BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial (zoonpoliticon).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. risiko yaitu yang paling mungkin terjadi adalah terjadinya tunggakan

BAB I PENDAHULUAN. law, zakerheidsstelling, atau zakerheidsrechten 1. Lembaga jaminan diperlukan. kegiatan-kegiatan dalam proyek pembangunan 2.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan peningkatan jaminan melalui lembaga-lembaga jaminan yang. hak tanggungan, kredit verban, fidusia, dan gadai.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. lagi dalam pembuatan akta otentik yang merupakan perbuatan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT JAMINAN FIDUSIA BERDASAR UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB V PENUTUP. b. Lambatnya akses ke website Ditjen AHU Online dipengaruhi oleh. dilakukan dalam waktu bersamaan.

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ini hampir seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi, berkaitan dengan bank. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang di Indonesia juga. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kapal laut merupakan salah satu transportasi perairan yang sangat. Indonesia, baik dalam pengangkutan umum maupun

BAB V PENUTUP. Pembahasan dari penelitian yang penulis lakukan dapat diambil. kesimpulan permasalahan terjadi dalam Perjanjian Jaminan Fidusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan praktik penerbangan bukanlah perkara sederhana. Ada banyak

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Notaris sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat terlebih

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan. Peranan bank dalam perekonomian yaitu sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa dapat menutupi semua kebutuhan mereka, termasuk kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. bank. Kebijaksanaan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No.7 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah berikut atau tidak berikut benda- benda lain yang merupakan

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

Data Reduksi, Data Display / Penyajian Data, Data Verifikasi / Pemeriksaan Kembali Pengulangan Data, Data Konklusi/Perumusan Kesimpulan. Hasil Penelit

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, perekonomian dimasyarakat dituntut untuk tetap stabil, agar membantu

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB III KEABSAHAN JAMINAN SERTIFIKAT TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DI SLEMAN. A. Bentuk Jaminan Sertifikat Tanah Dalam Perjanjian Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu perjanjian accsoir yang ada dalam suatu perjanjian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

MENCERMATIPROBLEMA HUKUM DALAM PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG JAMINAN FIDUSIA (UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999) Oleh: Munawar Kholil

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya masyarakat kota tapi juga masyarakat pedesaan, tetapi bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk. Inovasi yang berkembang akhir-akhir ini adalah. dikenal dengan istilah rumah susun.

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ini jasa perbankan melalui kredit sangat membantu. jarang mengandung risiko yang sangat tinggi, karena itu bank dalam memberikannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

KEABSAHAN PENDAFTARAN FIDUSIA KENDARAAN BERMOTOR SECARA ONLINE OLEH PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE GROUP (PT. FIFGROUP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial (zoonpoliticon). Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa memerlukan bantuan dari manusia yang lainnya, terutama dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu dalam kehidupannya. Tidak selamanya seorang manusia dapat selalu memenuhi setiap kebutuhannya secara mandiri tanpa bantuan dari manusia yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan secara mandiri tersebut dimungkinkan ketika pada masa itu kegiatan manusia dan kebutuhan manusia belum begitu kompleks seperti pada saat sekarang ini. Salah satu bukti bahwa manusia memerlukan bantuan dari manusia yang lain dan sekaligus membuktikan bahwa manusia merupakan zoonpoliticon adalah adanya kegiatan kredit. Kredit kemudian akan dituangkan dalam bentuk suatu perjanjian. Pihak dalam perjanjian dikenal dengan istilah debitur dan kreditur. Perjanjian kredit yang dibuat antara debitur dan kreditur merupakan perjanjian timbal balik yang artinya masing-masing pihak dalam perjanjian memiliki hak dan kewajiban. Selanjutnya penting untuk melandasi perjanjian tersebut dengan itikad baik dari debitur dan kreditur, karena apabila dilandasi dengan itikad baik, maka para pihak dalam perjanjian masing-masing akan memenuhi apa yang menjadi kewajibannya serta dengan demikian tidak menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak yang ada dalam perjanjian. Namun 1

2 tidak selamanya dalam setiap perjanjian yang dibuat selalu ada unsur itikad baik dari para pihak yang ada di dalamnya, bisa saja terdapat itikad tidak baik yang dilakukan dengan sengaja oleh salah satu pihak dalam perjanjian (baik itu debitur atau kreditur) yang mengakibatkan kerugian bagi salah satu pihak dalam perjanjian. Sekalipun sudah terdapat itikad baik dari para pihak dalam pembuatan sebuah perjanjian kredit, namun hal tersebut masih belum memberikan rasa aman dan kepastian hukum secara khusus bagi kreditur. Bisa saja apabila dalam perjanjian kredit pihak debitur memiliki itikad tidak baik, kemudian dengan sengaja melakukan wanprestasi, nantinya akan merugikan pihak kreditur. Oleh karena itu, dalam setiap perjanjian kredit, harus disertai dengan jaminan pelunasan utang yang diberikan oleh debitur kepada kreditur. Pemberian jaminan peluasan utang tersebut akan dituangkan pada perjanjian tambahan (accessoir), yang isinya secara garis besar adalah pendaftaran benda tertentu yang dijadikan objek jaminan pelunasan utang dan sekaligus cara eksekusi benda jaminan tersebut apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya (wanprestasi). Arti penting dari adanya jaminan bagi kreditur adalah adanya rasa aman dan kepastian hukum, bahwa piutangnya pasti akan terbayar lunas. Sementara itu, bagi debitur yang memiliki itikad tidak baik dalam pembentukan suatu perjanjian kredit, nantinya akan berpikir kembali sebelum dengan sengaja melakukan wanprestasi.

3 Salah satu jaminan yang dikenal dalam sistem hukum di Indonesia adalah jaminan fidusia. Jaminan fidusia ini sebetulnya berasal dari sistem hukum Romawi, dimana pada mulanya hanya merupakan kepercayaan yang diberikan oleh seorang kepala rumah tangga kepada teman dekatnya untuk mengurusi harta benda dan keluarganya selama kepala rumah tangga tersebut pergi, mungkin untuk perang atau untuk alasan yang lain. Dalam perkembangan selanjutnnya, konsep fidusia yang berdasarkan pada asas kepercayaan antara para pihak, kemudian berkembang menjadi jaminan yang populer digunakan pada masyarakat di Eropa. Pada waktu jaminan fidusia populer di Eropa, di Indonesia masih mengenal lembaga jaminan berupa gadai. Masuknya lembaga jaminan fidusia di Indonesia karena diperkenalkan oleh bangsa Belanda yang pada waktu itu menjajah Indonesia. Perkembangan jaminan fidusia di Indonesia selanjutnya adalah disebabkan adanya kelemahan dari gadai, dimana benda jaminan harus diserahkan secara fisik kepada kreditur. Gadai tidak menjadi masalah apabila benda yang diserahkan adalah benda yang tidak digunakan sehari-hari atau untuk membantu pekerjaan pemilik benda tersebut. Menjadi persoalan apabila ternyata benda tersebut digunakan untuk kegiatan sehari-hari atau untuk membantu melakukan pekerjaan. Sehingga selanjutnya di Indonesia mulai menjadi populer jaminan fidusia ini. Pada tahun 1999, jaminan fidusia sudah di atur pada tingkat Undang-Undang, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 42 Tahun1999 tentang Jaminan Fidusia yang hingga saat ini masih digunakan.

