BAB III METODE PENELITIAN. design (pretest- posttest with control group). Pengambilan data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian ini menggunakan disain penelitian Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan hasil intervensi dengan suatu kelompok yang serupa

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental (Setiadi,

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN

Efektifitas Yoga Ketawa terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Derajat II di Panti Wredha Salib Putih Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, yaitu mencari perbedaan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. quasi eksperiment dengan bentuk pretest posttest with control. group, dengan desain penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam waktu yang bersamaan (Sastroasmoro, 2008). Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment, dengan desain pre-post test with control group yaitu melibatkan. Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen semu (quasy experiment) pretest-posttest control group design,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. setelah dilaksanakan intervensi ( Arikunto, 2006) dengan menggunakan. Intervensi A 1. Bladder training

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sukoharjo dengan luas wilayah Ha yang merupakan 9,40% dari luas. dataran rendah dan sebagian merupakan dataran tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian non-experiment

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. hipertensi laki-laki usia tahun dan usia di atas 60 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitan Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design (pretest- posttest with control group). Pengambilan data dilakukan pada kedua kelompok. Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing kelompok dilakukan pretest, kemudian pada kelompok perlakuan diberikan intervensi yaitu terapi yoga tawa, sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi. Post-test dilakukan pada kedua sampel yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara serentak. Pada tipe desain ini, tidak ada randomisasi, karakteristik kelompok sangat penting dalam mempertinggi validitas internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan kelompok kontrol (Sugiyono, 2012). 3.2. Desain Penelitian Eksperimen Kelompok yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah lansia dengan hipertensi di Panti Wreda Salib Putih untuk kelompok perlakuan dan lansia dengan hipertensi di Wisma Lansia Maria Martha Salatiga untuk kelompok kontrol. 51

52 Pada kedua kelompok dilakukan pre-test yaitu dengan mengukur tekanan darah pada para partisipan, kemudian pada kelompok perlakuan diberikan intervensi yaitu yoga tawa. Posttest dilakukan serentak setelah dilakukan intervensi yaitu dengan mengukur tekanan darah pada para partisipan baik pad kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Bentuk desain penelitian eksperimen kali ini dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen. Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Perlakuan O1 X O2 Kontrol O3 - O4 Sumber: Sugiyono, 2000 Keterangan: O1 : Pengukuran pada kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi. O2 : Pengukuran pada kelompok perlakuan setelah diberikan intervensi yaitu yoga tawa X O3 : Pemberian intervensi, yoga tawa pada lansia. : Pengukuran pada kelompok kontrol yang dilakukan pertama kali bersamaan dengan kelompok perlakuan pada saat pre-test.

53 O4 :Pengukuran kedua pada kelompok kontrol bersamaan dengan kelompok perlakuan pada saat post-test - : Tanpa pemberian intervensi yoga tawa pada lansia. 3.3. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian ini mencantumkan variabel independen berupa yoga tawa, sedangkan variabel dependen berupa tekanan darah sistole dan diastole pada lansia dengan hipertensi. Pada penelitian ini juga terdapat variabel perancu yaitu variabel yang mengganggu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, variabel perancunya adalah obat antihipertensi. Peneliti ingin mengetahui bagaimana efektivitas yoga tawa terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

54 3.4. Kerangka Konsep Penelitian Pada penelitian ini memiliki konsep penelitian yang digunakan penulis,yaitu sebagai berikut: Variabel Independen t Variabel Dependent Yoga ketawa Tekanan darah pada lansia dengan hipertensi Meningkatkan hormon endorfin Fungsi sistem limbik yang merupakan pusat pengaturan emosi Penurunan tekanan darah pada lansia Gambar 3.1. Bagan Kerangka Konsep Kerangka konsep di atas menjelaskan bahwa ada dua (2) variabel yang digunakan peneliti yaitu variabel independent yang terdiri dari yoga ketawa dan obat antihipertensi dan variabel dependent yaitu tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Variabel independent akan meningkatkan hormon endorfin yang akan berpengaruh

