PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN PAWAN V TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN KOTA KABUPATEN KETAPANG

dokumen-dokumen yang mirip
Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kupang merupakan bagian dari wilayah negara Indonesia, terletak di

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS KAMPUS DAN SEKOLAHAN TERHADAP KAPASITAS SERTA TINGKAT PELAYANAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang utama untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Umum. Sebagai Negara yang baru di bangun dengan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. jaringan jalan. Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat. dipisahkan dari kehidupan manusia. Terdapat hubungan erat antara

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

SUPADI NIM : NIRM :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

ANALISIS PEMILIHAN RUTE DALAM KAJIAN KEBUTUHAN PERGERAKAN PADA RENCANA PEMBANGUNAN RUAS JALAN SEMITAU NANGA BADAU KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

STUDI PERENCANAAN TRANSPORTASI DARAT KABUPATEN KOTIM. IWAN HERMAWAN Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA MOJOPAHIT JL. HASANUDIN JL. ERLANGGA SIDOARJO TUGAS AKHIR. Disusun Oleh:

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

PEMETAAN KINERJA LALU LINTAS BUNDARAN WARU SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

KAJIAN VOLUME SERTA KINERJA LALU LINTAS Jl.MT.HARYONO-JEMBATAN SOEKARNO HATTA Jl.M.PANJAITAN Jl.BOGOR ATAS Jl.VETERAN DAN Jl.GAJAYANA JURNAL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya, pasar basah yang sering disebut sebagai pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun pada kenyataannya yang terjadi saat ini perkembangan kota selalu lebih

D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

Gambar 1 Lokasi Proyek

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Penyajian data. Analisis dan evaluasi

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB I PENDAHULUAN. ruas jalan. Penerangan lampu jalan harus memberikan rasa aman dan nyaman

EVALUASI KINERJA JALAN SEBAGAI PARAMETER KEMACETAN SIMPANG EMPAT PINGIT YOGYAKARTA


BAB III METODOLOGI. Kebijakan penataan lalu lintas. Penataan lalu lintas dan rambu, Pengaturan parkir dan angkutan umum, Sirkulasi lalu lintas,dll.

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi di Indonesia memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal itu

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB III METODOLOGI. moda, multi disiplin, multi sektoral,dan multi masalah, hal ini dikarenakan banyaknya

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

Transkripsi:

PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN PAWAN V TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN KOTA KABUPATEN KETAPANG Dennery 1), Eka Priadi 2), Komala Erwan 2) Abstrak Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanahkan dalam Pembukaan UUD 1945. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan kota Kabupaten Ketapang dengan penilaian rasio volume terhadap kapasitas (). Hasil kajian dapat menjadi saran/masukan kepada Pemerintah Kabupaten Ketapang. Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2018 dan tahun 2020, di beberapa Kota Ketapang mengalami arus yang terhambat, kapasitas, dan banyak berhenti (macet). Prinsip kajian adalah distribusi kendaraan dari Kota Ketapang (zona A) ke ibukota kecamatan-kecamatan (zona B) yang dibagi dalam dua skenario. Skenario pertama adalah belum difungsikannya Jembatan Pawan V dan skenario kedua adalah difungsikannya Jembatan Pawan V tanpa pengaturan arus lalu lintas. Dari kedua skenario tersebut diperoleh bahwa pembangunan Jembatan Pawan V agar secepat mungkin diselesaikan dan difungsikan sehingga kinerja jaringan Kota Ketapang dapat melayani dengan maksimal bagi trasportasi angkutan orang dan barang yang berpengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Ketapang. Kata-kata kunci: Jembatan Pawan V, jaringan kota 1. PENDAHULUAN Kabupaten Ketapang saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam perkembangan ini diperlukan pula dukungan infrastruktur yang memadai. Salah satu sarana pendukung yaitu bidang transportasi. Transportasi ini merupakan kunci bagi pergerakan orang dan barang di Kalimantan Barat pada umumnya dan di Kabupaten Ketapang khususnya. Tetapi, sarana satu-satunya yang saat ini dipergunakan adalah Jembatan Pawan I tipe B (lebar 7 m) dengan panjang 270 m, yang mulai dipergunakan hampir 26 tahun yang dibangun pada tahun 1988, dan merupakan aset Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Jembatan Pawan I juga berfungsi sebagai sarana transportasi penyeberangan. Jalan yang menghubungkan ke/dari pusat kota ke akses Jembatan Pawan I, antara lain Jalan R. Suprapto, Jalan H. Murni, Jalan Merdeka, dan Jalan Mesjid Babul Akhir. Pada jam-jam tertentu, jembatan tersebut mengalami tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi dalam melayani pergerakan orang dan barang. Jembatan Pawan I juga merupakan akses pergerakan orang dan barang antaribukota kabupaten yaitu ibukota Kabupaten Suka Mara Provinsi Kalimantan Tengah. Sehubungan dengan pengembangan wilayah perkotaan dan arus kendaraan 1) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 441

