I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2012 MENCAPAI 5,61 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2010

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BADAN PUSAT STATISTIK

Produk Domestik Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN NGADA PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2011 MENCAPAI 5,11 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN III/2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

V GAMBARAN USAHA 5.1 Profil Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa 5.2 Sejarah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2012

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2009) menunjukkan bahwa lapangan usaha tersebut merupakan lapangan usaha yang mempunyai kontribusi penting terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 Lapangan Usaha PDB (Milyar Rupiah) Persentase (%) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 858.252,00 15,29 2. Pertambangan & Penggalian 591.531,70 10,54 3. Industri Pengolahan 1.480.905,40 26,38 4. Listrik, Gas & Air Bersih 46.823,10 0,83 5. Konstruksi 554.982,20 9,89 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 750.605,00 13,37 7. Pengangkutan dan Komunikasi 352.407,20 6,28 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 404.116,40 7,20 9. Jasa-jasa 573.818,70 10,22 Produk Domestik Bruto 5.613.441,70 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 (Diolah) Bogor merupakan daerah yang mempuyai banyak objek pariwisata, karena memiliki berbagai macam tempat tujuan wisata, mulai dari wisata alamnya (Kebun Raya Bogor), wisata budayanya sampai dengan wisata kulinernya yang merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan tersebut untuk datang ke kota Bogor. Undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, usaha pariwisata dibagi dalam tiga golongan yaitu : Pengusahaan objek dan daya tarik wisata (Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus), Usaha jasa pariwisata (Jasa biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, cabang biro perjalanan, jasa konvensi, insentif dan pameran,

serta jasa Impresariat), dan Usaha sarana pariwisata (Hotel, Restoran dan Rumah makan, serta angkutan wisata). Restoran dan rumah makan merupakan suatu bisnis kepariwisataan yang bergerak dalam bidang penyediaan sarana pariwisata. Sehingga antara bisnis Restoran dan Rumah makan dan kepariwisataan tidak dapat dipisahkan karena Restoran dan Rumah makan adalah merupakan komponen pariwisata yang sangat penting karena merupakan sarana pokok dalam komponen usaha sarana pariwisata (fasilitas wisata). Salah satu lapangan usaha yang memiliki peran sangat penting dalam perekonomian Kota Bogor adalah lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran. Lapangan usaha tersebut menurut Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2009 memberikan kontribusi paling tinggi sebesar 38,04 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun 2009 menempati posisi pertama, kemudian pada posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 25,57 persen, dan pada posisi ketiga adalah lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 14,45 persen. Nilai PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 Lapangan Usaha PDRB (Juta Rupiah) Persentase (%) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 24.008,43 0,20 2. Pertambangan & Penggalian 207,34 0,00 3. Industri Pengolahan 3.044.078,40 25,57 4. Listrik, Gas & Air Bersih 245.221,37 2,06 5. Konstruksi 653.511,28 5,49 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 4.528.576,95 38,04 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.719.767,35 14,45 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 1.216.482,77 10,22 9. Jasa-jasa 472.745,77 3,97 Produk Domestik Regional Bruto 11.904.599,66 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2009 (Diolah) 2

Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran tersebut bisa memberikan kontribusi paling tinggi dibandingkan dengan bidang usaha lainnya dikarenakan Kota Bogor merupakan kota yang berada pada posisi yang strategis karena merupakan jalur lintas kota Sukabumi, Bandung, Cianjur dan Jakarta. Selain itu juga Kota Bogor merupakan salah satu Kota tujuan untuk berwisata dan kuliner. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor mengalami peningkatan yang sangat tinggi pada tahun 2005 yaitu sebanyak 222 buah meningkat sebesar 18,1 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2004 yang hanya berjumlah 188 buah. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 211 buah menurun sebesar 21,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2007 yang berjumlah 268 buah. Pada tahun 2010 tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan sama dengan tahun sebelumnya 2009 yaitu 225 buah. Perkembangan jumlah Restoran dan Rumah makan di Kota Bogor tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun 2004-2010 Restoran Rumah Makan Total Tahun Jumlah % Jumlah % Jumlah % 2004 64-124 - 188-2005 86 34,4 136 9,7 222 18,1 2006 91 5,8 157 15,4 248 11,7 2007 93 2,2 175 11,5 268 8,1 2008 88-5,4 123-29,7 211-21,3 2009 88 0,0 137 11,4 225 6,6 2010 88 0,0 137 0,0 225 0,0 Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2011(Diolah) Berdasarkan kondisi diatas menunjukan bahwa peran sektor restoran dan rumah makan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bogor sangat besar pengaruhnya sehingga perlu suatu usaha untuk meningkatkan, mengembangkan dan mempertahankan sektor tersebut baik dari pemerintah Kota Bogor dan pelaku usaha restoran dan rumah makan itu sendiri. Terlebih lagi pada sektor rumah makannya karena di Kota Bogor jumlah rumah makan lebih besar dibandingkan jumlah restoran dikarenakan rumah makan di Kota Bogor dapat dijangkau oleh berbagai macam kalangan mulai dari kalangan menengah kebawah sampai 3