55 pada penurunan sistem limbik yang merupakan pusat pengaturan emosi dan hasilkan akan menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

3.5. Definisi Oprasional Variabel Di dalam penelitian ini, memiliki 2 macam variabel, variabel yang pertama yaitu variabel independen yaitu yoga tawa, variabel dependen yaitu hipertensi dan variabel moderator yaitu pengonsumsian obat antihipertensi. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel: Tabel 3.2 Definisi Operasional, Variabel Penelitian, dan Skala Penelitian No (1) Variabel (2) Definisi (3) Alat Ukur (4) Hasil Ukur (5) Skala (6) 1 Variabel Independent: yoga tawa Yoga ketawa adalah latihan yang menggabungkan tawa tanpa syarat dengan pernapasan yoga (Pranayama). Model Yoga tawa memiliki beberapa langkah, antara lain tepuk tangan dan latihan ho-ho haha-ha selama yoga ke tawa,pernapasan dalam, latihan bahu, leher, dan peregangan masingmasing 5 kali,tawa sapaan, tawa singa, tawa apresiasi, apresiasi, tawa pesawat, tawa bill, tawa membuat susu, dan tawa Prosedur yoga tawa Perlakuan yoga tawa Nominal 56

2. Variabel dependent: Hipertensi high-tos dan di akhiri dengan tahap relaksasi.. Yoga tawa membutuhkan waktu 15-30 menit. Terapi ini akan diberikan 1 kali dalam waktu 1 hari dengan sekali terapi ± 30menit. ( Kataria, 2004) Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Anne, 2000) Tensimeter Analog (jarum) dan stetoskop Hasil dari pengukuran tekanan darah ini terdiri dari tekanan sistol dan diastol, yang diamati dalam penelitian ini apakah tekanan darah naik, stabil atau turun setelah dilakukan yoga tawa setelah dberikan Rasio 57

Sumber: Kataria, 2004. selama 3 kali.pengukur an akan dilakukan di awal dan akhir intervensi. Anne, 2000. 58

59 3.6. Partisipan Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah 30 orang lansia di Panti Wredha Salib Putih Salatiga dan 22 lansia di Wisma Lansia Maria Martha Salatiga. Peneliti mengambil 2 panti dalam penelitian ini dengan pertimbangan sifat lansia yang sering cemburu sosial dalam arti apabila beberapa lansia di dalam satu panti melakukan yoga ketawa, namun ada beberapa orang tidak disertakan maka akan timbul kecemburuan antar lansia yang ada di Panti Wredha tersebut. 2. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian kali ini adalah dari 20 lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang di bagi menjadi 2 kelompok yaitu 10 lansia di Panti Wreda Salib Putih Salatiga sebagai kelompok perlakuan dan 10 lansia di Wisma Lansia Maria Martha Salatiga sebagai kelompok kontrol.

60 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Ini termasuk teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan peneliti. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi untuk menentukan sampel. 3.7. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel yang ternyata memiliki pengaruh terhadap variabel yang diteliti. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Adapun kriteria inklusi dari penelitian ini adalah: a. Lansia dengan usia 60-85 tahun, mengambil responden dengan usia 60 tahun karena menurut WHO seseorang dikatakan lanjut usia ketika seseorang telah berusia 60 tahun.

