BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB II TINDAKAN SOSIAL - MAX WEBER. yang menonjol, dan setiap gagasan yang mengancamnya akan disingkirkan

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV RITUAL NGALAP BERKAH DESA WATUTULIS PERSPEKTIF TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya sampai mengenai tipe-tipe tindakan sosial.tindakan rasional

BAB V PENUTUP. Penggunaan teknologi sederhana telah diterapkan di desa-desa salah satunya Desa

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan tujuan nasional yaitu mewujudkan

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB II TEORI TINDAKAN MAX WEBER. Ayahnya adalah seorang birokrat yang menduduki posisi yang relatif penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki banyak obyek wisata unggulan seperti makam Yosodipuro, wisata alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Fokus utama penelitian ini yaitu mengenai strategi kelangsungan industri kripik tempe yang ada di Desa Karangtengah

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.2 Peran serta Masyarakat dalam mengelola Lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

BAB II. Tinjauan Pustaka. Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

PENDEKATAN SOSIOLOGIS TENTANG EKONOMI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Makna Tradisi Ruwatan Desa dalam Slametan Sya`banan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

Transkripsi:

53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus Kegiatan Keagamaan Peziarah di Komplek Makam Syekh Maulana Ishak Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, peneliti menggunakan teori tindakan sosial Max Weber. A. Pengertian Tindakan Sosial Menurut peneliti teori yang membahas tentang adanya tujuan terkait yang melatarbelakangi dilakukan seseorang ini, sangat baik untuk dipakai dalam memahami konteks penelitian dalam bab ini, penulis akan menguraikan sub bahasan sebagai berikut. Beberapa pendapat yang mencoba mendefinisikan teori tindakan sosial yang di pengemuka oleh Max Weber pertama kali dan mencoba mengasumsikan teori tersebut. Weber sebagai pengemuka exemplar dari paradigma ini mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial. Tindakan sosial bagi Weber adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi

54 dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain, atau inti dari tindakan sosial yaitu tindakan yang penuh arti. Talcot Parsons lebih berhati-hati sekali dalam membedakan antara Teori aksi dengan Teori Behaviorsme atau perilaku. Menurutnya suatu teori yang menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan dan mengabaikan aspek subyektif. Menurut Hingle karya Mac Iver adalah tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek. Pengemuka Campbell bahwa tindakan afektif dan tindakan tradisional lebih hanya merupakan tindakan tanggapan atas rangsangan dari luar yang bersifat otomatis sehingga bisa dimengerti sebagai kurang berarti. Sekalipun demikian kedua tindakan itu pada waktu tertentu bisa berubah menjadi tindakan. B. Teori Tindakan Sosial Max Weber Peneliti memilih tindakan sosial yang dimaksudkan Weber dapat berupa tindakan yang nyata-nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertentu. Teori tindakan sosial memandang bahwa manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan untuk melakukannya dan ditujukan untuk mencapai apa yang mereka inginkan atau kehendaki. Setelah memilih sasaran,

55 mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan. Sosiolog mengapresiasikan lingkungan sosial di mana mereka berada, memperhatikan tujuan tujuan warga masyarakat yang bersangkutan dan oleh sebab itu berupaya memahami tindakan mereka. 1 Webber membedakan tindakan dari tingkah laku pada umumnya dengan mengatakan bahwa sebuah gerakan bukanlah sebuah tindakan kalau gerakan itu tidak memiliki makna subjektif untuk orang yang bersangkutan. Ini menunjukkan bahwa seorang pelaku memiliki sebuah kesadaran akan apa yang ia lakukan yang bisa dianalisis menurut maksudmaksud, motif-motif dan perasaan-perasaan sebagaimana mereka alami. Dalam masyarakat modern, dimana kemajuan teknologi yang terus berkembang, arus globalisasi yang tidak terbendung. Ada satu fenomena kehidupan yang cukup menarik untuk dicermati, yaitu membeludaknya jumlah peziarah ke makam, baik makam wali maupun makam keramat. Salah satu makam yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar adalah makam Syekh Maulana Ishak. Makam bisa disebut keramat jika penghuni makam tersebut adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat. Pengaruh tersebut bisa berbentuk kharisma. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Max Weber bahwa kharisma adalah suatu kelebihan tertentu yang terdapat dalam karakter dan kepribadian seseorang. Kharisma akan diterapkan pada suatu mutu tertentu yang terdapat pada kepribadian seseorang, yang karenanya dia terpisah 1 George Ritzer, Sosiologi ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta; PT.RajaGrafindo Persada, 2010), hal. 41

