BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Pemerintah pusat membuat suatu kebijakan dimana pemerintah daerah diberikan kekuasaan untuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan desentralisasi. Untuk menyukseskan pembangunan perekonomian daerah, pelaksanaan pembangunan tersebut diperlukan dana yang cukup besar. Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan pendanaan dari berbagai sumber, salah satunya berasal dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak. Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang menjadi komoditi unggulan dari beberapa subsektor penerimaan negara. Hingga saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai lebih dari 78% dari total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak diharapkan terus 7
8 meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang dapat dilakukan untuk merealisasikannya yaitu dengan cara menggali sumbersumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah yang telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Dari sekian banyak yang dipungut di daerah Kota Medan, salah satu pajak yang diandalkan untuk menghasilkan dana bagi anggaran adalah pajak restoran. Sesuai dengan peraturan daerah, yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh restoran termasuk bar, cafe, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi/kopi dan meliputi pelayanan penjualan makanan/minuman yang dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Subjek pajak restoran adalah konsumen yang membeli makanan dan atau minuman dari restoran, sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang yang mengusahakan restoran tersebut. Sebagai contoh pengelola rumah makan Sipirok yang beralamat di jalan sunggal no. 14 Sei Sikambing yang tidak mencantumkan PPN namun dengan sistem pembayaran langsung tanpa adanya bukti pembayaran kepada konsumen, bukan hanya rumah makan sipirok saja yang seperti itu, tetapi masih banyak restoran dan kedai minum di Kota Medan yang tidak mencantumkan PPN sama sekali, oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang inten terhadap setiap gerai makanan dan minuman serta restoran yang tersebar di Kota Medan agar mereka sadar bahwa pentingnya kesadaran dalam membayar pajak. Pajak restoran yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu berlokasi, proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang dengan menggunakan
9 surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Berdasarkan SPTPD yang ditunjuk akan menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat ketetapan pajak derah (SKPD), pajak lalu disetorkan ke kas bendaharawan.adapun pajak daerah merupakan pajak yang telah ditentukan pemerintah daerah dengan peraturan daerah mempunyai wewenang melakukan pemungutan adalah pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan pembangunan di daerahnya dengan memanfaatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sumber-sumber pendapatan asli daerah yang potensial harus digali secara maksimal sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang menjadipembagian Pajak Daerah dan Retribusi daerah yang menjadi unsur utama, PAD sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah daerah itu sendiri terdiri atas : 1. Pendapatan Asli Daerah a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah d. Pendapatan Asli Daerah lain yang sah 2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman Daerah 4. Pendapatan Daerah lain yang sah
10 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebagai berikut : 1. Jenis Pajak Provinsi terdiri dari : a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air c. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan d. Pajak bahan bakar e. Pajak Rokok 2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Pajak hotel b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak parkir h. Pajak Air Tanah i. Pajak sarang Burung Walet j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah Pajak Restoran, dimana Pajak Restoran sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan pajak Restoran tersebut Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses
11 pelaksanaan Pajak Restoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah daerah yang telah ditetapkan. Hal inilah yang menjadikan penulis memilih Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai tempat praktik dengan judul, TINJAUAN ATAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA MEDAN sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah Laporan Tugas Akhir. B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Tujuan Laporan Tugas Akhir a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan Pajak Restoran Dari Tahun 2012 sampai dengan 2016. b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Pajak Restoran dalam meningkatkan/pemenuhan pendapatan Asli Daerah Kota Medan. c. Untuk mengetahui upaya yang di tempuh untuk meningkatkan penerimaan Pajak Restoran pada Badan Pengelola pajak dan Retribusi Kota Medan. 2. Manfaat Laporan Tugas Akhir Adapun manfaat yang diharapkan penulis kedepannya adalah : 2.1 Bagi mahasiswa/i a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak Restoran. b. Meningkatkan Komunikasi dengan pendekatan sosial terhadap dunia kerja. c. Menciptakan semangat kerja secara profesionalisme sekaligus mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.
