Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Keragaan Empat Varietas Kedelai Lahan Sawah dan Lahan Kering di Aceh Timur

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN KEDELAI PADA LAHAN SAWAH SEMI INTENSIF DI PROVINSI JAMBI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu di Provinsi Aceh

Abstrak

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

Pedoman Umum. PTT Kedelai

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) KEDELAI

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Pedoman Umum. PTT Jagung

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

Teknologi Budidaya Kedelai

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Analisis Ekonomi Cara Tanam Cangkul dan Tugal pada Usahatani Jagung Hibrida di Desa Alebo, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

ISBN _ PETUNJUK TEKNIS DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) MENDUKUNG SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH

TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG DAN KEDELAI

Pedoman Umum. PTT Kedelai. Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Transkripsi:

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh Abdul Azis 1, Chairunas 1, dan Harun Kurniawan 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh Jl. TP. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan E-mail : bptp_aceh @yahoo.co.id Abstrak Tujuan kegiatan memperkenalkan teknologi PTT dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan petani dalam berusahatani kedelai. Pendampingan SL-PTT dilaksanakan di desa Musa Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya mulai Maret-Desember 2013, melalui pendekatan secara partisipatif dengan melibatan penyuluh dan petani kedelai secara aktif. Komponen teknologi digunakan empat varietas kedelai yaitu Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang. Benih dengan daya kecambah > 90 %, Tanpa Olah Tanah (TOT), bedengan lebar 2 m, panjang 10-20 m, Jarak tanam 20 cm x 40 cm, 2 biji per lubang (populasi tanaman + 125.000 rumpun), kompos dan abu sekam sebagai penutup lubang tanam. Pemupukan pada umur 10 hari setelah tanam (hst) menggunakan pupuk NPK ponskha (15-15-15) dengan dosis 150 kg/ha. Pengendalian gulma dilakukan dua kali pada umur 15 hst dan umur 35 hst. Pengamdalian hama pada awal pertumbuhan menggunakan insktisida Marshal sebagai perlakuan benih. Pengendalian hama pemakan daun dan polong menggunakan insektisida Prevathon dengan dosis 3 cc/lt air sebanyak empat kali selama pertumbuhan tanaman kedelai di lapangan. Panen menggunakan sabit bergerigi, batang kedelai dipotong diatas permukaan tanah, dikeringkan, pembijian menggunakan threser mesin. Hasil pendampingan menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi kedelai dalam satu hektar sebesar 470 kg (24,48%), 294 kg (15,06%), 340 kg (21,59%) dan 392 kg (27,88%) masing-masing untuk varietas Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang dibandingkan dengan tanpa pendampingan. Hasil tertinggi diperoleh pada Varietas Anjasmoro (2,39 ton/ha). Kata Kunci: kedelai, pendampingan, SL-PTT, spesifik lokasi, teknologi. Pendahuluan Di Indonesia, kedelai mempunyai peran strategis sebagai bahan pangan dan bahan baku industri. Permintaan kedelai di Indonesia dari tahun ke tahun terus miningkat, tetapi produksinya kian berkurang karena penurunan luas areal panen. Produksi kedelai di Indonesia tahun 2010 mencapai 905.015 ton (BPS 2011), tetapi kebutuhan dalam negeri diperkirakan mencapai 2.088.330 ton (Sudaryanto dan Swastika 2007), sehingga masih mengalami defisit produksi 1.183.315 ton. Defisit produksi kedelai tersebut, pada masa mendatang akan terus terjadi apabila harga dan tata niaga kedelai tidak diperbaiki, karena usahatani kedelai secara ekonomi kalah bersaing dengan jagung dan kacang tanah (Krisdiana dan Heryanto 2010). Kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama masyarakat Indonesia, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya kebutuhan kedelai. BPTP selaku perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas. Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri antara lain disebabkan masih rendahnya produktivitas, di tingkat petani rata-rata hanya mencapai 13,78 ku/ha (ARAM III Tahun 2011, 762 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

