PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Kata kunci: keterampilan motorik halus, stimulasi, brain gym, AFR

TERAPI BERMAIN: ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KOGNITIF ANAK PRASEKOLAH

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

SKRIPSI AUTO STRETCHING

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

SKRIPSI. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI. Oleh : AYU RIESKY NIM.


SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK WIDYA KUMARA SARI DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PEMBERIAN PELATIHAN KEKUATAN AYUNAN LENGAN (ARM SWING)

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

PENGARUH STIMULASI MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4 5 TAHUN DI TAMAN KANAK KANAK PERTIWI TIRIPAN BERBEK NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PENGARUH PEDAL EXERCISE

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif. Permainan dapat

SKRIPSI. Komang Dhyanayuda P.

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

ADANYA PENGARUH MENEMPEL GAMBAR DENGAN TEKNIK MOZAIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimental design

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 41

Rewinda Avin Pangestika 1, Erni Setiyorini 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan

PENGARUH METODE GLENN DOMAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK LADAS BERENDAI PRABUMULIH.

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

INTERVENSI CONTRACT RELAX STRETCHING DIRECT LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK TERHADAP KEMAMPUAN LONCAT ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PKK SEMANDING DAN TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH PABELAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

Transkripsi:

PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR 1 Ni Made Ameondari, 2 I Made Niko Winaya, 3 Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, 4 I Wayan Gede Sutadarma 1,2 Program Studi Fisioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3 Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 4 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ami_schon93@ymail.com ABSTRAK Meningkatkan perkembangan motorik dapat dilakukan dengan memberikan stimulus. Stimulus yang baik akan merangsang perkembangan anak diberbagai aspek. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan permainan origami dan mewarnai dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Rancangan penelitian dengan Pre and Post-Test Two Group Design. Teknik sampel menggunakan Simple Random sampling. Sampel berjumlah 32 orang dan pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan motorik halus. Hasil penelitian didapatkan peningkatan perkembangan motorik halus kelompok 1 sebesar 70,31±3,754 dan kelompok 2 sebesar 71,44±5,046. Independent Sampel test menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 p=0,894 (p>0,05). Disimpulkan bahwa permainan origami dan mewarnai samasama baik dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Kata kunci : motorik halus, origami, mewarnai. ABSTRACT Increase motor development can be done by providing a stimulus. Good stimulus will stimulate children's development in various aspects. With the aim to know the difference between origami and coloring in improving fine motor development of children. Draft Pre and Post Test Two Group Design. Sampling using simple random sampling. These samples included 32 people and data collection is done with Fine Motor Skills Tests. The results showed an increase fine motor development in group 1 amounted to 70.31±3.754 and in group 2 an increase of 71.44±5.046. Independent Sample test showed no significant difference between group 1 and 2 p = 0.894 (p> 0.05). It was concluded that the origami and coloring equally well to improving fine motor development of children. Keywords : Fine motor, origami, coloring.

PENDAHULUAN Umur 4-6 tahun atau the golden age dikatakan sebagai periode sensitif anak dalam berbagai perkembangan. Pada usia keemasan anak mengalami perkembangan yang sangat baik pada fisik maupun psikis. 1 Dasar pertama dalam mengembangkan adalah kemampuan fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan lainnya. Salah satu pengembangan kemampuan anak dapat dilakukan dengan memberikan stimulus. Stimulus yang baik dapat mengembangkan kemampuan anak secara optimal. 2 Perkembangan motorik sangat penting dalam perkembangan anak. Perkembangan motorik adalah gerak yang terkoordinasi dari saraf, otot, otak dan tulang belakang. 3 Motorik mendukung perkembangan anak selanjutnya pada usia sekolah. Perkembangan motorik terbagi menjadi kasar dan halus. Motorik kasar lebih menekankan pada otot-otot besar sedangkan motorik halus lebih pada otot-otot kecil. 2 Namun, Depkes RI mencatat 16% anak Indonesia mengalami perkembangan, baik motorik halus dan kasar, gangguan mendengar, lambat berbicara, serta kecerdasan menurun. 4 Menurut Andriany hampir setiap dua hari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dengan motorik halus anak abnormal 24,6 %. 5 Perkembangan anak abnormal disebabkan berbagai faktor yakni lingkungan, gizi, kesehatan, stimulasi. 6 Merangsang perkembangan dapat dilakukan melalui bermain aspek perkembangan dapat ditumbuhkan. Salah satunya dengan origami karena kegiatan melipat kertas melibatkan otot pada jari-jari tangan dengan bantuan koordinasi mata dan tangan. Pemberian mewarnai gambar dapat meningkatkan motorik halus menggunakan otot-otot pada tangan dan pergelangan tangan. Teknik pada mewarnai menggerakan otot sehingga tercipta koordinasi motorik halus yang berguna untuk kesiapan anak menulis. Kedua metode ini menggunakan otot pada tangan serta pergelangan tangan dengan mengkoordinasikan gerakan halus dan mata. Origami dan mewarnai sama-sama berfungsi mengembangkan kemampuan motorik halus karena membutuhkan koordinasi antara mata dengan tangan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara permainan origami dan mewarnai

terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah di TK Grand Bali Beach Sanur. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan Quasy Eksperimental menggunakan rancangan penelitian Pre-test and Posttest Two Group Design. Populasi penelitian anak perempuan kelompok B usia 4-5 tahun yang bersekolah di TK Grand Bali Beach Sanur tahun 2016. Pengambilan sampel Simple Random Sampling. Sampel dibagi dua kelompok dengan masing-masing kelompok sebanyak 16 orang yaitu kelompok origami dan kelompok mewarnai. Perkembangan motorik halus adalah variabel bebas sedangkan origami dan mewarnai adalah variabel tergantung. Sebelumnya dilakukan penelitian sampel beserta orang tua dijelaskan tentang cara dan tujuan penelitian. Orang tua sampel menandatangani informed consent sebagai ijin. Masing-masing kelompok dilakukan pretest perkembangan motorik halusnya sebelum diberikan latihan origami dan mewarnai. menggunakan lembar Tes Kemampuan Motorik Halus. Latihan diberikan selama 6 minggu dengan pertemuan sebanyak 4 hari selama seminggu dan waktu latihan 30 menit. Setelah dilakukan latihan selama 6 minggu dilakukan posttest. Uji statistik menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis usia. Uji normalitas data dengan uji Saphiro-Wilk test. Uji homogenitas dengan Levene s Test. Uji Hipotesis menggunakan Paired t-test. Untuk melihat perbedaan peningkatan pada kedua kelompok setelah dilakukan pretest dan postest digunakan uji independent t-test. HASIL PENELITIAN Karakteristik sampel penelitian kelompok I dan Kelompok II berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Sampel Karakteristik Kelompok I Kelompok II (n=16) (n=16) Umur(tahun) 4,50±0,51 6 4,69±0.47 9 Tabel 1. Menunjukkan sampel penelitian berjenis kelamin perempuan dan masing-masing kelompok berjumlah 16 orang dengan rerata usia kelompok I (4,50) tahun dan kelompok II rerata usia (4,69) tahun.

Tabel 2. Sebaran Normalitas dan Homogenitas Perkembangan Motorik Halus Anak Perempuan Prasekolah Usia 4-5 tahun Sebelum dan Sesudah Latihan Data Sebelum Latihan Setelah Latihan Sebaran Normalitas(*) Kelompok I p Kelompok II P Sebaran Homogenitas (+) 65,69±3,719 0,872 66,94±3,714 0,138 0,889 70,31±3,754 0,368 71,44±5,046 0,415 0,421 Selisih 4,63±2,849 0,115 4,50±2,366 0,132 0,818 (*) Uji Saphiro-Wilk test (+) Uji Levene Test Tabel 2. Menunjukkan hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk test dengan p>0,05 nilai p= 0,872 sebelum latihan pada kelompok I, setelah latihan nilai p= 0,362. Kelompok II nilai p= 0,138 sebelum latihan dan setelah latihan nilai p=0,415. Hal ini menunjukkan data berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan Levene test dengan p>0,05 didapatkan nilai p= 0,889 pada sebelum latihan dan sesudah latihan nilai p=0,421. Uji paired t-test untuk menguji peningkatan motorik halus pada anak sebelum dan sesudah latihan dilihat dalam tabel 3. Tabel 3. Sebaran Rerata Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Sebelum dan Sesudah Intervensi Kelompok I dan II Data Kelompok I Kelompok II Rerata Sebelum Latihan 65,69±3,719 66,94±3,714 Rerata Sesudah Latihan 70,31±3,754 71,44±5,046 p* 0,000 0,000 (*) uji Paired t-test Tabel 3. Menunjukkan hasil rerata halus sebelum dan sesudah latihan peningkatan perkembangan motorik kelompok I dan II dengan nilai p= 0,000