61 b. Lansia dengan tekanan darah 140 mmhg maksimal 190 mmhg untuk tekanan darah sistolik dan atau 90 mmhg maksimal 100 mmhg untuk tekanan darah diastolik, mengikuti standar dari Kementerian Kesehatan RI yang mendefinisikan hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg serta dalam kondisi kesehatan umum lansia yang baik. c. Mandiri atau mampu bergerak bebas, responden harus mampu mandiri dan mampu bergerak bebas dikarenakan pada saat perlakuan yoga ketawa, ada beberapa gerakan yoga ketawa untuk berjalan. d. Bersedia menjadi responden, setiap responden tidak melakukan yoga ketawa karena keterpaksaan, namun karena ingin mengikuti yoga ketawa, sehingga yoga ketawa bisa efektif dilakukan. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah apabila subjek menolak untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini dan

62 ketika dalam waktu 3 minggu perlakuan lansia sakit dan tidak dapat mengikuti perlakuan yoga ketawa. 3.8. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Wisma Lansia Maria Martha Salatiga dan Panti Wreda Salib Putih Salatiga. Kedua lokasi ini dipilih karena memiliki populasi lansia dengan hipertensi yang cukup tinggi. Waktu untuk penelitian ini saat pagi hari, dan yoga ketawa dilaksanakan sebanyak 5 kali intervensi dalam 1 minggu selama 3 minggu berturut- turut, pada penelitian ini, peneliti memberikan intervensi yoga ketawa selama 20 menit setiap pertemuannya. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada tanggal 11-30 April 2016. Pelaksanaan dilakukan pada tanggal tersebut karena peneliti harus mengikuti pelatihan yoga ketawa bersertifikat dan persiapan teori sebelum melakukan penelitian yoga tawa. 3.9. Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif eksperimental ini, kualitas pengumpulan datanya sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan. Instrumen yang berkualitas dapat

63 dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tensimeter analog atau jarum dan stetoskop. Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur tekanan darah adalah tensimeter atau sygnomanometer analog merek ABN dengan spesifikasi rentang tekanan 0-300 mmhg, dengan batas ketelitian 2 mmhg dan stetoskop merek ABN. Pengukuran dilakukan oleh peneliti sendiri. Sebelum pengukuran, responden di jelaskan terlebih dahulu tentang prosedur pengukuran tekanan darah agar mengurangi kecemasan. Pengukuran di ulang sebanyak dua kali pada setiap kali pengukuran untuk memastikan ketepatan pengukuran yang dilakukan. Sedangkan cara pengukurannya adalah Anne (2000): a. Atur posisi duduk responden dengan lengan diangkat setinggi jantung. b. Pajankan lengan atas responden. c. Palpasi arteri brakialis dan pusatkan anak panah manset pada 2,5 cm diatas arteri brakialis. d. Pasang manset yang telah mengempis sempurna pada lengan responden. e. Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata pengukur.

64 f. Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset 30 mmhg diatas titik nadi tak teraba lagi. g. Kempiskan manset pelan-pelan sambil memperhatikan titik nadi teraba lagi. h. Pasang stetoskop pada nadi brakialis dan telinga pengukur. i. Pompa manset dan kempiskan pelan-pelan, perhatikan titik nadi terdengar jelas pertama dan titik nadi redup atau redam menghilang. j. Kempiskan manset secara total dan rapikan pasien. Instrumen untuk mengukur tekanan darah yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkalibrasi alat ini. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, peneliti terlebih dahulu melakukan yoga tawa yang dilakukan selama 15-20 menit. Berikut langkah-langkah yang digunakan saat melakukan yoga ketawa (Kataria, 2004): 1. Pemanasan/Peregangan Pemanasan yang dimaksud lansia posisi duduk lalu menggelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, menundukkan kepala dan ke atas, lalu kaki dan tangan di gerakkan.

65 2. Tepuk tangan Tepuk tangan sambil mengucapkan HoHo-Ha-Ha-Ha dengan durasi waktu ± 1 menit dan setelah selesai mengambil nafas dalam dengan mengangkat tangan setinggi bahu. 3. Senam ketawa a). Tawa sapaan: Tertawa dengan mengatupkan kedua telapak tangan dan menyapa holywood kepada teman di samping kiri dan kanan. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. b). Tawa singa: Julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka lebar dan tangan teracung seperti cakar singa dan tertawa. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. c). Tawa ponsel: Berpura-puralah memegang sebuah ponsel dan coba untuk tertawa sambil membuat berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali.

