ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

STUDI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

TUGAS SARJANA. KOROSI GALVANIS PADA STEEL AISI Cu DENGAN VARIASI PEMBIASAN SCRAP STEEL SEBAGAI ANODA KEDUA PADA MEDIUM NaCl

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL LAJU KOROSI BAJA KARBON ST-37 DALAM LINGKUNGAN HIDROGEN SULFIDA

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PERMUKAAN MULTILAPIS KROM DAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON HASIL PROSES ELECTROPLATING

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

SKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

ANALISA LAJU KOROSI DUPLEX SS AWS 2205 DENGAN METODE WEIGHT LOSS

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat :

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

Semarang, 6 juli 2010 Penulis

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

LAB KOROSI JPTM FPTK UPI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

PENGARUH PERLAKUAN MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KOROSI BAJA COR ACI CF-8M DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT. Intisari

BAB III METODE PENELITIAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

Analisa Perbandingan Pelapisan Galvanis Elektroplating Dengan Hot Dip Galvanizing Terhadap Ketahanan Korosi Dan Kekerasan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA LAJU KOROSI PADA PUMP IMPELLER DI INDUSTRI PERTAMBANGAN BATU BARA

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

Pengaruh Polutan Air Sungai Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Pada Baja AISI1045 dan Stainless steel 304 di Sungai Bokor Surabaya

Pengaruh variasi pembagian jumlah anoda dengan pola horisontal terhadap laju korosi baja SS400 pada media air laut

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

I. PENDAHULUAN. Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

PELAPISAN NIKEL PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE ELEKTROPLATING SEBAGAI ANTI KOROSI SKRIPSI RUSDALENA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

I. PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan mesin mempunyai persyaratan kualitas permukaan (kekasaran

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU

PENGENALAN KOROSI JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI ITS NO, DEA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

Bab II Tinjauan Pustaka

PENGENDALIAN KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN ANODA KORBAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Jurnal Sains & Teknologi KOROSI PADA LASAN BAJA ANTIKARAT AISI 316 L. Sumaryono

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI

BUKU PRAKTIS KOROSI DAN LOGAM UNTUK MAHASISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANODA KORBAN PADUAN ALUMINIUM PADA PELAT BAJA KAPAL AISI E 2512 TERHADAP LAJU KOROSI DI DALAM MEDIA AIR LAUT

Transkripsi:

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4 Kevin J. Pattireuw, Fentje A. Rauf, Romels Lumintang. Teknik Mesin, Universitas Sam Ratulangi Manado 2013 ABSTRACT In this study, the materials used as reference are carbon steel and the copper alloy. Corrosion process is done by soaking the material in the test environment and H2SO4 solution of sea water that has collected in a glass aquarium in order to circulate properly with the aid of a pump. The length of immersion performed for 1 hour 3 times as much as 3 hours of immersion and immersion for 3 times. The purpose this study is to determine the corrosion that occurs in the material of carbon steel and copper alloys. Weight loss due to corrosion is closely related to time, in other words increasing immersion time, the greater the weight loss that occurs. The rate of corrosion test results conducted with a time of 1 hour, the average value obtained for the specimen I in of carbon steel and copper alloys in seawater solution is 0,105 mils / year and 0 mils / year. While in the sulfuric acid solution is 0,162 mils / year and 0,028 mils / year. And the rate of corrosion test results conducted by 3 hours, the average value obtained for the specimen I in of carbon steel and copper alloys in sea water solution and sulfuric acid is 1,350 mils / year and 0,015 mils / year. While in the sulfuric acid solution is 1,400 mils / year and 1,306 mils / year. ABSTRAK Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah baja karbon dan paduan tembaga sebagai acuan. Pada proses korosi dilakukan dengan cara perendaman material uji pada lingkungan larutan air laut dan H 2 SO 4 yang telah ditampung dalam sebuah aquarium kaca agar bisa tersirkulasi dengan baik dengan bantuan pompa. Lamanya proses perendaman dilakukan selama 1 jam sebanyak 3 kali perendaman dan 3 jam selama 3 kali perendaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korosi yang terjadi pada material baja karbon dan paduan tembaga. Kehilangan berat akibat korosi berhubungan erat dengan waktu, dengan kata lain semakin meningkatnya waktu pencelupan semakin besar pula kehilangan berat yang terjadi. Hasil pengujian laju korosi yang dilakukan dengan waktu 1 jam, didapat nilai rata-rata untuk spesimen I pada baja karbon dan paduan tembaga dalam larutan air laut adalah 0,105 mils/tahun dan 0 mils/tahun. Sedangkan pada larutan asam sulfat adalah 0,162 mils/tahun dan 0,028 mils/tahun. Dan hasil pengujian laju korosi yang dilakukan dengan waktu 3 jam, didapat nilai rata-rata untuk spesimen I pada baja karbon dan paduan tembaga dalam larutan 1