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2013 serta mengantisipasi pembebanan pada Jembatan Pawan I, Pemeritah Kabupaten Ketapang mencari solusi untuk kelancaran arus transportasi lalu lintas melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang sebagai leading sektor infrastruktur untuk pembangunan prasarana alternatif yaitu dengan membangun Jembatan Pawan V berupa jembatan pelengkung tipe A (lebar 8 m) dengan panjang 244 m yang tahap pembangunannya dimulai pada tahun 2007 menggunakan dana murni APBD Kabupaten Ketapang. Jembatan Pawan V dibangun dalam rangka untuk menambah prasarana transportasi untuk menghubungkan beberapa ibukota kecamatan dan dalam rangka untuk pengembangan kawasan penduduk sesuai dengan RTRW Kabupaten Ketapang. Rute yang menghubungkan ke Jembatan Pawan V, antara lain Jalan Gajahmada, Jalan Mayjen Sutoyo, Jalan Tentemak, Jalan D. I. Panjaitan, Jalan Karya Tani, dan Jalan Jendral Ahmad Yani. Tujuan pembangunan Jembatan Pawan V juga untuk melayani penyeberangan yang nyaman dan aman serta mengurangi beban lalu lintas pada Jembatan Pawan I sehingga tingkat transportasi yang menghubungkan beberapa wilayah kecamatan yang dipisahkan oleh sungai mejadi optimal. Kajian pengaruh pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan Kota Ketapang dilakukan dengan analisis dua skenario yaitu: 1) Kajian Skenario 1 (Do Nothing), yaitu Jembatan Pawan V belum difungsikannya dalam kurung waktu tahun 2013 2020. 2) Kajian Sekenario 2, yaitu Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan tahun 2018 2020. Dalam penelitian ini dibuat pembatasan masalah sebagai berikut: Jembatan Pawan I dan Jembatan Pawan V apabila difungsikan merupakan sarana transportasi lokal maupun regional Kabupaten Ketapang. Dalam penelitian ini, zona yang ditinjau hanya di Kota Ketapang. Jaringan yang ditinjau adalah jaringan terpengaruh/dipengaruhi oleh jembatan saja, tidak termasuk semua jaringan yang ada di Kabupaten Ketapang. 2. METODE PENELITIAN Tahap-tahap dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut: 1) Perumusan masalah dan tujuan Penelitian ini dimulai dengan perumusan masalah, karena penyelesaian masalah ini yang akan menjadi tujuan kajian, selanjutnya ditetapkan tujuan kajian. 2) Pengumpulan data dan informasi Setelah ditetapkan tujuan, kemudian dilakukan pengumpulan data maupun informasi yang diperlukan. Data dan informasi tersebut terdiri dari: a) Literatur-literatur mengenai sistem transportasi ramalan peran pembebanan lalu lintas dan penilaian kinerja. b) Kebijakan dan rencana pengembangan kota. Data dan informasi 442

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery,Eka Priadi, Komala Erwan) ini didapat melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ketapang (SKPD Dinas Pekerjaan Umum, 2010) dan peraturanperaturan yang telah ada. c) Data sekunder, yang diambil adalah data LHR (lalu lintas harian rata-rata) Jembatan Pawan I. 3) Penetapan skenario kajian Kajian pengaruh pembangunan Jembatan Pawan V ini dilakukan terhadap beberapa kondisi yang mungkin. Langkah berikutnya adalah menyusun skenario kajian bagi tiap kondisi, yaitu kondisi jika Jembatan Pawan V belum difungsikan dan Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan lalu lintas. 4) Kajian masing-masing skenario Kajian dilakukan pada transportasi yang telah dibentuk. Masing-masing sekenario kajian yang ada menggunakan data sekunder LHR pada Jembatan Pawan I bulan Juni tahun 2013. Dari data tersebut, dihitung prediksi distribusi penyebaran lalu lintas akibat pembangunan Jembatan Pawan V. 5) Rekomendasi Hasil penelitian/analisis tersebut akan menggambarkan pengaruh pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan Kota Ketapang. Dari gambaran pengaruh tersebut, diberikan rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan oleh Pemeritah Kabupaten Ketapang bagi peningkatan terhadap masyarakat, khususnya transportasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kajian Skenario-1 Dari hasil perhitungan pada rute 1 Skenario-1, Jembatan Pawan V belum difungsikan dari zona A ke zona B dan arus lalu lintas melewati Jembatan Pawan I, didapat nilai derajat kejenuhan (), untuk standar tingkat sebagai berikut (lihat Tabel 1 [Morlok, 1991], Gambar 1 [Morlok, 1991], dan Tabel 2): a) Tahun 2013, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 0,295. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,111. 3) Jalan Pawan I, = 0,262. 4) Jembatan Pawan I, = 0,256. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan b) Tahun 2018, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 1,079. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, dan banyak berhenti. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,386. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 443