56 dari orang biasa dan diperlukan sebagian orang yang dianugerahi kekuasaan atau mutu yang bersifat adiduniawi, luar biasa, atau sekurangkurangnya merupakan kekecualian dalam hal-hal tertentu. 2 Seseorang yang memiliki kharisma biasanya diperlukan secara istimewa dalam masyarakat karena dianggap sebagai orang yang dianugerahi kekuasaan, sehingga para pengikut yang setia memiliki komitmen terhadap normatif atau moral yang digambarkannya atau dicontohkannya. Menurut Weber, otoritas kharisma biasanya ada dalam tokoh-tokoh agama, karena mereka condong dihormati dan ditiru. Ketika otooritas kharisma ada pada tokoh-tokoh agama, karena mereka condong dihormati dan ditiru. Ketika otoritas kharisma ada pada tokoh-tokoh agama makam ada dua kemungkinan yang mungkin terjadi. Kemungkinan pertama, kharisma tersebut bisa berlangsung lama dan bisa juga bersifat sementara saja. C. Relevansi Kepercayaan masyarakat pada makam keramat diakui atau tidak diakui atau tidak berangkat dari sebuah pemahaman teologis yang berawal dari ajaran tasawuf yang menggambarkan tentang sosok yang memiliki karomah tersebut. Yang mana ada tiga hal yang menonjol pada diri mereka, yakni karomah, barokah, dan syafaat. Ketiga hal itu melekat dan menjadikannya sebagai tokoh keramat, baik ketika hidup ataupun sudah meninggal, sehingga untuk mencari tiga hal itulah makamnya menjadi 2 Doyle Paul Jhonso, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, jil. 1, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), 229.

57 pusat ziarah. Weber melihat perkembangan linear dari masyarakat searah meningkatnya rasionalitas masyarkat. Di lain pihak, Weber menyebut tiga wewenang yang ada dalam masyarakat yang akan selalu beralih (siklus). Pada saat tertentu masyarakat mayarakat memiliki wewenang kharismatik dan dan mengalami rutinisasi sehingga beralih menjadi wewenang tradisonal, hingga wewenang rasional kemudian menjadi wewenang kharismatik lagi dan begitu seterusnya, Ajaran calvin tentang takdir dan nasib manusia di hari nanti, menurut Weber adalah merupakan kunci utama dalam hal menentukan sikap hidup daripara penganutnya. Takdir telah ditentukan; keselamatan diberikan Tuhan kepada orang terpilih dan berusaha untuk memerangi segala keraguan dan godaan setan, sebab ketiadaan kepercayaan, berarti kurangnya rahmat. Untuk memupuk kepercayaan pada diri itu maka manusia haruslah bekerja keras. Sebab, hanya kerja keras saja satu-satunya yang bisa menghilangkan keraguan. Relegius dan memberikan kepastian akan rahmat. Penelitian ini menggunakan teori rasionalitas, sebuah konsep suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan yang rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini

58 digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan perhitungan yang rasional. 3 Menurut Weber dalam bukunya Doyle Paul john konsep rasionalitas diklasifikasikan ke dalam empat tipe tindakan sosial diantaranya yaitu: 1. Tindakan Rasional Instrumental Tindakan ini dapat dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian terlebih dahulu antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai. Misalnya dalam upacara haul Syekh Maulana Ishak, terlebih dahulu masyarakat sudah mempertimbangkannnya antara kebaikan dan kemudhorotanya. Jadi, memilih mengadakan haul merupakan tindakan rasional yang instrumental. 2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya. Misalnya ketika masyarakat Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan mengadakan upacara haul Syekh Maulana Ishak sesuai dengan keyakinan masing-masing. Bisa saja tindakan semacam itu bagi masyarakat lain tidak masuk akal (Irrasional), 3 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), hal 214

59 akan tetapi bagi masyarakat Kemantren tetap rasional dan dianggap memberikan manfaat. 3. Tindakan Tradisional Adalah tindakan yang tidak rasional. Artinya seseorang di dalam melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. Misalnya, masyarakat dalam mengadakan upacara haul Syekh Maulana Ishak hanya berdasarkan pada tradisi-tradisi leluhur yang harus dilestarikan, tidak memperhatikan buat apa dan bagaimana bila upacara telah dilakukan.haul menghadirkan nuansa kaharisma seorang leluhuryang datang sebagai manifestasi dari kharisma tersebut. Semakin besar kharismanya maka semakin besar nuansa haul tersebut. Maka tak salah bila haul Syekh Maulana Ishak tetap memiliki pengaruh bagi masyarakatdesa Kemantren. 4. Tindakan Afektif Seringkali tindakan ini dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai reaksi spontan atas suatu peristiwa. Tindakan ini terjadi pada orang yang tertawa kegirangan, menangis karena orang tuanya meninggal dunia, dan sebagainya. Misalnya seseorang yang membawa makanan dalam upacara haul yang sudah ditentukan meskipun orang lain berpendapat jenis makanan itu dianggap

