BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kepmendagri memuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

SKRIPSI. Diajukan sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan modal yang kuat dan strategi yang memadai. M odal utama untuk. tenaga kerja yang semakin ketat dari negara tetangga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH TEORI. Locke, Teori ini menjelaskan hubungan antara tujuan yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir. Contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Huang dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi kerja, adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. mengontrol dari pengumpulan data di dalam penelitian yang sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENGANGGARAN DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

Identitas Responden. 1. Jabatan di perusahaan ini sebagai. 5. Posisi di perusahaan :.. Manajer tingkat bawah ( manager lini)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

PENGARUH UMPAN BALIK ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PERAN ANGGARAN PARTISIPATIF

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai Peraturan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan suatu perusahaan (Adrianto, 2008). Agar dapat bersaing, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

Prosiding Akuntansi ISSN:

UKDW. Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB-RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Stoner (1992), Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa literatur akuntansi manajemen telah memberi perhatian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB V PENUTUP. yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya organisasi, dan locus of control.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budgetary goal characteristics

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

MAYA PURNASARI B

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Partisipasi Dalam konteks penganggaran, Brownell (1982) dalam Puspaningsih (2002) menjelaskan bahwa partisipasi merupakan suatu proses yang melibatkan individuindividu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara para karyawan dengan atasannya, dan para karyawan melakukan aktivitas yang diperlukan mulai dari awal penyusunan anggaran, negosiasi, penetapan anggaran akhir dan revisi anggaran yang diperlukan. Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara partisipasi anggaran dengan non-partisipasi anggaran (Milani, 1975) dalam Hariyanti (2002). Dalam proses penyusunan anggran, aspirasi para bawahan lebih diperhatikan (Stedry, 1960), akan membuat bawahan melakukan negosiasi dengan

8 atasan mengenai target anggaran yang dapat dicapai menurut kemampuan mereka (Brownell dan McInnes, 1986; Dunk, 1990) dalam Hariyanti (2002). Ketika seseorang karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan penganggaran seperti yang dijelaskan di atas, maka ia akan termotivasi dalam situasi kelompok karena diberi kesempatan untuk mewujudkan inisiatif dan daya kreatifitas. Tujuan bersama akan lebih mudah tercapai sehingga ada keterlibatan secara pribadi dan kesediaan untuk menerima tanggungjawab masing-masing. Rasa tanggung jawab ini pada akhirnya akan memperkuat kreativitas manajer yang bersangkutan. 2.1.2 Kecukupan Kecukupan anggaran menurut Nouri dan Parker (1998) dalam Yunita (2009:7) adalah tingkatan dimana seseorang merasa bahwa sumber-sumber anggarannya cukup atau memadai untuk memenuhi syarat-syarat dalam bidang pekerjaannya, dimana para bawahan memiliki informasi yang berpengaruh tentang tingkatan dukungan anggaran yang dikehendaki untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan mereka. Keberhasilan individu maupun organisasi tergantung pada keadaan dimana bawahan dapat menerima dukungan anggaran yang memadai. Blumberg dan Pringle (1982) dalam Hariyanti (2002:16) menulis bahwa prestasi seseorang merupakan fungsi dari tiga dimesi kritis, yaitu kemauan, kapasitas, dan kesempatan. Kemauan mengacu pada motivasi sedangkan kapasitas mengacu pada tingkat kemampuan, keahlian, dan energi seseorang, dan kesempatan mengacu pada faktor lingkungan yang berkaitan dengan pekerjaan yang

9 memudahkan atau mengganggu prestasi, misalnya perlengkapan, persediaan, tindakan rekan sekerja, dan kebijaksanaan organisasi. Sedangkan Peter dkk (1980) dalam Haryanti (2002:17) menggambarkan bahwa faktor situasional dapat memudahkan atau mengganggu kinerja manajer, dan faktor situasional tersebut diidentifikasikan sebagai kecukupan anggaran, yang digambarkan bahwa kecukupan anggaran yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan adalah sumber-sumber keuangan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecukupan anggaran merupakan persepsi individu masing-masing mengenai besarnya sumber daya yang ada dalam mencukupi segala aktivitas yang dilakukan demi tercapainya tujuan tertentu. 2.1.3 Efektivitas Penggunaan Kohler dalam Zein dan Dikkifiani (2008) mendefinisikan efektivitas sebagai kualitas, kuantitas, hasil jasa, penggunaan waktu atau pencapaian kinerja lainnya yang sebanding dengan standar yang ditentukan semula. Efektivitas pelaksanaan anggaran yaitu tercapainya sasaran anggaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Collins (2000) mengatakan bahwa penggunaan anggaran erat kaitannya dengan bagaimana anggaran digunakan sebagai tujuan keuangan, otoritas managerial, alat koordinasi, pelaksanaan rencana serta evaluasi kinerja baik atasan dan bawahan. Literature akuntansi management mengatakan peningkatan kinerja managerial di sektor publik melihat bahwa kinerja pimpinan suatu organisasi dapat dilihat

10 bagaimana organisasi dapat mengimplementasikan anggaran yang telah direncanakan. Secara umum, suatu organisasi akan menetapkan rencana dengan spesifik waktu yang ditentukan untuk mengontrol kegiatan organisasi agar tidak menyimpang dari kegiatan yang telah direncanakan. Tolak ukur dari keberhasilan adalah bagaimana rencana itu dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 2.2 Penelitian Terdahulu Hariyanti (2002) dalam penelitiannya mengenai tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan kecukupan anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada manajer dan kepala bagian dalam perusahaan sebanyak 900 kuesioner. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Standard Trade and Industry Directory on Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory tahun 2000. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Struktural Equation Model (SEM) Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, kecukupan anggaran, dan komitmen organisasi. Kecukupan anggaran juga mempunyai pengaruh positif