air laut dan asam sulfat adalah 1,350 mils/tahun dan 0,015 mils/tahun. Sedangkan pada larutan asam sulfat adalah 1,400 mils/tahun dan 1,306 mils/tahun. Kata kunci : Korosi, Baja karbon, Paduan Tembaga, Air Laut, H 2 SO 4 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi adalah salah satu proses perusakan material khususnya logam, akibat terjadinya reaksi logam tersebut dengan lingkungan di sekitarnya oleh karena itu bahan-bahan yang terbuat dari logam atau paduannya dapat mengalami kerusakan akibat terserang korosi. Dengan demikian korosi harus dicegah atau dikendalikan lajunya. Akibat kerusakan yang ditimbulkan korosi tersebut, maka dapat diperkirakan secara kasar bahwa biaya penanggulangan korosi mencapai 1,5 % dari (Journal Korosi & Material, INDOCOR : 2000), maka dapat dibayangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk penanggulangan korosi tersebut. Baja karbon dan paduan tembaga merupakan logam yang sering dipakai dalam sarana kehidupan manusia, yang mudah terserang oleh korosi. Pada penelitian ini, akan dibahas tentang laju korosi yang terjadi pada material baja karbon dan paduan tembaga. DASAR TEORI 2.1. Korosi Korosi di definisikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya (Trethewey, 1991). Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari logam berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. 2.2 Jenis-Jenis Korosi 2.2.1 Pitting corrosion Pitting corrosion adalah pengkaratan yang terpusat pada satu titik dengan kedalaman tertentu. Pitting corrosion umumnya berbentuk lubanglubang kecil pada permukaan dan umumnya sukar terdeteksi dengan visual inspection. Korosi ini sangat berbahaya karena lubang-lubang kecil tersebut dapat mengakibatkan timbulnya konsentrasi 2

tegangan yang dapat berakibat pada kegagalan pipa 2.2.2 Korosi Erosi Korosi erosi adalah Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian-bagian yang tajam dan kasar, bagian-bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara: a. Pilih bahan yang homogen. b. Diberi coating dari zat agresif. c. Diberikan inhibotor. d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras. 2.2.3 Korosi Seragam Korosi seragam merupakan bentuk kerusakan akibat terjadinya pegurangan ketebalan (thickness) secara seragam pada permukaan logam. Korosi ini umumnya terjadi pada material pipa. 2.2.4 Intergranular Corrosion Intergranular Corrosion merupakan korosi yang berkaitan erat dengan aspek metalurgi material. Korosi ini menyerang pada batas butir atau bagian yang bersebelahan dengan butir material. Pada butir material sendiri biasanya hanya sedikit terserang korosi. 2.2.5 Korosi Arus Liar Korosi arus liar adalah korosi yang disebabkan oleh adanya arus konvensional yang mengalir dalam arah berlawanan dengan aliran elektron, besarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dari luar. 2.3 Laju Korosi Laju korosi pada umumnya dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu: metode kehilangan berat dan metode elektrokimia. Metode kehilangan berat adalah menghitung kehilangan berat yang terjadi setelah beberapa waktu pencelupan. Pada penelitian ini, digunakan metode kehilangan berat dimana dilakukan perhitungan selisih antara berat awal dan berat akhir. Satuan laju korosi 1. Pengurangan berat = g atau mg 2. Berat/satuan luas permukan logam = mg/mm 2 3. Berat perluas perwaktu = mg/dm 2 day (mdd), g/dm 2.day, g/cm 2.hour, g/m 2.h, moles/cm 2.h 4. Dalam penetrasi per waktu : inch/year, inch/mounth, mm/year, miles/year (mpy), 1 milli = 0,001 inch Ekspresi satuan mpy (miles/year) biasa dihitung dengan rumus : 3

Mpy=534W/DAT...(1) dimana : W = berat yang hilang (mg) D = density benda uji korosi (g/cm 3 ) A = luas permukaan (in 2 ) T = waktu, hour (jam) METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Pengujian Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian uji laju korosi antara lain: 1. Penyediaan material uji 2. Pengadaan bahan dan peralatan 3.1.1 Penyediaan Material Uji Tahapan awal yang harus dilakukan dalam pengujian korosi adalah mendapatkan bahan uji. Material yang akan di gunakan berupa material baja karbon dan paduan tembaga (yang di beli di toko material dan di bagi) dengan ukuran, panjang = 150 mm, lebar = 30 mm, tinggi = 3 mm. 3 mm 150 mm 30 mm 3.1.2 Pengadaan Bahan dan Peralatan Dalam pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Unsrat, untuk material baja karbon dan paduan tembaga perlu adanya bahan dan peralatan yang mendukung kelancaran suatu rangkaian percobaan yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan ini adalah sebagai berikut: Bahan 1. Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Dalam penalitian ini, asam sulfat digunakan sebagai media untuk mengkorosikan material baja karbon dan paduan tembaga pada saat pencelupan yang akan ditampung pada aquarium kaca. 2. Air Laut Air laut merupakan media fluida yang digunakan untuk mengkorosikan material baja karbon dan paduan tembaga. Sama seperti asam sulfat, air laut ditampung pada aquarium kaca. 3. Baja Karbon Baja karbon dengan ukuran panjang 150 mm dan lebar 30 mm disediakan sebanyak 8 buah, 4 buah untuk air laut dan 4 buah untuk asam sulfat. 4

4. Paduan Tembaga Paduan tembaga dengan ukuran panjang 150 mm dan lebar 30 mm disediakan sebanyak 8 buah, 4 buah untuk air laut dan 4 buah untuk asam sulfat (H 2 SO 4 ). Peralatan 1. Empat buah aquarium Kaca. Aquarium kaca ini berfungsi untuk menampung fluida, karena fluida berfungsi sebagai media yang dikondisikan sesuai dengan lingkungan pemakai produk. Fluida yg dimaksudkan adalah asam sulfat dan air laut. 2. Pompa Aquarium Pompa aquarium ini berfungsi sebagai alat yang mensirkulasikan fluida yang ditampung pada aquarium. Jenis pompa aquarium yang digunakan adalah Amara aquarium power heads SP140. 3. Alat ukur - Jangka Sorong - Timbangan Digital - Gelas ukur - Stopwatch HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan untuk material baja karbon dan paduan tembaga pada fluida air laut dan asam sulfat diperoleh data dan laju korosi pada baja karbon dan paduan tembaga dengan fluida yang berbeda. Tabel 4.1 Hasil pengamatan untuk air laut Paduan tembaga Baja karbon Tipe pada paduan tembaga dan baja karbon dengan waktu 1 jam. I (10.00-11.00) M awal (mg) M akhir (mg) II (14.00-15.00) M akhir (mg) III (18.00-19.00) M akhir (mg) Sp 1 78,85 78,85 78,85 78,80 SP 2 78,10 78,10 78,10 78,05 Sp 3 80,65 80,65 80,65 80,60 Sp 4 78,25 78,25 78,25 78,20 Sp 1 112,00 111,90 111,70 111,60 SP 2 115,85 115,65 115,50 115,35 Sp 3 113,70 113,55 113,35 113,20 Sp 4 115,60 115,40 115,20 115,05 Dari tabel pengamatan di atas diperoleh grafik kehilangan berat terhadap waktu untuk baja karbon dan paduan tembaga pada fluida air laut dengan waktu 1 jam. 5

