BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENEITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian. Penyusunan desain penelitian merupakan tahap perencanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. korelasional. Penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. kecerdasan spiritual pada mahasiswa aktivis kerohanian islam

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi bivariat ( bivariate

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. penelitian. Variabel-variabel penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat atau frekuensi),

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian Komparatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penilitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional untuk mengetahui hubungan kematangan kepribadian sebagai variabel bebas (X) terhadap perilaku memaafkan sebagai variabel terikat (Y). B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini melibatkan variabel bebas yang disimbolkan dengan huruf (X) dan variabel terikat disimbolkan dengan huruf (Y). Jadi variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y) : Kematangan Kepribadian : Perilaku memaafkan C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2013:32). Adapun definisi opresional untuk menjelaskan variabel-varibel dalam penelitian ini adalah: 44

45 1. Perilaku memaafkan Perilaku memaafkan adalah kesediaan individu untuk menghapus keinginan untuk membalas dendam, serta menghapus keinginan untuk menghindari pelaku dan individu memiliki kesediaan untuk berdamai dengan orang yang telah menyakitinya. Adapun indikatornya sebagai berikut : a. Dorongan untuk menghindari pelaku (Avoidance motivation) b. Dorongan untuk membalas dendam (Revenge Motivation) c. Dorongan untuk berdamai dengan pelaku (Benevolence motivation) 2. Kematangan kepribadian Pribadi yang matang secara personal adalah pribadi yang memiliki mental yang sehat, yang tidak dikuasai oleh trauma atau konflik dimasa lalu dan memiliki harapan untuk masa depannya. Adapun indikator dari kematangan kepribadian sebagai berikut: a. Memiliki perluasan perasaan diri yang jelas b. Memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain c. Memiliki keamanan emosional dan penerimaan diri d. Memiliki persepsi yang realistis e. Memiliki pemahaman diri f. Memiliki filsafat hidup yang mempersatukan.

46 D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Azwar, 2013:77). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir dengan rentang usia 18 21 tahun (Menurut konsep Monks) dan berstatus mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU. Adapun karakteristik populasi adalah sebagai berikut : a. Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU b. Pria dan Wanita yang berusia antara 18 21 tahun/berada pada tahap perkembangan remaja akhir (Menurut konsep Monks) Berdasarkan sumber data dari bagian akademik dan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU diketahui tidak ada keterangan resmi mengenai kategori mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan remaja akhir atau yang berusia 18-21 tahun, sehingga tidak diketahui berapa banyak mahasiswa yang berusia 18-21 tahun atau yang berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Dengan demikian berapa jumlah populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui. 2. Sampel penelitian Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Azwar, 2013:79). Untuk menentukan sebuah sampel dengan jumlah sampel minimal (n) dalam penelitian ini, penelitian

47 menggunakan teknik iteratif. Dalam teknik ini terlebih dahulu perkirakan harga koefisien korelasi rho ( ) antarvariabel dengan perkiraan harga koefisien korelasi yang rendah (low correlation), yaitu sebesar 0,20-0,40. Selanjutnya menentukan taraf nyata (α) dan kuasa uji (1 β) yang diinginkan dalam penelitian ini (dalam Mukhlis, 2001:89). Langkah selanjutnya adalah melakukan iterasi dengan prosedur rumus sebagai berikut : Uρ = 1 2 ln 1 + 1 n = ( 1 α + 1 β ) U + 3 Keterangan Uρ n ukuran koefisien : ukuran sampel minimal 1 α : bilangan dari tabel distiribusi normal 1 β : bilangan dari tabel distribusi normal Dengan mengambil rho ( ) = 0,30, taraf nyata (α) = 0,05 dan kuasa uji (β) = 0,95, maka dari tabel normal diperoleh 1 α = 1,96 dan 1 β = 1,645, lalu dilakukan perhitungan. Kemudian diperoleh sampel minimal sebesar 138,65 (dalam penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 140). 3. Teknik pengambilan sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011:68) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel secara purposive merupakan cara penarikan sampel yang

