BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

`BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan. Dan Asset Daerah (Dppkad) Kabupaten Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. warga negaranya yang memenuhi syarat secara hukum berhak wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi diperoleh dari perpajakan sebesar Rp1.235,8 triliun atau 83% dari

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sirojuzilam (2005) pengembangan wilayah pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersumber dari pajak. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 yang telah diganti dengan UU No. 34 Tahun 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tahun 2009 dalam pasal 1 angka 1, sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

BAB I PENDAHULUAN. kapabilitas dan efektivitas dalam menjalankan roda pemerintahan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali. Secara langsung, yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut. Pemerintah pusat membuat suatu kebijakan dimana pemerintah daerah diberikan kekuasaan untuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan desentralisasi. Untuk menyukseskan pembangunan perekonomian daerah, pelaksanaan pembangunan tersebut diperlukan dana yang cukup besar. Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan pendanaan dari berbagai sumber, salah satunya berasal dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak. Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang menjadi komoditi unggulan dari beberapa subsektor penerimaan negara. Hingga saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai lebih dari 78% dari total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak diharapkan terus 7

8 meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang dapat dilakukan untuk merealisasikannya yaitu dengan cara menggali sumbersumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah yang telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Dari sekian banyak yang dipungut di daerah Kota Medan, salah satu pajak yang diandalkan untuk menghasilkan dana bagi anggaran adalah pajak restoran. Sesuai dengan peraturan daerah, yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh restoran termasuk bar, cafe, rumah makan, buffet, kantin, kedai nasi/kopi dan meliputi pelayanan penjualan makanan/minuman yang dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Subjek pajak restoran adalah konsumen yang membeli makanan dan atau minuman dari restoran, sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang yang mengusahakan restoran tersebut. Sebagai contoh pengelola rumah makan Sipirok yang beralamat di jalan sunggal no. 14 Sei Sikambing yang tidak mencantumkan PPN namun dengan sistem pembayaran langsung tanpa adanya bukti pembayaran kepada konsumen, bukan hanya rumah makan sipirok saja yang seperti itu, tetapi masih banyak restoran dan kedai minum di Kota Medan yang tidak mencantumkan PPN sama sekali, oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang inten terhadap setiap gerai makanan dan minuman serta restoran yang tersebar di Kota Medan agar mereka sadar bahwa pentingnya kesadaran dalam membayar pajak. Pajak restoran yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu berlokasi, proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang dengan menggunakan

9 surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Berdasarkan SPTPD yang ditunjuk akan menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat ketetapan pajak derah (SKPD), pajak lalu disetorkan ke kas bendaharawan.adapun pajak daerah merupakan pajak yang telah ditentukan pemerintah daerah dengan peraturan daerah mempunyai wewenang melakukan pemungutan adalah pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan pembangunan di daerahnya dengan memanfaatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sumber-sumber pendapatan asli daerah yang potensial harus digali secara maksimal sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang menjadipembagian Pajak Daerah dan Retribusi daerah yang menjadi unsur utama, PAD sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah daerah itu sendiri terdiri atas : 1. Pendapatan Asli Daerah a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah d. Pendapatan Asli Daerah lain yang sah 2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman Daerah 4. Pendapatan Daerah lain yang sah

10 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebagai berikut : 1. Jenis Pajak Provinsi terdiri dari : a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air c. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan d. Pajak bahan bakar e. Pajak Rokok 2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari : a. Pajak hotel b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak parkir h. Pajak Air Tanah i. Pajak sarang Burung Walet j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah Pajak Restoran, dimana Pajak Restoran sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan pajak Restoran tersebut Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses

11 pelaksanaan Pajak Restoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah daerah yang telah ditetapkan. Hal inilah yang menjadikan penulis memilih Dinas Pendapatan Kota Medan sebagai tempat praktik dengan judul, TINJAUAN ATAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA MEDAN sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah Laporan Tugas Akhir. B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir 1. Tujuan Laporan Tugas Akhir a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan Pajak Restoran Dari Tahun 2012 sampai dengan 2016. b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Pajak Restoran dalam meningkatkan/pemenuhan pendapatan Asli Daerah Kota Medan. c. Untuk mengetahui upaya yang di tempuh untuk meningkatkan penerimaan Pajak Restoran pada Badan Pengelola pajak dan Retribusi Kota Medan. 2. Manfaat Laporan Tugas Akhir Adapun manfaat yang diharapkan penulis kedepannya adalah : 2.1 Bagi mahasiswa/i a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak Restoran. b. Meningkatkan Komunikasi dengan pendekatan sosial terhadap dunia kerja. c. Menciptakan semangat kerja secara profesionalisme sekaligus mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.

