BAB I PENDAHULUAN. minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup. bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN KADALUWARSA. Menurut Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah. Mayoritas konsumen Indonesia sendiri adalah konsumen makanan, jadi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan informatika sekiranya

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT TIDAK DICANTUMKANNYA INFORMASI MENGENAI KOMPOSISI PRODUK SECARA LENGKAP

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan variasi barang dan jasa. Konsumen pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. atau kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang

Regulasi Pangan di Indonesia

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen memiliki

BAB III TINJAUAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. keadilan, untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia dihadapkan pada

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangatlah bermacam-macam, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk yang kemudian dapat dikonsumsi oleh masyarakat setelah

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia merupakan cerminan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. modern di satu pihak membawa dampak positif, di antaranya tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. beli makanan dan minuman yang melintasi batas-batas wilayah suatu Negara,

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN KADALUARSA ( Studi Kasus BPOM ) ERHIAN / D

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

BAB III TINJAUAN UMUM. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam

BAB II. A. Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dan Konsumen. kemungkinan penerapan product liability dalam doktrin perbuatan melawan

Pembangunan nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terusmenerus. terpadu, terarah, dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan suatu

TINJAUAN YURIDIS KASUS KONTAMINASI SUSU FORMULA DALAM PERSPEKTIF PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN KONSUMEN. Oleh : Theresia L. Pesulima

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut maka setiap manusia mengkonsumsi atau menggunakan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

Pelaksanaan Sistem Pengawasan Standart Mutu Pangan Kemasan Kripik Pisang Agung Oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Di Kabupaten Lumajang JURNAL

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak.

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

Menimbang : Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. baru dari rokok yang disebut rokok elektrik atau nama lainnya adalah vapor yang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

Open Shelf-Life Dating

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek

BAB 4 ANALISIS PERMASALAHAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN [LN 1999/42, TLN 3821]

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah gerakan perluasan pasar, dan di semua pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

LEMBAR PERSETUJUAM SEBAGAI RESPONDEN (INFORM CONSENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Konsumen Dan Pelaku Usaha Menurut Undang undang

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

BAB III PENUTUP. terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Berdasarkan apa yang diamati oleh penulis, maka penulis menyimpulkan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Kata Kunci: Tanggungjawab, Pelaku Usaha, Produk Kadaluarsa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang mempunyai keinginan dan kebutahan yang beraneka ragam diantaranya kebutuhan sandang dan pangan. Dari kebutuhan pangan manusia dapat tetap mempertahankan hidup sebagai makhluk hidup karena kebutuhan pangan yang berupa makanan dan minuman memberikan asupan gizi yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu yang memacu pelaku usaha untuk bergerak dalam bidang produksi pengolahan bahan makanan dan minuman bagi masyarakat(konsumen). Secara umum dan mendasar hubungan antar produsen dengan konsumen merupakan hubungan yang terus menerus dan berkesinambungan. Hubungan tersebut karena keduanya memang saling menghendaki dan mempunyai tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dengan yang lain. Produsen sangat membutuhan dan sangat bergantung atas dukungan konsumen sebagai pelanggan. Tanpa dukungan konsumen, tidak mungkin produsen dapat terjamin kelangsungan usahanya. Hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan terjadi sejak proses produksi, pemasaran dan penawaran. Pada era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini banyak industri indonesia bersaing untuk memproduksi barang diantaranya makanan dan minuman yang terus berkembang pesat oleh karena itu konsumen harus lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan dan minuman yang beredar dan di 1

2 pasarkan di indonesia. Konsumen sebagai pemakai produk makanan dan minuman yang di pasarkan hanya menjadi objek pengeksploitasian oleh pelaku usaha yang sengaja untuk mencari keuntungan karena realita saat ini masih banyak konsumen yang hanya langsung menerima dan mengkonsumsi produk makanan dan minuman yang beredar dan di pasarkan tanpa memperhatikan bahaya dari mengkonsumsinya, bahan makanan dan minuman merupakan komoditas yang di manfaatkan untuk kelangsungan hidup masyarakat pada umumnya. Kadaluwarsa adalah keadaan dimana suatu produk sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan keracunan bagi orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut. Pada kemasan produk makanan, informasi tentang tanggal kadaluwarsa sangatlah penting untuk dicantumkan guna melindungi konsumen dari bahaya keracunan produk kadaluwarsa. Biasanya produk-produk yang mencantumkan informasi tentang tanggal kadaluwarsa adalah produk yang berasal dari pabrik atau industry yang memproduksi dalam skala besar dan telah didistribusikan secara luas. Namun terkadang ada produsen yang dengan sengaja tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada kemasan produk untuk mendapatkan keuntungan semata tanpa memperhatikan bahaya suatu produk bagi konsumen yamg mengoksumsinya. Pengertian Use By adalah keadaan dimana suatu produk (makanan) sudah tidak boleh lagi untuk dikonsumsi. Biasanya produk yang menggunakan Use By adalah produk dengan waktu kadaluwarsa yang relative pendek seperti susu pasteurisasi,keju lunak ataupun makanan siap saji. 1 1 Akhmad.2009: Makanan kadaluarsa.(online) (http://gbenk.blogspot.com/2009/ 12/makanan-kadaluwarsa.html).hlm 1

3 Bagi konsumen akhir mereka memerlukan produk yang aman bagi keamanan dan keselamatan jiwanya. Karena itu diperlukan kaidah-kaidah hukum guna menjamin syarat-syarat aman setiap produk bagi konsumen yang dilengkapi dengan informasi yang benar,jujur dan bertanggungjawab. 2 Selain itu tanggal kadaluwarsa berlaku apabila produk masih berada dalam kemasan yang tertutup dan belum mengalami kontak dengan lingkungan luar. Apabila suatu kemasan telah dibuka keawetan produk tersebut bergantung dari bagaiman cara kita memperlakukannya dan cara penyimpanannya. Jadi secara otomatis keawetan produk tersebut akan jauh berkurang dibandingkan dengan produk yang masih tersegel dalam kemasan. 3 Secara umum tanda-tanda makanan yang telah kadaluwarasa adalah: a) adanya bau tidak enak, b) timbulnya jamur/perubahan warna, c) adanya bubuk putih, d) Pada makanan kaleng terjadi proses rusaknya kaleng/menggelembung. Untuk menghindarkan konsumen dari bahaya dari produk yang sudah kadaluwarsa maka setiap produk makanan diwajibkan untuk mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada label produk tersebut.produsen tidak boleh sembarangan dalam memberikan atau mencantumkan label pada produk makanan yang diproduksinya selain untuk memenuhi peraturan yang telah ditetapkan hal ini adalah untuk melindungi konsumen dari kerugian terutama keracunan akibat 2 Celina Tri Siwi Kristiyanti.2008.Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika.hlm 26 3 Akhmad.op.cit. hlm 1

4 dari mengkonsumsi makanan yang telah kadaluwarsa dan juga memberikan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen. 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tidak hanya mengatur hak dan kewajiban konsumen, akan tetapi pelaku usaha pun juga diatur. Pelaku usaha dalam hal ini produsen yang memproduski/menghasilkan dan distributor yang mengedarkan pangan juga harus ikut bertanggung jawab jika menimbulkan kerugian bagi konsumen yang memanfaatkan produk tersebut. Secara umum pelaku usaha dalam arti luas termasuk didalamnya produsen dan distributor berkewajiban untuk menjamin mutu barang yang diproduksi dan diedarkan/diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang yang berlaku (Pasal 7 d). Selain itu pengusahan juga dilarang untuk (Pasal 8 g) tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas prroduk barang tersebut dan dalam Pasal 23 huruf e UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan jelas larangan bagi setiap orang mengedarkan pangan yang sudah kadaluarsa. Produk yang sudah kadaluarsa mestinya segera dimusnakan, tidak dijual kembali meski dengan harga murah. Tetapi dalam pelaksanaannya hal itu masih belum dilakukan secara patuh oleh semua pelaku usaha. Sebenarnya produsen pangan harus segera menarik produk yang telah kadaluarsa tetapi tidak langsung dimusnahkan. Rasa sayang akan produk yang dibuang atau dimusnahkan memicu segelintir oknum untuk mengambil keuntungan. Produk yang mestinya sudah dimusnahkan, justru dijual kembali dengan apa adanya disaat konsumen banyak 4 Ibid

5 memerlukan seperti saat hari besar keagamaan dengan menghapus waktu yang tertera dan diganti dengan waktu yang baru untuk mengelabui konsumen. 5 Suatu produk pada saat produksi kualitas dan keamananya dapat menurun karena perjalanan dan waktu, sehingga untuk produk tertentu khususnya makanan ditentukan masa kadaluwarsa. Mengenai masa kadaluwarsa suatu produk (tanggal, bulan, tahun) dicantumkan pada label makanan dimaksud agar konsumen mendapatkan informasi yang jelas mengenai produk yang dibelinya atau dikonsumsinya. Akan tetapi tanggal yang biasanya tercantum pada label produk tersebut tidak hanya tanggal kadaluwarsanya tetapi tanggal-tanggal lain. Beberapa jenis pada label yaitu 6 : a. diproduksi atau dikemas tanggal (manufacturing or packing date) b. dijual paling lama tanggal (sell by date) c. digunakan paling lama tanggal (used by date) d. sebaiknya digunakan sebelum tanggal (date of minimum durability) atau (best before) Pencantuman tanggal kadaluwarsa pada kemasan produk tersebut bermanfaat bagi konsumen dan pelaku usaha ( distributor dan penjual),yaitu: a. Dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada konsumen tentang produk tersebut; b. Distributor ataupun penjual makanan dapat mengatur stok barangnya (stoc rotation); 5 Supriyadi.2008.PanganKadaluarsa,SiapaBertanggungJawab.(Online)(http://www.foodreview.biz/login/preview.php?vie w&id=55808)hlm 1 6 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo.2004.Hukum Perlindungan Konsumen.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.hlm 77

6 c. Produsen dirangsang untuk menggiatkan pelaksanaan quality control terhadap produknya. 7 Untuk melindungi konsumen dari bahaya mengkonsumsi produk yang dapat merugikan pemerintah membuat peraturan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 yang di kenal sebagai undang-undang perlindungan konsumen di undangkan pada tanggal 20 april dan dinyatakan berlaku tanggal 20 april tahun 2000 setahun setelah di keluarkan undang-undang tersebut. Meskipun telah ada Undang-undang yang mengatur dan melindungi kepentingan konsumen masih banyak juga pelaku usaha yang dengan sengaja menjual dan masih mengedarkan produk makanan dan minuman kadaluarsa demi mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan dampaknya bagi konsumen yang jelas melanggar dan merugikan konsumen. Dan untuk melindungi kepentingan masing-masing maka hukum perdata yang lebih efektif. Di antara banyak produk makanan dan minuman yang beredar masih banyak produk makanan dan minuman kadaluarsa. Dan oleh sebab itu yang menjadi tugas pemerintah diawali dengan pengawasan terhadap mutu dan kesehatan serta ketepatan pemanfaatan bahan untuk sasaran produk, dimulai dari memperketat pengawasan terhadap peredaran produk kadaluarsa yang tentunya menjadi tugas dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan di Gorontalo serta sosialisasi tentang Undang-Undang Perlindungan Konsumen dari Disperindagkop,UMKM dan Penanaman Modal kota Gorontalo, peran YLKI sebagai wakil dari konsumen menjadi hal utama untuk terciptanya iklim ekonomi yang sehat guna tercapainya 7 Ibid hlm 78

7 upaya pemenuhan serta perlindungan akan hak-hak konsumen sebelum timbul sengketa antara konsumen dan pelaku usaha. Karena posisi konsumen yang lemah maka di lindungi oleh hukum sebab salah satu sifat dari hukum sekaligus tujuannya yaitu melindungi dan mengayomi masyarakat jadi hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Aspek hukum publik yang lebih dominan ketika hubungan bersifat personal,hukum perdata yang akan lebih sangat dominan dalam rangka melindungi kepentingan masing-masing antara konsumen dan pelaku usaha. Hasil pengawasan satu tahun terakhir yaitu di tahun 2012 dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan Gorontalo ditemukan 45 produk makanan dan minuman yang kadaluarsa apabila ini di biarkan tentu sangat berbahaya bagi konsumen yang kurang berhati-hati dalam membeli suatu produk karena masih banyak konsumen yang kurang teliti atau memperhatikan tanggal kadaluarsa suatu produk. 8 Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Tanggung jawab Pelaku Usaha Terhadap Pemasaran Produk Makanan dan Minuman Kadaluarsa di kota Gorontalo di Tinjau dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,maka untuk lebih memfokuskan penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah: 1. Bagaimana tanggung jawab pelaku usaha akibat pemasaran produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo? 8 Hasil Laporan Balai Pengawasan Obat dan Makanan Gorontalo Tahun 2012

8 2. Apa saja kendala konsumen untuk memperoleh haknya sesuai dengan UUPK dari pelaku usaha produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa tanggung jawab pelaku usaha akibat pemasaran produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa kendala konsumen untuk memperoleh haknya sesuai dengan UUPK dari pelaku usaha produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Memberikan informasi mengenai tanggung jawab pelaku usaha akibat pemasaran produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo. 2 Memberikan informasi mengenai kendala konsumen untuk memperoleh haknya sesuai dengan UUPK dari pelaku usaha produk makanan dan minuman kadaluarsa di kota Gorontalo 3 Bermanfaat bagi konsumen agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. 4 Bermanfaat bagi pelaku usaha agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan/menjual produk makanan dan minuman