48 dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria atau ciri tertentu yang ditetapkan peneliti. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive, dilihat dari karakteristik yaitu : mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU dengan usia 18 tahun 21 tahun. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 140 mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU. E. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini akan diperoleh dengan menggunakan instrumen pengumpulan data, yaitu menggunakan dua skala : 1. Skala Perilaku Memaafkan Untuk melihat kecenderungan perilaku memaafkan, peneliti menggunakan skala Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory-18 Item Version (TRIM-18) yang dikembangkan oleh McCollough, Root dan Cohen, (2006) yang terdiri dari tiga dimensi. Dua dimensi pertama yaitu avoidance motivation dan revenge motivation yang memiliki indikator yang negatif, sedangkan untuk dimensi ketiga yaitu benevolence motivation yang memiliki indikator yang positif. Skala TRIM ini berkembang dua kali, skala ini awalnya hanya terdiri dari 12 aitem yang terdiri dari dua dimensi yaitu avoidance motivation dan revenge motivations yang berkembang pada tahun 1998. Skala ini selanjutnya dikembangkan menjadi 18 aitem dengan penambahan enam aitem yang mengukur benevolence motivations (McCollough, Root dan Cohen, 2006).

49 Skala ini disusun berdasarkan Skala Likert, menggunakan empat alternatif jawaban yaitu; sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Secara jelas dirincikan sebagai berikut: sangat sesuai pada favorable diberikan nilai 4 dan unfavorable nilai 1, sesuai pada favorable diberikan nilai 3 dan unfavorable nilai 2, tidak sesuai pada favorable diberikan nilai 2 dan unfavorable diberikan nilai 3, sangat tidak sesuai pada favorable diberikan nilai 1 dan unfavorable diberikan nilai 4. Tabel 3.1 Adapun Blue Print dari Perilaku memaafkan adalah sebagai berikut; No. Aitem No Indikator Jumlah Favo Unfavo 1 Dorongan untuk 2, 5, 7, 10 menghindari pelaku 11, 15, 18, 21, 24, 27 2 Dorongan untuk 1, 4, 9, 13 membalas dendam 17, 19, 22 25, 28 3 Dorongan untuk 3, 6, 8, 12 berdamai dengan 14, 16, 20 pelaku 23, 26, 29 Total 10 19 29 2. Skala Kematangan Kepribadian Untuk mengungkap kematangan kepribadian dilihat berdasarkan enam kriteria kematangan kepribadian dari Gordon Allport. Adapun penilaiannya, semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin dekat individu dengan gambaran dari kriteria kematangan kepribadian. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin jauh individu dengan gambaran dari kriteria kematangan kepribadian.

50 Skala ini disusun berdasarkan Skala Likert, menggunakan empat alternatif jawaban yaitu; sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).Secara jelas dirincikan sebagai berikut: sangat sesuai pada favorable diberikan nilai 4 dan unfavorable nilai 1, sesuai pada favorable diberikan nilai 3 dan unfavorable nilai 2, tidak sesuai pada favorable diberikan nilai 2 dan unfavorable diberikan nilai 3, sangat tidak sesuai pada favorable diberikan nilai 1 dan unfavorable diberikan nilai 4. Tabel 3.2 Adapun Blue Print Skala Kematangan Kepribadian No. Aitem No Kriteria Favorable Unfavorable 1 Memiliki perluasan diri 1, 7, 13, 19 33 7 25, 29 2 Memiliki kemampuan dalam 2, 8, 14, 20 34, 36 8 menjalin hubungan yang 26,30 hangat dengan orang lain 3 Memiliki keamanan emosional 3, 9, 15, 21 27, 31, 35 7 dan penerimaan diri 4 Memiliki persepsi yang 4, 10, 16, 22 28, 32 6 realistis terhadap kenyataan 5 Pemahaman diri 5, 11, 17 23 4 6 Filsafat hidup yang 6, 12, 18 24 4 Mempersatukan Jumlah Total 26 10 36

51 F. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilakukan, maka alat ukur atau skala yang akan digunakan harus diuji coba (Tryout) terlebih dahulu. Uji coba (Tryout) dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Dalam peneletian ini, uji coba dilakukan pada skala kematangan kepribadian dan perilaku memaafkan sebelum digunakan untuk penelitian yang sebenarnya. Uji coba dilakukan pada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik penelitian yaitu Pria dan Wanita yang berusia antara 18 21 tahun/berada pada tahap perkembangan remaja akhir, dilakukan terhadap 30 responden. Uji coba dilakukakn di Fakultas Psikologi UIN SUSKA RIAU pada tanggal 13 oktober 2015. 1. Uji Validitas Butir Aitem Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2012 :131). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini dengan koefisien validitas isi Aiken s V. Koefisien validitas isi Aiken s V adalah formula untuk menghitung content-validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian planel ahli ( Professional judgment) sebanyak 3 orang terhadap suatu aitem mengenai sejauh mana aitem tersebut mewakili konstrak yang diukur. Professional judgment pada penelitian ini dilakukan oleh pembimbing,

