BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang sangat membutuhkan sebuah sarana untuk berinteraksi satu sama lain. Meskipun terdapat begitu banyak sarana yang dapat digunakan, bahasa merupakan sarana terbaik yang dapat digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa hadir beriringan dengan sejarah sosial masyarakat atau bangsa penggunanya sehingga tidak mengherankan jika kini terdapat begitu banyak bahasa bahkan setiap daerah memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan hakikat bahasa yang diungkapkan oleh Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Sosiolinguistik. Chaer (2014: 11) mengungkapkan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Sifat dinamis dan produktif seperti yang diungkapkan oleh Chaer tersebut membuat bahasa tidak akan terlepas dari kemungkinan terjadinya perubahan dan perkembangan. Indonesia memiliki masyarakat dengan latar belakang suku dan bahasa yang berbeda-beda. Keragaman tersebut membuat setiap daerah di Indonesia memiliki variasi bahasa yang berbeda-beda, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Sebagai contoh, Jawa Tengah dikenal memiliki bahasa daerah yang disebut dengan bahasa Jawa. Masyarakat pengguna bahasa Jawa tersebar luas di seluruh daerah di Jawa Tengah. Meskipun bahasa daerah yang digunakan
oleh masyarakat Jawa Tengah ialah bahasa Jawa namun bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Tegal berbeda dengan penggunaan bahasa Jawa di Kabupaten Banyumas. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari segi morfologis, fonologis, sintaksis, maupun leksikon. Di masa sekarang ini, sering dijumpai munculnya bahasa-bahasa baru yang merupakan variasi bahasa dari bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Salah satu variasi bahasa yang muncul di kalangan masyarakat khususnya di kalangan remaja ialah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan salah satu jenis variasi bahasa yang menjadi bahasa gaul para penuturnya. Sama seperti bahasa jargon dan slang, bahasa prokem tidak dilarang penggunaannya di Indonesia. Kemunculan variasi-variasi bahasa tersebut justru akan mampu menambah khazanah dalam berbahasa khususnya bahasa Indonesia. Meskipun demikian, bahasa prokem terkadang akan membuat orang yang berasal dari luar daerah atau kelompok penutur bahasa tersebut akan kesulitan dalam memahami kosakata bahasa prokem yang diucapkan oleh penutur. Salah satu pengguna bahasa prokem ialah kelompok remaja di Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Temuan ini didapat oleh peneliti ketika sedang berkunjung ke rumah salah seorang teman yang terletak di Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Pada kunjungan tersebut, tiba-tiba datang seseorang yang merupakan teman dari teman peneliti tersebut. Perbincangan kedua orang tersebut berlangsung dengan menggunakan bahasa Jawa dialek Tegal. Pada awalnya, peneliti tidak tertarik dengan topik pembicaraan kedua orang tersebut namun ketika diperhatikan dengan lebih
seksama ternyata kedua orang tersebut mengucapkan kata-kata yang terdengar begitu asing di telinga peneliti sebagai penutur asli bahasa Jawa dialek Tegal. Peneliti menemukan kata yarik dan roceboh yang muncul pada pembicaraan kedua orang tersebut. A : Yarik ngumah ora, Gung? Adik di rumah atau tidak, Gung? B : Ora. Pimen sih? Tidak. Kenapa sih? A : Bocah roceboh nemen kiye hape ketinggalan ngarep umahe enyong Anak ceroboh sekali ini handphone ketinggalan di depan rumah saya B : Dih untung ora ilang yah. Dih untung tidak hilang ya. Dialog di atas merupakan contoh tuturan yang membuat peneliti tertarik untuk menanyakan beberapa kosakata asing tersebut kepada teman peneliti. Menurut penuturan teman peneliti, kosakata tersebut memang sudah sering digunakan dan menjadi salah satu bahasa gaul yang digunakan oleh remaja di Kabupaten Tegal khususnya di Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Jika ditelusuri lebih mendalam, kosakata bahasa tersebut merupakan kosakata yang berasal dari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dialek Tegal namun terdapat pula kosakata yang tidak dapat ditelusuri asal usul bahasa pembentuknya. Kosakata bahasa prokem yang tidak dapat ditelusuri asal usul bahasa pembentuknya dapat dikategorikan sebagai bentuk variasi lain dari bahasa prokem itu sendiri. Perubahan-perubahan yang dialami oleh bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di dalam tuturan bahasa prokem remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tersebut dapat disebut dengan gejala bahasa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Muslich (2009: 101) yang menyebutkan bahwa perubahan-
perubahan bentuk kata apapun dalam suatu bahasa lazim disebut dengan gejala bahasa. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengangkat fenomena bahasa prokem di lingkungan remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal tersebut ke dalam penelitian ini. Judul yang ditentukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu Gejala Bahasa Prokem Dialek Tegal Di Lingkungan Remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, persoalan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Indonesia sebagai negara dengan latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda-beda memungkinkan terbentuknya banyak bahasa baru di kalangan masyarakatnya. 2. Perkembangan zaman yang pesat membuat munculnya beragam bahasa gaul yang digunakan oleh remaja di lingkungan sosial. 3. Keanekaragaman variasi bahasa, termasuk bahasa prokem terkadang membuat orang yang berasal dari luar daerah atau kelompok penutur bahasa tersebut akan kesulitan dalam memahami bahasa prokem tersebut. C. Pembatasan Masalah Permasalahan terkait dengan penggunaan bahasa prokem di lingkungan remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal begitu luas sehingga diperlukan pembatasan masalah agar penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah.
Di dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada jenis gejala bahasa pada kosakata bahasa prokem dialek Tegal yang ditemukan di lingkungan remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah Apa saja gejala bahasa yang terdapat pada kosakata bahasa prokem dialek Tegal di lingkungan remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan jenis gejala bahasa pada kosakata bahasa prokem di lingkungan remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan deskripsi secara mendalam mengenai gejala bahasa yang dialami oleh bahasa Indonesia dan bahasa Jawa sehingga membentuk kosakata bahasa prokem yang digunakan oleh remaja Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu wacana dalam usaha memperkaya penelitian di bidang Sosiolinguistik bahasa Indonesia. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengguna bahasa prokem, khususnya para remaja agar dapat lebih memperkaya kosakata bahasa prokem.