BPS), sedangkan potensi produksi beberapa varietas unggul dapat mencapai 20,00 35,00 ku/ha, hal ini karena belum diterapkannya teknologi spesifik lokasi. Pada tahun 2011, pertumbuhan industri pakan ternak diperkirakan 6 persen. Produksi pakan ternak tahun 2010 mencapai 9,1 juta ton. Produk kedelai sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam menumbuhkembangkan industri kecil menengah bahkan berpeluang pula sebagai komoditas ekspor. Berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai membuka peluang kesempatan kerja dalam sistem produksi, mulai dari budidaya, panen, pengolahan pascapanen, transportasi, pasar hingga indusri pengolahan pangan. Agar produksi kedelai dan produk olahannya mampu bersaing di pasar, maka mutunya perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap pengembangan proses produksi, pengolahan dan pemasaran, khususnya penerapan jaminan mutu memegang peranan penting. (Ditjen Tanaman Pangan, 2011) Untuk menekan laju impor kedelai sekaligus mendukung swasembada kedelai tahun 2014 diperlukan upaya khusus peningkatan produksi kedelai nasional. Strategi yang disusun untuk peningkatan produktivitas dan produksi meliputi: 1) Peningkatan produktivitas, 2) Perluasan areal tanam, 3) Pengamanan produksi, dan 4) Pemberdayaan kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usahatani kedelai. (Badan Litbang Pertanian, 2009b). Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kedelai dilakukan melalui introduksi varietas unggul baru dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Penyerbar luasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian untuk peningkatan produktivitas dan produksi pangan khususnya kedelai.( Puslitbangtan 2009) Berkenaan dengan SL-PTT sebagai salah satu Program Strategis Kementerian Pertanian, peneliti dituntut berperan nyata memberikan dukungan dalam bentuk pendampingan untuk melakukan pengawalan penerapan teknologi di lapangan. Tujuan kegiatan memperkenalkan teknologi PTT kedelai dalam upaya mendukung SL-PTT kedelai, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam usahatani kedelai di Provinsi Aceh. Sehingga meningkatkan produktivitas kedelai sebesar 10% dan meningkatan pendapatan petani kedelai sebesar 10-15 persen dibandingkan dengan tanpa pendampingan. Metodologi Tempat dan waktu Kegiatan dilaksanakan di desa Musa, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya mulai bulan Maret sampai Nopember 2013 pada lahan sawah tadah hujan. Ruang Lingkup Kegiatan Dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Kabupaten Pidie Jaya, Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Pidie Jaya, BPP kecamatan Bandar Baru dan penyuluh pertanian lapang (PPL). Model SL-PTT untuk komoditas kedelai di suatu wilayah dapat berbeda dengan di wilayah lain, bergantung pada masalah yang akan diatasi. Cakupan kegiatan, meliputi: (a) koordinasi BPTP Aceh dengan pemerintah daerah/kabupaten, (b) membantu kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) untuk menggali Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 763

