BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ismail dengan judul Lewat Djam Malam. Pada tahun 1950-an. film Indonesia bisa memasuki bioskop kelas 1 pada dekade 1950-an akhir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena dalam sebuah film terdapat bahasa, kebiasaan- kebiasaan, ceritacerita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan aktivitas kehadiran orang lain. Menurut Johnson (1980, h. 181),

BAB I PENDAHULUAN. para rumah produksi film berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu film, yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB 1 PENDAHULUAN. seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si

BAB I PENDAHULUAN. Film sebagai salah satu dari sekian banyak hal yang ditunggu-tunggu oleh pecinta

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

PERSEPSI SISWI SMA MULIA MEDAN TENTANG PERSAHABATAN DALAM FILM 5 Cm

Film yang mengupas proses pelestarian lingkungan. Film yang menceritakan pengabdian seorang pelestari bumi. Cara melestarikan lingkungan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Banyak film- film layar lebar horror Indonesia yang sekarang hampir setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang dapat bekerjasama serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang digemari oleh. dapat menarik banyak orang untuk menontonnya.

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemajuan teknologi, informasi, dan telekomunikasi. jumlahnya relatif banyak pada saat yang sama secara bersama-sama.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saja. Film dapat juga disimpan dan diputar kembali dalam media digital. 1

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

2015 MAKNA PERUBAHAN FAKTA CERITA PADA FILMISASI CERPEN JENDELA RARA KARYA ASMA NADIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan pendidikan sekarang ini semakin penting, karena untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RechtsVinding Online Mengembalikan Kejayaan Perfilman Indonesia Melalui Penyempurnaan Undang-Undang Perfilman

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat media cetak dan media elektronik. semakin mudahnya masyarakat untuk mendapatkan berbagai macam informasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita

PERLINDUNGAN HAK CIPTA TERHADAP FILM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

1. Identitas Buku. Judul : Sang Pemimpi. Penulis : Andrea Hirata. Judul Resensi:3 Sahabat Mengejar Mimpi. Tahun Terbit:2009

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengambil sikap dalam menghadapi perkembangan teknologi dan informasi yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


BAB I PENDAHULUAN. lepas dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai. hingga mampu menembus ruang dan waktu.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2013 TENTANG PENJUALAN SAHAM MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 5 KESIMPULA DA SARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan kaum pria dizaman industrialisasi dewasa ini. perfilman karena target penontonnya adalah perempuan, suatu strategi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film 5 cm adalah sebuah film yang disutradai oleh Rizal Mantovani, ini

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 67/Permentan/OT.140/11/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia diimbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB 1 PENDAHULUAN. karya yang maksimal, diadakan Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PERFILMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis

2013, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif di tanah air saat ini dapat dikatakan sedang berkembang pesat, sebagai contoh pada bidang perfilman, Laskar Pelangi merupakan sebuah judul film layar lebar yang dibuat oleh Rumah Produksi Miles pada tahun 2008, film ini disutradarai oleh Riri Reza dan diproduseri oleh Mira Lesmana. 5 Film Laskar Pelangi ini dibuat berdasarkan novel yang dibuat oleh Andrea Hirata yang terbit pada tahun 2005. Rumah Produksi Miles telah mengeluarkan modal senilai kurang lebih sembilan miliar rupiah untuk memproduksi film tersebut. 6 Nilai ongkos produksi film yang besar tersebut sejalan dengan kesuksesan pemutaran 5 Antara, Laskar Pelangi The Movie, http://laskarpelangithemovie.blogspot.com/2009/03/laskarpelangi-akan-ditayangkan-di.html#links, 17 Maret 2009, diakses 6 Juni 2014. Film produksi 2008 yang telah ditonton lebih dari satu juta orang, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu diangkat dari novel pertama Andrea Hirata di tahun 2005. Film yang mengisahkan kehidupan 10 anak keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Pulau Belitung dan ini pertama kali diputar di bioskop-bioskop Tanah Air pada 25 September 2008. 6 Sari MA, Lestari N, Tritama C, 2012, Isu Lokalitas dalam Film Indonesia, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta. Film Laskar Pelangi diangkat dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini mengangkat realitas sosial masyarakat Belitung, tentang persahabatan, kegigihan dan harapan, dalam bingkai kemiskinan dan ketimpangan kelas sosial."jumlah penonton dan panjangnya masa pemutaran film sejak 25 September memperlihatkan penonton butuh sesuatu yang baru, yang inovatif, walau yang ditampilkan realitas tidak gemerlap," papar Mira. Selama ini, kebanyakan film Indonesia bertema drama cinta, horor, dan komedi, sementara Miles Films dalam empat film terakhirnya menggarap tema realisme sosial-politik. Mira mengakui, inovasi itu tidak selalu berhasil secara komersial. Produksi film ini menghabiskan biaya Rp 9 miliar dan 90 persen dikerjakan di dalam negeri. 1