80,65 80,65 80,65 80,6 Tabel 4.2 Hasil pengamatan untuk H 2 SO 4 pada baja karbon dan paduan tembaga dengan waktu 1 jam I II III massa (mg) 78,85 78,85 78,85 78,8 78,1 78,25 78,1 78,25 78,1 78,25 78,05 78,2 spesimen I spesimen II spesimen III Baja Tipe (10.00-11.00) (14.00-15.00) (18.00-19.00) M awal M akhir M akhir M akhir (mg) (mg) (mg) (mg) Sp 1 113,80 113,45 113,20 112,95 SP 2 117,25 117,00 116,75 116,60 spesimen IV karbon Sp 3 117,20 116,75 116,55 116,40 Sp 4 113,85 113,25 113,05 112,90 massa (mg) 0 1 2 3 n (waktu) Gambar 4.1. Grafik hubungan kehilangan berat terhadap paduan tembaga untuk air laut dengan waktu 1 jam. 115,85 115,6 115,65 115,4 115,5 115,2 115,35 115,05 113,7 113,55 113,35 113,2 112 111,9 111,7 111,6 0 1 2 3 n (waktu) Gambar 4.2 Grafik hubungan kehilangan berat material baja karbon untuk air laut dengan waktu 1 jam. spesimen I spesimen II spesimen III spesimen IV massa (mg) Paduan tembaga Gambar 4.3 Sp 1 116,50 116,45 116,05 115,65 SP 2 116,15 116,10 115,95 115,75 Sp 3 117,15 117,00 116,75 116,50 Sp 4 116,80 116,70 116,55 116,45 117,15 117 116,8 116,7 116,5 116,45 116,15 116,1 116,75 116,55 116,05 115,95 0 1 2 3 n (waktu) 116,5 116,45 115,75 115,65 spesimen I spesimen II spesimen III spesimen IV Grafik hubungan kehilangan berat terhadap waktu untuk paduan Tembaga pada fluida asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan waktu 1 jam. 6

Massa (mg) Gambar 4.4 117,25 113,85 116,75 117 116,75 116,55 116,6 116,4 113,45 113,25 113,2 113,05 112,95 0 1 2 3 n (waktu) Grafik hubungan kehilangan berat terhadap waktu untuk baja karbon pada fluida asam sulfat (H 2 SO 4 ) dengan waktu 1 jam. spesimen I spesimen II spesimen III spesimen IV 4.2 Laju Korosi pada Baja Karbon dan Paduan Tembaga Dari hasil perhitungan yang dilakukan untuk material uji baja karbon dan paduan tembaga pada fluida air laut dan H 2 SO 4, dapat diketahui data laju korosi material baja karbon dan paduan tembaga pada air laut dan H 2 SO 4. mpy =... = =,,,, = 0.039 /h, 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pembahasan hasil pengamatan laju korosi baja karbon dan paduan tembaga pada larutan air laut dan asam sulfat dengan waktu 1 jam. Berdasarkan data pengamatan dan hasil perhitungan laju korosi untuk material baja karbon pada air laut didapat nilai rata-rata untuk 1 jam pertama adalah 0,105 mils/tahun, pada 1 jam kedua dan ketiga adalah 0,206 mils/tahun dan 0,054 mils/tahun. Paduan tembaga pada larutan air laut untuk 1 jam pertama dan kedua masih tetap sama dan belum ada pengurangan pada material uji dan nilai rata-ratanya adalah 0 mils/tahun, kemudian pada 1 jam ketiga nilai rata-ratanya adalah 0,016 mils/tahun. Sedangkan data pengamatan dan hasil perhitungan laju korosi material baja karbon pada larutan asam sulfat didapat nilai rata-rata untuk 1 jam pertama adalah 0,162 mils/tahun, 1 jam kedua adalah 0,088 mils/tahun, dan 1 jam ketiga adalah 0,068 mils/tahun. Untuk paduan tembaga pada larutan asam sulfat nilai rata-ratanya adalah 0,028 mils/tahun pada 1 jam pertama, kemudian pada 1 jam kedua dan ketiga adalah 0,319 mils/tahun dan 0,079 mils/tahun. 7

