BAB V KESIMPULAN. Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari

dokumen-dokumen yang mirip
menyerukan pada seluruh negara untuk memberlakukan sanksi tersebut

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

Konferensi Asia Afrika: Pentingnya Diplomasi dalam Menggalang Ingatan Dunia

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

Hubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Makalah Konferensi Asia Afrika 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SIKAP ISRAEL PADA MASA PEMERINTAHAN PERDANA MENTERI BENJAMIN NETANYAHU TERHADAP PROGRAM NUKLIR IRAN

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

DUKUNGAN DIPLOMASI POLITIK INDONESIA TERHADAP KEMERDEKAAN PALESTINA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal

DIPLOMASI PEMERINTAH IRAN TERHADAP TEKANAN INTERNASIONAL PADA PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR TAHUN

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

SIKAP ISRAEL PADA MASA PEMERINTAHAN PERDANA MENTERI BENJAMIN NETANYAHU TERHADAP PROGRAM NUKLIR IRAN

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

SENGKETA INTERNASIONAL

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

Disampaikan Oleh : Drs. Ali Mochtar Ngabalin, M.Si. Anggota No. A-12. Bismillahorrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Globalisasi. 1. Pengertian Globalisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH YANG ASPIRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. hakikat serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Otoritas Nasional Senjata Kimia, yang selanjutnya di

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Salam sejahtera bagi kita semua;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

BAB I PENDAHULUAN. listrik dalam wujud reaktor nuklir. Pengembangan teknologi nuklir tidak hanya

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Dr. Ganewati Wuryandari, MA. Jakarta, 18 April 2018

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BAB IV UPAYA ASEAN SEBAGAI MEDIATOR DALAM SENGKETATHAILAND-KAMBOJA. sengketa Thailand dan Kamboja ini dan akan di bagi menjadi beberapa sub bab

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE

PIDATO PERNYATAAN TAHUNAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA, DR. R.M. MARTY M. NATALEGAWA. Jakarta, 7 Januari 2011

Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

SEMINAR CURRENT STATUS OF INDONESIA S DEFENCE DIPLOMACY WORKSHOP. Jakarta, November 2007

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

Keterangan Pers Presiden RI Sebelum Berangkat ke London, Jakarta, 30 Oktober 2012 Selasa, 30 Oktober 2012

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Assamu alaikumwr. Wb. Yang Mulia Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Para Ketua Delegasi. Yang terhormat Wakil Presiden Jusuf Kalla.

BAB I PENDAHULUAN. Penulis mencoba memilih judul Palestina bergabung menjadi. anggota penuh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

A. Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB IV RESPON AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERKEMBANGAN NUKLIR IRAN PADA MASA AHMADINEJAD

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

BAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan

BAB V PENUTUP. Tibet yang berusaha melawan Tiongkok. Setelah diasingkan ke Dharamsala, Dalai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Rencana Iran menjadi tuan rumah KTT Non Blok mendapat perlawanan dari AS dan Israel. Kedua negara secara nyata mengajak negara anggota Non Blok untuk tidak hadir dalam agenda tersebut, atau melakukan boikot. Kedua negara ini melakukan boikot karena menganggap Iran merupakan negara yang termasuk bagian dari the Axis Evil. Negara yang selalu menyerang dan melawan kepentingan AS dan Israel. Maka tidak heran konfrontasi antar kedua pihak merupakan hal yang biasa terjadi, baik Iran dengan AS, Iran dengan Israel. Sehingga sudah seharusnya diisolasi dari pergaulatan internasional, salah satunya dengan menggagalkan keinginan Iran untuk menjadi tuan rumah. Seruan AS dan Israel tidak mendapat tanggapan positif. Kuantitas peserta yang hadir tercapai secara maksimal, 120 anggota GNB hadir di Iran. Terdiri dari 112 anggota tetap, dan peserta peninjau. Dan dilihat dari apresiasi keinginan para kepala negara untuk memberi pidato pada agenda tersebut cukup banyak, melebihi kuota yang semestinya. Hanya 30 kepala negara yang diperbolehkan berpidato dalam forum tersebut, jumlah pendaftar mencapai 40 kepala negara. Tanggapan negative terhadap seruan AS dan Israel bukan hanya datang dari anggota GNB, namun juga berlaku bagi Sekretaris Jendral PBB. Ban Kimoon juga mendapat larangan dari AS dan Israel untuk tidak mengikuti forum GNB di Iran. Faktanya, Ban Kimoon datang langsung dalam forum tersebut. Bahkan memberikan 86

pidato serta bertemu secara langsung dengan pimpinan tertinggi Iran Ayatullah Ali Khomaini. Pertemuan tersebut lebih spesifik membicarakan upaya dialog yang harus dilakukan Iran dengan negara di Timur Tengah dalam rangka mewujudkan zona damai. Keberhasilan Iran untuk menepis isu boikot dari AS dan Israel, serta berlangsungnya KTT Non Blok dengan lancar tentu perlu diteliti lebih dalam. Penelitian yang secara komprehensif melihat KTT Non Blok sebagai sebuah proses yang membutuhkan kepercayaan dari anggota GNB sendiri. Gerakan Non Blok sendiri didirikan sebagai wadah bersama negara-negara post kolonial. Negara yang mayoritas merupakan negara bekas jajahan negara-negara Barat. Non Blok juga dijadikan sebagai basis utama perjuangan dalam mewujudkan tatanan negara yang berkeadailan. Maka dalam beberapa tahun awal GNB menjadi bahan pembicaraan bagi Negara Barat, sebab dianggap sebagai sebuah ancaman bagi eksistensi imprealisme model baru. Gerakan Non Blok hari ini memang berbeda dari dulu, namun setidaknya GNB masih tetap eksis, dan mempunyai semangat perjuangan dalam menentukan arah dunia kedepanya. Maka keberadaan menjadi tuan rumah GNB mempunyai arti penting bagi Iran. Sebab, dapat dipastikan negara yang menjadi tuan rumah akan sekaligus menjadi ketua GNB. Maka dengan posisi ini, bagi Iran ini merupakan kesempatan berarti di tengah embargo dan sanksi dari AS, DK PBB dan Uni Eropa. Dalam penelitian ini, penulis melihat Iran telah beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Iran untuk mewujudkan KTT Non Blok yang tertib. Cara yang dilakukan 87

Iran lewat diplomasi yang masif dengan anggota Non Blok. Diplomasi yang dibangun dengan fondasi yang kokoh. Menurut G. R Barridge, Diplomasi dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu, 1. Direct tellecomunication, 2. Bilateral Diplomacy, 3.Multilateral Diplomacy, 4.Summitry, 5.Mediation. Proses pertama dilakukan Iran dengan menemui para perwakilan anggota GNB selama berlangsungnya agenda. Seperti yang dilakukan oleh Ayatullah Khomaini, Ahmadijenad dan Menteri Ali Akbar Salehi. Pertemuan tersebut tidak hanya terjadi secara intensif selama berlangsungnya KTT, tapi juga sudah dilakukan dalam beberapa pertemuan baik di Iran maupun di negara yang menjadi tempat berkunjung. Proses kedua dibangun dengan mendirikan kantor kedutaan besar maupun perwakilan diplomatik di berbagai negara. Dan sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Sehingga komunikasi yang aktif melalui perwakilan diplomatik juga mempermudah Iran dalam menjalankan tugasnya sebagai tuan rumah. Ketiga, komunikasi yang aktif dalam forum-forum organisasi internasional juga merupakan bagian dari diplomasi multilateral. Di forum GNB, Iran aktif sebagai bagian dari anggota, komunikasi ini dilakukan dengan melakukan pendekatan kebeberapa negara dalam menanggapi isu yang diangkat selama berlangsungnya KTT. Keempat, diplomasi yang dilakukan Iran juga terjadi dalam beberapa pertemuan dalam forum internasional. Keikutsertaan Iran merupakan salah satu 88

wujud nyata dalam perjalanan diplomasi. Dengan turut hadir pertemuan Non Blok, baik tingkat menteri ataupun kepala negara. Iran menjalankanya diplomasi dengan memberikan tugas dan wewenang terhadap para pemimpinya.upaya Iran setidaknya hal ini tecermin dari beberapa hal. Pertama, di tingkatan presiden, Ahmadinejad telah melakukan kunjungan ke beberapa negara dari berbagai belahan dunia. Terutama dengan negara yang notabenenya memiliki sejarah buruk dengan Iran. Kedua, di tingkatan menteri beberapa perdana menteri Iran ikut aktif dalam menjalin hubungan dengan negara anggota GNB. Mereka terselibat aktif dalam mempromosikan Iran sebagai negara yang damai. Ketiga, di tingkatan rahbar, Ali Khomaini ikut berpartisipasi dalam membangun dialog strategis dengan negara anggota GNB. Dalam menepis isu Iran sedang memproduksi senjata pemusnah masal para kepala negara yang hadir dalam KTT diajak untuk melakukan kunjugan langsung ke beberapa pembangkit reaktor nuklir Iran. Seperti yang terjadi di Natanz, beberapa negara diberikan waktu untuk melihat upaya pembautan reaktor nuklir baut kepentingan kesehatan. Upaya diplomasi yang dilakukan Iran berhasil membawa KTT Non Blok dalam sebuah deklarasi yang disebut Deklarasi Teheran. Deklarasi ini berisikan pernyataan bersama anggota Non Blok dalam menghadapi berbagai isu global. Deklarasi ini juga menjadi pertanda bahwa Iran sebagai ketua Non Blok harus berupaya penuh dalam menjalankan isi deklarasi tersebut. 89

Poin-poin yang termaktub dalam deklarasi Teheran bersikan tentang revitalisasi dalam tubuh system organisasi internasional, terutama PBB dan IMF. Kedua lembaga ini dianggap terlalu mendikte negara-negara dunia ketiga. Sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan yang berbeda dari biasanya. Dimana otoritas utama PBB sebenarnya terletak pada lima negara. Deklarasi Teheran juga menguatkan kembali sikapnya yang anti terhadap segala bentuk penjajahan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan sebuah bangsa. Termasuk memberikan dukungan penuh berdirinya Negara Palestina di dunia. Disamping nilai kemerdekaan, segala bentuk tindakan rasis juga kembali diangkat agar tidak kembali lagi, sebab semua itu berakar pada nilai-nilai HAM. Diantara poin-poin yang tertera diatas maka sebenarnya yang menjadi puncak keberhasilan Iran adalah dukungan terhadap nuklir damai. Nuklir damai, adalah nuklir yang digunakan untuk kepentingan sipil. Maka selama Iran menggunakan nuklir dengan tujuan diatas maka anggota Non Blok akan mendukung kebijakan tersebut. Serta menolak segala bentuk sanksi yang tidak bersumber pada nilai-nilai persamaan seluruh negara. Tindakan sewenang-wenang dalam memberikan sanksi bagi negara tertentu merupakan hal yang tidak dibenarkan. Maka GNB mengkritik sikap negara -negara barat yang cendrung begitu mudah memberikan sanksi, tanpa membertimbangkan secara matang efek buruk dari sanksi tersebut. Dalam hal ini adalah Iran. Deklarasi Teheran juga menekankan arti penting pembrantasa terorisme. Dari semua proses 90

yang dilakukan Iran maka dapat diketahui bahwa Iran setidaknya telah berhasil menyelenggarakan KTT dengan baik. 91