potensi dan permasalahan di lokasi SL-PTT, (c) apresiasi teknologi PTT, (d) bimbingan penerapan teknologi PTT, (e) display varietas, f) melatih tenaga inti pelaksana, serta g) monev pendampingan SL-PTT. Pendekatan Kegiatan ini fokus identifikasi dilakukan terhadap (1) Karakterisasi lokasi, mencakup validasi peta desa, peta topografi dan hidrologi, peta usaha industri rumah tangga, peta sumberdaya, kalender musim, rangking matriks, sejarah desa, penggunaan tenaga kerja berdasarkan gender, dan arus sumberdaya, (2) Identifikasi dan analisa permasalahan, (3) Persepsi petani mengenai permasalahan dan akar permasalahan dan (4) Peluang mengatasi permasalahan. Komponen Teknologi PTT Kedelai Komponen teknologi pendukung teknologi PTT kedelai yang diterapkan adalah sebagai berikut: Varietas unggul, yaitu Anjasmoro.Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang Benih berkualitas, daya kecambah >85% Penyiapan lahan, olah tanah konservasi. Saluran drainase, bertujuan untuk membuang kelebihan air pada saat adanya hujan yang kadang-kadang masih cukup tinggi. Populasi tanaman optimal dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2 biji perlubang tanam Penananam dengan tugal, lubang tanam ditutup dengan abu jerami dan atau pupuk kandang Pemupukan: menggunakan pupuk NPK ponska (15-15-15) dengan dosis 200 kg/ha (berdasarkan PUTK, status hara tanan ; N rendah, P rendah-sedang dan K rendah-sedang) Penyiangan, secara manual pada umur 15-20 hst dan umur 35-40 hst Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu Panen, tanaman kedelai yang sudah masak dipotong menggunakan sabit bergerigi, dikeringkan, kemudian pembijian menggunakan treshar. Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas unggul (Kipas Merah, Anjasmoro), pupuk (NPK phonska, Kompos dan pupuk kandang), herbisida, pestisida, dan bahan pendukung lainnya seperti: tali rafia/ajir, papan nama kegiatan, cangkul, meteran, dan alat lapangan lainnya, di samping petunjuk teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan SL-PTT Kedelai. Metode Pelaksanaan Kegiatan 1. Penetuan lokasi dan petani kooperator dengan luas lahan 2 ha pada masing-masing lokasi dengan metode PRA. 2. Penyampaian materi penyuluhan dalam bentuk lisan dan tulisan 3. Komponen teknologi yang diterapkan meliputi : - Varietas Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang - Benih dengan daya kecambah > 90 % - Penyiapan lahan : Tanpa Olah Tanah (TOT), - Saluran drainase, dengan membuat bedengan lebar 2 m, panjang 10-20 m 764 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

- Penanaman : Jarak tanam 20 cm x 40 cm, 2 biji per lubang (po pulasi tanaman +125.000 rumpun), kemudian lubang tanam, 5 cm disamping rumpun padi yang baru dipanen, kemudian ditutup dengan kompos, pupuk kandang atau abu sekam padi. - Pemupukan : secara tugal 5 cm disamping tanaman umur 12-15 hst, menggunakan pupuk NPK pphonska, dosis 150 kg/ha - Pengendalian gulma sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT dan tergantung pertumbuhan gulma di lapangan - Pengandalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT - Panen : panen dilakukan dengan cara memotong batang kedelai yang telah masak secara fisiologis (daun telah gugur, polong kering warna coklat tua atau kuning) - Pasca panen : pembijian dilakukan dengan Tresher setelah polong kering. Hasil dan Pembahasan Identifikasi teknologi budidaya tingkat petani Dari hasil PRA di calon lokasi pendampingan SL-PTT kedelai yaitu Desa Musa kecamatan Bandar Baru kabupaten Pidie Jaya teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih teknologi yang akan diintroduksikan, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan. Komponen teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar jika hasil PRA memprioritaskan penerapan komponen teknologi tersebut untuk pemecahan masalah utama yang dihadapi petani. Berdasarkan hasil survey (PRA) maka komponen teknologi yang diterapkan petani pada umumnya adalah petani adalah: (1) Varietas yang banyak digunakan petani adalah Anjasmoro dan Kipas Merah dengan kualitas benih rendah (benih tidak berla bel, daya tumbuh umumya <80%, benih tidak murni). (2) Pola tanam yang digunakan petani selama ini adalah padi - kedelai. Pengolahan tanah hanya dilakukan pada waktu penanaman padi. Untuk tanaman kedelai umumnya petani tidak melakukan pengolahan tanah. (3) Penyiapan lahan untuk penanaman kedelai menggunakan herbisida sistemik (Run-UP 2 lt/ha), 15-20 hari sebelum tanam. (4) Setelah gulma mati dilakukan penanaman secara tugal, jarak tanam 30 cm x 30cm dengan jumlah benih 3-5 biji per lubang tanam lubang tanama ditutup dengan tanah atau abu sekam. (5) Pemupukan menggunakan NPK phonska dengan dosis 100 kg/ha. Cara pemberian pupuk umumnya disebar diatas permukaan tanah pada saat tanaman berumur 12-15 hari setelah tanam. (6) Pengendalian gulma umumnya dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, menggunakan herbisida. (7) Hama utama yang sering menyerang kedelai adalah lalat bibit, ulat pemakan daun, hama penghisap polong polong dan hama pemakan polong. Untuk pengendaliannya petani menggunakan insektisida (Prevathon 50 EC). Selama pertumbuhan dilakukan penyemprotan 4-6 kali. (8) Panen menggunakan parang dengan cara memotong tanaman kedelai yang telah masak diatas permukaan tanah. (9) Pascapanen meliputi pengeringan polong dengan cara menjemur tanaman yang sudah dipanen, setelah kering dilakukan pembijian dengan tresher. Kegiatan Pendampingan Teknologi Kedelai Komponen teknologi budidaya kedelai yang diterapkan meliputi : Varietas Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang sebagai dislay varietas, Benih dengan daya kecambah > Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 765

