BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Konflik yang terjadi di kerajaan Demak berhubungan erat dengan

dokumen-dokumen yang mirip
KONFLIK POLITIK KERAJAAN DEMAK SETELAH WAFATNYA SULTAN TRENGGONO TAHUN SKRIPSI. Oleh Muhammad Yusuf Mahfud

BAB II LATAR BELAKANG TERJADINYA KONFLIK DI KERAJAAN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Jepara adalah salah satu daerah terpenting di Jawa pada saat itu. Dalam

KONFLIK POLITIK KERAJAAN DEMAK SETELAH WAFATNYA SULTAN TRENGGONO TAHUN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB II KERUNTUHAN DEMAK

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

BAB I PENDAHULUAN. oleh penguasaan bangsa Portugis atas Malaka. Sebenarnya, kedatangan mereka

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

II. TINJAUAN PUSTAKA

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

ARYA PENANGSANG GUGUR: ANTARA HAK DAN PULUNG KRATON DEMAK BINTARA. Ahmad Nurhamid 1

BAB IV AKHIR KONFLIK TAHUN 1549

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB III PROSES TERJADINYA KONFLIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Invasi adalah sebuah istilah politik yang berarti usaha penyerangan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH DRAMA SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke

BAB III METODE PENELITIAN

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung MODUL 2 BAHASA INDONESIA XII MIA 3-6 & XII IIS 1-2 OLEH :

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

SILABUS MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA MADYA

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB III SEJARAH KERAJAAN KALINYAMAT

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia telah memasuki usia 71 tahun. Pencapaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c atau d di depan jawaban yang paling benar!

BAB I PENDAHULUAN. Jenangan, Ponorogo. Sedang kota baru berada di pusat kota pemerintahan

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

PERLAWANAN SUTAWIJAYA TERHADAP SULTAN HADIWIJAYA DARI PAJANG TAHUN 1578

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB III MATARAM DALAM MEMPEREBUTKAN WILAYAH BLAMBANGAN. ditemukan peninggalan-peninggalan bangunan tembok, tetapi banyak di antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Di samping itu, Sultan HB VII juga menggunakan taktik dengan mengulur waktu dan mencegah penyerahan secara total semua yang diminta oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kedalaman ilmu, kelurusan perilaku, dan keberanian. Karenanya, Allah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

PERKEMBANGAN POLITIK KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA ( KERAJAAN DEMAK, PAJANG dan MATARAM ISLAM )

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. program indoktrinasi wajib mengenai ideologi negara Pancasila bagi semua

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB I PENDAHULUAN. ungkapannya (Sudjiman, 1990:71). Sastra juga dapat digunakan oleh semua yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara bahasa kedokteran (bahasa Inggris: medicine) adalah suatu ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Konflik yang terjadi di kerajaan Demak berhubungan erat dengan kematian Sultan Trenggono.Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 ketika melakukan ekspedisi perluasan kekuasaan kerajaan Demak, catatan ini dapat di temukan pada tulisan Fernandez Mendez Pinto. Dalam catatan Fernandez Mendez Pinto mengenai kasus terbunuhnya Sultan Trenggono diawali ketika Sultan Trenggono menyerang Panarukan (Situbondo) yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Blambangan. Pada peperangan itu, Sunan Gunung Jati membantu mengirimkan 7.000 pasukan gabungan prajurit Jayakarta, Banten, dan Cirbon yang dipimpin oleh Fatahillah.Fernandez Mendez Pinto bersama 40 orang temannya terlibat sebagai anggota pasukan Banten. Pasukan Demak mengepung Panarukan selama tiga bulan, namun belum bisa berhasil merebut kota Panarukan. Suatu ketika Sultan Trenggono bermusyawarah bersama adipati untuk melakukan serangan berikutnya.putra Bupati Surabaya yang masih berusia 10 tahun dan bertugas sebagai pelayan sangat tertarik dengan jalannya rapat hingga tidak dengar perintah Sultan Trenggono untuk menyingkir.akibatnya Sultan Trenggono marah dan memukul anak tersebut, setelah mendapatkan pukulan dari Sultan Trenggono,