12 2.2 Bagi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. a. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran. b. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dengan khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2.3 Bagi Program studi diploma III administrasi perpajakan. a. Untuk mendapat pemasukan saran untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi Pemerintah dalam hal ini, yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan c. Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya khusus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak. Berdasarkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Mardiasmo,2016:3)

13 Selain itu, beberapa ahli Perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai Pajak. Diantaranya pengertian Pajak yang dikemukakan oleh : 1.1Rochmat Soemitro(Suandy, 2014:9), mengatakan bahwa : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. 1.2. R. Santoso Brotodiharjo (Waluyo, 2011: 2) berpendapat bahwa : Pajak ialah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditujukan dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara yang menyelenggarakan Pemerintahan. Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian Pajak adalah sebagai berikut : 1.2.1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-undang serta peraturannya a. Dalam pembayaran Pajak tidak dapat di tunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh Pemerintah. b. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Daerah c. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran Pemerintah d. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu mengatur 2. Fungsi Pajak. Pajak dalam suatu Negara memiliki beberapa fungsi. Fungsi pajak menurut Mardiasmo dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :

14 2.1. Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak sebagai sumber dana penerimaan untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya. Contoh : Dana yang dikumpulkan dari hasil Pajak digunakan atau melaksanakan kebijakan Pemerintah untuk membangun fasilitas-fasilitas umum. 2.2.Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2016:4) Contoh : Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif. 3. Jenis Pajak Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak, Pajak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 3.1.Pajak Negara Pajak Negara sering juga disebut pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat yang terdiri atas : 3.1.1. Pajak Penghasilan Diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 a. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009. b. Bea Materai Diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.

15 4. Pengertian Pajak Daerah Pemungutan Pajak Daerah yang saat ini berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengatur pengertian tentang Pajak Daerah, yang disebut dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada aerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pajak Daerah merupakan pungutan oleh daerah dan bertujuan untuk pembiayaan rumah tangga daerah dimana pajak tersebut dipungut dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah bersangkutan dan menyederhanakan sistem dan Administrasi Perpajakan untuk memperkuat pondasi Daerah khususnya Daerah Kabupaten atau Kota dengan mengefektifkan jenis Pajak tertentu yang potensial guna kepentingan Daerah tersebut. Pajak Daerah menurut para para ahli : Menurut Rochmant Soemitro (suandy,2014:11) mendefinisikan bahwa pengertian pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (suandy,2014:9) Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

16 Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan II untuk mengisi kas daerah, pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK I maupun pemerintah daerah TK II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD). 5. Pengertian Pajak Restoran Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam pajak Daerah. Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011, Tentang Pajak Restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering. Jadi besarnya Pajak Restoran yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus : PAJAK RESTORAN= 10% X JUMLAH PEMBAYARANAN D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah Kota Medan. 2. Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah terutama Pajak Restoran.

17 3. Praktik kerjalaporan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan data yang digunakan mulai Tahun 2012-2016 di Badan Pengelola pajak dan Retribusi Daerah E. Metode Praktik Laporan Tugas Akhir Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Laporan Tugas Akhir, pengajuan proposal Laporan Tugas Akhir 2. Studi Literatur (Kepustakaan) Didalam tahap ini penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : buku, Undang-Undang, dan lain-lain maupun yang berhubungan dengan objek Laporan Tugas Akhir. 3. Studi Observasi Lapangan Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data dengan langsung kelapangan yaitu dengan Laporan Tugas Akhir di dinas pendapatan Kota Medan serta mencari dan mempelajari data yang ada hubungannya dengan kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah. 4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Pajak Restoran melalui data primer yaitu wawancara dan observasi data sekunder yaitu penelitian kepustakaan. F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir

18 dalam pengumpulan data mengenai Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data dan informasi tentang Laporan Tugas Akhir yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode wawancara Dengan metode wawancara ini, peserta mengajukan beberapa pertanyaan langsung pada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini. 2. Metode Observasi Dalam metode ini peserta terjun langsung ke lapangan untuk peninjauan. Dengan mengamati, mendengarkan, dan yang paling sering adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada instansi tersebut. Metode ini sangat diperlukan dalam laporan ini. 3. Metode Dokumentasi Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang diperoleh dari instansi. G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir Adapun yang menjadikan sistematika dalam penyusunan laporan Tugas Akhir, adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, Tujuan, dan manfaat,

19 uraian teoritis, ruang lingkup, Metode praktik, Metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek lokasi Laporan Tugas akhir BAB III GAMBARAN DATA Dalam bab ini diuraikan mengenai kontribusi pajak Restoran terhadap pendapatan Asli Daerah di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. BAB IV ANALISA DAN EVALUASI Dalam bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh kemudian mengadakan evaluasi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan masalah-masalah yang timbul tentang teori-teori dari pelaksanaan Laporan Tugas Akhir dan beberapa saran yang penulis berikan