52 narasumber, dan dosen fakultas psikologi. Penilaian dilakukan dengan cara memberi angka antara 1 (yaitu sangat tidak relevan) sampai dengan 5 (sangat relevan) (Azwar, 2012:134). Bila lo = Angka penilaian validitas terendah (dalam hal ini =1) c = Angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 5) r = angka yang diberikan oleh seorang penilai s = r - lo Maka: V = /[ ] Berdasarkan hasil penilaian planel ahli yang dilakukan oleh pembimbing, narasumber dan dosen Fakultas Psikologi, diketahui nilai content-validity coefficient skala kematangan kepribadian yang terdiri dari 36 aitem diperoleh nilai content-validity nya sebesar 0,916. Pada skala Perilaku Memaafkan yang terdiri 29 aitem diperoleh nilai content-validity sebesar 0,916 dari semua aitem. Jadi dapat diinterprestasikan kedua skala memiliki koefisien yang tinggi setiap aitem nya. 2. Uji Daya Beda Aitem Daya beda aitem dinyatakan secara empiris oleh suatu koefisien, yaitu koefisien daya beda aitem (Azwar, 2010:58). Pengujian tingkat kesahihan alat ukur dilakukan dengan uji daya beda item, dengan batasan r ix 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap

53 memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga r ix 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda yang tidak memuaskan. Apabila item yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2010:65) Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur dianalisis dengan cara menggunakan korelasi Product Moment Pearson (Azwar, 2010:100) dengan bantuan program SPSS 17,0 For Windows. Adapun rumus dari Product Moment Pearson adalah sebagai berikut: rxy = ( ) Keterangan: r xy x y x y N : Koefisien korelasi Product Moment : Skor aitem tiap subjek : Skor toatal aitem tiap subjek : Jumlah skor skala X : Jumlah skor skala Y : Jumlah subjek Hasil perhitungan skala perilaku memaafkan dari 29 aitem diperoleh 26 aitem yang sahih dengan koefisien korelasi daya butir aitem 0,30 yaitu bergerak dari

54 0,406 sampai 0,807 sedangkan 3 aitem lainnya dinyatakan gugur. Uraiannya dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Blue Print Skala Perilaku Memaafkan (setelah Try Out) No Indikator Aitem Valid Aitem Gugur Valid F UF F UF 1 Dorongan untuk 2,5,7,10,11, - - 10 menghindari pelaku 15, 18, 21, 24, 27 2 Dorongan untuk membalas dendam 3 Dorongan untuk berdamai dengan pelaku 6, 12, 14, 16, 20, 26, 29 1, 4, 9, 13, 17, 19, 22, 25, 28 - - 9 3, 8, 23-7 Jumlah 7 19 3-26 Berdasarkan hasil perhitungan pada skala kematangan kepribadian dari 36 aitem, diperoleh 25 aitem yang sahih dengan koefisien korelasi daya butir aitem 0,30, bergerak dari 0,337 sampai 0,708, sedangkan 11 aitem lainnya dinyatakan gugur. Uraiannya dapat dilihat ditabel 3.4 Tabel 3.4 Blue Print Skala Kematangan Kepribadian (setelah Try Out) No Indikator Aitem Valid Aitem Gugur Valid F UF F UF 1 Memiliki perluasan 1, 7, 13, - - 33 6 perasaan diri 19, 25, 29 2 Memiliki kemampuan 8, 14, 20, - 2, 30 34, 4 dalam menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain 26 36 3 Memiliki kemanan emosional dan penerimaan diri 3, 9, 15, 21 - - 27, 31, 35 4 Memiliki persepsi yang 4, 10, 16 32 22 28 4 realistis terhadap kenyataan 5 Pemahaman diri 5, 11, 17 - - 23 3 6 Filsafat hidup yang 6, 12, 18 24 - - 4 mempersatukan Jumlah 23 2 3 8 25 4

