1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

I. PENDAHULUAN. Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya

I. PENDAHULUAN. upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

2. Tata tertib ini sifatnya mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler yang beragam di setiap lembaga pendidikan. adakan di dalam sekolah yang memberikan banyak manfaat kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya sekolah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut: sesungguhnya membuat prihatin kita semua. Sebagai lembaga pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut dikemukakan sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah dapat timbul baik dari dalam diri Siswa atau karena pengaruh orang lain, lingkungan Siswa itu sendiri. Kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk keberhasilan Siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya jika Siswa tidak mematuhi peraturan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Namun jika tujuan pendidikan tidak berjalan dengan baik, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal membuat tata tertib yang dalam pelaksanaannya diperlukan kedisiplinan dan kepatuhan dari masing-masing individu yang terkait dalam proses belajar mengajar disekolah tersebut. Tanpa adanya kepatuhan terhadap

2 tata tertib, suatu lembaga pendidikan tidak akan menjalankan fungsi yang selayaknya, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya. Pada kenyataannya masalah, yang sering terjadi dalam mentaati tata tertib yang berlaku disekolah tersebut. Seperti terlambat masuk sekolah, tidak masuk sekolah/ alpa, atau membolos pada saat jam pelajaran. Hal tersebut merupakan macam-macam pelanggaran tata tertib sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk membentuk watak disiplin, kerjasama, tanggung jawab dan yang terutama menumbuhkan semangat patriotisme. Kegiatan ekstrakurikuler juga didalamnya mempelajari tentang kecakapan-kecapan peserta didik yang memiliki potensi diri masing-masing anggota ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakurikuler lebih menanamkan nilai-nilai rasa cinta tanah air, nasionalisme serta nilai-nilai kemanusiaan, dan patriotisme sangat ditekankan. Namun dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti oleh Siswa diharapkan tidak menggangu proses belajar mengajar, peserta didik tetap aktif dalam belajar. Justru dengan adanya kegiatan ekstarkulikuler diharapkan ada perubahan dalam prilaku Siswa yang akan membentuk Siswa memiliki rasa inisiatif, kreatif rasional dan objektif dalam memecahkan masalah yang diharapkan. Disamping itu Siswa diharapkan memiliki kesadaran disiplin menghargai waktu serta jujur dalam bersikap sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler Siswa akan benar-benar memanfaatkan sisa waktunya untuk kegiatan yang positif atau hanya untuk bermain.

3 Kegiatan ektrakurikuler yang ada, kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan ektrakurikuler yang paling diminati. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan yang dapat mendorong, membangkitkan mengembangkan, dan menmaupun rohani Siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga dapat memberikan pemecahan terhadap permasalahan pengisian waktu senggang dengan memberikan kesantaian, hiburan, pengembangan kepribadiaan, serta untuk mengekspresikan diri sesuai dengan minat, bakat, serta keinginanny. Namun dari beberapa kegiatan ekstrakurikuler dalam pelaksanaannya terpaut dengan waktu, dimana waktu belajar Siswa di rumah akan berkurang serta mempunyai waktu belajar yang singkat. Siswa tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik, timbul dugaan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat menyebabkan Siswa lalai dalam belajar, dan akan mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami materi pelajaran yang diberikan. Sehingga prestasi belajarnya akan menurun. Kepatuhan Siswa disekolah merupakan serangkaian prilaku Siswa dalam melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan. Kepatuhan dapat dikatakan sebagai alat kontrol agar tujuan dapat dicapai oleh anak didik dengan baik dan siswa tunduk pada peraturan, proses belajar mengajar tidak mengalami hambatan. Kepatuhan merupakan suatu masalah yang penting, tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin dapat mencapai targel maksimal. Maka untuk menunjang keberhasilan

4 proses belajar mengajar disekolah setiap Siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal. Namun masih banyak pula siswa yang belum melaksanakan tugas mereka sebagai Siswa yang mentaati peraturan tata tertib sekolah. Bentuk-bentuk dari tingkah laku yang merupakan wujud dari pelanggaran kepetuhan terhadap tata tertib sekolah antara lain: Terlambat masuk sekolah, tidak seragam, membolos, berambut sondrong, tidak upacara, merokok di sekolah, berkelahi dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, maka tata tertib sekolah merupakan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap Siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran. Kegiatan-kegiatan yang ada di sekolahan antara lain kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ektrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan disekolah dalam rangka untuk mengembangkan potensi anak didik agar mencapai taraf yang lebih baik. Kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler merupakan perpanjangan, pelengkap, atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau dorongan potensi anak didik hingga mencapai taraf maksimal. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan yang diikuti oleh Siswa di luar jam pelajaran sekolah. Namun pada dasarnya Proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan dengan lancar apabila tata tertib yang telah ditetapkan dijalankan dengan

5 penuh tanggung jawab. Guna menunjang kelancaran proses kegiatan ekstrakurikuler, sekolah membuat peraturan-peraturan yang lebih dikenal tata tertib, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut tidak berarti tanpa adanya kepatuhan dari berbagai pihak yang terkait di dalamnya terutama siswa anggota ekstrakurikuler. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar akan memunculkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Kesulitankesulitan yang dihadapi dalam proses belajar tidak akan membuat mereka putus asa, justru dengan kesulitan-kesulitan tersebut mereka akan lebih tertantang untuk mencari solusinya. Bila mana menghadapi kesulitan itu mereka mudah menyerah, dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang rendah. Mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar dalam hal ini Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan motivasi belajar kurang. Namun kepatuhan Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah adalah penting untuk keberhasilan Siswa itu sendiri dalam mengikuti pendidikannya apabila Siswa tidak mematuhi peraturan sekolah maka kegiatan proses belajar mengajar tidak dapat terlaksana dengan baik. Patuhnya Siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah akan menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

6 Proses belajar motivasi mempunyai peranan besar sebagai pendorong yang membuat Siswa melakukan kegiatan belajar, apabila Siswa mempunyai motivasi yang tinggi ia akan menungjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar atau pendidikan yang sedang ditempuh. Sering dijumpai Siswa yang kelihatan pandai tetapi memperoleh prestasi belajar yang rendah, atau sebaliknya Siswa yang kelihatan kurang pandai memperoleh prestasi belajar yang tinggi, karena motivasi yang kuat untuk dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Motivasi tersebut akan menimbulkan dorongan yang kuat sehingga Siswa akan lebih aktif baik dirumah maupun disekolah. Namun agar tercipta proses belajar yang baik harus ada interaksi antara guru dengan murid dalam mengatasi hambatanhambatan yang mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya sikap Siswa yang positif terhadap belajar maka akan berusaha untuk berperilaku sebaikbaiknya agar apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai yaitu dengan mentaati semua tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan, diperoleh data tentang rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.

7 Tabel 1. Rekapitulasi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan Siswa kelas XI SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011 No Jenis Pelanggaran Jumlah Pelanggaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Terlambat Masuk Sekolah Membolos pada jam pelajaran Tidak masuk tanpa keterangan Tidak seragam Berambut gondrong/pirang Tidak ikut upacara Atribut tidak lengkap Berkelahi Membawa hal-hal yang tidak diperlukan disekolah Mengambil buku perpustakaan Jumlah 110 Sumber : TU SMA Negri 1 Bumi Agung Way Kanan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010-2011 10 20 46 5 4 9 7 3 5 1 Berdasarkan Tabel 1. Di atas, jumlah pelanggaran terhadap tata tertib masih cukup banyak sekali 110 Siswa. Dalam hal ini, pelanggaran tata tertib paling banyak dilakukan oleh Siswa adalah tidak masuk tanpa keterangan yaitu sebanyak 46 Siswa, terlambat masuk sekolah 10 Siswa, membolos pada jam pelajaran 20 Siswa, tidak seragam 5 Siswa, berambut gondrong/pirang 4 Siswa, tidak ikut upacara 9 Siswa, atribut tidak lengkap 7 Siswa, berkelahi 3 Siswa, membawa hal-hal yang tidak diperlukan sekolah 5 Siswa, menghilangkan buku perpustakaan 1 Siswa. Sebagai tindak lanjut terhadap Siswa yang melanggar tata tertib sekolah memberikan sanksi terhadap Siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian dan bagi Siswa yang berkelahi disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah.

