2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

MUSEUM NEGERI JAWA BARAT SRI BADUGA DI BANDUNG (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernacular)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

STUDI SEGMENTASI PASAR DAN PENILAIAN ATRAKSI SEBAGAI MASUKAN BAGI PENINGKATAN ATRAKSI TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH PURI MAEROKOCO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama setelah Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dari

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB IV PENUTUP. wisatawan. Pertama adalah variabel produk yang dinilai sangat baik sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS KURATOR MUSEUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata harus memiliki 5 unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya yaitu fasilitas, infrastruktur, transportasi, keramahtamahan dan atraksi. Namun dari kelima unsur tersebut yang paling dilihat oleh sebagian besar wisatawan yaitu fasilitas dan atraksi. Fasilitas merupakan unsur pendukung dalam daya tarik wisata yang menjadi awal penilaian wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata, suatu objek wisata akan dilihat baik tidaknya dilihat dari fasilitas yang tersedia untuk menunjang kebutuhan wisatawan selama berada di kawasan wisata tersebut. Fasilitas tidak hanya berperan sebagai penilaian wisatawan untuk berkunjung tetapi mendukung suatu objek wisata terlihat menarik. Fasilitas juga sebagai pendukung suatu atraksi wisata agar membuat motivasi khusus untuk wisatawan. Atraksi merupakan inti daya tarik wisata dan dasar motivasi suatu wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata. Sebagian besar wisatawan tertarik pada suatu lokasi karena ciri khas tertentu seperti keindahan alam, iklim, cuaca, kebudayaan, sejarah dan aksesibilitas. Objek wisata yang memiliki ciri khas suatu atraksi wisata salah satunya adalah museum. Museum termasuk ke dalam salah satu macam daya tarik wisata yaitu daya tarik wisata sosial budaya yang identik dengan sektor wisata di bidang pendidikan yang memiliki banyak manfaat. Museum pada dasarnya adalah wadah pelestarian nilai-nilai luhur warisan budaya. Museum berfungsi sebagai media pendidikan, sumber informasi dan sebagai tempat wisata. Informasi yang terdapat di museum adalah informasi ilmiah karena koleksi yang dipamerkan adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti. Museum termasuk kategori objek dan daya tarik wisata (ODTW) karena merupakan hasil karya manusia yang berupa 1

2 museum dan peninggalan sejarah, kesenian dan adat istiadat. Museum merupakan suatu daya tarik wisata yang dimana definisi daya tarik wisata adalah suatu objek ciptaan tuhan maupun hasil karya manusia yang menarik orang untuk berkunjung dan menikmati keberadaannya. Definisi di atas telah menempatkan produk museum sebagai daya tarik wisata. Fungsi museum sebagai tempat pendidikan, penelitian, pelestarian, dan rekreatif menunjukkan bahwa museum memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut seharusnya dioptimalkan semaksimal mungkin. Tujuannya agar publik tertarik untuk mengunjungi museum dan dapat meningkatkan pendapatan bagi daerah. Salah satu museum yang ada di kota Bandung yaitu Museum Geologi. Museum yang memiliki sejarah cukup panjang ini berdiri pada tahun 1850 dengan nama Dienst van het Mijwezen hingga berubah pada tahun 2005 dengan nama yang kita kenal hingga saat ini yaitu Museum Geologi Bandung. Museum ini sangat diminati oleh wisatawan untuk mencari informasi dan data geologi sehingga terus meningkat kunjungannya tiap tahunnya. Data kunjungan ke Museum Geologi dapat dilihat pada Tabel 1.1 TABEL 1.1 DATA JUMLAH PENGUNJUNG MUSEUM GEOLOGI TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN 2012 518.727 2013 512.882 2014 541.702 Sumber : Museum Geologi (2015) Museum Geologi Bandung merupakan museum yang berada di bawah Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) yang terletak di propinsi Jawa Barat yang berdomisili di kota Bandung lebih tepatnya di Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122, Jawa Barat. Letak Museum Geologi berdekatan dengan gedung pemerintahan Jawa Barat yaitu Gedung Sate. Museum Geologi memiliki Visi yaitu Menjadi Sumber Informasi Geologi Indonesia. Kondisi Museum Geologi Bandung saat ini sangat baik karena pihak pengelola Museum Geologi Bandung terus melakukan perawatan terhadap fasilitas yang ada dari dulu seperti ruang