4.3.2. Pembahasan hasil pengamatan laju korosi baja karbon dan paduan tembaga pada larutan air laut dan asam sulfat dengan waktu 3 jam. Berbeda dengan hasil pengamatan laju korosi dengan waktu 1 jam, pengamatan laju korosi pada air laut dengan waktu 3 jam pada material uji baja karbon sangat terlihat sekali kehilangan berat pada material uji. Nilai rata-rata laju korosi baja karbon pada air laut untuk waktu 3 jam pertama adalah 1,350 mils/tahun, sedangkan nilai rata-rata pada 3 jam kedua dan ketiga adalah 0,330 mils/tahun dan 0,124 mils/tahun. Pada paduan tembaga nilai rata-rata adalah 0,015 mils/tahun pada 3 jam pertama, berikut pada 3 jam kedua adalah 0,031 mils/tahun dan 3 jam ketiga adalah 0,036 mils/tahun. Sedangkan data pengamatan dan hasil perhitungan laju korosi baja karbon pada H 2 SO 4 dengan waktu 3 jam pertama adalah 1,400 mils/tahun, kemudian dengan waktu 3 jam kedua adalah 0.348 mils/tahun, dan dengan waktu 3 jam ketiga adalah 0,402 mils/tahun. Pada paduan tembaga nilai rata-rata laju korosi dengan waktu 3 jam pertama pada larutan asam sulfat adalah 1,306 mils/tahun, sedangkan untuk 3 jam kedua dan ketiga nilai rataratanya adalah 0,290 mils/tahun dan 0,256 mils/tahun. 4.4 Hasil Korosi Dari hasil pengamatan terjadinya korosi pada baja karbon dan paduan tembaga dalam lingkungan larutan air laut dan asam sulfat (H 2 SO 4 ) dapat dilihat pada gambar-gambar hasil korosi baja karbon dan peduan tembaga dalam lingkungan larutan air laut dan asam sulfat (H 2 SO 4 ). Gambar 4.9. Hasil korosi pada baja karbon akibat asam sulfat (H 2 SO 4 ) Gambar 4.10. Hasil korosi pada paduan tembaga akibat asam sulfat (H 2 SO 4 ) 8

Gambar 4.11. Hasil korosi pada baja karbon akibat air laut Gambar 4.12. Hasil korosi pada paduan tembaga akibat air laut KESIMPULAN Berdasarkan pambahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Korosi yang terjadi pada meterial baja karbon dan paduan-aluminium tembaga di dalam larutan air laut dan asam sulfat terjadi secara merata atau uniform. 2. Kehilangan berat akibat korosi yang terjadi pada material baja karbon dan paduan tembagaaluminium berhubungan erat dengan waktu. Dengan kata lain semakin meningkatnya waktu pencelupan semakin besar pula kehilangan berat yang terjadi. 3. Semakin meningkatnya waktu pencelupan, semakin besar laju korosi baja karbon dan paduan tembaga. Laju korosi baja karbon rata-rata per tahun pada larutan asam sulfat dengan waktu 1 jam adalah 0,162 mils per tahun, pada larutan air laut laju korosi baja karbon dengan waktu 1 jam nilai rata-ratanya adalah 0,105 mils per tahun. Untuk material paduan tembaga-aluminium, laju korosi rata-rata yang terjadi selama 1 jam pada larutan asam sulfat dan larutan air laut adalah 0,162 mils per tahun dan 0 mils per tahun. Sedangkan pencelupan material baja karbon dengan waktu 3 jam pada larutan air laut dan asam sulfat laju korosi rata-rata adalah 1,350 mils per tahun 1,400 mils per tahun. Pencelupan untuk material paduan tembaga-aluminium dengan waktu 3 jam pada larutan air laut dan asam sulfat laju korosi rata-rata adalah 0,015 mils per tahun dan 1,306 mils per tahun. 9

DAFTAR PUSTAKA Agus Solehudin; Wita Sutrisno. 2008. Karakterisasi sifat mekanik dan sifat daya lekat hasil pelapisan Cu- Ni pada baja karbon ST-37 untuk aplikasi logam dekoratif Lolypoly. Mei 2012. Pengertian dan jenisjenis korosi. Rifqy Amarta. 2009. Studi Impressed Current Cathodic Protection pada Baja AISI 1018 dengan Menggunakan Anoda Scrap Steel dan Penggunaan Tembaga Sebagai Anoda Kedua pada Medium NaCl. MechanicalBrothers. Juni 2012. Internal Corrosion. http://masokftlicon.blogspot.com/2009/11/ ejemplos-de-metales- ferrosos.html Marcus P., and Oudar J., 1995. Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker Inc. Budi Utomo; jenis korosi dan penanggulangannya; KAPAL, Vol. 6, No.2, Juni 2009. H. J. S. Pujanan. 2006. Analisis Laju Korosi Pada Material Stainless Steel (SS) Berdasarkan Perbedaan Konsentrasi Larutan (H 2 SO 4 ). http://id.wikipedia.org/wiki/korosi 10