BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perhatian khusus pada kualitas sumber daya manusia.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

2

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indonesia Economy : Challenge and Opportunity

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BERITA RESMI STATISTIK

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SUSUNAN KEANGGOTAAN SUB TIM KOORDINASI KERJASAMA PARIWISATA INDONESIA-SINGAPURA

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan nasional yang berlandaskan pemerataan pembangunan dan hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini nampaknya sederhana. Tetapi seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang. (UNDP: Human Development Report 2000:16) Dalam Indonesian Human Development Report (2004:18), dijelaskan bahwa perkembangan pembangunan manusia selama ini sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an. Pertumbuhan tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan. Sementara pengeluaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit. Serta kebutuhan dalam meningkatkan alokasi pengeluaran pemerintah untuk bidang sosial menjadi semakin terasa, ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi. 1

2 Krisis tersebut bukan hanya menyebabkan merosotnya pencapaian pembangunan manusia tetapi juga membawa pengaruh buruk pada tingkat kemiskinan. Sementara itu, selain pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia sangatlah penting dalam upaya mengurangi kemiskinan. Maka pengeluaran pemerintah dalam bidang pendidikan dan kesehatan sangatlah penting. Selain itu, kemiskinan juga dapat menghambat masyarakat dalam mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan bergizi, serta dengan rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki, masyarakat kurang memperhatikan lingkungan yang baik dan sehat. Dan berdasarkan sudut pandang ekonomi, hal tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas yang berakibat pada rendahnya pendapatan yang akan diperoleh. Pembangunan manusia, terutama menurut UNDP, adalah proses memperoleh pilihan-pilihan penduduk (people s choice). Dari sekian banyak pilihan, ada tiga pilihan yang dianggap penting yaitu sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan akses ke sumber daya yang didapat memenuhi standar hidup layak. Pilihan lain yang mungkin dianggap mendukung tiga pilihan diatas adalah kebebasan politik, hak azazi manusia, dan penghormatan hak pribadi (personal selfresfect). Untuk tahun 2001 ini Bappenas bekerjasama dengan UNDP mengembangkan sebuah wacana baru dengan mencoba mengukur nilai keberhasilan pembangunan manusia dihubungkan dengan manusia. Indeks pembangunan manusia (IPM), atau disebut dengan Human Development index (HDI) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari hasil-hasil

3 pembangunan ekonomi, yaitu tingkat perkembangan atau pembangunan manusia. IPM (HDI) adalah suatu alat ukur yang didasarkan pada tiga indikator, yaitu indikator kesehatan, pendidikan yang dicapai, dan standar kehidupan. Ketiga indikator tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, selain itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketersediaan kesempatan kerja, yang ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Sehingga, IPM akan meningkat apabila ketiga unsur tersebut dapat ditingkatkan, dan nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, terdapat korelasi positif antara nilai IPM dengan tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi. Di Indonesia ketika pada tahun 1996 diumumkan angka IPM versi BPS untuk perbandingan antar propinsi 1990-1993, mengakibatkan Reaksi bernada Protes terutama propinsi di pulau Jawa, yang dilaporkan kualitas hidup manusianya relatif rendah sebagaimana tercermin dalam angka IPM propinsi, padahal selama ini pertumbuhan ekonomi yang terjadi selalu mengalami peningkatan. Bagaimana indeks dibuat untuk menghasilkan peringkat. Adanya peringkat lama pertumbuhan ekonomi GNP/GDP yang muncul pada dekade 60- an, mewarnai pemikiran kita dalam mengukur keberhasilan pembangunan. GDP/GNP, memang merupakan ukuran makro ekonomi yang masih dipakai oleh banyak negara, meskipun ukuran tersebut belum menggambarkan keadaan sebenarnya, terutama gambaran kualitas manusianya. Menurut Ibnu Purna dan Adhyawarman (2009), berdasarkan data tahun 2007 sebelum terjadinya krisis keuangan global, UNDP mengumumkan peringkat