2 putra bupati tersebut sontak membalas dengan menusukkan pisau ke dada Sultan Trenggono. Akibatnya Sultan Trenggono tewas dan jenazahnya dibawa pulang ke Demak. 1 Kematian Sultan Trenggono menyebabkan kekosongan dalam kursi kekuasaan kerajaan Demak. Kekosongan kekuasaan kerajaan Demak ini tidak di sia-siakan oleh putra sulung Sultan Trenggono yaitu Sunan Prawata untuk menduduki tampuk kekuasaan kerajaan Demak.Sunan Giri dengan sesepuh kerajaan Demak bersepakat mengangkat Sunan Prawata sebagai Raja Demak keempat dengan gelar Sultan Syah Alam Akbar Jiem-Boen-ningrat IV. 2 Tahun 1548 Sunan Prawata memiliki cita-cita untuk mengislamkan seluruh Jawa, serta berkuasa seperti Sultan Turki. Cita-cita Sunan Prawata pada kenyataannya tidak pernah tercapai, Sunan Prawoto lebih sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan kekuasaannya Satu persatu daerah bawahan Demak yang pernah ditahlukkan Sultan Trenggono, berkembang bebas, sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya. Akhirnya, pada masa pemerintahan Sunan Prawata kerajaan Demak tidak memperluas wilayah kekuasaan, justru terjadi kemunduran kerajaan Demak 3 Arya Penangsang merasa kecewa atas dilantiknya Sunan Prawata sebagai raja Demak IV. Arya Penangsang merasa lebih berhak untuk menduduki tahta sebagai raja Demak IV, karena sebelum Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak III, Pangeran Sekar Seda Lepen ayah Arya Penangsang dibunuh oleh 1 K.B. Adji dan S.W Achmad, Sejarah Raja-Raja Jawa Dari Mataram Kuno Hingga Mataram Islam(Yogyakarta: Araska, 2014), 115. 2 H.J. De Graff dan Th. Pigeaud,Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa ; peralihan dari Majapahit ke Mataram (Jakarta: Grafiti pers,1985), 30. 3 Abimanyu, Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli(Yogyakarta: Laksana,2003), 321-322.

3 Sunan Prawata. Sunan Prawata, putra Sultan Trenggono, membunuh Pangeran Sekar Seda Lepen untuk melancarkan posisi ayahnya yaitu Sultan Trenggono untuk menjadi raja Demak ke III. Pangeran Seda Lepen dianggap sebagai penghalang bagi Sultan Trenggono untuk menjadi raja Demak III.Pembunuhan terjadi di sebuah jembatan sungai saat Pangeran Sekar Seda Lepen dalam perjalanan pulang dari salat Jum at. Dari segi usia, Pangeran Sekar Seda Lepen lebih tua sehingga merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Demak dari pada Sultan Trenggono. Namun Pangeran Sekar Seda Lepen lahir dari selir Raden Patah, yaitu putri Adipati Jipang, sedangkan Sultan Trenggono lahir dari permaisuri putri Sunan Ampel. Sultan Trenggono merasa lebih berhak menduduki tahta kesultanan Demak. 4 Adat Kerajaan Demak pewaris tahta kursi raja adalah putra yang lahir dari permaisuri. Peristiwa pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen menjadi pangkal persengketaan di kerajaan Demak. Arya Penangsang berusaha menuntut balas atas kematian ayahnya dan merebut kembali kekuasaan di kerajaan Demak dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus. Hal yang penting dan menarik untuk diteliti adalah proses pergantian kekuasaan kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono yang menyebabkan perang saudara diantara keluarga kerajaan Demak dan berujung pada keruntuhan Kerajaan Demak. Maka dari itu penulis mengambil judul Konflik kerajaan Demak pasca meninggalnya Sultan Trenggono. Karena 4 Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (Yogyakarta: LKIS, 2005), 120.

4 penulis merasa judul itu sangat cocok dengan pembahasan yang akan dibahas dalam skripsi ini. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana latar belakang dan proses terjadinya konflik di kerajaan Demak? 2. Bagaimana berakhirnya konflik yang terjadi di kerajaan Demak? 3. Siapa saja yang terlibat dalam konflik di kerajaan Demak? C. Tujuan penelitian Tujuan dari penulisan ini, kami berharap bisa memberi gambaran tentang : 1. Mengetahui sejarah latar belakang dan proses terjadinya konflik di kerajaan Demak 2. Mengetahui berakhirnya konflik di kerajaan Demak 3. Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam konflik di kerajaan Demak D. Kegunaan penelitian Setelah penelitian ini selesai dan bisa di baca oleh masyarakat luas, penulis berharap hasil penelitian ini bisa berguna bagi : 1. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberi suatu pengetahuan baru dan wawasan baru terhadap penulis agar penulis bisa lebih bijak dalam menanggapi masalah yang berhubungan dengan sejarah khususnya perkembangan Islam di Indonesia pada masa lalu. Dan penulis bisa kembali meneliti sejarah Indonesia khususnya yang berhubungan dengan Islam dengan