Laskar Pelangi di seratus layar bioskop di dua puluh lima kota di Indonesia yang mendapatkan perhatian lebih dari empat juta penonton serta telah mendapat penghargaan baik dalam maupun luar negeri. 7 Film-film diproduksi berdasarkan novel-novel best seller yang sukses saat ini dan disukai oleh masyarakat. Judul berbagai film tersebut yaitu 5 cm, 9 Summers 10 Autumns, serta Habibie dan Ainun. 8 Film berjudul 5 cm merupakan film yang dibuat berdasarkan novel yang ditulis oleh Donny Dhirgantoro, film berjudul 9 Summers 10 Autumns yang dibuat berdasarkan novel yang ditulis oleh Iwan Setiawan, film berjudul Habibie dan Ainun yang dibuat berdasarkan novel yang ditulis oleh Bapak mantan Presiden RI Habibie. 9 Film-film yang telah disebutkan di atas merupakan film-film peraih penghargaan dan diminati oleh banyak lapisan masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa film-film layar lebar dapat memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi di masyarakat. Rumah 7 Film Indonesia, Laskar Pelangi, http://filmindonesia.or.id/movie, 15 November 2013, diakses 15 Juni 2014. Pemenang di Indonesia Movie Awards Kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pendatang Baru Terfavorit Pria, dan Film Favorit, Pemenang di Asian Film Awards Kategori Best Film dan Best Editor, Penghargaan AFA Trophy. 8 Thomas M, Novel Best Seller Lahirkan Film-Film Laris, http://www.koran-sindo.com/node/300062, 8 November 2013, diakses 15 Juni 2014. Film 5 cm yang dirilis 12 Desember 2012, diadaptasi dari novel karya Donny Dhirgantoro, bercerita tentang lika-liku persahabatan di antara lima remaja dan perjuangan mereka mendaki Gunung Semeru. Film yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Denny Sumargo, Herjunot Ali, Riani Raline Shah, dan Igor Saykoji. Film garapan sutradara Rizal Mantovani ini bisa menarik 3,5 juta dan yang paling fenomenal, tentunya film Habibie & Ainun yang dirilis 20 Desember 2012. Kesuksesan yang diraih rumah produksi mengadaptasi novel ke dalam layar lebar tersebut, akan tetap menggoda para sineas untuk mengadaptasi cerita novel ke dalam film. 9 Thomas M, Novel Best Seller Lahirkan Film-Film Laris, http://www.koran-sindo.com/node/300062, 8 November 2013, diakses 15 Juni 2014. Film ini diadaptasi dari novel nonfiksi tentang perjalanan hidup dan kisah cinta mantan presiden RI BJ Habibie dan Ainun Habibie dan dibintangi Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo, sertahengky Solaiman, Habibie & Ainun berhasil meraih perolehan penonton sebanyak 4,5 juta. 2

produksi Miles yang telah memproduksi film Laskar Pelangi tersebut merupakan rumah produksi lokal yang bergerak dalam bidang perfilman yang cukup ternama. Rumah produksi Miles dan rumah produksi lain yang sejenis akan selalu menghadapi besarnya biaya dalam melakukan proses produksi film. Salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan besarnya biaya produksi film tersebut adalah dengan bantuan dana pinjaman guna memenuhi kebutuhan produksi baik dari pihak bank maupun pihak bukan bank. Produk dari sebuah rumah produksi tersebut pada umumnya adalah film, apabila dilihat dari kacamata hukum, film merupakan salah satu kekayaan intelektual yang disebut sebagai hak cipta, hal tersebut diatur oleh Pasal 12 ayat (1) huruf k UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC). Hak cipta mengandung arti sebagai hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu, sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 1 ayat (1) UUHC. Hak eksklusif yang dilindungi di dalam UUHC tersebut memberikan hak kepada orang yang menciptakan karya dalam bidang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, serta memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial, sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) UUHC. Apabila dilihat dari sifat kebendaannya, Berdasarkan Pasal 3 UUHC maka hak cipta dikategorikan sebagai benda tidak 3