4 pembangunan manusia di 182 negara, dimana Norwegia tetap menempati peringkat ke-1 (dengan indeks 0.971) dan Republik Niger menempati peringkat ke-182 (dengan indeks 0.340). Sedangkan negara super-power seperti AS berada di urutan 13 (0.956), Inggris di urutan 21 (0.947), dan Jerman di urutan 22 (0.947). Sedangkan, indeks pembangunan manusia (HDI) Indonesia mengalami kenaikan dari 0.729 menjadi 0.734, namun tetap berada pada peringkat ke 111 dan berada dalam kategori menengah seperti tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan indikator PDB per kapita (dari US$ 3,532 menjadi US$ 3,712) dan usia harapan hidup (dari 70,1 menjadi 70,5 tahun), sedangkan tingkat kemampuan baca-tulis orang dewasa dan rasio pendaftaran bersekolah tetap sama (yaitu 90% dan 68,2%). Perkembangan indeks pembangunan manusia di Indonesia dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia tahun 1980-2007 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa pendapatan per kapita untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi tetap bernilai positif, walaupun beberapa negara mengalami dampak dari

5 terjadinya krisis ekonomi global tahun 2008 dan berpotensi meningkatkan peringkat HDI dalam laporan tahun mendatang. Menurut Sampurno (2007:75), bahwa dalam pembangunan manusia, kesehatan merupakan elemen yang sangat penting, karena berdasarkan berbagai studi dapat diketahui bahwa derajat kesehatan masyarakat suatu negara mempunyai korelasi dengan pertumbuhan ekonominya. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan produktivitas yang dicapai jika derajat kesehatan masyarakat optimal sehingga memungkinkan untuk bekerja secara produktif. Dan kelemahan bagi negara sedang berkembang termasuk Indonesia adalah derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah. Selain kesehatan, penunjang dalam pembangunan manusia lainnya adalah pendidikan. Walaupun sejak pertengahan tahun 1990-an Indonesia telah mengalami perbaikan dalam bidang pendidikan ini, namun dalam aspek kualitatif pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak kelemahan yang sangat berarti. Dan berdasarkan hasil tes internasional menyatakan bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada pada peringkat terendah, jauh di bawah Korea Selatan dan Hongkong. Dari kedua elemen penting dalam pembangunan manusia di Indonesia, keduanya termasuk ke dalam indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM), sehingga kita dapat mengetahui seberapa efektif kebijakan yang telah diterapkan pemerintah terhadap pembangunan manusianya khusunya untuk tiap daerah dengan melihat angkat IPM antar propinsi pada tabel berikut:

6 Tabel 1.2 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Propinsi di Indonesia tahun 2005-2008 No Propinsi Tahun Peringkat 2005 2006 2007 2008 tahun 2008 1. Nanggroe Aceh Darussalam 69.05 69.41 70.35 70.76 17 2. Sumatera Utara 72.03 72.46 72.78 73.29 8 3. Sumatera Barat 71.19 71.65 72.23 72.96 9 4. Riau 73.63 73.81 74.63 75.09 3 5. Jambi 70.95 71.29 71.46 71.99 13 6. Sumatera Selatan 70.23 71.09 71.4 72.05 12 7. Bengkulu 71.09 71.28 71.57 72.14 11 8. Lampung 68.85 69.38 69.78 70.3 20 9. Bangka Belitung 70.68 71.18 71.62 72.19 10 10. DKI Jakarta 76.07 76.33 76.59 77.03 1 11. Jawa Barat 69.93 70.32 70.71 71.12 15 12. Jawa Tengah 69.78 70.25 70.92 71.6 14 13. Yogyakarta 73.5 73.7 74.15 74.88 4 14. Jawa Timur 68.42 69.18 69.78 70.38 18 15. Banten 68.8 69.11 69.29 69.7 23 16. Bali 69.78 70.07 70.53 70.98 16 17. Nusa Tenggara Barat 62.42 63.04 63.71 64.12 32 18. Nusa Tenggara Timur 63.59 64.83 65.36 66.15 31 19. Kalimantan Barat 66.2 67.08 67.53 68.17 29 20. Kalimantan Tengah 73.22 73.4 73.49 73.88 7 21. Kalimantan Selatan 67.44 67.75 68.01 68.72 26 22. Kalimantan Timur 72.94 73.26 73.77 74.52 5 23. Sulawesi Utara 74.21 74.37 74.68 75.16 2 24. Sulawesi Tengah 68.47 68.85 69.34 70.09 22 25. Sulawesi Selatan 68.06 68.81 69.62 70.22 21 26. Sulawesi Tenggara 67.52 67.8 68.32 69 25 27. Gorontalo 67.46 68.01 68.83 69.29 24 28. Maluku 69.24 69.69 69.96 70.38 19 29. Maluku Utara 66.95 67.51 67.82 68.18 28 30. Papua 62.08 62.75 63.41 64 33 Indonesia 69.57 70.10 70.59 71.17 Sumber: Indeks Pembangunan Manusia (BPS) (data diolah) Dari Tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa angka IPM yang dicapai oleh setiap propinsi berfluktuatif, karena potensi tiap propinsi berbeda sehingga angka IPM yang dicapai pun berbeda khususnya kualitas sumber daya manusia yang merupakan indikator penentu IPM. Misalnya DKI Jakarta selama periode

