PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI PADA KALA I FASE AKTIF PRIMIPARA DI KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI DAN KEMAJUAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI BPM KOTA CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA I

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

KESIAPAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM PERSIAPAN PERSALINAN PASCA RELAKSASI HYPNOBIRTHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. 0 sampai <12, trimester II antara minggu ke 12 hingga <28, dan trimester III

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HYPNOBIRTHING DENGAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP TERAPI HYPNOBIRTHING DI BPM Ny.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Nursalam*, Retnayu Pradanie*, Ida Ayu Trisnadewi*

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transisi lain dalam fase kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan stres

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

JURNAL ILMIAH PENGARUH TEKNIK RELAKSASI HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PERSALINAN KALA I DI BPS LILIK SUDJIATI HULA AN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN KALA I DENGAN METODE HYPNOBIRTHING DAN TANPA METODE HYPNOBIRTHING DI KLATEN JAWA TENGAH

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

PENGARUH BINA KELUARGA MANDIRI TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN SELAMA PROSES PERSALINAN KALA I SAMPAI KALA III

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

THE RELATIONSHIP OF WORK, TRAINING AND SOURCES OF INFORMATION WITH KNOWLEDGE Of MIDWIVES ABOUT HYPNOBIRTHING IN MASS HEALTH CENTER OF BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir 1. Pemeriksaan ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PERBEDAAN LAMA PERSALINAN MENGGUNAKAN TEKNIK HYPNOBIRTHING

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan yang sehat dan lancar merupakan dambaan setiap wanita, namun

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL DENGAN PERUBAHAN POLA SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

Siti Haniyah 1), Pramesti Dewi 2), Iis Setiawan 3)

PERAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MORIL PERSIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

HUBUNGAN ANTARA HYPNOBIRTHING DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA I DI KLINIK GRIYA HAMIL SEHAT TEGAL

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP KALA I PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA MULIA MEDICA KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

Keywords: Adaptation patterns of breath, pain in labor, delivery time

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

EFEKTIVITAS ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DAN II DI BPM WILAYAH KLATEN

PENGARUH TEKNIK MASSAGE COUNTER PRESSURE TERHADAP NYERI PINGGANG PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU MELAHIRKAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

PENGARUH METODE RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

PENGARUH PIJAT COUNTER PRESSURE TERHADAP TINGKAT NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI BPM ELLOK EKARIA SAFITRI GEDONGKIWO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

Sahtria Ningsih Masbait*), Eko Susilo**), Luvi Dian A***)

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH KELAS HYPNOBIRTHING TERHADAP KECEMASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

Transkripsi:

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI PADA KALA I FASE AKTIF PRIMIPARA DI KLATEN Kanthi Surati, Sayidah STIKES Aisyiyah Surakarta Email : misskant@rocketmail.com ABSTRACT Pain in childbirth is painful uterine contractions that can lead to increased activity of the sympathetic nervous system. Various nursing actions can be done to alleviate the pain felt maternal among others with hypnobirthing method. As a result of this pain causes many mothers who choose to labor with sectio Caesaria in Klaten, Central Java amounted to 24.05% in 2012. The research objective was to determine the effect of hypnobirthing on the level of pain in the active phase of the first stage primiparas in Klaten. This type of research is quantitative. The population is all normal vaginal delivery when the first active phase 30 people were being treated in Klaten. The sampling technique used is total sampling. The analysis showed no significant difference on the level of pain in patients who do hypnobirthing with patients without hypnobirthing in Klaten in 2013 with p value 0.000. With hypnobirthing pregnant women are taught to calm the mind by focusing and followed by self-hypnosis with affirmations and suggestions to achieve the birth of a healthy, comfortable and smooth. Conclusion: there is a significant difference on the level of pain in patients who do hypnobirthing with patients without hypnobirthing. Keywords: Level of pain, hypnobirthing, childbirth ABSTRAK Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Berbagai tindakan keperawatan dapat dilakukan untuk meringankan nyeri yang dirasakan ibu bersalin antara lain dengan metode hypnobirthing. Akibat nyeri ini menyebabkan banyak ibu yang memilih persalinan dengan sectio caesaria di Klaten Jawa Tengah sebesar 24,05% pada tahun 2012. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat nyeri pada kala I fase aktif primipara di Klaten. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh persalinan normal pervaginam kala 1 fase aktif sejumlah 30 orang yang sedang dirawat di Klaten. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tentang tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013 dengan p value 0,000. Hypnobirthing ibu hamil diajarkan untuk menenangkan pikiran dengan cara fokus dan diikuti dengan self-hypnosis dengan kalimat afirmasi dan sugesti untuk mencapai kelahiran yang sehat, nyaman dan lancar. Kesimpulan ada perbedaan

yang bermakna tentang tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing. Kata kunci : Tingkat nyeri, Hypnobirthing, Persalinan