4 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia kemudian mulai mengenal sistem internet yang dapat membuat seseorang melakukan aktifikas secara online. Jaminan fidusia dalam praktiknya juga diusahakan untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga pada tahun 2013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan Surat Edaran Nomor AHU-06.OT.03.01, yang isinya adalah pemberlakuan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online. Pada tanggal 5 Maret 2013, mulai digunakan sistem pendaftaran benda jaminan fidusia secara online. Perubahan cara pendaftaran benda jaminan fidusia tersebut apabila dikaitkan dengan perkembangan teknologi, dapat dikatakan bahwa di Indonesia sudah mulai diterapkan sistem administrasi secara online. Administrasi secara online memiliki beberapa manfaat, yaitu: 1. memiliki nilai praktis, karena pada dasarnya dengan adanya jaringan internet, maka administrasi dapat dilaksanakan dimana saja; 2. tempat penyimpanan data (database) dapat diakses dari mana saja selama terdapat jaringan internet; 3. untuk melakukan suatu pendaftaran atau perubahan dalam administrasi hukum, tidak perlu datang ke kantor atau instansi tertentu; Sistem administrasi yang berbasis online memerlukan dukungan jaringan internet, baik itu pada ketersediaan dan juga pada kestabilan jaringan internet. Ketersediaan jaringan internet di Indonesia dapat dikatakan masih sangat terbatas dalam arti belum merata untuk semua daerah yang ada di Indonesia dan hal ini menjadikan tidak setiap daerah mampu melaksanakan

5 administrasi secara online. Selain itu dalam kenyataanya, kualitas jaringan internet yang ada di Indonesia bisa dikatakan belum begitu baik, karena ada beberapa daerah yang memiliki koneksi internet yang tidak stabil. Ketersediaan dan kualitas jaringan internet, khususnya untuk jaringan internet yang ada di Pulau Jawa, memang dapat dikatakan sudah memadai untuk melaksanakan adaministrasi secara online. Namun ketika konteks yang dibicarakan adalah Indonesia secara keseluruhan, berarti dalam pembicaraan tersebut termasuk juga daerah pedalaman yang berada di luar Pulau Jawa. Tidak semua daerah pedalaman atau daerah yang berada di luar Pulau Jawa sudah memiliki jaringan internet dan ini memang sangat menghambat prosedur administrasi secara online. Jaringan internet yang ada di Indonesia, pada dasarnya menggunakan 2 jenis media untuk membantu terhubung pada internet, yaitu: 1. Jaringan internet yang menggunakan kabel fiber optik; 2. Jaringan internet yang menggunakan satelit. Untuk jaringan internet yang sudah menggunakan kabel fiber optik, dapat dikatakan memiliki kestabilan koneksi internet yang baik, sehingga kapan saja diperlukan untuk melakukan administrasi online dapat segera digunakan. Untuk jaringan internet yang menggunakan satelit sangat bergantung pada keadaan cuaca, apabila cuaca pada daerah yang bersangkutan sedang buruk, maka koneksi internet pun dapat terputus. Melihat kualitas koneksi internet yang ada di Indonesia tersebut, maka secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Indonesia belum mampu untuk melaksanakan administrasi secara online.

6 Berdasarkan latar belakang mengenai jaminan fidusia, adanya perubahan sistem pendaftaran jaminan fidusia yang sekarang sudah dilakukan secara online dan kualitas jaringan internet yang ada di Indonesia secara keseluruhan, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online tersebut. Secara khusus penulis tertarik untuk melakukan penelitian dari segi teknis yang berkaitan dengan kualitas jaringan internet dan juga dari segi yuridis dimana penulis akan melakukan kajian terhadap Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, sehingga kemudian dapat diketahui persoalan apa saja yang timbul akibat pendaftaran benda jaminan secara online tersebut. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah mekanisme pendaftaran benda jaminan fidusia secara online di Kabupaten Merauke? 2. Apa saja hambatan dalam melaksanakan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online di Kabupaten Merauke? 3. Bagaimana peran Notaris di Kabupaten Merauke dalam rangka memberikan rasa aman bagi kreditur dan debitur terkait dengan persoalan yang terdapat dalam pendaftaran benda jaminan fidusia secara online?