kalangan menengah keatas. Di Kota Bogor sendiri banyak sekali terdapat rumah makan yang mengedepankan makanan khas dari suatu daerah sebagai masakan khas dari rumah makannya diantaranya adalah rumah makan Padang, Sunda, dan banyak lainnya termasuk rumah makan dari Banjarmasin Kalimantan Selatan. Salah satu pelaku usaha rumah makan di Kota Bogor adalah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa, merupakan satu-satunya rumah makan yang menjual makanan khas dari daerah Banjarmasin Kalimantan Selatan di Kota Bogor, Data Rumah Makan Berdasarkan Asal Daerah Masakan di Kota Bogor tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Rumah Makan Berdasarkan Asal Daerah Masakan di Kota Bogor Tahun 2009 Rumah Makan Asal Daerah Masakan Jumlah % Sunda 104 75,91 Padang 14 10,22 Jawa 5 3,65 Banjarmasin 1 0,73 Lainnya 13 9,49 Total 137 100 Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2011(Diolah) Tempat usaha Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa berada pada lokasi yang strategis di pusat Kota Bogor. Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa selain satu-satunya rumah makan yang menjual makanan khas dari daerah Banjarmasin Kalimantan Selatan juga satu-satunya rumah makan yang menjual berbagai macam kerajinan tangan dari daerah Banjarmasin Kalimantan Selatan seperti kain sasirangan dan lampit (sejenis tikar yang dianyam dan terbuat dari bahan rotan). 1.2 Perumusan Masalah Perubahan gaya hidup dan pola makan membuat rumah makan berkembang pesat. Hal tersebut disebabkan oleh banyak ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah dan lebih memilih untuk makan makanan siap santap diluar rumah yang disediakan oleh tempat-tempat makan seperti rumah makan. 4

Melihat hal tersebut semakin besar peluang usaha dalam bidang rumah makan. Salah satunya adalah Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa yang mengangkat tema masakan tradisional yang berasal dari daerah Banjarmasin Kalimantan Selatan. Dalam menjalankan usahanya rumah makan tersebut banyak menyajikan keunggulan produknya salah satu keunggulannya adalah pada produk soto banjarnya yang memiliki cita rasa khas banjarmasin yang kaya akan rasa rempah dan bumbunya, menggunakan bahan yang berkualitas dan bermutu tinggi seperti ayam kampung asli, telur bebek yang berasal dari bebek yang diternakan secara alami (dilepas di alam). Tempat usaha Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa berada di Jalan Pajajaran no. 28 A Bogor. Jumlah konsumen rumah makan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan, akan tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 18 persen dari tahun 2009. Selain itu, pihak rumah makan banyak menerima keluhan dari konsumen seperti kurang memadainya lahan parkir yang tersedia bagi konsumen, waktu tunggu antara 15-30 menit untuk mendapatkan meja dan tempat duduk bagi konsumen terutama pada hari Sabtu dan Minggu sehingga konsumen harus menunggu untuk dapat memesan dan menikmati makanan, kualitas pelayanan perlu ditingkatkan dan lain lain. Perkembangan jumlah Konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Bogor tahun 2003-2010 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Bogor Tahun 2003 2010 Tahun Jumlah Konsumen (orang) Persentase Pertumbuhan ( % ) 2003 21.170-2004 24.820 17 2005 28.470 15 2006 32.120 13 2007 39.055 22 2008 43.070 10 2009 50.005 16 2010 40.965-18 Sumber : Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa Bogor, 2011 Penurunan jumlah pengunjung diduga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat persaingan yang semakin tinggi di sektor rumah makan di Kota Bogor dan bisa juga disebabkan oleh pelayanan yang kurang optimal 5

kepada konsumen yang datang. Berdasarkan kondisi tersebut maka Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa perlu melakukan upaya agar dapat meningkatkan jumlah konsumen. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menganalisis kepuasan konsumen. Upaya untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada dan menarik konsumen baru, Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa juga perlu memahami karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumennya. Dengan demikian Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa tetap mampu bersaing dengan usaha sejenis yang semakin lama semakin meningkat di Kota Bogor. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa dapat kehilangan pelanggan tetapnya bahkan tidak mampu menambah konsumennnya sehingga dapat berdampak pada penurunan jumlah konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. Berdasarkan kondisi dan permasalahan pada Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana karakteristik responden dan proses keputusan pembelian konsumen di Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa? 2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Menganalisis karakteristik responden dan proses keputusan pembelian konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. 2. Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut-atribut Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. 3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. 6

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana untuk menganalisis keadaan nyata lapangan dengan teori yang telah diperoleh pada bangku pendidikan perguruan tinggi. 2. Perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi kepuasan konsumen sehingga dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam menentukan dan membuat kebijakan. 3. Para peneliti, dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan penelitian. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa dengan menitikberatkan pada perilaku konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. Penelitian dengan mempelajari karakteristik dan proses keputusan pembelian serta mengukur kepuasan konsumen Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. Penelitian dilakukan untuk konsumen yang telah berusia lebih dari atau sama dengan 15 tahun dan sudah pernah melakukan pembelian di Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. Hal ini dimaksudkan bahwa konsumen dianggap telah memahami atribut yang ada dan mampu menganalisa informasi serta pertanyaan yang diberikan. Pada penelitian ini tidak dibahas tentang pesaing yang dihadapi oleh Rumah Makan Soto Banjar Waroeng Bumi Khatulistiwa. 7