60 remeh, tapi di dalam masyarakat itu sendiri mempunyai pengaruh yang luar biasa. Pada dasarnya ritual haul Syekh Maulana Ishak dianggap sebagai salah satu bentuk upacara adat tradisional dalam budaya Jawa yang mengandung makna filosofi serta memiliki simbol-simbol yang berkaitan dengan kehidupan manusia Jawa (perilaku, sikap, pranata sosial, etika) yang berguna bagi peningkatan kualitas budi pekerti luhur. Dengan hal itu, Max Weber bermaksud menyatakan bahwa di dalam tindakan tercakup semua perilaku manusia asalkan pelakunya menyandangkan sebuah makna subjektif pada tindakan. Itu artinya Max Weber mengacu pada anggota-anggota masyarakat secara individual yang sedang melakukan sesuatu dengan sengaja atau dengan tujuan tertentu dan dia juga mengacu pada praktek-praktek anggota lain di dalam masyarakat yang bersangkutan dalam menyandang makna pada suatu tindakan untuk membuatnya menjadi sebuah tindakan yang bermakna.jadi, dengan teori Max Weber tersebut menunjukkan bahwa ritual haul yang dilakukan oleh masyarakat Kemantren merupakan ritual yang dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan berkah dari seorang leluhur yang hidup sebelumnya yang dianggap berjasa sehingga perlu dimintai berkah dan petunjuk. Oleh sebab itu, tindakan tersebut bukanlah sekedar bertindak tapi lebih mengedepankan tujuan yang hendak dicapai, yaitu berkah. Keempat pandangan Max Weber di atas, kalau kita mencoba untuk menganalisa terhadap pandangan keempat yang telah dipaparkan di atas,

61 maka dapat digolongkan terhadap tindakan sosial yang memberikan pengaruh terhadap pola-pola hubungan yang terjadi dalam sosial masyarakat serta juga strukturnya yang menyangkut pola itu. Tindakan Tradisional Namun bagi penulis yang lebih tepat dan relevan digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan tradisional. Dimana tindakan tersebut sangat sesuai sekali dengan pelestarian haul Syekh Maulana Ishak yang ada di desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Upacara haul Syekh Maulana Ishak dapat digolongkan pada tindakan tradisional, dimana tindakan tersebut dilakukan hanya karena kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya. Dalam tindakan tradisional pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu sudah dilakukan demi sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman terdahulu. Termasuk pelestarian tradisi haul yang berada di Syekh Maulana Ishak Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, ketika mengadakan ritual haul Syekh Maulana Ishak sesuai dengan keyakinan masing-masing masyarakat beranggapan upacara haul Syekh Mualana Ishak harus dilestarikan dalam rangka memberikan hormat dan ungkapan terima kasih. Tindakan semacam itu merupakan tindakan tradisional, tindakan yang hanya didasarkan pada kebiasaan yang sudah ada sebelumnya dan dianggap penting untuk dilestarikan. Kesimpulan utama yang dapat diambil adalah bahwa tindakan sosial merupakan suatuproses dimana aktor terlibat dalam pengambilan keputusan-

62 keputusan subjektif tentang saranadan cara untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, kesemuanya itu dibatasikemungkinan-kemungkinan oleh sistem kebudayaan dalam bentuk norma-norma, ide-ide dannilai-nilai sosial. Di dalam menghadapi situasi yang bersifat kendala baginya, aktor mempunyai sesuatu di dalam dirinya berupa kemauan bebas. Yang dimaksud dengan aktor dalam penelitian ini adalah perilaku keagamaan peziarah di komplek makam Syekh Maulana Ishak di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. sedangkan kondisi situasional adalah adanya aktivitas tradisi ziarah yang ada di makam syekh maulana ishak. Dalam tindakan tradisional pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting perilaku tindakan itu sudah dilakukan demi sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman terdahulu. Termasuk pelestarian tradisi ziarah makam yang berada di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sesuai dengan keyakinan masing-masing masyarakat beranggapanupacara haul Syekh Maulana Ishak harus dilestarikan dalam rangka memberikan hormat dan ungkapan terima kasih. Tindakan semacam itu merupakan tindakan tradisional, tindakan yang hanya didasarkan pada kebiasaan yang sudah ada sebelumnya dan dianggap penting untuk dilestarikan. Aktivitas tradisi ziarah dapat dilihat dalam perspektif sosiologi yang menekankan pada aspek kelakuan yaitu sebagai suatu adat atau kebiasaan yang dilakukan secara tetap menurut waktu dan keperluan tertentu.