5 menggunakan metodologi yang sudah di pelajari pada saat melakukan pembelajaran di bangku kuliah. 2. Bagi lembaga pendidikan Penulis berharap penelitian ini dapat memmberi sumbangsih kepada lembaga pendidikan khususnya mahasiswa, dan dapat dijadikan suatu pembelajaran yang akan memberi informasi tentang sejarah Indonesia dan bisa memberi suatu gambaran terhadap sejarawan ataupun mahasiswa, khususnya mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dan juga bisa menyadarkan kalangan mahasiswa untuk menyadari akan pentingnya peradaban masa lampau khususnya di Indonesia. 3. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan bisa memberi tambahan pengetahuan perkembangan ilmu pengetahuan di masa ini dan masa depan. Terutama dalam bidang sejarah Indonesia dan sejarah islam di Indonesia. Dan bisa melengkapi suatu pengetahuan sejarah yang dirasa belum begitu sempurna terutama sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak peneliti yang meneliti tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia. E. Pendekatan dan kerangka teori Kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan yang ada di Indonesia. Yang mana Kerajaan Demak termasuk Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada masa lalu, penulis mengguna pendekatan historis. Dengan pendekatan historis ini, penulis ingin mengungkap sejarah kerajaan Demak, dari awal berdirinya, raja-raja yang memimpin Demak, serta

6 terjadinya konflik di kerajaan Demak. Selain menggunakan pendekatan historis, penulis juga menggunakan pendekatan sosiologi. Pendekatan Sosiologi ini diharapkan bisa mengungkap dari segi-segi peristiwa yang dikaji seperti golongan sosial mana yang berperan serta nilai-nilainya, hubungan golongan politik berdasarkan kepentingan ideology dan lain sebagainya. 5 Pendekatan historis merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dengan kata lain yaitu penelitian yang mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Secara umum penelitian ini adalah penelitian historis yang mencoba menarasikan terkait konflik kerajaan demak sepeninggal Sultan Trenggono, yang mana menurut Sartono Kartodirjo sejarah naratif adalah sejarah yang mendeskripsikan tentang masa lampau dengan merekontruksi apa yang telah terjadi, serta diuraikan sebagai cerita. Dengan perkataan lain kejadian-kejadian penting diseleksi dan diatur menurut poros waktu sehingga tersusun sebagai sebuah cerita. 6 Selain itu penelitian yang saya lakukan terkait konflik kerajaan demak sepeninggal Sultan Trenggono juga ini menggunakan pendekatan antropologi politik. Pendekatan antropologi politik dalam kajian tentang kerajaan tradisional 5 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992), 4. 6 Ibid., 9.

7 dipakai untuk mengupas sistem politik yang mencakup otoritas kharismatik atau tradisional, patrionalisme, feodalisme, birokrasi tradisional dan lain sebagainya 7 Dalam penulisan ini, penulis menggunakan Teori konflik. Menurut Wallase dan Alison, Teori konflik memiliki tiga asumsi utama yang saling berhubungan: (a) Manusia memiliki kepentingan-kepentingan yang asasi dan mereka berusaha untuk merealisasikan kepentingan-kepentingannya itu; (b) Power bukanlah sekedar barang langka dan terbagi secara tidak merata sebagai sumber konflik, melainkan juga sebagai sesuatu yang bersifat memaksa (coercive). Sebagian menguasai sumber, sedangkan yang lainnya tidak memperoleh sama sekali; (c) Ideologi dan nilai-nilai dipandangnya sebagai senjata yang dipergunakan oleh berbagai kelompok yang berbeda untuk meraih tujuan dan kepentingan mereka masing-masing. Oleh sebab itu pada umumnya penyebab munculnya konflik kepentingan sebagai berikut: (1) perbedaan kebutuhan, nilai, dan tujuan; (2) langkanya sumber daya seperti kekuatan, pengaruh, ruang, waktu, uang, popularitas dan posisi; dan (3) persaingan. Ketika kebutuhan, nilai dan tujuan saling bertentangan, ketika sejumlah sumber daya menjadi terbatas, dan ketika persaingan untuk suatu penghargaan serta hak-hak istimewa muncul, konflik kepentingan akan muncul. Teori konflik perlu digunakan dalam penelitian ini, karena untuk mengungkap perselisihan antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang, terjadi persinggungan yang menyulitkan Sunan Prawoto dalam menjalankan tugas sebagai Sultan Demak Keempat, karena Arya Penangsang memiliki kepentingan 7 Ibid., 167.

