BAB I PENDAHULUAN. diketahui atau pernah dialami oleh siswa di kehidupannya. Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyebutkan bahwa para

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN. atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama,

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran matematika yang harus dicapai. 1. dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapat akan semakin dibutuhkan. Adanya kemampuan komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pendidikan di sekolah dan mempunyai peranan penting dalam. segala jenis dimensi kehidupan siswa dengan fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif, didefenisikan ke unsur-unsur yang didefenisikan, ke aksioma atau postulat dan

BAB II KAJIAN TEORI. membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang. berkaitan dengan materi tersebut.

dalam pembelajaran matematika mencakup pemahaman konsep, penalaran

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai oleh segenap warga negara sebagai sarana untuk memecahkan. yang berteknologi maju di saat sekarang maupun yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional:

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan siswa berpikir logis, rasional, kritis, ilmiah dan luas. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang. pendidikan mulai dari SD hingga SLTA ataupun SMK.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan untuk memperoleh. matematika sebaiknya dimulai dari masalah-masalah kontekstual atau

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu ilmu yang mendasari perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

BAB I PENDAHULUAN. siswa mampu menyelesaikan semua persoalan-persoalan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

BAB I PENDAHULUAN. zaman inilah yang mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dalam. nasional (Marsigit dalam Renni Indrasari,2005:1).

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan siswa tidak menyukai belajar matematika, karena mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ali Hamzah, dkk, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan eksak ataupun permasalahn-permasalahan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang 1. Oleh karena itu, masyarakat terutama siswa sekolah formal.

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. masalah dalam matematika merupakan suatu persoalan yang menunjukkan

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika dapat

BAB I PENDAHULUAN. keliru, karena untuk mencapai suatu pola pikir yang baik membutuhkan proses

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berjalan begitu cepat. Pengaruh globalisasi juga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia,karena pendidikan. Dalam pendidikan, terdapat kegiatan yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika yang menyenangkan merupakan salah satu cara terbaik untuk menghapus mitos yang berkembang dikalangan siswa bahwa matematika itu pelajaran yang menyulitkan. Pembelajaran yang menyenangkan bukan hanya berarti pembelajaran matematika degan permainan saja, tetapi pembelajaran yang dapat dengan muadah dipahmi siswa karena dihubungkan dengan kehidupan disekitar siswa. Konsepkonsep pembelajaran matematika dibangun melalui pengetahuan yang diketahui atau pernah dialami oleh siswa di kehidupannya. Prinsip pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyebutkan bahwa para siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. 1 Jadi, belajar matematika ditingkatkan dengan cara membimbing siswa untuk membuat dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkannya dengan dasar pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu tujuan pembelajaran yang tercantum dalam 2008), h. 3 1 Jhon A. Van de Walle, Matematika Pengembangan Pengajaran, (Jakarta: Erlangga,

2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki memiliki konsep matematika, menjelaskan kaitan antara konsep dan mengaplikasikan algoritma secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2 Pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika harus dikuasai siswa sebagai dasar untuk menguasai semua materi matematika dengan baik, karena materi-materi dalam matematika saling keterkaitan. Pemahaman konsep akan menjadikan siswa tidak hanya sekedar hafal dengan rumus, tetapi menjadikan siswa memahami konsep dan dapat menjelaskan dengan bahasa sendiri. Siswa yang memahami konsep suatu materi akan lebih mudah menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan materi tersebut. Berkaitan dengan pentingnya pemahaman konsep ini, maka peneliti mewawancarai seorang guru matematika SMP Negeri 2 Tambang untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman konsep siswa di sekolah tersebut. Wawancara dilakukan dengan seoarang guru matematika yang bernama Rosmawita, S. Pd. Hasil wawancara menunjukkan fakta bahwa kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa di sekolah tersebut rendah, hal ini juga didukung dengan melihat hasil ujian matematika siswa bahwa nilai siswa yang di bawah KKM melebihi 50% dari jumlah siswa. Aksara, 2007), h. 12 2 Masmur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

3 Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas, juga diperoleh gejalagejala yang menunjukkan rendahnya pemahaman konsep siswa, yaitu: 1. Sebagian besar siswa kesulitan untuk mengulang suatu konsep materi pelajaran. 2. Sebagian besar siswa kesulitan memilih, menggunakan atau memanfaatkan konsep suatu materi ketika mengerjakan soal-soal. 3. Sebagian besar siswa tidak bisa menyajikan kembali konsep-konsep pelajaran matematika dengan bahasa sendiri. 4. Sebagian besar siswa kesulitan mengaplikasikan konsep pelajaran ke dalam persoalan pemecahan masalah. 5. Sebagian besar siswa kesulitan menyelesaikan soal yang berbeda dari contoh yang dijelaskan. Peneliti juga melakukan observasi dengan mengikuti ibu Rosmawita mengajar di kelas. Dalam proses pembelajaran saat itu, ibu Rosmawita telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi rendahnya pemahaman konsep yaitu dengan melakukan tanya jawab dan juga menjelaskan materi dengan memberikan permisalan pada hal-hal yang mudah dipahami siswa serta menjelaskan kembali jika ada siswa belum mengerti. Menurut guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Tambang, selain upaya yang peneliti amati ketika observasi ada beberapa upaya lain yang dilakukan yaitu seperti di bawah ini:

4 1. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan menghubungkan dengan materi. 2. Guru mengingatkan kembali materi pendukung untuk materi selanjutnya sebelum masuk dalam materi baru. 3. Guru menerapkan metode dan strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. 4. Guru menggunakan media dan alat peraga dalam pembelajaran yang sesuai dengan materi. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, upaya-upaya di atas belum dapat meningkatkan pemahaman konsep sebagian besar siswanya. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa, tetapi penelitian ini memfokuskan pada penggunaan pendekatan, strategi, dan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Menurut Kemp yang dikutip oleh Wina Sanjaya menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. 3 Jadi, penggunaan strategi yang sesuai diharapkan dapat mengatasi gejala-gejala rendahnya pemahaman konsep yang merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Grup,2010 ), h. 126

5 Pemahaman konsep metematika dapat dicapai dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah Realistic Mathematics Education (RME). Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk merekontruksi ide dan konsep matematika dengan guru sebagai pembimbing dan fasilitator. 4 Proses pembelajarannya harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasakan makna dan kegunaan matematika yang memungkinkan mereka mengkontruksi kembali ide dan konsep matematika berdasarkan pengalaman interaksi mereka dengan lingkungan. Hal ini akan membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep mereka terhadap materi yang dipelajari. Pembalajaran RME mengarahkan siswa pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri. Agar proses penemuan yang dilakukan dalam RME lebih terarah dan dapat mengaktifkan situasi belajar di kelas maka digunakan metode penemuan. Metode penemuan adalah kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsepkonsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. 5 Dengan metode penemuan ini, diharapkan proses penemuan dalam RME prosesnya lebih jelas dan dapat menghasilkan penemuan yang relevan dengan materi yang akan diajarkan. 4 Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika Realisti dan Implementasinya, (Banjar masin: Tulip Banjarmasin, 2005), h. 37 5 Herdian, Metode Pembelajaran Discovery. Tersedia dalam: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/. Diakses tanggal 28 Maret 2013

6 Berkaitan dengan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka peneliti tertarik akan mencoba melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan Metode Penemuan terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Negeri 2 Tambang. B. Defenisi Istilah Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Pedekatan RME merupakan pendekatan matematika sekolah yang memberi kesempatan siswa untuk mengalami proses yang mirip dengan penciptaan matematika, yaitu membangun sendiri alat atau gagasan matematika, menemukan sendiri hasilnya, serta memformalkan pemahaman dan strategi informalnya. 6 2. Metode penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan baru tidak melalui pemberitahuan, tetapi dengan penemuan sendiri. 7 3. Pemahaman konsep adalah sebagai kemampuan siswa untuk: (a ) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya, (b) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, dan (c ) mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan 6 Daitin Taringan, Pembelajaran Matematika Realistik, (Depdiknas, 2006), h. 3-4 7 Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, (Pekanbaru: Suska Pres, 2008), h. 106

7 bahwa siswa paham terhadap suatu konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah dengan benar. 8 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka berkaitan dengan kemampuan pemahaman konsep dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: a. Pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran matematika rendah, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi dan mengerjakan soal. b. Model pembelajaran yang digunakan guru belum mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. c. Pembelajaran matematika yang diterapkan belum mampu membuat siswa berpasrtipasi menemukan konsep materi yang dipelajarinya. 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam, maka memfokuskan permasalahan pada penggunaan pendekatan, strategi atau metode untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Adapun pendekatan yang digunakan adalah RME dan didukung dengan metode penemuan. Penelitian ini juga dibatasi untuk siswa pada tingkat SMP, karena masa SMP anak berada pada tahap mulai berfikir abstrak 8 Nila Kusumawati, Pemahaman Konsep Matematika dalam Pembelajaran Matematika, h. 230. Tersedia dalam: http://eprints.uny.ac.id/6928/1/p18%20pendidikan%28nila%20k%29.pdf. Di akses 12 April 2013

8 sehingga strategi RME dengan metode penemuan yang diharapkan dapat diikuti siswa dengan baik. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan Metode Penemuan dengan pemahaman konsep siswa menggunakan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Tambang? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pemahaman konsep siswa menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan Metode Penemuan dengan pemahaman konsep siswa menggunakan pembelajaran konvensional di SMP Negeri 2 Tambang. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

9 b. Bagi guru, penelitian ini akan memberikan pengalaman dalam merancang pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dengan Metode Penemuan dan memfasilitasi pembelajaran, sehingga diharapkan guru dapat mengembangkan model pembelajaran, LKS dan sumber belajar sejenis pada pokok bahasan yang lain dan dapat mengimplementasikannya dalam kelas. c. Bagi siswa, penelitian ini membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika mereka secara optimal. d. Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan dan wawasan peneliti serta hasil penelitian akan dijadikan landasan untuk meneliti ketahap selanjutnya.