90 %. Penyiapan lahan : Tanpa Olah Tanah (TOT),gulma disemprot menggunakan herbisida sistemik (Run -UP 2 lt/ha), 15-20 hari sebelum tanam. Saluran drainase, dengan membuat bedengan lebar 2 m, panjang 10-20 m. Penanaman: Jarak tanam 20 cm x 40 cm, 2 biji per lubang (populasi tanaman +125.000 rumpun), kemudian lubang tanam, 5 cm disamping rumpun padi yang baru dipanen, kemudian ditutup dengan kompos, pupuk kandang atau abu sekam padi. Pemupukan: secara tugal 5 cm disamping tanaman umur 12-15 hst, menggunakan pupuk NPK pphonska, dosis 150 kg/ha. Pengendalian gulma sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT dan tergantung pertumbuhan gulma di lapangan. Pengandalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT (dalam dua minggu sekali dialkukan pelatihan (teori dan praktek pengendalian hama terpadu yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pidie Jaya didampingan oleh peneliti/penyuluh BPTP Aceh). Panen: panen dilakukan dengan cara memotong batang kedelai yang telah masak secara fisiologis (daun telah gugur, polong kering warna coklat tua atau kuning). Pasca panen : pembijian dilakukan dengan Tresher setelah polong kering. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Kedelai Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai di Desa Musa Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya dengan luas lahan 1 ha, pada lahan sawah tadah hujan yang berupa (1) biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk bahan (benih, pupuk, pestisida, herbisida), upah harian lepas, sewa peralatan dan transfortasi, (2) Hasil yang diperoleh/pendapatan dan (3) keuntungan. Uraian lebih rinci untuk masing-masing varietas yang didemokan. Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan Revenue Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost Ratio (B/C). Revenue cost ratio (R/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara pendapatan total dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai R/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai R/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani tersebut tidak layak untuk dijalankan. Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C > 0. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Hasil analisis usahatani kedelai di Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil pendampingan menunjukan bahwa terjadi peningkatan produksi kedelai dalam satu hektar sebesar 470 kg, 394 kg, 340 kg dan 392 kg masing-masing untuk varietas Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang dibandingkan dengan tanpa pendampingan. Hasil tertinggi diperoleh pada Varietas Anjasmoro (2,39 ton/ha). Disamping itu pendampingan SL-PTT kedelai juga meningkatkan pendapatan petani sebesar 34,79 %, 17,67 %, 33,40 % dan 53,21 % masing-masing untuk varietas Anjasmoro, Kipas Merah, Agromulyo dan Burangrang dibandingkan dengan tanpa pendampingan. 766 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Tabel 1. Analisa Usahatani 4 VUB Kedelai dalam 1 hektar pada kegiatan Pendampingan SL- PTT Kedelai di Kabupaten Pidie Jaya, tahun 2013. Varietas Uraian Tek. PTT tanpa Tek. PTT dengan pendampingan pendampingan Anjasmoro Hasil (kg/ha) 1.920 2.390 Keuntungan (Rp/ha) 6.686.000 9.012.000 R/C 1,99 2,17 B/C 0,99 1,17 Kipas Merah Hasil (kg/ha) 1.952 2.246 Keuntungan (Rp/ha) 6.887.600 8.104.800 R/C 2,02 2,06 B/C 1,02 1,06 Agromulyo Hasil (kg/ha) 1.375 1.895 Keuntungan (Rp/ha) 3.602.500 5.893.500 R/C 1,60 1,80 B/C 0,60 0,80 Burangrang Hasil (kg/ha) 1.196 1.44 Keuntungan (Rp/ha) 2.474.800 3.083.700 R/C 1,42 1,44 B/C 0,42 0,44 Keuntungan tertinggi diperoleh pada Varietas Anjasmoro (Rp. 9.012.000,-/ha). Peningkat hasil dan pendapatan petani kedelai erat kaitannya dengan pendampingan yang dilakukan BPTP Aceh. Kegiatan pendampingan oleh peneliti/penyuluh telah menambah ilmu dan keterampilan dalam berusaha tani kedelai di Desa Musa Kecamatan Bandar Baru kabupaten Pidie jaya. Terjadi perubahan perilaku petani dalam pemilihan beniuh bermutu, cara pemupukan dari sebar ke cara tugal 5 cm disamping tanaman, pengendalian hama penyakit lebih dini sehingga penggunaan pestisida lebih efisien. Respon petani terhadap teknologi PTT yang dianjurkan oleh peneliti/penyuluh dapat diterapkan secara benar dan sesuai anjuran. Pada kegiatan temu lapang petani sangat mengharapkan bimbingan dan pendampingan yang kuntinu dimusim selanjutnya. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Pendampingan Program Strategia Kementerian Pertanian SL-PTT kedelai di Kabupaten Pidie Jaya tahun 2013 telah dapat meningkatkan hasil rata-rata 22,25% dan terjadi peningkatan pendapatan petani sebesar 34,77% dibandingkan tanpa pendampingan 2. Varietas Anjasmoro dan Kipas Merah dapat direkomendasikan untuk dikembangkan di Kabupaten Pidie. Produktivitas Anjasmoro dapat mencapai 23,90 ku/ha dengan leuntungan Rp.9.012.000,-/ha/mt. Kipas Merah memberikan hasil 22,46 ku/ha dengan keuntungan Rp. 8.104.800,-/ha/mt Saran 1. Pengadaan benih sumber perlu mendapat perhatian pemerintah (Dinas Pertanian Tanaman Pangan/BPSB, BBI, BBU, BPTP) melalui pemberdayaan penangkar benih kedelai di daerah sentral produksi dengan sistem JABALSIM sehingga benih dapat tersedia dalam lima tepat (jenis, jumlah, mutu, waktu dan harga) Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 767