PENDAHULUAN Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil. Kehamilan ini sebagian besar berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masalah yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian. Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat pada persalinan dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi tubuh seperti tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernafasan meningkat, dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami stres menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin yang menghambat kontraksi uterus, hal tersebut menyebabkan persalinan lama yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stres berkepanjangan (Perry, 2006). Nyeri dan ketakutan menimbulkan stres, yang berakibat meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efekadrenalin adalah kontraksi pembuluh darah sehingga suplay oksigen pada janin berkurang, penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan. Tidak hanya produksi sekresi adrenalin yang meningkat, tetapi ACTH (Adrenocorticotropin Tiroid Hormon) juga meningkat, menyebabkan peningkatan kadar kortisol serum dan gula darah. Semua efek tersebut berpotensi membahayakan ibu dan janin, oleh karena itu penanggulangan nyeri persalinan bukan hanya untuk kenikmatan saja, tetapi menjadi kebutuhan mendasar untuk memutuskan lingkaran nyeri dan segala akibat yang ditimbulkannya (Hutajulu, 2012). Sensasi nyeri umumnya dirasakan sangat berat terutama oleh ibu yang menjalani persalinan anak pertama ( primipara).hal ini diakibatkan calon ibu tidak mempunyai gambaran persalinan yang bisa menjadi acuan tentang apa yang akan terjadi selama proses persalinan, ketidakpastian inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegugupan yang dirasakan calon ibu dalam menghadapi persalinannya (Nolan, 200 7). Sehingga mereka lebih memilih untuk melahirkan dengan sectio caesaria. Padahal dengan intervensi sectio caesaria resikonya jauh lebih besar dari pada melahirkan secara alami. Selain itu seseorang dengan riwayat sectio caesaria

bisa mengalami keluhan yang berkepanjangan antara lain sakit tulang belakang (tempat dilakukannya suntik anastesi), nyeri di bekas sayatan, rasa kebal, nyeri dibekas jahitan, mual dan muntah, muncul keloid, gatal, luka berpeluang infeksi, tidak boleh segera hamil dan pergerakan ibu dibatasi sehingga bisa menyebabkan sembelit (Kumala Suci, 2012). Menurut American College of Obstetriciant Gynecologist (ACOG) hanya 10% dari semua total kehamilan dengan tindakan sectio caesaria (Bidan Kita, 2013). Di Indonesia pada tahun 2012 persalinan dengan sectio caesaria sebesar 46,2%. Sedangkan di Jawa Tengah sendiri sebesar 30,02%. Fenomena memilih persalinan dengan tindakan sectio caesaria juga terjadi di kabupaten Klaten Jawa Tengah yaitu sebesar 24,05% pada tahun 2012 (Dinkes Jateng, 2013). Umumnya hal ini dilakukan oleh calon ibu primipara bukan karena indikasi medis melainkan karena tidak tahan sakit. Oleh karena itupeneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat nyeri pada kala I fase aktif primipara di Klaten. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu ( quasy experimental) dengan bentuk desain perbandingan kelompok statis ( static group comparison). Rancangan penelitian quasi eksperiment ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan metode hypnobirthing dan kelompok kontrol yang tanpa hypnobirthig. Bentuk desain static group comparison untuk membandingkan antara kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menerima perlakuan dengan kelompok kontrol yaitu yang tidak menerima perlakuan (Notoatmodjo, 2010). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh persalinan normal pervaginam kala 1 fase aktif dilatasi maksimal yang melakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing sejumlah 30 orang yang sedang dirawat di Klinik Bidan Kita Klaten. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. ( Sugiono, 2007). Analisis Data yang digunakan adalah Mann Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing

Tabel 1 Deskripsi tingkat nyeri pasien yang melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013 Variabel Mean Median Minimum Maksimum SD Hypnobirthing 0,6 0,0 0 2 0,7 Tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata skor tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing sebesar 0,6 dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi 2. Hasil penelitian yang dilakukan di Klaten tepatnya di Klinik Bidan Kita pada Maret-Mei 2013 terhadap 15 responden tingkat nyeri pada persalinan yang melakukan hypnobirthing dan 15 responden tanpa hypnobirthing, jadi total keseluruhan sebanyak 30 responden. Hasil penelitian diketahui tingkat nyeri pada persalinan yang melakukan hypnobirthing pada primipara skor ratarata tingkat nyerinya sebesar 0,6 dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi 2. Tingkat nyeri yang rendah bahkan tidak merasakan nyeri ini terjadi karena persalinan normal pervaginam yang dilakukan hypnobirthing dalam metodenya, hypnobirthing menekankan pada munculnya sugesti positif, perasaan tenang dan relaks. Saat kondisi tenang dan relaks otomatis hormon endorphin yang mengurangi rasa sakit akan bekarja (Potter, 2006). Latihan hypnobirthing dapat dimulai kapan saja oleh ibu hamil, umumnya latihan dimulai pada bulan ketujuh pada masa kehamilan, namun akan sangat baik jika latihan dilakukan pada trimester ke tiga. Berlatih hypnobirthing seorang ibu hamil bahkan tidak membutuhkan pembimbing atau ahli hypnotherapy untuk bisa berlatih satusatunya yang dibutuhkan adalah ketenangan, niat, dan kemantapan hati maka proses persalinan akan berjalan lancar, alami dan bahkan bisa tanpa adanya robekan perineum ( Mongan, 2007). Tabel 2 Deskripsi tingkat nyeri pasien tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013 Variabel Mean Median Minimum Maksimum SD Tanpa 4,27 4,0 3 5 0,59 hypnobirthing

Tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing rata-rata sebesar 4,27 dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 5. Distribusi frekuensinya pasien yang melakukan hypnobirthing sebagian besar tingkat nyerinya adalah kategori tidak sakit yaitu sebanyak 8 orang (53,3 %), kategori sakit sedikit terdapat 5 orang (33,3%) dan yang lebih sakit terdapat 2 orang (13,3%). Pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing tingkat nyerinya sebagian besar dalam kategori jauh lebih sakit yaitu 9 orang (60,0%), kategori benar-benar sakit sebanyak 5 orang (33,3%) dan kategori lebih sakit lagi sebanyak 1 orang (6,7%). Hasil penelitian tingkat nyeri pada pasien yang tidak melakukan hypnobirthing skor rata-rata sebesar 4,27 dengan skor terendah 3 dan skor tertinggi 5. Kategori nyeri yang terbanyak adalah jauh lebih sakit. Rasa sakit yang dialami pada persalinan normal tanpa hypnobirthing karena adanya aktifitas besar didalam tubuh untuk mengeluarkan bayi, pada waktu mengeluarkan bayi otot-otot rahim berkontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubik menerima tekanan kuat dari rahim, selain sakit akibat kontraksi sakit lainya terjadi saat kepala bayi mulai muncul ke vagina, ibu merasakan sakit akibat perobekan jaringan yang disebabkan karena ibu cemas, tegang, takut dan stress (Danuatmadja, 2006). Saat persalinan makin menguat otak akan mengalirkan zat yang menutup pengeluaran endorphin sehingga ibu merasakan benar-benar sakit. Persalinan kala I (fase pematangan/ pembukaan serviks) di mulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalisservikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluhpembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalisservikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Pada saat persalinan makin menguat, otak akan mengalirkan zat yang menutup pengeluaran hormon endorphin sehingga ibu merasakan benar-benar sakit. Selain sakit akibat kontraksi sakit lainya terjadi saat kepala bayi muncul kevagina. Jaringan vagina dengan anus (perinium) terentang sangat kencang akibat kepala bayi yang mendorong terbuka. Ibu merasakan sakit akibat perobekan jaringan yang disebabkan tegangannya

perinium karena cemas, tegang, takut, dan stress pada waktu melahirkan dan faktor-faktor fisik dan psikologi juga bisa mempengaruhi rasa sakit. Persalinan pervaginam resiko menyebabkan depresi pascapartum, dan menyebabkan komplikasi persalinan yang mengakibatkan perdarahan, retensi urin, dan infeksi (Ririn, 2007). 2. Perbedaan tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan yang tanpa melalukan hypnobirthing Tabel 3 Hasil uji beda tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dan tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013 Variabel Z p Tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dan tidak melakukan hypnobirthing -4,799 0,000 Hasil uji beda pada tabel di atas diketahui nilai Z sebesar -4,799 dengan nilai p sebesar 0,000 (α < 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna tentang tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada pasien yang melakukan hypnobirthing sebagian besar nyerinya pada skala 0 atau kategori tidak sakit yaitu sebanyak 53,3%, sedangkan pada pasien yang tidak melakukan hypnobirthing sebagian besar tingkat nyerinya dalam skala 4 atau kategori jauh lebih sakit yaitu sebanyak 60,0%. Berdasarkan hasi uji beda menggunakan Mann Whitney diketahui p value sebesar 0,000 <α 0,05 yang artinya bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan tidak melakukan hypnobirthing. Rata-rata tingkat nyeri pada pasien yang dilakukan hypnobirthing lebih rendah dibanding rata-rata tingkat nyeri tanpa hypnobirthing. Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa hypnobirting berpengaruh pada tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif dimana pasien yang melakukan hypnobirthing tidak merasakan sakit, hal ini dikarenakan hypnobirthing menekankan pada munculnya sugesti positif, perasaan tenang, dan relaks dengan kondisi tenang dan relaks otomatis otak akan mengalirkan hormon

endorphin dan pada saat bayi keluar tidak akan merasakan sakit. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Astuti dan Noviyanti (2015) yang menelititentang perbedaan tingkat nyeri pada persalinan pervaginam normal kala 1 fase aktif yang dilakukan hypnobirthing, hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar ibu yang melakukan hypnobirthing tidak mengalami sakit saat kala 1 fase aktif. Penelitian lain dilakukan oleh Ilmiasih (2010) yang meneliti tentang pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa persiapan menghadapi persalinan. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pemberian latihan relaksasi hypnobirthingakan dapat mengurangi perasaan cemas dari seorang ibu yang memasuki proses persalinan dan akan memperlancar proses dari persalinan itu sendiri Hypnobirthing merupakan suatu metode baru yang dikhususkan untuk wanita hamil dengan melakukan relaksasi mendalam yang bertujuan untuk mempersiapkan proses kelahiran normal alami yang lancar, nyaman, tanpa rasa sakit. Manfaat hypnobirthing adalah melatih ibu hamil untuk selalu rileks, bersikap tenang dan menstabilkan emosi. Melalui hypnobirthing ibu hamil diajarkan untuk menenangkan pikiran dengan cara fokus dan konsentrasi. Selain itu juga akan diajarkan cara pernapasan yang tepat untuk mencapai kondisi rileks dan menyehatkan tubuh, diikuti dengan self-hypnosis dengan kalimat afirmasi dan sugesti untuk mencapai kelahiran yang sehat, nyaman dan lancar. Hypnobirthing dapat dilakukan dari sejak awal masa kehamilan, paling tepat adalah pada trimester pertama, namun bisa juga di trimester akhir menjelang persalinan tiba. Latihan relaksasi akan berdampak positif bagi janin dan kestabilan emosi ibu (Andriana, 2007). SIMPULAN 1. Tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang melakukan hypnobirthing pada primipara dapat mengatasi nyeri dengan nilai rata-rata 0,6. 2. Tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif tanpa hypnobirthing pada primipara tidak dapat mengatasi nyeri dengan nilai rata-rata 4,27. 3. Terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat nyeri pada persalinan normal pervaginam kala I fase aktif yang melakukan hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing pada primipara, dengan p value sebesar 0,000. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu bagi masyarakat khususnya ibu

hamil trimester tiga hendaknya mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai tehnik dan mempelajari metode hypnobirthing, sehingga ibu dan keluarga siap menghadapi proses persalinan yang tanpa sakit. Bagi tenaga kesehatan terutama bidan hendaknya menerapkan metode hypnobirthing pada setiap proses persalinan normal untuk mengatasi nyeri dan meningkatkan mutu pelayanan. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian pada proses persalinan normal pervaginam dengan menggunakan metode hypnobirthing namun yang dikaji adalah tingkat derajat laserasi perineum, metode persalinan water birth yang dikombinasikan dengan hypnobirthing. DAFTAR RUJUKAN Ahmad. 2008. Kehadiran Suami Mengurangi Rasa Takut. http://www.kaltimpost.net. Diakses 24 Desember 2013 Andriana, E. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa sakit. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Astuti, Indria & Noviyanti. 2015. Pengaruh hynobirthing terhadap tingkat nyeri dan kemajuan persalinan pada ibu bersalin di BPM Cimahi. The Southeast Journal of Midwifery. Vol.7. Bobak. 2007. Maternity Nursing. http://healthdiscovery.com. Diakses tanggal 24 Desember 2012. Danuatmadja, B & Meillasari, M. 2006. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swara.. Ilmiasih. 2010. Pengaruh teknik hypnobirthing terhadap tingkat kecemasan pada masa persalinan. Disertasi. Malang: FIK UMY. Komala, Suci. 2012. Bahaya Sectio Caesaria. http://tanyadok.com/ bahayanya secttio caesaria. Diakses 19 Februari 2013. Mongan, F. 2007. Hypnobirthing. The Mongan Method. Jakarta: Buana Ilmu Popular. Nolan, M. 2007. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Arcan. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Perry, Shannon. 2006. Maternity Nursing. Michigan: Mosby. Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan praktis. Edisi 4. Jakarta: EGC. Price, S. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC. Purwanto. 2007. Peran Hypnotherapy. html.http://setiyo.blogspot.com. Diakses 20 Desember 2012 Ririn. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. http://www.newspaperpikiranrakyat. co.id. Diakses 22 Desember 2012. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: R&D Uliyah, U&Hidayat,A.2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.