berwujud yang dapat dialihkan atau beralih. Dengan adanya pengakuan secara eksplisit dalam UUHC yang menyebutkan bahwa hak cipta dianggap sebagai benda bergerak, maka menurut konstelasi hukum jaminan di Indonesia, hak cipta dapat dipakai sebagai objek jaminan utang. Selain sifatnya kebendaannya yang dikategorikan sebagai benda tidak berwujud yang dapat dialihkan atau beralih. Hak cipta juga mempunyai nilai ekonomis yang dapat dipertahankan terhadap siapapun dan dapat beralih atau dialihkan oleh pencipta atau pemegang hak cipta, sehingga dengan demikian hak cipta telah memenuhi persyaratan sebagai suatu hak kebendaan yang dapat dipakai sebagai objek jaminan utang. Meskipun UUHC tidak mewajibkan untuk mendaftarkan sebuah ciptaan, namun untuk memenuhi syarat, maka hak cipta yang akan dijadikan jaminan utang tersebut haruslah terdaftar pada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Hal ini karena Hak cipta yang terdaftar lebih memberikan kepastian hukum serta memudahkan bank dalam pengalihan terhadap hak cipta yang dijadikan jaminan apabila terjadi wanprestasi. Hak cipta sebagai jaminan kredit sudah dapat dilakukan pada beberapa negara lain, diantaranya adalah Thailand, 10 10 Cita C., 2013, Bentuk Penggunaan HKI untuk Tujuan Alat Penjaminan, Disampaikan dalam Seminar Perlindungan Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Sebagai Alat Kolateral dalam Sistem Hukum Nasional, Bandung. 4

Amerika Serikat, Spanyol 11 dan Singapura. 12 Sejumlah praktik penggunaan hak cipta sebagai jaminan untuk memperoleh kredit adalah Michael Jackson yang dilaporkan telah meminjam uang sebesar 200 juta US Dollar dari Sony dengan menggunakan royalti albumnya sebagai jaminan, 13 Elton John pada tahun 2006 menggunakan royalti lagunya sebagai jaminan kredit sebesar 40 juta US Dollar pada HSBC. 14 Namun penggunaan hak cipta sebagai alat penjaminan hingga saat ini belum dapat dilakukan di Indonesia dikarenakan beberapa hambatan dalam penentuan pranata jaminan yang digunakan serta hambatan-hambatan lainnya, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang penulis tuangkan dalam tesis dengan judul Perspektif Hukum Indonesia terhadap Hak Cipta sebagai Jaminan Kredit. 11 Bambang, I., 2013, Sinkronisasi dan Harmonisasi Pengaturan Hak Pemegang HKI untuk Tujuan Alat Penjaminan dalam Perspektif Sistem Hukum Nasional, Bandung. 12 Singapore Law, Bangking and Finance, http://www.singaporelaw.sg/, 10 Juni 2013, 15 November 2013. 13 Singapore Law, Bangking and Finance, http://www.singaporelaw.sg/, 10 Juni 2013, diakses 15 November 2013. 14 DetikNews, Bangkrut, Elton John Cari Pinjaman, http://www.hotdetik.com/read/2006/11/08, 8 November 2006, diakses 10 Maret 2013. 5

B. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Syarat apakah yang harus dipenuhi agar hak cipta dapat dijadikan sebagai jaminan kredit? 2. Lembaga apakah yang dapat memfasilitasi hak cipta sebagai jaminan kredit? C. Keaslian Penelitian Penelitian di dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister di suatu perguruan tinggi. Penulis mencantumkan sumber referensi yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam catatan kaki dan daftar pustaka. Penulis menemukan tesis terkait perlindungan hak cipta yaitu tesis berjudul Hak Cipta terhadap Program Komputer Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang ditulis oleh T.A. Hanafiah Nanda Raja Magister Hukum Universitas Indonesia dan Aspek Hukum Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Khususnya di Bidang Buku Studi pada Penerbit PT Balai Pustaka (Persero) yang ditulis oleh Sonny Widyawan pada Magister Hukum Universitas Indonesia di tahun 2005. Kedua tesis tersebut membahas tentang bagaimana perlindungan hak cipta terhadap program komputer dan buku, apa saja bentuk-bentuk pelanggaran hak cipta terhadap program komputer dan buku, bagaimana cara 6

mengatasi berbagai kendala terkait kesamaan beberapa paragraf tulisan di buku dan kesamaan source code untuk pogram komputernya. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan menganalisis syarat hak cipta yang dapat digunakan sebagai objek jaminan utang menurut perspektif hukum jaminan Indonesia; dan 2. Menganalisis lembaga jaminan yang dapat memfasilitasi hak cipta sebagai objek jaminan kredit. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian untuk tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat ilmiah yaitu bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum bisnis; dan 2. Manfaat praktis yaitu dapat memberikan solusi yang tepat bagi pengambil kebijakan jika timbul masalah terkait hak cipta sebagai jaminan kredit. 7