7 C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini memiliki 2 tujuan bagi penulis, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Subjektif Tujuan subjektif dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat berupa penulisan hukum agar memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Tujuan Objektif Pada dasarnya tujuan objektif dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ada 3, yaitu sebagai berikut: a. Untuk mengetahui prosedur pendaftaran benda jaminan fidusia yang sekarang dilakukan secara online di Kabupaten Merauke, serta mengetahui dasar aturan perubahan sistem pendaftaran fidusia tersebut; b. Untuk mengetahui persoalan atau hambatan apa yang timbul dengan adanya sistem pendaftaran objek jaminan fidusia secara online dalam praktiknya, khususnya hambatan dari segi teknis yang berkaitan dengan jaringan internet dan hambatan dari segi yuridis yang berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia; c. Untuk mengetahui usaha Notaris di Kabupaten Merauke yang selama ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi debitur dan kreditur, secara khusus dalam kaitannya dengan adanya hambatan atau persoalan

8 dari segi teknis dan yuridis yang timbul pada pelaksanaan pendaftaran benda jaminan fidusia yang dilakukan secara online. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan penulis yang berkaitan dengan dunia pendidikan adalah untuk menambah pengetahuan bagi pihak yang membaca hasil penelitian penulis, khususnya pengetahuan dalam aspek hukum jaminan fidusia. Aspek hukum jaminan fidusia tersebut secara khusus berkaitan dengan pendaftaran benda jaminan fidusia yang sekarang dilakukan secara online, hambatan yang timbul dalam praktik pendaftaran benda jaminan fidusia yang dilakukan secara online, konsistensi pemerintah dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 yang dilakukan di Kabupaten Merauke selama ini. Manfaat selanjutnya dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, khususnya dalam bidang pembangunan adalah agar hasil penelitian penulis ini mejadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk melakukan perubahan terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, khususnya ketentuan yang selama ini dalam praktiknya belum dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, menjadi pertimbangan untuk merubah pola pikir instansi yang berkaitan dengan jaminan fidusia dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.

9 Manfaat penelitian yang dilakukan penulis dalam bidang kehidupan praktis, pada dasarnya agar masyarakat dapat memahami bahwa memang tidak setiap daerah sudah mampu melaksanakan administrasi secara online (khususnya mengenai pendaftaran objek jaminan fidusia secara online). Selain itu, diharapkan bahwa masyarakat mengerti mengenai hak-hak dan kewajibannya dalam kaitannya dengan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online, sehingga masing-masing pihak dapat mengamankan kedudukannya apabila membuat suatu perjanjian jaminan fidusia dengan pihak lain. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran dan informasi mengenai keaslian penelitian yang dilakukan pada katalog website Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (lib.law.ugm.ac.id) dan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan bahwa sudah terdapat penulisan hukum yang secara spesifik membahas mengenai fidusia online. Penulisan hukum tersebut berjudul Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pendaftaran Fidusia Online Terhadap Penerima FIdusia yang disusun oleh Immas Anggun Cahaya dalam bentuk tesis pada program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Immas Anggun Cahaya memiliki subjek penelitian yang sama dengan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis, yaitu Notaris. Penulisan hukum yang disusun dalam bentuk tesis

10 oleh Immas Anggun Cahaya, pada dasarnya secara khusus membahas mengenai pertanggung jawaban Notaris kepada penerima fidusia berkaitan dengan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online yang dilakukan oleh Notaris dan hambatan secara yuridis mengenai pelaksanaan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online. Sedangkan penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis secara khusus membahas mengenai prosedur pendaftaran benda jaminan fidusia secara online, hambatan pelaksanaan pendaftaran benda jaminan fidusia secara online baik berupa hambatan teknis dan hambatan yuridis, dan peranan Notaris memberikan rasa aman kepada para pihak berkaitan dengan hambatan yang terdapat pada pendaftaran benda jaminan fidusia secara online. Immas Anggun cahaya melakukan penelitian pada Notaris yang berada di Surakarta, sementara penulis melakukan penelitian pada Notaris yang berada pada Kota Merauke. Lebih lanjut penulis tidak menemukan penelitian lain yang berhubungan dengan fidusia online. Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas, maka penelitian hukum dengan judul Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Fidusia Online Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia di Kabupaten Merauke (Studi Kasus Pada Kantor Notaris Kota Merauke) belum pernah dilakukan dan memiliki perbedaan dengan penulisan hukum yang sebelumnya, dengan demikian penulisan hukum ini adalah asli.