8 Proses belajar mengajar disekolah setiap siswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya kepatuhan melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang maksimal. Suatu sekolah yang mempunyai peraturan itu dapat berjalan dengan lancar maka harus ada tata tertib disekolah diharapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dicapai. Pengertian tata tertib adalah peraturan-peraturan yang ditaati dan dilaksanakan. Sedangkan menurut Intruksi Menteri pendidikan dan kebudayaan Tgl 1 Mei 1997 No 14/U/1974 adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggaranya (B. Suryosubroto,2008: 81) Dengan demikian dapat disimpulkan tata tertip sekolah merupakan peraturanperaturan yang mengatur kehidupan sekolah yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh setiap siswa dan akan dikenakan sanksi jika melakukan pelanggaran. Tata tertib dan peraturan siswa disekolah mencakup aspek-aspek: a. Tugas dan kewajiban 1. Dalam Kegiatan Intra Sekolah - Masuk sekolah. Para pelajar harus dating disekolah sebelum pelajaran dimulai - Waktu belajar, sebelum belajar dimulai pelajaran yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan - Waktu Istirahat, para pelajar tiada dibenarkan tinggal didalam kelas tetapi tetap dalam halaman gedung sekolah - Waktu Pulang, para pelajar pulang pada waktu pelajar sidah selesai - Kebersihan dan Keindahan Sekolah, setiap pelajar wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah - Cara berpakaian, para pelajar wajib berpakaian sesuai yang ditentukan sekolah 2. Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler - OSIS - Kepramukaan - Keolahragaan - Kesenian

9 - PMR dll b. Larangan-larangan 1. Meninggalkan sekolah/pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung, tanpa izin kepala sekolah/guru bersangkutan 2. Membawa rokok dan merokok 3. Berpakaiaan yang tidak senonoh dan bersolek yang berlebihan 4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran/sekolah c. Sanksi-sanksi Bagi Pelajar 1. Peringatan secara lisan langsung kepada pelajar 2. Peringatan tertulis kepada pelajar dengan tenbusan kepada orang tua 3. Dikeluarkan sementara 4. Dikeluarkan dari sekolah (B.Suryosubroto 2008: 82-83) Berdasarkan defenisi tersebut, kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah adalah ketaatan dan kesadaran siswa untuk melaksanakan dan mentaati tata tertib yang berlaku disekolah atas dasar rasa hormat dan kesadaran sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan. Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui adakah pengaruh partisipasi siswa terhadap ekstrakurikuler dan motivasi belajar dalam kepatuhan akan tata tertib sekolah maka peneliti mengambil judul Pengaruh Partisipasi Siswa Terhadap Ekstrakurikuler Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepatuhan Akan Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Kelas XI SMA 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dalam penelitiaan ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :

10 1. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang aktif dalam mengikuti kepatuhan tata tertib disekolah sehingga banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler 2. Rendahnya partisipasi siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah. 3. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung kurang motivasi belajarnya yang menyebabkan diri siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. 4. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih banyak yang melanggar tata tertib sekolah. 5. Penerapan mengikuti ekstrakurikuler disekolah menyebabkan siswa merasa jenuh sehingga perlu meningkatkan yang bervariasi didalam kegiatan ekstrakurikuler. 6. Motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik sehingga masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam meningkatkan tata tertib sekolah. 7. Banyaknya siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang dalam motivasi belajar yang menyebabkan siswa menampakkan keengganan cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar sehingga siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah masih kurang baik.

11 8. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang partisipasinya dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajarnya yang menyebabkan siswa tidak mematuhi kepatuhan tata tertib sekolah. 9. Adanya siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang tidak mematuhi tata tertib sebagian melakukan perkelahian disekolah dikenakan sanksi diskorsing atau diberhentikan dari sekolah. 10. Sebagian besar siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung yang masih melanggar tata tertib sekolah diberikan sanksi terhadap siswa yang naik kelas dengan surat perjanjian. 11. Sebagian besar SMA Negeri 1 Bumi Agung masih kurang baik partisipasinya terhadap ektrakurikuler kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. 12. Sebagian siswa SMA Negeri 1 Bumi Agung tidak dapat menggunakan dan mengatur waktu dengan baik dalam kegiatan ektrakurikuler yang menyebabkan siswa lalai dalam belajar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler (XI), motivasi belajar (X2) dan kepatuhan akan tata tertib sekolah (Y)

12 D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada Siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011? 3. Apakah ada pengaruh partisipasi Siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011? E. Tujuan Penelitian Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Mengetahui pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa kelas XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011.

13 3. Mengetahuai pengaruh partisipasi siswa dalam ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah pada siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011. F. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai informasi bagi SMA Negeri 1 Bumi Agung Way Kanan dalam meningkatkan disiplin sekolah. 2. Sebagai bahan masukan untuk para guru dalam rangka meningkatkan kepatuhan siswa terhadap pelaksanaan tata tertib sekolah, guna mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Sebagai bahan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi secara teoristis serta bahan acuan dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya. 4. Sebagai salah satu prasyarat kelulusan program strata satu (S-1) untuk meraih gelar sarjana. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri atas : 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan motivasi belajar terhadap kepatuhan akan tata tertib sekolah.

14 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa XI SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011 kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negari 1 Bumi Agung Way Kanan. 4. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011.