55 Berdasarkan sebaran aitem skala kematangan kepribadian dan perilaku memaafkan yang valid dan gugur, maka disusun kembali blue print skala kematangan kepribadian dan perilaku memaafkan yang akan digunakan untuk penelitian. Uraiannya dapat dilihat secara rinci pada tabel 3.5 untuk Perilaku Memaafkan dan tabel 3.6 untuk Kematangan Kepribadian. Tabel 3.5 Adapun Blueprint Skala Perilaku Memaafkan Untuk Peneltian No Dimensi 1 Dorongan untuk menghindari pelaku Favorable Sebaran Aitem Unfavorable - 2, 5, 9, 10, 13, 16, 21, 24 Jumlah 8 2 Dorongan untuk membalas - 1, 4, 8, 11, 15, 9 dendam 17, 19, 22, 25 3 Dorongan untuk berdamai 3, 6, 7, 12, - 9 dengan pelaku 14, 18, 20, 23, 26 Total aitem 9 17 26 Tabel 3.6 Adapun Blueprint Skala Kematangan Kepribadian Untuk Penelitian No kriteria Favorable Sebaran Aitem Unfavorable Jumlah 1 Memiliki perluasan 1, 6, 12, - 6 perasaan diri 18, 22, 24 2 Memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan 7, 13, 19, 23-4 yang hangat dengan orang lain 3 Memiliki keamanan 2, 8, 14, 20-4 emosional dan penerimaan diri 4 Memiliki persepsi realistis 3, 9, 15 25 4 terhadap kenyataan 5 Pemahaman diri 4, 10, 16-3 6 Filsafat hidup yang 5,11, 17 21 2 Mempersatukan Total aitem 23 2 25

56 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reliabel. Reliabilitas suatu alat dapat diketahui jika alat tersebut mampu menunjukkan sejauh mana pengukurannya dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada objek yang sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, menggunakan rumus Alpha Cronbach (dalam Azwar, 2010:87). Dalam perhitungan ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 17,0For Windows melalui komputer. Adapun rumus Alpha Cronbach tersebut adalah: = + Keterangan: α Ѕ1 2 & Ѕ2 2 Ѕx 2 :Koefisien reliabilitas alpha :Varians skor belahan 1 dan varians skors belahan 2 :Varians skor skala Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada pada rentang 0-1.00, semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka nol, berarti semakin rendah tinggat reliabilitasnya (Azwar, 2010:83).

57 Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap data uji coba, diperoleh koefisien reliabilitas (α) dari setiap variabel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jumlah aitem Cronbach s Alpha Kematangan kepribadian 25 0.901 Perilaku Memaafkan 26 0.946 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas (α) variabel kematangan kepribadian dan perilaku memaafkan tergolong tinggi sehingga alat ukur tersebut dapat digunakan dalam penelitian. G. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat dibaca dan ditafsirkan. Maka metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis Korelasi Product Moment (Azwar, 2010:100) pada program Statistical Package for Social Science (SPSS) dengan rumus sebagai berikut: rxy = ( ) Keterangan: r xy x y x y N : Koefisien korelasi Product Moment : Skor aitem tiap subjek : Skor toatal aitem tiap subjek : Jumlah skor skala X : Jumlah skor skala Y : Jumlah subjek

58 H. Lokasi Dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja akhir di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU, adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8 Jadwal Penelitian No. Kegiatan Masa pelaksanaan 1. Persiapan a. Pengajuan sinopsis September 2014 b. Penentuan dosen Pembimbing 2 Oktober 2014 c. Penyusunan proposal penelitian November 2014 d. ACC proposal 30 Januari 2015 e. Seminar proposal 4 Maret 2015 f. Perbaikan proposal 11 Maret 28 Sept2015 g. Try out alat ukur 13 Okt 2015 h. Pengolahan data try out 14 Okt-16 Okt 2015 2. Pelaksanaan penelitian 28 Okt 30 Okt 2015 3. Pengolahan data penelitian 31 Okt- 10 Nov 2015 4. Seminar hasil 30 Desember 2015 5. Penyusunan dan konsultasi skripsi 4 Januari 7 januari 2016 6. Ujian munaqasah / skripsi 20 Januari 2016 7. Revisi 21 Januari 2016

59