BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia perusahaan multinasional. Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya berfokus pada tujuan komersil saja, melainkan juga harus

BAB I PENDAHULUAN. Khoirudin (2013) berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility. berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

BAB I PENDAHULUAN. Isu tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pertama di Indonesia (Rustam, 2013: 21). periode hanya ada satu unit bank syariah, pada tahun 1999 didirikan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, h BPS.go.id.diaksespada12/19/2016/11:39. 2 m.republika.co.id/diaksespada12/19/2016 pukul12:45

BAB I PENDAHULUAN. tempat berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) mulai terasa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang dengan baik pada suatu negara menunjukan bahwa negara

BAB I PENDAHULUAN. basis sukarela (European Commisions, 2002). The ISO Strategic Advisory

BAB I PENDAHULUAN. Kelola Perusahaan atau Corporate Governance. Banyak perusahaan yang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage, likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini studi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakin

BAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. istilah corporate social responsibility (CSR) sedang marak dibicarakan.

BAB I PENDAHULUAN. unit defisit (emiten/borrower). Sedangkan untuk menjalankan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya Wibisono

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan diharapkan peduli pada kepentingan stakeholder dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

Perbedaan Tingkat Pengungkapan Islamic Social Reporting Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Comparisons and Differences of Level Islamic Social Reporting Disclosure Islamic Banking in Indonesia and Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan dianggap sebagai

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan. Ditinjau dari aspek ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. lahan, pencemaran air, urbanisasi, perusakan pencemaran laut dan pantai, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekonomi menjadi barang dan jasa agar dapat dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan adanya hubungan antara principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan yang terdapat dalam laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah, DPR, dan perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, serta perbankan. Perkembangan perusahaan yang. membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia untuk mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Nim : Abstrak

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. udara kasus. ( 2015) Dengan memburuknya keadaan

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DISUSUN OLEH TIO RIZKI PERMANA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen,

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan CSR di Indonesia mengalami peningkatan baik dalam kuantitas maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan tentang CSR perusahaan yang semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi bersifat wajib (mandatory) dengan adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bahwa laporan tahunan harus memuat beberapa informasi, salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Isu mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility) kian menjadi sorotan penting dalam beberapa dekade terakhir karena konsep CSR merupakan inti dari etika bisnis bagi tiap perusahaan. Pengungkapan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan pun telah banyak dilakukan penelitian di berbagai negara berkembang maupun negara maju. Praktik dan pengungkapan CSR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan semakin meningkatnya perhatian masyarakat global terhadap perkembangan perusahaan transnasional atau multinasional yang beroperasi di Indonesia. Selain itu, pengungkapan CSR juga terkait dengan isu kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia seperti penggundulan hutan, polusi udara, pencemaran air bersih, perubahan iklim, dan sebagainya. Perkembangan praktik dan pengungkapan CSR di Indonesia juga mendapat dukungan dari pemerintah. Hal itu, terlihat dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74 oleh pemerintah terkait 1

2 dengan kewajiban perusahaan yang menjalankan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Konsep CSR kini tidak hanya berkembang di ekonomi konvensional, tetapi juga berkembang dalam ekonomi Islam. Konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah yang diharapkan perusahaan tersebut dapat melakukan tanggung jawab sosial perusahaan secara Islami. Siwar dan Hossain (2009) memaparkan bahwa nilai-nilai Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dapat digunakan sebagai landasan tanggung jawab sosial perusahaan sama seperti halnya pada perusahaan konvensional. Konsep ini dalam Islam lebih menekankan bentuk ketaqwaan umat manusia kepada Allah SWT dalam dimensi perusahaan. Dalam penelitiannya, mereka menyimpulkan bahwa nilai-nilai Islam memiliki hubungan yang relevan dan memiliki kontribusi terhadap konsep CSR yang telah berkembang hingga saat ini. Dewasa ini pengukuran CSR masih mengacu kepada Global Reporting Initiative Index (Indeks GRI) (Haniffa 2002). Pengukuran tersebut tentunya kurang tepat karena perusahaan yang diakui sebagai emiten syariah dan dinyatakan memenuhi syariat Islam seharusnya mengungkapkan informasi yang membuktikan perusahaan tersebut beroperasi sesuai hukum islam. Dimana dengan menggunakan indeks GRI belum menggambarkan prinsip-prinsip Islam seperti belum mengungkapkan terbebasnya dari unsur riba, gharar, dan transaksitransaksi yang diharamkan oleh Islam. Lain halnya dengan Islamic Social

3 Reporting Index (ISR) yang merupakan pengembangan pengungkapan tanggung jawab sosial yang didalamnya sesuai prinsip syariah. Indeks ISR merupakan tolak ukur pelaksanakaan tanggung jawab sosial perbankan syariah yang berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam (Othman et al, 2009). Sesuainya indeks ISR untuk entitas Islam karena mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam seperti transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba, spekulasi dan gharar, serta mengungkapkan zakat, status kepatuhan syariah serta aspek-aspek sosial seperti sodaqoh, waqof, qordul hasan, sampai dengan pengungkapan peribadahan di lingkungan perusahaan. Pasar modal syariah di Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, Efek Syariah yang terdapat di pasar modal syariah di Indonesia tidak hanya berjumlah 30 saham syariah yang menjadi konstituen JII saja melainkan terdiri dari berbagai macam jenis efek. Hal tersebut semakin terlihat jelas setelah Bapepam-LK mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) pada November 2007 yang kemudian menjadikan DES sebagai satu-satunya rujukan mengenai Efek Syariah yang ada di Indonesia (dalam situs BEI mengenai syariah). Othman dan Thani (2010) memaparkan bahwa perkembangan pasar modal

