani perjanjian kerjasama bisnis diatas materai, ketiga adalah perjanjian kerjasama bisnis yang dibuat dibawah tangan dan dilegalisasi oleh notaris, dan keempat adalah perjanjian kerjasama bisnis yang dibuat dibawah tangan dan didaftarkan dipembukuan notaris atau waarmerking. 9 R. Subekti, loc. cit 10 Mariam Darus Badrulzaman, dkk, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 65

Perjanjian kerjasama bisnis tidak terlepas dari syarat-syarat. Syarat sahnya suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan sepakat mereka menyatakan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan dan suatu pokok persoalan tertentu, dan suatu sebab yang tidak terlarang. Kewenangan notaris diatur dalam Pasal 15-17 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris. Dimana kewenangan notaris untuk membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, baik yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan maupun yang dikehendaki para pihak. Selain itu notaris memiliki kewenangan khusus untuk melakukan pendaftaran dan legalisasi akta bawah tangan yang dibuat oleh para pihak yang berkepentingan. Notaris adalah pejabat yang memiliki wewenang untuk membuat akta autentik seperti akta perjanjian kerjasama bisnis, akta perjanjian kerjasama bisnis yang telah dibuat oleh notaris umumnya telah berbentuk baku tetapi tidak terlepas dari sifat perjanjian yang terbuka. Notaris dalam merumuskan perjanjian sewa menyewa, akan membuat akta perjanjian yang sesuai dengan kepentingan masingmasing pihak yang telah disampaikan sebelumnya kepada notaris yang bersangkutan. Para pihak yang bersangkutan bebas memilih bentuk perjanjian yang akan mereka buat sesuai dengan asas kebebasan berkontrak. Para pihak dapat memilih perjanjian yang dibuat oleh notaris atau perjanjian dibawah tangan. Perjanjian dibawah tangan terdiri dari perjanjian dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris dan perjanjian dibawah tangan yang di waarmerk oleh notaris. Dalam pembuktian perjanjian kerjasama bisnis berbentuk akta autentik yang dibuat oleh notaris mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna karena

dibuat dihadapan pejabat yang berwenang dan bentuk dari perjanjian sesuai dengan ketentuan undang-undang. Sedangkan perjanjian yang dibuat dibawah tanganmempunyai pembuktian yang sempurna selama para pihak tidak menyangkal tanda tangan dalam perjanjian yang telah dibuat. Kekuatan pembuktian perjanjian dibawah tangan yang legalisasi notaris antara lain terletak pada pembubuhan tanda tangan atau cap jempol dari para pihak sehingga tanda tangan dalam perjanjian di bawah tangan yang dilegalisasi itu tidak dapat disangkal karena notaris membacakan isi dari perjanjian tersebut dan telah ditanda tangani dihadapan notaris. Perjanjian dibawah tangan yang di warmer oleh notaries memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna apabila para pihak tidak menyangkal tanda tangan dan tanggal dalam perjanjian tersebut dan notaris hanya menjamin kepastian tanggal dibukukannya perjanjian. Demikian pula dengan tanggung jawab notaris terhadap perjanjian-perjanjian tersebut. Notaris mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda tergantung dari bentuk perjanjiannya. 1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Jenis Penelitian Pada dasarnya ada dua jenis penelitian hukum, yaitu penelitian Hukum Normatif dan Penelitian Hukum Empiris. Penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini termasuk penelitian Hukum Yuridis Empiris. Metode Yuridis adalah suatu metode yang dipergunnakan pada teori hukum, literatur-literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan

metode empiris yaitu suatu metode yang melakukan observasi atau penelitian langsung ke lapangan. Dalam penelitian ini akan bertumpu pada sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. 1.8.2 Jenis Pendekatan Pendekatan masalah yang akan digunakan sebagai suatu dasar dari segi pengkajian data-data yang ada adalah dengan cara pendekatan perundangundangan, pendekatan fakta, dan pendekatan analisa konsep hukum. 1.8.3 Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini didapat dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Adapun kedua sumber data tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari Kantor Notaris. Data ini diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara. Dalam hal ini akan dilakukan dengan wawancara bebas terpimpin yaitu dengan mempersiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan namun tidak menutup kemungkinan untuk memberikan pertanyaan tambahan. Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris sebab menggunakan data primer. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelitan kepustakaan. Data sekunder terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan hukum primer, yaitu

bahan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan. Bahan hukum sekunder berupa buku-buku, jurnal hukum, putusan pengadilan dan lain-lainnya. Sedangkan bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk, penunjang dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dari bahan hukum sekunder. 11 1.8.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk data primer (data lapangan), teknik pengumpulan dilakukan dengan melakukan wawancara atau interview. Sementara untuk data sekunder (data kepustakaan) teknik pengumpulannya dilakukan melalui studi dokumen, yaitu dengan melakukan pencacatan dan pengklasifikasian secara sistematis dan terstruktur. 1.8.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisa secara kualitatif dengan memperhatikan kualitas data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan penelitian. Setelah melalui proses pengolahan dan analisa, maka data tersebut kemudian disajikan secara deskripstif kualitatif. 11 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 2006, Penelitian Hukum Normatif, Radja Grafindo Persada, Jakarta, h.13