7 penelitian, setiap tahunnya angka IPM yang dicapai selalu mengalami kenaikan namun berdasarkan fakta pada pembangunan manusianya belum merata karena masih banyak orang-orang yang tidak memiliki kehidupan yang layak. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya perpindahan penduduk dari desa ke kota tanpa keterampilan atau keahlian yang dimiliki, sehingga mereka tidak bisa bekerja dengan keahlian yang dibutuhkan di kota yang berbeda dengan di desa. Tetapi, karena DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi negara ini dan salah satu penentu IPM adalah pendapatan per kapita, maka ketika Jakarta memiliki pendapatan per kapita yang tinggi akan mengakibatkan angka IPM yang selalu meningkat walaupun masih ada penduduk di kota Jakarta yang belum sejahtera. Dan jika dilihat berdasarkan laporan BPS peringkat IPM, pada tahun 2008 untuk propinsi DKI Jakarta menempati peringkat pertama dan peringkat terakhir atau ke 33 adalah propinsi Papua. Selain itu, masalah yang terjadi terkait dengan pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas, dan pada gilirannya meningkatkan pendapatan (Lanjouw, dan kawan-kawan, 2001 dalam Charisma, 2008:30). Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa pembangunan manusia antar propinsi di Indonesia mengalami masalah karena kebijakan yang telah pemerintah terapkan belum efektif dan di tingkat dunia untuk pun kita masih berada pada

8 peringkat 111, dan perbandingan dengan negara-negara anggota ASEAN untuk tahun 2009 dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 1.3 Nilai dan Peringkat IPM dan GDP/Kapita Negara-negara ASEAN Tahun 2009 NO Asia Tenggara Peringkat IPM Peringkat GDP 1. Singapura 23 0.944 23 34.346 2. Brunei Darussalam 30 0.920 20 36.681 3. Malaysia 66 0.829 20 7.649 4. Thailand 87 0.783 91 3.973 5. Philipina 105 0.751 121 1.721 6. Indonesia 111 0.734 116 2.224 7. Vietnam 116 0.725 137 1.052 8. Laos 133 0.619 144 897 9. Kamboja 137 0.593 148 782 10. Myanmar 138 0.586 166 442 Sumber: UNDP, Wikipedia Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, IPM Indonesia sebesar 0.734 menduduki peringkat ke 111 di dunia setelah Philipina, dan Singapura yang menempati urutan pertama dengan IPM 0.944 untuk negara-negara di Asia Tenggara sedangkan urutan yang terakhir yaitu Myanmar dengan IPM sebesar 0.586. Berdasarkan data dari IMF (International Monerary Fund) pada tahun 2009, GDP tertinggi untuk wilayah Asia Tenggara di tempati oleh Brunei Darussalam sebesar US$ 36.681 pada peringkat 20 dan Myanmar menempati posisi terakhir untuk Asia Tenggara sebesar US$ 442, sedangkan Indonesia menempati posisi 116 dengan GDP sebesar US$ 2.224. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul dalam penelitian ini yaitu PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGELUARAN PEMERINTAH, DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA (Berdasarkan Data Panel di Indonesia tahun 2005-2008)

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, dan jumlah penduduk miskin berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia? 2. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia? 3. Apakah pengeluaran pemerintah berdasarkan fungsi pendidikan berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia? 4. Apakah pengeluaran pemerintah berdasarkan fungsi kesehatan berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia? 5. Apakah jumlah penduduk miskin berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, dan jumlah penduduk miskin terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia 2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia

10 3. Untuk pengaruh pengeluaran pemerintah berdasarkan fungsi pendidikan terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia 4. Untuk pengaruh pengeluaran pemerintah berdasarkan fungsi kesehatan terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia 5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk miskin terhadap Pembangunan Manusia di Indonesia 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1) Sebagai informasi tambahan bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, dan jumlah penduduk miskin terhadap pembangunan manusia di Indonesia 2) Memberikan sumbangan terhadap pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khusunya masalah pembangunan manusia di Indonesia. 3) Memberikan gambaran kepada masyarakat khususnya mahasiswa untuk melakukan penelitian tindak lanjut mengenai pembangunan manusia di Indonesia.