4 syariah yang begitu cepat membuat perusahaan-perusahaan yang masuk pada Daftar Efek Syariah diekspektasikan untuk menyajikan suatu dimensi religi dalam pengungkapan laporan tahunan yang bertujuan untuk memberi manfaat bagi pemangku kepentingan muslim. Oleh karena itu, dibutuhkan acuan (guideline) untuk mengukur sejauh mana perusahaan-perusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah membuat laporan tanggung jawab sosial yang turut menyajikan aspek-aspek religi dalam laporan tahunan dengan menyajikan pemenuhan kewajiban perusahaan yang sesuai dengan syariah. Othman et al. (2009) mengembangkan indeks pengungkapan yang relevan dengan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya pada Islamic Social Reporting (ISR) Index. ISR pertama kali dikemukakan oleh Haniffa (2002) lalu dikembangkan secara lebih ekstensif oleh Othman et al. (2009) di Malaysia. Haniffa (2002) mengungkapkan bahwa adanya keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting berdasarkan ketentuan syariah yang tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah SWT dan masyarakat. Beberapa penelitian terdahulu tentang ISR antara lain Aldehita dkk (2014), Khoirudin (2013), Karina dah Yuyetta (2014), Othman et al (2009) Widiawati dan Raharja (2012). Mengingat pasar modal syariah yang tumbuh pesat ditambah maraknya praktek pengungkapan CSR. Harusnya sebagai pelaku ekonomi syariah, emiten syariah juga harus melaporkan tanggung jawab sosial yang berbasis

5 syariah. Dengan berkembangnya CSR menjadi wacana bahwa perusahaan di emiten syariah masih mengungkapkan CSRnya, sehingga peneliti mencoba mengarahkan tanggung jawab sosial berbasis syariah menggunakan ISR. Banyak determinan dari ISR salah satu determinan pengungkapan ISR adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Fakta ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Haniffa dan Cooke (2005), Karina dan Yuyyeta (2014), Othman et al (2009), Widiawati dan Raharja (2012) menemukan hubungan positif ukuran perusahaan (zise) terhadap ISR, dimana perusahaan yang memiliki ukuran besar biasanya akan mengungkapkan tanggungjawab lebih dari pada perusahaan kecil. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Aldehita dkk (2014) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan). Ketika perusahaan pada posisi menguntungkan akan cenderung melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dalam laporan tahunannya. Penelitian Aldehita dkk (2014), Othman et al (2009), Widiawati dan Raharja (2012) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ISR. Namun dalam penelitian Karina dan Yuyetta(2014) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap luas informasi pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

6 Kinerja lingkungan adalah mekanisme perusahaan secara sukarela mengintegrasikan perhatiannya terhadap lingkungan ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi. Perusahaan dengan kinerja lingkungan hidup yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan kinerja lingkungan hidup yang lebih baik. Penelitian Aldehita dkk (2014), menyatakan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahan (Sembiring 2005). Semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan akan semakin baik. Penelitian Khoirudin (2013), menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab social perusahaan. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Aldehita. Penelitian ini mencoba menguji apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, kinerja lingkungan dan ukuran dewan komisaris merupakan determinan pengungkapan ISR pada perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Penelitian ini dilakukan karena masih adanya research gap pada penelitian mengenai determinan pengungkapan ISR. Selain itu, masih sangat jarang penelitian mengenai ISR dengan Daftar Efek Syariah sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini juga menambah variabel independen yaitu ukuran dewan komisaris. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul DETERMINAN PENGUNGKAPAN

7 ISLAMIC SOCIAL REPORTING ( Studi Empiris Pada Perusahaan yang Masuk dalam Daftar Efek Syariah Tahun 2013-2015). B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) perusahaan-perusahaan pada Daftar Efek Syariah, maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ukuran perusahaan sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting? 2. Apakah profitabilitas sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting? 3. Apakah kinerja lingkungan sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting? 4. Apakah ukuran dewan komisaris sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis ukuran perusahaan sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting 2. Untuk menganalisis profitabilitas sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting

8 3. Untuk menganalisis kinerja lingkungan sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting 4. Untuk menganalisis ukuran dewan komisaris sebagai determinan pengungkapan Islamic Social Reporting D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis dan aplikatif Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmiah tentang implementasi Islamic Social Reporting pada Daftar Efe Syariah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang terdapat pada Jakarta Islamic Index untuk mengungkapkan Islamic Social Reporting. 2. Bagi investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor maupun calon investor, khususnya investor muslim, dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Indeks agar dapat melakukan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan ketentuan islam. Dengan demikain,

9 sosialisasi mengenai hasil penelitian ini perlu dilakukan boleh pihak akademisi agar dapat memberikan manfaat bagi perusahaanperusahaan terseubt. 4. Bagi regulator Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi regulator dalam menghasilkan aturan-aturan terkait pengungkapanb tanggung jawab sosial perusahaanb, terutama untuk perusahaan dan indeks pengungkpan yang sesuai dengan ketentuan Islam. Dengan demikian, diskusi antara pihak akademisi dan pihak regulator sangat diperlukan untuk membahas hasil penelitian ini dalam rangka aturan-aturan yang lebih komperhensif. 5. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan perimbangan dalam membuat peraturan terkait kewajiban untuk membuat laporan atas pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan prinsip Islam pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah dan juga sebagai bahan pertimbanan atas bentuk indeks pengungkapan yang sesuai dengan dengan ketentuan Islam. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

10 BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian, mencakup variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini dijelaskan mengenai penutup yang terdiri dari kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.