8 membalaskan dendam kematian ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto dan saudara-saudaranya kemudian Arya Penangsang berambisi merebut tahta Kerajaan F. Penelitian terdahulu Penelitian tentang konflik politik kerajaan Demak setelah kepemimpinan Sultan Trenggono ini adalah penelitian berkelanjutan, dari penelitian yang sudah dipublikasikan oleh beberapa peneliti. Contoh beberapa penelitian yang berhubungan dengan konflik kerajaan Demak. 1. De Graff dan Pigeud dalam buku berjudul Kerajaan Islam Pertama di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI menjelaskan bahwa Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 dan digantikan oleh Susuhunan Prawata, yang diberi nama sesuai dengan nama gunung Prawata yang letaknya tidak jauh dari ibukota Demak yang lama. Nama Sunan Prawata didapat dari tempat pertapaan yang dilakukan Sunan Prawata di Gunung Prawata, nama Sunan biasanya dipakai Wali Sanga yang menunjukkan bahwa kekuasaan raja bersumber dari wibawa sebagai pelindung agama. Mengenai nama Sunan Prawata dijelaskan dalam Serat Kandha, diberitakan bahwa volgens eijgen verkiezing Priai Moenkim ofte een Heilige soesoehoe vn Prawata yang artinya karena pilihannya sendiri iya telah menjadi Priyai Mukmin atau Sesuhunan Suci di Prawata. Pernyataan De Graaf, membuktikan bahwa Sunan Prawata merupakan penerus kerajaan Demak yang memindahkan ibukota Demak dari Bitara ke Gunung Prawata.

9 Kelebihan dalam buku penjelasan tentang pengangkatan Sunan Prawata sebagai raja Demak IV dijelaskan secara terperinci namun kelemahan buku dalam penulisan tahun tidak tertulis secara runtut dan kronologis, seharusnya tahun ditulis secara runtut dan sesuai dengan kronologis sehingga memudahkan pembaca. Pada penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini mengembangkan peristiwa yang terdahulu. 2. Abimanyu dalam buku berjudul Babad Tanah Jawi Terlengkap dan Terasli menjelaskan bahwa Sultan Trenggono naik tahta menggantikan Pati Unus sebagai Raja Demak ketiga dengan jalan yang tidak mudah. Sepeninggal Pati Unus terjadi perebutan kekuasaan antara kedua adiknya yaitu Raden Kikin dan Raden Trenggono. Menurut Babad Tahah Jawi Raden Mukmin (Sunan Prawata) mengirim utusan untuk membunuh Raden Kikin dan berhasil membunuh Raden Kikin di tepi sungai, sejak itu Raden Kikin dikenal sebagai Pangeran Seda Lepen (artinya, pangeran yang gugur di tepi sungai). Pembunuhan dilakukan karena secara garis keturunan Raden Kikin lebih tua daripada Sultan Trenggono sehingga menghalangi Sultan Trenggoono untuk naik tahta di kerajaan Demak. Raden Kikin lahir dari istri ketiga sedangkan Raden Trenggono lahir dari istri pertama. Dalam adat kerajaan Jawa yang berhak menjadi penerus kerajaan adalah anak dari permaisuri (istri pertama), bukan anak dari selir. Kelebihan isi buku menjelaskan tentang perihal yang berkaitan dengan berdiri sampai runtuhnya kerajaan Demak akan tetapi kekurangan isi buku untuk pembahasan konflik politik kerajaan Demak masih tergolong sedikit. Seharusnya untuk