2. Pendampingan SL-PTT perlu dilanjutkan pada daerah sentra produksi kedelai di Kabupaten lainnya dalam upaya percepatan adopsi teknologi PTT spesifik lokasi oleh petani dan peningkatan produktivitas mencapai 2 ton/ha. Daftar Pustaka Badan Litbang Pertanian, 2009a. Petunjuk pelaksanaan sinergi Balit-BPTP ( Bahan Raker Solo, belum dipublikasi). Badan Litbang Pertanian,2009b.Pedoman umum PTT kedelai. Badan Litbang Pertanian, 2010. Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014. Badan Pusat Statistik. 2010. Aceh Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh, hal. 127-165 Departemen Pertanian,2005. Permentan Nomor 3 tahun 2005 tentang pedoman penyiapan dan penerapan teknologi pertanian, 17 Januari 2005. Ditjen Tanaman Pangan, 2010. Pedoman pelaksaan SLPTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah tahun 2010.Kementerian Pertanian Puslitbangtan 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT, Kerjasama Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian, BPTP Jawa barat dan BPTP Jawa Timur. Saleh, N; T. Adisarwanto; A.Kasno dan Sudaryono, 2000. Teknologi Kunci dalam Pengembangan Kedelai di Indonesia dalam Makarim AK, dkk. Tonggak Kemajuan Teknologi Produksi Pangan. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV. Bigir, 22 24 Nopember 1999. Siaran Pers. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 12 Februari 2008. Ketersediaan Teknologi Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kedelai Menuju Swasembada. Jakarta. 768 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian