Ringkasan. ) sebesar 8 x spora/ml. Waktu yang diperlukan untuk mematikan separuh dari populasi semut hitam di laboratorium (LT 50

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Beauveria bassiana terhadap Mortalitas Semut Rangrang Oecophylla smaragdina (F.) (Hymenoptera: Formicidae)

Kajian keefektifan agen hayati Beauveria bassiana dan penyarungan buah dalam pengendalian hama PBK di Kalimantan Timur

Dalam sistem pengendalian hama terpadu (PHT),

ANCAMAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS Oleh; Effendi WIbowo, SP dan Fitri Yuniarti, SP

EFEKTIVITAS KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) TERHADAP TINGKAT SERANGAN PBK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

PATOGENISITAS Beauveria bassiana PADA Spodoptera litura Fabricius. (Lepidoptera : Noctuidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT SKRIPSI OLEH :

EFEKTIVITAS ISOLAT DAN METODE PAPARAN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin TERHADAP MORTALITAS DAN MIKOSIS Spodoptera litura Fabricius

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

Studi berbagai jenis sarang permanen untuk mengembangbiakkan semut hitam, Dolichoderus thoracicus (Smith) (Hymenoptera: Formicidae)

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana TERHADAP HAMA Helopeltis sp. YANG MENYERANG TANAMAN KAKAO. Syamsul Makriful Akbar 1 dan Mariani 2 ABSTRAK

PENGARUH CASHEW NUT SHELL LIQUID (CNSL) TERHADAP MORTALITAS HELOPELTIS ANTONII SIGN PADA BIBIT JAMBU METE

PEMANFAATAN Verticillium tricorpus SEBAGAI AGEN PENGENDALIAN HAYATI PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella DI JAYAPURA, PROVINSI PAPUA

HASIL DAN PEMBAHASAN

REKOMENDASI UMUM PENGENDALIAN HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO 1) Oleh: Ir. Syahnen, MS 2) dan Muklasin, SP 3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Isolat M. anisopliae pada Berbagai Konsentrasi terhadap

Pemapanan Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus) Pada Perkebunan Kakao dan Pengaruhnya Terhadap Serangan Hama Helopeltis spp.

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA ENTOMOPATOGEN PADA LARVA Oryctes rhinoceros L. (Coleoptera: Scarabaeidae) DI LABORATORIUM SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH KOMBINASI APLIKASI JAMUR Paecilomyces fumosoroseus, LEM PERANGKAP, DAN INSEKTISIDA IMIDAKLOPRID TERHADAP Empoasca sp.

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (595) :

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen. DI SENTRA PERKEBUNAN KAKAO JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

BAHAN DAN METODE. Bahan

PENGGUNAAN BEAUVERIA BASSIANA DAN BACILLUS THURINGIENSIS UNTUK MENGGENDALIKAN Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) DI LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

SELEKSI NEMATODA PARASIT SERANGGA DARI TANAH DIPERTANAMAN KAKAO DI LABORATORIUM SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

UJI EFEKTIFITAS INSEKTISIDA BIOLOGI TERHADAP HAMA PENGGEREK. POLONG (Maruca testulalis Geyer.) (Lepidoptera;Pyralidae) PADA

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA ENTOMOPATOGEN PADA IMAGO PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera: Gracillariidae) Di LABORATORIUM

UJI EFEKTIVITAS CENDAWAN Fusarium sp POTENSINYA SEBAGAI ENTOMOPATOGEN TERHADAP KEPIK PENGISAP BUAH KAKAO (Helopeltis sulawesi : HEMIPTERA)

PENGGEREK BUAH KAKAO, Conopomorpha cramerella Snellen (TEKNIK PENGENDALIANNYA YANG RAMAH LINGKUNGAN)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

PEMANFAATAN LIMBAH BATANG TEMBAKAU UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.)

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

Upaya Pemanfaatan Ekstrak Biji Keben Barringtonia asiatica (L.) Kurz terhadap Kematian Kutu Tempurung Hijau Coccus viridis pada Tanaman Kopi Coffea sp

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Pakan Pembiakan Serangga Uji

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

Concentrations Test Of Tuba Root Powder (Derris elliptica Benth) Against Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae) Mortality on Soybean Plants

HUBUNGAN ANTARA KERAPATAN POPULASI KEPIK RENDA, Diconocoris hewetti (Dist) (HEMIPTERA : TINGIDAE) DAN KEHILANGAN HASIL PADA TANAMAN LADA

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

PENGARUH MACAM MEDIA DAN JENIS ISOLAT Beauveria bassiana TERHADAP PRODUKSI SPORA KERING KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

PENGARUH EKSTRAK-METANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) TERHADAP DAYA TETAS TELUR, MORTALITAS DAN PERKEMBANGAN LARVA Aedes aegypti Linn.

UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN MIMBA TERHADAP LARVA DOLESCHALLIA POLIBETE CRAMER (NYMPHALIDAE: LEPIDOPTERA) PADA TANAMAN HANDEULEUM (GRAPTOPHYLLLUM PICTUM)

Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Viabilitas Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. Dalam Beberapa Pembawa

SKRIPSI. Oleh. Hardiyan Murti NIM

Gambar 3. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT

KOLONISASI SEMUT HITAM ( Dolichoderus thoracicus Smith ) PADA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PAKAN ALTERNATIF.

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

KEBUN GELAP OPT SENANG KEBUN TERANG OPT HILANG. Oleh: Erna Zahro in

PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENGENDALIAN HAMA PBK PADA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI DESA SURO BALI KABUPATEN KEPAHIANG ABSTRAK PENDAHULUAN

POTENSI DAUN SERAI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Callosobruchus analis F. PADA KEDELAI DALAM SIMPANAN

IDENTIFIKASI DAN UJI PATOGENISITAS ISOLAT FUNGI PENYEBAB MIKOSIS PADA ULAT BULU SKRIPSI

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

ISOLAT LOKAL TERHADAP PENGGEREK BUAH KOPI

I. PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan penting

KEEFEKTIFAN Beauveria bassiana DAN Spicaria sp. TERHADAP KEPIK RENDA LADA Diconocoris hewetti (DIST.) (HEMIPTERA: TINGIDAE)

Jurnal ILMU DASAR Vol. 16 No. 2, Juli 2015 : Helmi *), Didik Sulistyanto, Purwatiningsih ABSTRACT

PENGARUH AIR KELAPA, AIR TAJIN DAN AIR LERI PADA PRODUKSI SPORA Isaria fumosorosea (Holmsk.) Fries DAN VIRULENSI TERHADAP NIMFA Bemisia tabaci Genn.

III. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala pada Larva S. litura

DIPA /2013

Sebaran Populasi Nematoda Radopholus similis dan Pratylenchus coffeae Pada Lahan Perkebunan Kopi

Saartje. H. Noya Dosen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon

PENGARUH EKSTRAK DAUN MINDI (Melia azedarach) DENGAN PELARUT AIR TERHADAP MORTALITAS LARVA CAPLAK ANJING (Rhipicephalus sanguineus)

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH UNTUK PENGENDALIAN HAMA KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana)

Oleh : Maulana Iqbal Attami ABSTRACT

Endah Suhaendah, Aditya Hani dan Benyamin Dendang Balai Penelitian Kehutanan Ciamis ABSTRACT

KEPADATAN KOLONI SEMUT HITAM (Dolichoderus thoracicus Smit) PADA PERTANAMAN KAKAO DAN CENGKEH DI NAGARI SELAYO KABUPATEN SOLOK E JURNAL

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

Yusran Baddu, Retno Dyah Puspitarini, Aminuddin Afandhi

2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS

BAB III METODE PENELITIAN

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK TEH HITAM DARI BERBAGAI WAKTU PENYEDUHAN DAN KONSENTRASI SEDUHAN SKRIPSI

merupakan salah satu vektor limphatik quinquefasciatus telah diupayakan dengan

PENGARUH EKSTRAK UMBI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) TERHADAP PERTUMBUHAN dan SERANGAN HAMA KOPI (Coffea robusta Lindl)

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi masyarakat

KEEFEKTIFAN PAKET TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BALI

UJI EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI BINTARO (Cerbera manghas) TERHADAP HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN KEDELAI

UJI KETAHANAN BEBERAPA NOMER KENTANG (Solanum tuberosum Linn.) TERHADAP SERANGAN NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis Woll.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERANGKAP WARNA BERPEREKAT DAN AROMA REMPAH UNTUK MENGENDALIKAN HAMA GUDANG

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Transkripsi:

Pengaruh samping aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoraciccus, predator Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao Pelita Perkebunan 2006, 22(2), 91 100 Pengaruh Samping Aplikasi Paecilomyces fumosoroseus Terhadap Semut Hitam, Dolichoderus thoracicus, Predator Helopeltis antonii dan Penggerek Buah Kakao The side effect of Paecilomyces fumosoroseus application on the black ant, Dolichoderus thoracicus, the predator of Helopeltis antonii and cocoa pod borer Endang Sulistyowati 1), Endang Mufrihati 1) dan Bekti Andayani 2) Ringkasan Paecilomyces fumosoroseus diketahui sebagai salah satu agens hayati yang cukup efektif dalam mengendalikan penggerek buah kakao (PBK) dan Helopeltis antonii. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh samping aplikasi jamur entomopatogen P. fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoracicus, telah dilakukan di laboratorium Hama dan Penyakit, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan di kebun Glenmore, Banyuwangi sejak bulan Juni sampai Oktober 2004. Penelitian di laboratorium menggunakan konsentrasi 10 5, 10 6, 10 7, dan 10 8 spora/ml sedangkan di lapangan menggunakan konsentrasi 2, 4, 6, 8 g spora kering/10 l, masing-masing dengan pembanding insektisida golongan karbamat konsentrasi formulasi 0,2% dan piretroid sintetik konsentrasi formulasi 0,05% dan kontrol. Percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa penyemprotan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 secara langsung dapat mematikan semut hitam antara 20 38,75% dengan persentase semut berjamur antara 2,5 12,5%. Hubungan antara log konsentrasi P. fumosoroseus dengan probit mortalitas semut hitam, D. thoracicus mengikuti persamaan regresi Y = 3,653 + 0,097 X dengan konsentrasi letal (LC 50 ) sebesar 8 x 10 13 spora/ml. Waktu yang diperlukan untuk mematikan separuh dari populasi semut hitam di laboratorium (LT 50 ) pada konsentrasi 10 7 spora/ml mengikuti persamaan regresi Y = 1,851 + 1,522 X, dengan LT 50 adalah 12,01 hari. Pengaruh penyemprotan insektisida karbamat dan piretroid sintetik terhadap mortalitas semut berturut-turut mencapai 91,25% dan 98,75%. Di lapangan, pengaruh penyemprotan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 terhadap semut hitam sangat rendah, dengan persentase mortalitas semut hitam pada sarang daun kakao berkisar 0,25 0,46% dan pada sarang daun kakao dalam kantong plastik antara 0,06 0,21%. Sementara itu pengaruh penyemprotan insektisida karbamat dan piretroid sintetik mencapai 37,35% dan 52,37% pada sarang daun kakao, serta 19,15% dan 46,67% pada sarang daun kakao dalam kantong plastik. 1) Peneliti, Teknisi (Researcher, Technician); Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. P.B. Sudirman 90, Jember 68118, Indonesia. 2) Sarjana (Graduate); Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jl. Kalimantan III/123, Jember 68121, Indonesia. 91

Sulistyowati, Mufrihati dan Andayani Summary Paecilomyces fumosoroseus was known as one of the effective biological agents of cocoa pod borer and Helopeltis antonii. To find out the side effect of application of P. fumosoroseus on black ant, Dolichoderus thoracicus, a series of observations were carried out at the Laboratory of Pest and Diseases Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI) and in a cocoa plantation of Glenmore, Banyuwangi district, since June until October, 2004. Laboratory research used four concentrations of P. fumosoroseus namely 10 5, 10 6, 10 7 and 10 8 spores/ml, while in the field used concentration 2, 4, 6, 8 g dry spores/ml. Each trial as compared with spraying of carbamate and synthetic pyrethroid insecticides as control and untreated This research was designed by randomized block design and four replications. The results showed that in the laboratory, direct spraying suspension of P. fumosoroseus killed black ant between 20 39% which infected fungi about 2.5 12.5%. The relationship between log of spores concentration of P. fumosoroseus and probit of ant mortality followed the regression equation Y = 3.653 + 0.097 X with LC 50 was 8 x 10 13 spore/ml. The period needed to kill a half of ant population at the laboratory (LT 50 ) at concentration 10 7 spores/ml followed the regression equation Y = 1.851 + 1.522 X, with LT 50 is 12,01 days. The effect of pyrethroid and carbamate insecticide on ants mortality were 91.25% and 98.75% respectively. In the field, the effect of P. fumosoroseus spray on black ant population was very low, with the percentage of ant mortality at cocoa leaf nest were 0.25 0.46% and at cocoa leaf nest in plastic bag were 0.06 0.21%, while carbamate and pyrethroid synthetic effect were 37.35% and 52.37% at cocoa leaf nest, and 19.15% and 46.67% at cocoa leaf nest in plastic bags. Key words : Cocoa, capsid, Helopeltis antonii, biological control, biological agents, Paecilomyces fumosoroseus, Dolichoderus tharacicus. PENDAHULUAN Salah satu komponen pengendalian yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan agens hayati, di antaranya adalah predator dan jamur entomopatogen. Pada ekosistem kakao, dikenal dua agens pengendalian hayati, yaitu semut hitam, Dolichoderus thoracicus dan jamur entomopatogen. Semut hitam sudah dikenal sebagai agens pengendalian hayati Helopeltis antonii di Jawa Tengah sejak tahun 1903 (Giesberger, 1983) serta hama penggerek buah kakao (PBK) di Indonesia dan Malaysia (Saleh & Abu Hasan, 2003). Biaya pengendalian Helopeltis per hektar di Perkebunan London Sumatera menurun sebesar 70% dari tahun sebelumnya dengan menggunakan semut hitam (Bakri et al., 1989 cit. Saleh 2003). Menurut Saleh dan Abu Hassan (2001), biaya pengelolaan semut hitam (Rp79,95,-) jauh lebih murah dibandingkan dengan penyemprotan insektisida (Rp246.264,-). Sampai saat ini perkebunan kakao PT London Sumatera di Jawa Timur tidak menggunakan insektisida sama sekali untuk pengendalian Helopeltis dan PBK. 92

Pengaruh samping aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoraciccus, predator Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao Beauveria bassiana dan Paecylomyces fumosoroseus merupakan jamur entomopatogen yang diketahui keefektifannya terhadap Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao (PBK). Hasil pengujian menunjukkan bahwa jamur entomopatogen P. fumosoroseus isolat Pfr-08 yang diisolasi dari pupa PBK tersebut mempunyai efektivitas yang cukup tinggi dalam menekan populasi PBK (Sulistyowati et al., 2001). Di laboratorium, dengan konsentrasi 10 7 spora/ml dapat mematikan PBK dengan ratarata persentase mortalitas 100% (Sulistyowati et al., 2002). Hasil pengujian di lapangan, aplikasi jamur entomopatogen P. fumosoroseus isolat Pfr-08 dengan konsentrasi formulasi 5 ml/10 l air sebanyak lima kali dengan interval 10 hari cukup efektif menekan serangan PBK sebesar 57,5% dan menyelamatkan kehilangan hasil 14% dibandingkan dengan kontrol. Sebagai agens pengendalian hayati Helopeltis, pernah diuji P. fumosoroseus isolat Helopeltis dari tanaman teh dari Jawa Barat dengan nama dagang NirAma, ternyata kurang efektif untuk mengendalikan Helopeltis. Hasil uji patogenesitas NirAma di laboratorium hanya dapat mematikan Helopeltis sebesar 25%, sedangkan hasil uji keefektifan NirAma di lapangan dengan konsentrasi formulasi 4 16 g/l, dengan interval dua minggu dapat menekan serangan Helopeltis antara 12,5 31,25% pada 8 minggu setelah aplikasi dibandingkan dengan kontrol (Junianto & Sulistyowati, 2001). Uji keefektifan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 terhadap H. antonii, belum pernah dilakukan. Penggunaan suatu insektisida, baik insektisida kimia maupun hayati, perlu didukung data tentang pengaruh negatif aplikasi insektisida tersebut terhadap tanaman yang diperlakukan, ataupun terhadap musuh alami dan serangga berguna lainnya yang terdapat dalam ekosistem pertanaman kakao. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya ledakan hama sekunder ataupun pengaruh negatif lainnya jika diketahui bahwa aplikasi insektisida yang digunakan dapat membunuh musuh alami lain maupun serangga berguna yang terdapat dalam ekosistem kakao. Dalam tulisan ini akan dibahas pengaruh samping aplikasi jamur entomopatogen P. fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoracicus agens hayati yang diketahui efektif mengendalikan PBK maupun Helopeltis dan sudah mapan di pertanaman kakao. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium Entomologi (Hama dan Penyakit) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia serta di areal pertanaman kakao di kebun Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dengan ketinggian tempat 300 m d.p.l, serta tipe iklim B (Schmidt & Fergusson). Penelitian berlangsung selama lima bulan sejak Juni sampai dengan Oktober 2004. a. Pengujian laboratorium Pengujian laboratorium untuk mengetahui efek samping P. fumosoroseus dilakukan terhadap semut hitam pekerja. Percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dan diulang 4 kali. Konsentrasi spora P. fumosoroseus yang diuji adalah 10 5, 10 6, 10 7, 10 8 93

Sulistyowati, Mufrihati dan Andayani spora/ml, dengan pembanding insektisida golongan karbamat dan piretroid sintetik, serta kontrol (tanpa perlakuan). Setiap unit perlakuan terdiri atas sepuluh ekor semut hitam pekerja. Aplikasi P. fumosoroseus dilakukan secara langsung terhadap semut, menggunakan alat hand atomizer dengan dua kali semprot. Selanjutnya semut hitam dipelihara dalam cawan petri dan diberi makan larutan gula. Sebagai pembanding juga dilakukan uji keefektifan P. fumosoroseus terhadap H. antonii. Pengujian dilakukan terhadap stadium nimfa dan imago H. antonii. Perlakuan konsentrasi P. fumosoroseus dan rancangan percobaan sama dengan uji efek samping terhadap semut hitam. Setiap unit perlakuan terdiri atas sepuluh ekor nimfa dan sepuluh ekor imago Helopeltis. Aplikasi P. fumosoroseus dilakukan secara langsung terhadap Helopeltis, menggunakan alat hand atomizer dengan dua kali semprot. Selanjutnya kedua stadia Helopeltis tersebut dipelihara secara terpisah dalam stoples plastik dengan pakan buah kakao bebas dari pestisida. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap jumlah semut dan H. antonii yang mati dan yang berjamur mulai hari pertama sampai hari ke tujuh setelah aplikasi. Untuk mengetahui Lethal Concentration (LC 50 ), yaitu konsentrasi spora yang diperlukan untuk membunuh 50% populasi semut atau Helopeltis dan Lethal Time (LT 50 ), yaitu waktu yang diperlukan untuk membunuh 50% populasi semut atau Helopeltis, ditentukan berdasarkan analisis probit. b. Pengujian lapangan Penelitian di lapangan disusun dalam rancangan acak kelompok, dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan konsentrasi P. fumosoroseus yang diuji adalah 2, 4, 6 dan 8 g spora kering/10 l air. Aplikasi dilakukan pada pagi hari menggunakan alat knapsack sprayer dengan volume semprot 500 ml/pohon atau 500 l/ha. Sebagai pembanding dilakukan penyemprotan insektisida piretroid berbahan aktif sipermetrin dan insektisida karbamat berbahan aktif BPMC masing-masing dengan konsentrasi formulasi 0,05% dan 0,2%, serta kontrol (tanpa perlakuan). Sebagai satuan percobaan adalah plot terdiri 5 x 5 pohon. Pada setiap plot dipasang 5 sarang semut terbuat dari lipatan daun kakao dan 5 sarang dari daun kakao dalam kantong plastik. Masing-masing sarang digantungkan pada cabang primer pohon kakao. Pemasangan sarang dilakukan 3 minggu sebelum perlakuan, sehingga pada saat penyemprotan, sarang tersebut sudah berisi semut hitam dengan populasi awal yang tidak diketahui. Pada saat penyemprotan suspensi P. fumosoroseus, di bagian bawah tajuk kakao yang ada sarangnya, dihamparkan plastik berukuran 1 x 1 m untuk menampung semut yang jatuh. Semut yang jatuh dan mati dikumpulkan dan diinkubasi dalam cawan petri untuk diamati jumlah semut yang berjamur. Pengamatan terhadap mortalitas semut pada masing-masing sarang dilakukan secara destruktif dengan cara mengambil satu sarang pada pohon contoh pada 3, 4, 5, 6 94

Pengaruh samping aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoraciccus, predator Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao dan 7 hari setelah aplikasi suspensi P. fumosoroseus. Parameter yang diamati adalah jumlah semut hitam dalam sarang dan jumlah semut yang mati dan berjamur. Selain sarang semut, pada setiap plot perlakuan juga digantungkan dua kurungan terbuat dari kassa berdiameter 15 cm panjang 20 cm, yang masing-masing berisi sepuluh ekor nimfa dan sepuluh ekor imago Helopeltis. Pengujian terhadap Helopeltis ini dilakukan sebagai pembanding untuk mengetahui keefektifan jamur P. fumosoroseus dalam mengendalikan Helopeltis. Untuk mengetahui pengaruh samping jamur P. fumosoroseus terhadap semut hitam dan keefektifannya terhadap Helopeltis, dilakukan pengamatan terhadap peubah sbb.: Jumlah semut hitam dalam sarang. Jumlah semut hitam yang mati dalam sarang dan yang jatuh di atas hamparan plastik. Jumlah nimfa dan imago Helopeltis yang mati. Jumlah semut hitam serta nimfa dan imago Helopeltis yang terinfeksi P. fumosoroseus. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengaruh P. fumosoroseus terhadap semut hitam dan Helopeltis di laboratorium Hasil pengamatan dan analisis data terhadap rata-rata jumlah semut hitam yang mati dan yang terinfeksi P. fumosoroseus di laboratorium menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan P. fumosoroseus dengan kontrol. Semua konsentrasi P. fumosoroseus Pfr-08 yang diuji menyebabkan kematian semut hitam yang relatif rendah yaitu 20 38,75% yang berbeda nyata dengan perlakuan insektisida piretroid sintetik dan insektisida karbamat dengan rata-rata mortalitas mencapai 98,75% dan 91,25%. Hasil analisis data rata-rata semut hitam yang berjamur diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan yang diuji. Pengaruh penyemprotan suspensi P. fumosoroseus Pfr-08 terhadap semut hitam relatif sangat rendah, hal ini dilihat dari rata-rata semut yang berjamur berkisar 3,75 12,5%. Berdasarkan hasil analisis data persentase mortalitas nimfa dan imago H. antonii pada pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa perlakuan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 konsentrasi 10 8 spora/ ml memberikan hasil terbaik ditunjukkan dengan angka mortalitas yang tinggi dan tidak berbeda nyata dengan insektisida pembanding (Tabel 1). Dari hasil analisis uji laboratorium tersebut diketahui bahwa aplikasi P. fumosoroseus Pfr 08 sampai dengan konsentrasi 10 8 efektif mematikan H. antonii tetapi cukup aman terhadap semut hitam. Keefektifan suatu insektisida terhadap hama sasaran umumnya dinyatakan dengan LC 50, yaitu besarnya konsentrasi yang dapat mengakibatkan mortalitas 50% dari seluruh serangga uji dalam waktu tertentu (Priyono, 1998). Berdasarkan hasil analisis probit dapat diketahui bahwa hubungan antara log konsentrasi P. fumosoroseus dengan probit mortalitas semut hitam mengikuti persamaan 95

Sulistyowati, Mufrihati dan Andayani regresi Y = 3,653 + 0,097 X dengan LC 50 adalah sebesar 8 x 10 13 spora/ml. Nilai LC 50 P. fumosoroseus terhadap semut hitam pada penelitian ini lebih tinggi dibanding nilai LC 50 B. bassiana isolat Bby-725 terhadap semut hitam yaitu sebesar 10 7 spora/ml (Junianto & Sulistyowati, 2001). Waktu yang diperlukan untuk mematikan separuh dari populasi semut hitam di laboratorium (LT 50 ) pada konsentrasi 10 7 spora/ml adalah 12,01 hari dan hubungan antara log waktu dengan mortalitas semut hitam mengikuti persamaan regresi Y = 1,851 + 1,522 X. b. Pengaruh P. fumosoroseus terhadap semut hitam dan Helopeltis di lapangan Pengaruh aplikasi P. fumosoroseus isolat Pfr-08 terhadap mortalitas semut hitam pada sarang daun kakao di lapangan sangat rendah yaitu berkisar 0,25 0,46% dan berbeda nyata dibanding dengan pengaruh insektisida karbamat dan piretroid sintentik dengan mortalitas semut hitam yang mencapai 37,35% dan 52,37%. Demikian juga persentase semut yang terinfeksi jamur P. fumosoroseus juga sangat rendah (0,44 1,37%). Pada sarang yang terbuat dari daun kakao dalam kantong plastik, pengaruh aplikasi P. fumosoroseus terhadap mortalitas semut hitam lebih rendah lagi yaitu 0,06 0,21% dan semut terinfeksi jamur 0,12% 0,35%. Sementara itu pengaruh penyemprotan insektisida karbamat dan piretroid terhadap mortalitas semut hitam mencapai 19,15% dan 46,67% (Tabel 2). Rendahnya mortalitas semut hitam dalam sarang daun kakao tampaknya disebabkan selain karena jamur P. fumosoroseus memang tidak berbahaya bagi semut hitam, juga karena Tabel 1. Table 1. Perlakuan Treatment P. fumosoroseus 10 5 spore/ml 20.00 b 3.75 bc 30.00 de 65.00 bc P. fumosoroseus 10 6 spore/ml 26.25 b 6.25 ab 47.50 cd 82.50 b P. fumosoroseus 10 7 spore/ml 38.75 b 12.50 a 45.00 cd 50.00 c P. fumosoroseus 10 8 spore/ml 25.00 b 10.00 ab 67.50 bc 97.50 a Karbamat (Carbomate) 2.0 ml/l 91.25 a 0.00 c 87.50 ab 97.50 a Piretroid sintetik 0.5 ml/l 98.75 a 0.00 c 100.00 a 100.00 a Synthetic pyrethroid Mortalitas semut hitam dan Helopeltis pada berbagai konsentrasi spora P. fumosoroseus 7 hari setelah aplikasi di laboratorium Mortality of black ant and Helopeltis on various concentration of P. fumosoroseus 7 days after application at laboratory Konsentrasi Concentration Mortalitas semut pekerja Mortality of ant % Mortalitas Mortality % berjamur Infected Mortalitas Helopeltis Mortality of Helopeltis Nimfa Nymph Imago Adult Kontrol (Control) 5.00 c 0.00 c 12.50 e 7.50 d Keterangan (Notes): Data rata-rata pada kolom sama yang diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Duncan pada taraf 5% (Data in the same column followed by the same letter it s means not significantly different according to Duncan). Angka telah ditransformasi kembali dari Arc Sin % (The number has been re-tranformation from Arc Sin %). 96

Pengaruh samping aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoraciccus, predator Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao 4.7 4.6 4.5 y y=0.097x = 0,097x + 3.653 3,653 R 2 =0.2375 = 0,2375 Probit kematian Mortality 4.4 4.3 4.2 4.1 4 3.9 0 2 4 6 8 10 Log konsentrasi Log concentration Gambar 1. Hubungan antara log konsentrasi P. fumosoroseus dengan probit kematian semut hitam. Figure 1. Relationship between log of concentration of P. fumosoroseus and mortality of black ant. 5 4.5 4 y y=1.522x = 1,522x + + 1.851 1,851 R 2 =0.8991 = 0,8991 Probit kematian Mortality 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 0.5 1 1.5 2 Log waktu Log time Gambar 2. Hubungan antara log waktu dengan probit kematian semut hitam. Figure 2. Relationship between log of time and mortality of black ant. 97

Sulistyowati, Mufrihati dan Andayani semut hitam cukup terlindung di dalam lipatan sarang pada saat penyemprotan. Hasil analisis data persentase mortalitas imago H. antonii dan persentase yang berjamur di lapangan, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan konsentrasi P. fumosoroseus yang diuji dengan kontrol. Penyemprotan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 konsentrasi 10 8 spora/ ml memberikan hasil cukup baik dengan persentase mortalitas imago Helopeltis ratarata sebesar 56,67% yang tidak berbeda nyata dengan insektisida piretroid sintetik, kemudian diikuti konsentrasi 10 7, 10 6 dan 10 5 spora/ml dengan persentase mortalitas berturut-turut sebesar 55,33%, 40,00% dan 33,33%. Pengaruh penyemprotan P. fumosoroseus pada nimfa H. antonii lebih rendah dibanding pada imago, yaitu dengan persentase mortalitas pada konsentrasi 10 7, 10 5, 10 6 dan 10 8 berturut-turut 30%; 33,33%; 23,33% dan 16,67%. Rendahnya pengaruh P. fumosoroseus pada stadium nimfa diduga karena nimfa Helopeltis masih mengalami proses ganti kulit, sedangkan imago tidak. Spora yang mengenai tubuh nimfa Helopeltis akan berkecambah dan melakukan penetrasi. Proses perkecambahan spora jamur P. fumosoroseus memerlukan waktu yang cukup lama, dan jika proses ganti kulit nimfa terjadi kurang dari waktu yang dibutuhkan untuk penetrasi dan perkecambahan spora P. fumosoroseus, maka spora jamur yang telah berkecambah dan menembus kutikula akan terlepas bersama kulit lama (exuviae) Helopeltis (Junianto, 1999, Junianto et al., 2000). Tabel 2. Persentase mortalitas semut hitam 7 hari setelah aplikasi P. fumosoroseus di lapangan Table 2. Percentage of mortality of black ant 7 days after application of P. fumosoroseus in the field Perlakuan Treatment Konsentrasi Concentration Sarang daun kakao Cocoa leaf nest % mortalitas % mortality % berjamur % infected Sarang daun kakao dalam kantong plastik Nest in plastic bag % mortalitas % mortality % berjamur % infected 1. Pfr-08 10 5 (spora/ml) 0.25 c 0.44 a 0.21 c 0.35 a 2. Pfr-08 10 6 (spora/ml) 0.84 c 1.37 a 0.10 c 0.20 a 3. Pfr-08 10 7 (spora/ml) 0.40 c 0.78 a 0.06 c 0.12 ab 4. Pfr-08 10 8 (spora/ml) 0.46 c 0.84 a 0.11 c 0.19 a 5. Karbamat (Carbanate) 2.0 ml/l 37.35 b 0.00 b 19.15 b 0.00 b 6. Piretroid (Pyrethroid) 0.5 ml/l 52.37 a 0.00 b 46.67 a 0.00 b 7. Kontrol (Control) - 0.00 c 0,.00 b 0.00 c 0.00 b Keterangan (Notes): Angka rata-rata pada kolom sama yang diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Duncan pada taraf 5%. (Data in the same column followed by the same letter it s means not significantly different according to Duncan). Angka telah ditransformasi kembali dari Arc Sin % (The number has been re-tranformation from Arc Sin %). 98

Pengaruh samping aplikasi Paecilomyces fumosoroseus terhadap semut hitam, Dolichoderus thoraciccus, predator Helopeltis antonii dan penggerek buah kakao Tabel 3. Persentase mortalitas H. antonii 7 hari setelah aplikasi P. fumosoroseus di lapangan Table 3. Percentage of mortality H. antonii 7 days after application of P. fumosoroseus in the field Perlakuan Treatment Konsentrasi Concentration Mortalitas imago Mortality of adult % mortalitas % mortality % berjamur % infected Mortalitas nimfa Mortality of nymph % mortalitas % mortality % berjamur % infected 1. Pfr-08 10 5 33.33 c 26.67 a 33.33 b 26.67 a 2. Pfr-08 10 6 40.00 c 36.67 a 23.33 b 23.33 a 3. Pfr-08 10 7 53.33 c 53.33 a 30 b 26.67 a 4. Pfr-08 10 8 56.67 bc 53.33 a 16.67 b 16.67 ab 5. Karbamat (Carbanate) 2.0 ml/l 100.00 a 0 b 90 a 0 b 6. Piretroid (Pyrethroid) 0,5 ml/l 96.67 ab 0 b 90 a 0 b 7. Kontrol (Control) - 16.67 c 0 b 13.33 b 0 b Keterangan (Notes): Data pada kolom sama yang diikuti huruf sama berarti tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Duncan pada taraf 5%.(Data in the same column followed by the same letter it s means not significantly different according to Duncan). Angka telah ditransformasi kembali dari Arc Sin % (The number has been re-tranformation from Arc Sin %) KESIMPULAN Di laboratorium, penyemprotan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 secara langsung dapat mematikan semut hitam sampai 38,75%, sedang pengaruh penyemprotan insektisida karbamat dan piretroid sintetik terhadap mortalitas semut berturut-turut mencapai 91,25% dan 98,75%. sintentik dengan mortalitas semut hitam sebesar 37,35% dan 52,37% pada sarang daun kakao, dan pada sarang yang terbuat dari daun kakao dalam kantong plastik mencapai 19,15% dan 46,67%, penyemprotan P. fumosoroseus sangat aman terhadap semut hitam yang juga berfungsi sebagai predator Helopeltis. LC 50 P. fumosoroseus adalah 8 x 10 13 spora/ml dan LT 50 pada konsentrasi 10 7 spora adalah 12,01 hari. Di lapangan, pengaruh penyemprotan P. fumosoroseus isolat Pfr-08 sangat rendah dengan persentase mortalitas semut hitam pada sarang daun kakao berkisar 0,25 0,46% dan pada sarang yang terbuat dari daun kakao dalam kantong plastik antara 0,06 0,21%. Jika dibandingkan dengan pengaruh insektisida karbamat dan piretroid DAFTAR PUSTAKA Giesberger, G. (1983). Biological control of the Helopeltis pest of cocoa in Java. A Critical review of forty years (1901-1941) research on Helopeltis, with special reference to the role of the black cocoa ant Dolichoderus bituberculatus Mayr in the biological control system. p. 90 180. In : Ed H Toxopeus, P.C. Wessel & RE Larson (Eds.). Archives of Cocoa Research. ACRI Washington. Junianto, Y.D. (1999). Pengawetan Spora Beauveria bassiana Dengan Cara 99

Sulistyowati, Mufrihati dan Andayani Pengeringan-beku dan Penyimpanannya. Tesis. Fakultas Pertanian Program Pasca Sarjana UGM. & E. Sulistyowati (2000). Produksi dan Aplikasi jamur Beauveria bassiana (Deuteromycotina, Hyphomycetes) untuk pengendalian penghisap buah kakao (H. antonii) dan penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella). Simposium Kakao 2000. Surabaya. - & E. Sulistyowati (2001). Pengaruh samping penggunaan B. bassiana terhadap hama bukan sasaran dan musuh alami. Laporan Kegiatan Penelitian TA 2001. Bagian Proyek Penelitian PHT Tanaman Perkebunan di Jember, 24 33. Prijono,D. (1998). Penuntun Pengujian Insektisida. Fak. Pertanian IPB. Bogor. Saleh, A. & Abu Hasan (2001).The control of cocoa pod borer (Conopomorpha cramerella) and cocoa mirid (Helopeltis theobromae) by using insecticide and black ants in Lonsum Estates, North Sumatra, Indonesia. 4 th Asia Pasific Conference of Entomology, 14 17 August 2001, Kuala Lumpur, Malaysia Saleh, A. & Abu Hasan (2003). Kemajuan pengendalian PBK dengan cara PHT yang berkesinambungan di Kebun Kakao PT LONSUM di Sumatera Utara. Kongres PEI dan Simposium Entomologi VI 2003. Cipayung, Bogor. Sulistyowati, E.; Y.D. Junianto & E. Mufrihati (2001). Kajian ekobiologi dan metode pengendalian jasad pengganggu utama untuk mendukung pengendalian hama terpadu pada tanaman kakao. Unit kerja Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Badan Litbang pertanian, Bagian Proyek PHT Perkebunan Rakyat. Sulistyowati, E.; Y.D. Junianto; E. Mufrihati; & A. Wahab. (2002). Keefektifan jamur Paecylomices fumosoroseus untuk mengendalikan Penggerek Buah Kakao (Conopomorhpa cramerella Snell.) Pelita Perkebunan, 18, 120 128. *********** 100