11 dengan komitmen organisasi dan kinerja manajerial serta komitmen organisasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja manajerial. Yeyen (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh revisi anggaran, partisipasi anggaran, tingkat kesulitan, serta evaluasi dan umpan balik terhadap pencapaian anggaran yang efektif. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner di SKPD Kota Payakumbuh. Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi karena jumlah populasi kurang dari 100 subyek. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik Multiple Regresion. Penelitian ini menyimpulkan bahwa revisi anggaran, proses penyusunan anggaran, dan kesulitan anggaran berpengaruh positif terhadap pencapaian anggaran yang efektif pada Pemerintah Kota Payakumbuh. Sedangkan evaluasi dan umpan balik tidak berpengaruh signifikan positif pada Pemerintah Kota Payakumbuh. Chandra (2011) melakukan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi Penyusunan, Kesulitan, serta Evaluasi terhadap Efektivitas Pelaksanaan pada KPRI di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah KPRI di Kota Semarang. Ukuran populasi penelitian berjumlah 51 KPRI. Pengambilan sampel yang berjumlah 45 KPRI di Kota Semarang dilakukan dengan random sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling.dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda dengan bantuan

12 SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, kesulitan anggaran, serta evaluasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran secara simultan maupun parsial. Jasman (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada seluruh dosen di Akademi Teknik Soroako sebanyak 37 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu partisipasi anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Sedangkan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. 2.3 Model Penelitian Kecukupan Partisipasi Efektivitas Penggunaan 2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Partisipasi Terhadap Kecukupan

13 Dalam teori agensi dan beberapa studi akuntansi dalam bidang akuntansi memperlihatkan bahwa para bawahan lebih mempunyai informasi yang lebih akurat (Merchan, 1981; Christensen, 1982; Chow et al, 1988; Waller, 1988). Bawahan turut berpartisipasi dalam proses penetapan anggaran diharapkan akan dapat menyingkap informasi pribadi yang menimbulkan rencana-rencana yang lebih realistik dan anggaran yang lebih akurat. (Merchan, 1981; Chow et al, 1988; Murray, 1990). Dalam penelitiannya Nouri dan Parker (1998) menemukan hubungan positif antara partisipasi anggaran dengan kecukupan anggaran dan secara tidak langsung mempengaruhi hubungan antara penyusunan anggaran dengan prestasi kerja. Penelitian yang dilakukan Indarto dan Ayu (2011) membuktikan bahwa hubungan partisipasi anggaran secara signifikan berhubungan dengan kecukupan anggaran, komitmen organisasi, komitmen tujuan organisasi, dan Job Relevant Information. Informasi yang lebih baik tentang tingkatan kecukupan anggaran yang dikehendaki untuk melaksanakan tugas-tugasnya dimiliki oleh bawahan dan mereka akan memasukkan informasi ini ke dalam anggaran untuk memastikan bahwa mereka memiliki sumber-sumber yang cukup untuk menjalankan tugastugas mereka dengan sukses. Sehingga dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran bawahan akan memberikan informasi mengenai tingkatan sumbersumber anggaran yang memadai. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H1: Terdapat pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kecukupan anggaran.

14 2.4.2 Pengaruh Kecukupan Terhadap Efektivitas Penggunaan Kecukupan anggaran yaitu tingkat dimana seseorang merasa bahwa sumbersumber anggarannya cukup atau memadai untuk memenuhi syarat-syarat dalam bidang pekerjaannya, dimana para bawahan memiliki informasi yang berpengaruh tentang tingkatan dukungan anggaran yang dikehendaki untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan mereka (Nouri dan Parker, 1998) dalam Yunita (2009:7). Keberhasilan individu maupun organisasi tergantung pada keadaan dimana bawahan dapat menerima dukungan anggaran yang memadai. Jadi, jika seseorang merasa bahwa anggaran yang dimiliknya cukup, maka anggaran yang telah dibuat olehnya akan secara efektif digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan yaitu: H2 : Terdapat pengaruh positif antara kecukupan anggaran terhadap efektivitas penggunaan anggaran 2.4.3 Pengaruh Partisipasi Terhadap Efektifitas Penggunaan Partisipasi penyusunan anggaran yaitu suatu proses kerjasama dalam pembuatan keputusan yang melibatkan dua kelompok atau lebih yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di masa yang akan datang. Disini partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik bawahan maupun manajer level atas (French et al, 1960 dalam Andrianto, 2008).

15 Kenis (1979) dalam Suluh (2013) mengemukakan bahwa partisipasi penganggaran dapat menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Lebih lanjut, dalam penelitiannya, Kenis menemukan bukti bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, dimana salah satu variabelnya adalah kinerja anggaran (pelaksanaan anggaran). Partisipasi memungkinkan terjadinya komunikasi yang semakin baik, interaksi satu sama lain serta kerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitiannya Sunaryo (2006) menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap efektivitas pelaksanaan anggaran pada perusahaan pelabuhan di Indonesia. Proses penyusunan anggaran yang baik akan meningkatkan efektifitas anggaran. dikatakan efektif apabila tujuan dari anggaran tersebut bisa tercapai, apabila proses dari penyusunan anggaran itu sendiri tidak baik, maka secara otomatis anggaran yang dihasilkanpun tidak akan baik, karena kunci dari efektivitas anggaran tersebut ada disaat proses penyusunannya. Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H3: Terdapat pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap efektivitas penggunaan anggaran