10 pembahasan konflik kerajaan Demak antara Sunan Prawata dan Arya Penangsang dijelaskan lebih banyak. Pada penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini mengembangakan peristiwa yang terdahulu. 3. Nurhamid dalam jurnal berjudul Arya Penangsang Gugur : Antara Hak dan Pulung Kraton Demak Bintara menjelaskan Sebelum meninggal, Raden Kikin telah memiliki seorang putra yang masih kecil bernama Arya Penangsang. Untuk meredam dendam Arya Penangsang, Sultan Trenggono mengangkatnya menjadi seorang adipati di Jipang. Arya Penangsang adalah putra satu-satunya Raden Kikin. Ketika dewasa dan menjadi seorang adipati, Arya Penangsang terkenal sebagai seorang yang berperawakan tinggi, besar, kekar, berwatak keras, pemberani, dan gampang tersulut emosi (temperamental). Arya Penangsang merupakan murid kesayangan Sunan Kudus. Sebagai murid kesayangan, tentunya Arya Penangsang memiliki kesaktian yang luar biasa. Arya Penangsang mempunyai senjata pusaka yang ampuh berupa keris bernama Ki Brongot Setan Kober. Arya Penangsang juga mempunyai seekor kuda perang jantan berwarna hitam yang tangguh bernama Gagak Rimang. Tulisan Nurhamid menjelaskan bahwa pemberian tahta wilayah Jipang kepada Arya Penangsang adalah cara Sultan Trenggono untuk menyembunyikan penyebab kematian Raden Kikin yang belum diketahui oleh Arya Penangsang. Kelebihan isi jurnal penjelasan mengenai Arya Penangsang dijelaskan secara terperinci, namun kekurangan dari isi jurnal penulisan kurang baik, seharusnya susunan tata bahasa perlu dikaji ulang. Pada

11 penelitian ini menggunakan sumber buku sehingga posisi penelitian ini mengembangakan peristiwa yang terdahulu. G. Metode penelitian Penelitian mengenai konflik kerajaan Demak pasca meninggalnya Sultan Trenggono 1546-1549, merupakan suatu penelitian historis karena penelitian ini diarahkan untuk meneliti, mengungkapkan dan menjelaskan peristiwa masa lampau sehingga jelas diarahkan kepada metode sejarah yang bersifat kualitatif. Tujuan dari penelitian historis ini yaitu menemukan dan mendeskripsikan secara analisis serta menafsirkan tentang konflik kerajaan Demak setelah kematian Sultan Trenggono. Penulisan peristiwa masa lampau dalam bentuk peristiwa atau kisah sejarah yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah, harus melalui prosedur kerja sejarah. Pengisahan masa lampau tidak dapat dikerjakan tanpa ada sumber yang menyangkut masa lampau tersebut, sumber yang dimaksud adalah berupa data yang melalui proses analisis menjadi sebuah fakta atau keterangan yang otentik yang berhubungan dengan tema permasalahan, dalam ilmu sejarah dikenal sumber-sumber itu baik tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi legenda, folklore, prasasti, monument, alat-alat sejarah, dokumen, surat kabar dan suratsurat. Proses awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh. Dalam

12 menjawab permasalahan penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah yaitu : 1. Heuristik Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik (pengumpulan sumber). Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, artinya memperoleh. 8 Sumber sejarah dapat berupa evidensio (bukti) yang ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Penulisan terkait konflik kerajaan demak sepeninggal Sultan Trenggono dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer merupakan sumber pertama yang dipakai oleh peneliti dalam penulisan sejarah dan dianggap sebagai sumber yang asli (orisinil) sebagai bukti yang kontemporer dengan peristiwa yang terjadi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Babad Tanah Jawi sebagai sumber primer dan juga beberapa catatan dari Portugis. Sumber kedua adalah sumber skunder merupakan sumber berupa kesaksian dari siapa saja yang merupakan saksi mata atau sumber yang berasal dari sumber aslinya yang berupa literatur. Sumber skunder dalam penulisan ini menggunakan beberapa sumber-sumber lokal seperti Serat Kandha dan beberapa buku dari penelitian terdahulu. 8 Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Arusmedia,2007), 55.

13 Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni penelitian kepustakaan, penulis hanya menggunakan penelitian kepustakaan dikarenakan penelitian ini adalah sebuah penelitian yang meneliti tentang suatu kejadian yang sangat lama dan penulis menggunakan literatur- yang ada untuk mencari informasi tentang kejadian yang ditulis. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini peneliti akan mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasi-informasi serta data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut. Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.sumber perpustakaan yang akan di kaji adalah buku-buku, naskah, biografi, serta hal-hal yang berhubungan dengan kajian yang sedang penulis teliti. 2. Verifikasi Verifikasi di butuhkan untuk mendukung sumber-sumber yang sudah penulis dapatkan.kritik sumber adalah usaha untuk mendapatkan sumbersumber yang relevan dengan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan judul.dalam hal ini yang harus di uji adalah tentang keaslian (otensitas) yang dilakukan melalui kritik eksteren dan keabsahan tentang kesahihan sumber

14 (kredibilitas) yang di telusuri melalui kritik intern 9.Kritik sumber dilakukan melalui penganalisaan sumber-sumber yang didapat dengan pembacaan secara kritis, untuk kemudian dilakukan interpretasi terhadapnya, apakah isinya sebuah pernyataan, fakta-fakta dan apakah kejadian atau peristiwanya dapat dipercaya.langkah ini dilakukan oleh penulis untuk mengetahui apakah bukubuku tersebut layak untuk dijadikan landasan dalam penelitian atau tidak.dalam hal ini, penulis memisahkan antara Babad dan buku sejarah biasa. Karena Babad adalah sumber primer, maka semakin lama usia naskah tersebut, maka semakin baik. Sedangkan untuk penulisan sejarah kontemporer, semakin baru usia penulisannya semakin bagus. 3. Interpretasi Interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut juga dengan analisis sejarah.tujuannya agar data yang ada mampu mengungkap suatu permasalah yang ada, sehingga pemecahannya dapat diperoleh. Dalam hal ini penulis akan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain yang telah ditemukan dari hasil heuristik dan verifikasi. Dalam hal ini tentu saja penulis menjelaskan konflik kerajaan Demak setelah kematian Sultan Trenggono. Dalam usaha menafsirkan fakta-fakta yang ada dilakukan beberapa hal sebagai berikut : (1) diseleksi, (2) disusun, (3) diberikan tekanan, (4) ditempatkan dalam urutan yang kausal. Penulis membaca setiap buku dan menyaring informasi yang berguna untuk memperkuat argumen, penulis memisahkan peran Ratu Kalinyamat dan beberapa tokoh yang dibahas dalam penulisan ini. 9 Kuntowijoyo, Metologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), 27.

15 4. Historiografi Historiografi adalah penulisan sejarah, dan tahap ini adalah tahap akhir penulisan skripsi. Setelah melakukan tahap Heruistik, Verifikasi, dan Interpretasi, kini tahap selanjutnya adalah Historiografi dengan menulis dalam suatu urutan yang sistematik yang telah diatur dalam metode penulisan yang digunakan sesuai dengan pedoman penulisan skripsi yang di terbitkan oleh UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam hal ini penulis berusaha menyusun sebuah cerita sejarah menurut urutan peristiwa, berdasarkan kronologi dan tema-tema tertentu sehingga dapat menjadi sebuah cerita sejarah yang baik. H. Sistematika pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, agar memudahkan bagi pembaca untuk memahami setiap bab yang ada di dalam skripsi ini, penulis membuat sebuah sistematika pembahasan seperti dibawah ini: BAB I PENDAHULUAN : Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, kerangka penelitian, pendekatan dan kerangka teoritik, penelitian terdahulu, sistematika pembahasan, daftar pustaka. BAB II LATAR BELAKANG KONFLIK : Bab ini menjelaskan latar belakang terjadinya konflik di kerajaan demak, seperti pembunuhan Pangeran Sedo lepen, ayah penangsang yang dibunuh oleh Sunan Prawata demi kepentingan ayahnya. Pelantikan Sunan Prawata sebagai raja Demak keempat dan perbedaan pendapat dari beberapa anggota Walisongo.

16 BAB III PROSES TERJADINYA KONFLIK DI KERAJAAN DEMAK: Bab ini membahas tentang bagaimana proses terjadinya konflik, seperti pembunuhan Sunan Prawata dan Sunan Hadiri, dan Ratu Kalinyamat melakukan Tapa Wudho. selain itu, pada bab ini juga membahas tentang perselisihan antar Jaka Tingkir dengan Arya Penangsang. BAB IV : BERAKHIRNYA KONFLIK DI KERAJAAN DEMAK: Bab ini menjelaskan tentang akhir dari kerajaan Demak, dari kematian Arya Penangsang hingga kerajaan Demak hancur. Selain itu, tokoh-tokoh yang terlibat dalam konflik di kerajaan Demak, juga dibahas pada bab ini. Bab V PENUTUP