66 d). Tawa Apresiasi : Berkeliling (jika bisa berdiri) sambil mengacungkan dua jempol sambil tertawa untuk menyampaikan penghargaan kepada peserta lainya. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. e). Tawa Pesawat: rentangkan lengan seperti sebuah pesawat terbang dan terbanglah berkeliling sambil tertawa (dilakukan apabila lansia bisa berdiri dan bejalan). Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. f). Tawa bill : pura-pura membuka tagihan kartu kredit yang besarnya diluar dugaan. Lihat dan kemudian tertawalah secara histeris. tunjukkan kepada orang lain tagihan itu dan tertawalah bersama membuang stres. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. g). Tawa membuat susu: berpura puralah memegang dua gelas susu dan sesuai aba-aba leader tuangkan susu dari satu gelas ke gelas lain sambil mengucap aeeee dan kemudian tuangan kembali ke dalam

67 gelas pertama sambil mengucap aeeee setelah itu tertawa dan meminum susu itu. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. h). Tawa high-ten: tos dengan kedua belah tangan dan tertawa. Setelah selesai mengucapkan very good, very good yee dan diakhiri dengan nafas dalam sebanyak 3 kali. 4. Relaksasi a). Mengambil nafas dalam dengan mengangkat tangan sebatas bahu, dan nafas di keluarkan dengan menurunkan tangan sambil mengucap hooo... b). Mengambil nafas dalam dengan mengangkat tangan sebatas bahu, dan nafas di keluarkan dengan menurunkan tangan sambil mengucap haaa... c). Mengambil nafas dalam dengan mengangkat tangan sebatas bahu, dan nafas di keluarkan dengan menurunkan tangan sambil mengucap hmm...

68 3.10. Analisis Data Adapun proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Teknik Pengolahan Data (Setiadi, 2007) a. Editing Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian dan kelengkapan informed consent dari responden juga data tekanan darah pre test dan post test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Data yang diperlukan telah lengkap. b. Coding Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah mengolah data. Semua variabel akan diubah menjadi kode. Coding adalah kegiatan merubah bentuk data yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode tertentu. Pada penelitian ini yang di ubah menjadi kode adalah jenis kelamin yaitu 2 untuk perempuan dan 1 untuk lakilaki.

69 c. Tabulating Tabulating adalah kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel kemudian diolah dengan bantuan komputer. d. Entering Entering merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer yang selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan program komputer. e. Cleaning Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya. 2. Analisis data Langkah-langkah analisis yang digunakan untuk pendekatan kuantitatif, antara lain: a. Analisis Deskriptif (Univariat) Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masingmasing variabel yang diteliti. Data numerik digunakan nilai rata-rata (mean). Analisis univariat ini pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didapatkan yaitu

70 data tekanan darah pada lansia sebelum dan setelah intervensi (Sugiyono, 2012). b. Analisis Analitik (Bivariat) Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut biasanya digunakan pengujian statistik. Analisis bivariat pada penelitian ini adalah perbedaan tekanan darah pada lansia antara sebelum dan sesudah mengikuti yoga ketawa pada kelompok perlakuan dan juga perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol yang diukur serentak dengan kelompok perlakuan. Sebelum dilakukan uji statistik, peneliti melakukan uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah responden masingmasing kelompok kurang dari 50. Setelah dilakukan perlakuan, ternyata data yang di dapat tidak terdistribusi normal, sehingga dilakukan uji beda Wilcoxon Smith. Pada penelitian ini, uji beda dilakukan pula antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hasil pretest dan postest dengan menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Sedangkan signifikansi yang digunakan adalah 95 % atau (ɑ) 0,05. Hasil

71 penelitian dikatakan efektif jika p value < (α) 0.05 (Sugiyono, 2012).