12 2.2 Bagi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. a. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran. b. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dengan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2.3 Bagi Program studi diploma III administrasi perpajakan. a. Untuk mendapat pemasukan saran untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi Pemerintah dalam hal ini, yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan c. Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya khusus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak. Berdasarkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Mardiasmo,2016:3)
13 Selain itu, beberapa ahli Perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai Pajak. Diantaranya pengertian Pajak yang dikemukakan oleh : 1.1Rochmat Soemitro(Suandy, 2014:9), mengatakan bahwa : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. 1.2. R. Santoso Brotodiharjo (Waluyo, 2011: 2) berpendapat bahwa : Pajak ialah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditujukan dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara yang menyelenggarakan Pemerintahan. Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian Pajak adalah sebagai berikut : 1.2.1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-undang serta peraturannya a. Dalam pembayaran Pajak tidak dapat di tunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh Pemerintah. b. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Daerah c. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran Pemerintah d. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu mengatur 2. Fungsi Pajak. Pajak dalam suatu Negara memiliki beberapa fungsi. Fungsi pajak menurut Mardiasmo dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :
14 2.1. Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak sebagai sumber dana penerimaan untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Contoh : Dana yang dikumpulkan dari hasil Pajak digunakan atau melaksanakan kebijakan Pemerintah untuk membangun fasilitas-fasilitas umum. 2.2.Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2016:4) Contoh : Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. 3. Jenis Pajak Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak, Pajak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 3.1.Pajak Negara Pajak Negara sering juga disebut pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri atas : 3.1.1. Pajak Penghasilan Diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 a. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009. b. Bea Materai Diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
15 4. Pengertian Pajak Daerah Pemungutan Pajak Daerah yang saat ini berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengatur pengertian tentang Pajak Daerah, yang disebut dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada aerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pajak Daerah merupakan pungutan oleh daerah dan bertujuan untuk pembiayaan rumah tangga daerah dimana pajak tersebut dipungut dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah bersangkutan dan menyederhanakan sistem dan Administrasi Perpajakan untuk memperkuat pondasi Daerah khususnya Daerah Kabupaten atau Kota dengan mengefektifkan jenis Pajak tertentu yang potensial guna kepentingan Daerah tersebut. Pajak Daerah menurut para para ahli : Menurut Rochmant Soemitro (suandy,2014:11) mendefinisikan bahwa pengertian pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (suandy,2014:9) Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
16 Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan II untuk mengisi kas daerah, pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK I maupun pemerintah daerah TK II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD). 5. Pengertian Pajak Restoran Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam pajak Daerah. Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011, Tentang Pajak Restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering. Jadi besarnya Pajak Restoran yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : PAJAK RESTORAN= 10% X JUMLAH PEMBAYARANAN D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan. 2. Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah terutama Pajak Restoran.
17 3. Praktik kerjalaporan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan data yang digunakan mulai Tahun 2012-2016 di Badan Pengelola pajak dan Retribusi Daerah E. Metode Praktik Laporan Tugas Akhir Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Laporan Tugas Akhir, pengajuan proposal Laporan Tugas Akhir 2. Studi Literatur (Kepustakaan) Didalam tahap ini penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : buku, Undang-Undang, dan lain-lain maupun yang berhubungan dengan objek Laporan Tugas Akhir. 3. Studi Observasi Lapangan Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data dengan langsung kelapangan yaitu dengan Laporan Tugas Akhir di dinas pendapatan Kota Medan serta mencari dan mempelajari data yang ada hubungannya dengan kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah. 4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Pajak Restoran melalui data primer yaitu wawancara dan observasi data sekunder yaitu penelitian kepustakaan. F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir
18 dalam pengumpulan data mengenai Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data dan informasi tentang Laporan Tugas Akhir yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode wawancara Dengan metode wawancara ini, peserta mengajukan beberapa pertanyaan langsung pada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini. 2. Metode Observasi Dalam metode ini peserta terjun langsung ke lapangan untuk peninjauan. Dengan mengamati, mendengarkan, dan yang paling sering adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada instansi tersebut. Metode ini sangat diperlukan dalam laporan ini. 3. Metode Dokumentasi Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang diperoleh dari instansi. G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir Adapun yang menjadikan sistematika dalam penyusunan laporan Tugas Akhir, adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, Tujuan, dan manfaat,
19 uraian teoritis, ruang lingkup, Metode praktik, Metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek lokasi Laporan Tugas akhir BAB III GAMBARAN DATA Dalam bab ini diuraikan mengenai kontribusi pajak Restoran terhadap pendapatan Asli Daerah di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. BAB IV ANALISA DAN EVALUASI Dalam bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh kemudian mengadakan evaluasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan masalah-masalah yang timbul tentang teori-teori dari pelaksanaan Laporan Tugas Akhir dan beberapa saran yang penulis berikan