(p>0,05) berarti terdapat perbedaan makna sebelum dan sesudah latihan pada kelompok I dan kelompok II. Untuk menguji perbandingan rerata selisih peningkatan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah latihan kelompok I dan kelompok II dengan uji Independent t-test dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok I dan II Data Kelompok I Kelompok II p* Sebelum Latihan 65,69±3,719 66,94±3,714 0,349 Sesudah Latihan 70,31±3,754 71,44±5,406 0,480 Selisih 4,63±2,849 4,50±2,366 0,894 Persentase 7,04 % 6,4 % (*) Uji Indepent t-test Tabel 4. Menunjukkan hasil beda rerata peningkatan perkembangan motorik halus dengan nilai p=0,894 (p>0,05) selisih antara sebelum dan sesudah latihan yang disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok I dan II terhadap perkembangan motorik halus. Persentase peningkatan perkembangan motorik halus pada masing-masing kelompok sebesar 7,04% kelompok I dan 6,4 % kelompok II sehingga didapatkan kelompok I dan II sama efektif dalam meningkatkan perkembangan motorik halus. DISKUSI Uji Independent Sample t-test untuk menguji perbedaan peningkatan perkembangan motorik halus anak perempuan prasekolah di TK Grand Bali Beach Sanur sebelum dan sesudah latihan pada kedua kelompok. Didapatkan hasil untuk kelompok I rerata selisih 4,63±2,849 dan Kelompok II rerata selisih 4,50±2,366. Nilai p- value yang didapatkan pada kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan peningkatan perkembangan motorik halus yang signifikan antara kelompok I (Origami) dan Kelompok II

(Mewarnai). Pemberian latihan pada masing-masing kelompok sama efektif dalam meningkatkan perkembangan motorik. Penelitian Wahyuddin precision handling menekankan tiga gerakan pada otot-otot jari tangan dan pergelangan tangan yakni gerakan pad to pad, gerakan tip to tip, gerakan lateral pinch serta sendi-sendi pada pergelangan tangan yakni distal radioulnar joint, radiocarpal, intercarpal, carpometacarpal, metacarpophalageal, dan interphalangeal. 7 Didukung dari penelitian Hajriah bermain origami menekankan pada kerapian, ketelitian, dan kecermatan yang melibatkan otototot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari-jari tangan dan pergelangan tangan. 8 Gerakan otot-otot yang dilakukan akan mengaktifkan selsel otak, dimana gerakan otot akan mengirim sinyal ke sistem saraf pusat melalui neuron. 9 Penelitian Rahmawati dengan bermain sebanyak empat kali pertemuan selama 30 menit akan mengaktifkan otak kanan dan kiri anak. Hal ini berarti semakin sering anak diberi kesempatan untuk melatih motoriknya maka tidak mungkin perkembangan anak juga akan meningkat. 10 Perkembangan motorik sejajar dengan perkembangan sistem saraf dan otot sehingga kemampuan motorik sangat ditentukan oleh kematangan dalam mengaktifkan fungsi sistem tubuh terutama sistem saraf dan pengatur gerak. 11 Penelitian Murdiani dengan gerakan yang dilakukan pada saat anak melakukan kegiatan mewarnai secara sadar dipengaruhi oleh stimulus yang melibatkan otot-otot kecil dan koordinasi tangan yang apabila secara kontiyu dilakukan rutin akan meningkatkan perkembangan motorik halus. 12 SIMPULAN Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan permainan origami dan mewarnai terhadap perkembangan motorik halus anak perempuan prasekolah di TK Grand Bali Beach Sanur. Peningkatan perkembangan motorik halus pada kelompok I sebesar 7,04 % dan kelompok II sebesar 6,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa permainan origami dan mewarnai sama-sama efektif dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

SARAN Profesi Fisioterapi Pediatri dapat menjadikan bermain sebagai salah satu alternative dalam memberikan intervensi untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak. DAFTAR PUSTAKA 1. Depdiknas. 2007. Pedoman Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Dikti 2. Putri, Indraswari. 2014. Perbandingan bermain Origami dengan finger painting terhadap perkembangan motorik halus Anak. Skripsi. Denpasar : Universitas Udayana. 3. Endah, 2008. Aspek Perkembangan Motorik dan Keterhubungannya dengan Fisik Intelektual Anak (part2). 4. Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. 5. Andriany, Vina. 2006. Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Penyuluhan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Ariyana, Desi dan Rini Setya Nur. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athful 7. Jurnal. Semarang : Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. 7. Wahyuddin, Eko. 2008. Pengaruh Pemberian PNF Terhadap Kekuatan Fungsi Prehension Pada Pasien Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik. Jurnal. Jakarta : Universitas Indonesia Esa Unggul. 8. Hajriah, Noor. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Bagi Anak Kelompok B TK Pertiwi I Donohaludan Pada Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta. 9. Kobayashi, Kazuo. 2008. Membuat Pintar: Latihan Origami. Jakarta: PT. Grasindo. 10. Rahmawati, E. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Bermain Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah Di TKQ Nurul Hikmah Bantar Gebang Bekasi. Skripsi. Bekasi : Program Study S1 Ilmu Keperawatan Stikes MI.

11. Soetjiningsih dan Ranuh Gede IG.N. 2012. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC 12. Murdiani, Niluh Sri. 2014. Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus Anak Di Kelompok B TK Jaya Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Palu: Universitas Tadulako.