3 auditorium, perpustakaan umum dan toilet. Selain itu pihak pengelola melakukan pengembangan dengan mengembangkan cara penyajian sumber informasi melalui unsur media. Berbagai jenis media digunakan untuk mengemas suatu objek, salah satunya dengan cara media visual. Media visual telah berkembang seiring majunya zaman manusia tersebut, semakin berkembangnya manusia maka semakin berkembang pula media visualnya itu sendiri, media visual sendiri merupakan bagian terpenting dari pariwisata, karena media visual baik langsung maupun tidak langsung terlibat di dalam pariwisata tersebut contohnya seperti mengemas iklan pariwisata, mengemas sebuah tempat wisata dengan memadukan media dan alamnya sehingga menarik untuk dilihat. Museum Geologi Bandung sendiri sudah menggunakan media visual yaitu adanya ilustrasi demonstrasi dan dokumentasi luar angkasa di ruang auditorium, selain itu media yang digunakan untuk kategori visual dalam museum tergolong banyak contohnya seperti, layar digital, papan informasi, buku panduan museum / guiding book dan foto. Saat ini Museum Geologi Bandung memanfaatkan berbagai macam media visual untuk mengemas atraksi wisata yaitu koleksi museum baik untuk peragaan maupun sumber informasi seperti media realia yang digunakan sebagai media pembelajaran jaman purba, media grafis sebagai sumber informasi pada papan informasi, media transparansi sebagai sumber informasi melalui sebuah tayangan audio visual atau film bisu dan kategori fotografi yang berupa foto koleksi museum geologi. Sejauh mana media visual berperan terhadap daya tarik wisata di museum merupakan hal menarik untuk diteliti lebih lanjut. Maka berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Peranan Media Visual Terhadap Daya Tarik Wisata di Museum Geologi Bandung. B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang dan masalah utama dari Museum Geologi Bandung maka timbul pertanyaan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana kondisi dan tingkat kemenarikan media visual di Museum Geologi Bandung?

4 2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata yang terdapat di Museum Geologi Bandung? 3. Bagaimana peranan media visual terhadap daya tarik wisata di Museum Geologi Bandung? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan usulan perencanaan yang berupa rekomendasi agar dapat dijadikan acuan bagi Museum Geologi Bandung di masa mendatang. Sesuai dengan judul dan pembahasan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi kondisi dan tingkat kemenarikan media visual di Museum Geologi Bandung. 2. Menganalisis persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata yang terdapat di Museum Geologi Bandung. 3. Mengidentifikasi peranan media visual terhadap daya tarik wisata di Museum Geologi Bandung. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dapat mengamati dan menganalisis bagaimana faktor media visual terhadap daya tarik wisata sehingga dapat menjadi sebuah pembelajaran dan pengetahuan yang sangat berharga. 2. Bagi rekan mahasiswa, diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor media visual terhadap daya tarik wisata. 3. Bagi pengelola, diharapkan sebagai bahan masukan, rekomendasi dalam mengembangkan wisata yang sudah tersedia.

5 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan suatu uraian mengenai susunan penelitian secara teratur dalam beberapa bab sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ditulis. Sistematika penulisan penilitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendasari penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis, dan hepotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai variabel-variabel penelitian dan definisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, analisis data serta pembahasan. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan saran-saran sebagai masukan bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.

6 F. Definisi Operasional Adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal yang penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan, bersifat spesifik, rinci,, tegas dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Untuk lebih memperjelas dan mempermudah penelitian maka peneliti menjelaskan secara rinci variabel, sehingga dari variabel tersebut melahirkan indikator-indikator yang akan dijabarkan dalam instrument penelitian. Berikut adalah operasional variabel penelitian 1. Media Visual : Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2011:16) mengemukakan fungsi media visual adalah menarik dan mengarahkan perhatian untuk berkonsentrasi kepada isi yang berkaitan dengan makna visual yang di tampilkan. 2. Daya Tarik Wisata : Dikatakan daya tarik wisata apabila memiliki sifat keunikan, keaslian, kelangkaan, menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisatawan (Maryani, 1991:11). 3. Media Visual & Pariwisata : Dalam dunia pariwisata, alat yang efektif untuk mempromosikan pariwisata adalah yang dapat memberikan efek visual dan auditif yang dijelmakan dalam bentuk ilustrasi (Pendit, 2003:272) Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan untuk dijalankan di lapangan, diantaranya: 1. Variabel 1 Variabel 1 dalam penelitian ini adalah Media Visual 2. Variabel 2 Variabel 2 dalam penelitian ini adalah Daya Tarik Wisata