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2013 Tabel 1. Standar tingkat Keterangan < 0,60 A Arus lancar, volume rendah, kecepatan tinggi 0,60 0,70 B Arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk luar kota 0,70 0,80 C Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota 0,80 0,90 D Mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah 0,90 1,00 E Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume pada atau mendekati kapasitas > 1,00 F Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, banyak berhenti Gambar 1. 3) Jalan Pawan I, = 0,859. Untuk nilai = 0,8 0,9 maka tingkat adalah D yaitu mendekati arus tidak stabil. 4) Jembatan Pawan I, = 0,859. Untuk nilai = 0,8 0,9 maka tingkat adalah D yaitu mendekati arus tidak stabil. 444

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala Erwan) 445 Tabel 2. Perbandingan antarskenario pada rute-1 Nama ruas Jl. D.I. Panjaitan Jl. R. Suprapto tahun 2013 tahun 2018 tahun 2020 Skenario-1 Skenario-2 Skenario-1 Skenario-2 Skenario-1 Skenario-2 0,295 A 0,2945 A 1,079 F 0,971 E 2,099 F 1,577 F 0,112 A 0,111 A 0,386 A 0,347 A 0,750 C 0,564 B Jl. Pawan I 0,626 A 0,262 A 0,878 D 0,370 A 1,826 F 1,372 F Jembatan Pawan I 0,256 A 0,256 A 0,859 D 0,733 C 1,670 F 1,256 F Keterangan: A : arus lancar,volume rendah, B : arus stabil, kecepatan terbatas, volume sesuai untuk luar kota. C : arus stabil, kecepatan rendah, volume padat/mendekati kapasitas. D : mendekati arus tidak stabil, kecepatan rendah. E : arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas. F : arus yang terhambat, kapasitas, banyak berhenti.

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2013 c) Tahun 2020, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 2,099. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, 2) Jalan R. Suprapto, = 0,749. Untuk nilai = 0,7 0,8 maka tingkat adalah C yaitu arus lancar stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota. 3) Jalan Pawan I, = 1,826. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, 4) Jembatan Pawan I, = 1,670. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, Mengingat Jembatan Pawan V belum berfungsi maka rute-2 Sekenario-1 tidak dilakukan kajian. 3.2 Kajian Skenario-2 Skenario-2 menggambarkan kondisi Jembatan Pawan V, mulai tahun 2018 difungsikan tanpa dilakukan pengaturan lalu lintas. Pada skenario ini arus lalu lintas pada Jembatan Pawan I mulai berpindah ke rute-2. Pemilihan rute bagi pengguna pada rute-1 ke rute-2 dilakukan perhitungan keseimbangan menggunakan teori Wardrop. Dari hasil perhitungan pada rute-1 Skenario-2, Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan dari zona A ke zona B dan arus lalu lintas melewati Jembatan Pawan I, didapat nilai derajat kejenuhan (), untuk standar tingkat sebagai berikut: a) Tahun 2013, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 0,295. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,111. 3) Jalan Pawan I, = 0,262. 4) Jembatan Pawan I, = 0,256. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan b) Tahun 2018, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 0,971. Untuk nilai = 0,9 1 maka tingkat adalah tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas. 2) Jalan R. Suprapto, = 0,347. 3) Jalan Pawan I, = 0,370. Untuk Nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 4) Jembatan Pawan I, = 0,733. Untuk Nilai = 0,7 0,8 maka tingkat adalah C yaitu arus stabil, kecepatan 446

Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala Erwan) dipengaruhi oleh lalu lintas, volume sesuai untuk kota. c) Tahun 2020, diperoleh: 1) Jalan D.I. Panjaitan, = 1,577. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, 2) Jalan R. Suprapto, = 0,564. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 3) Jalan Pawan I, = 1,372. 4) Jembatan Pawan I, = 1,256. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume di atas kapasitas, dan banyak berhenti. Dari perhitungan pada rute-2 Skenario-2, Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan dari zona A ke zona B dan arus lalu lintas melewati Jembatan Pawan V, didapat nilai derajat kejenuhan ( ), untuk standar tingkat sebagai berikut: a) Tahun 2018, diperoleh: 1) Jalan Karya Tani, = 0,346. 2) Jalan Tentemak, = 0,160. 3) Jembatan Pawan V, = 0,079. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan b) Tahun 2020, diperoleh: 1) Jalan Karya Tani, = 1,630. Untuk nilai > 1 maka tingkat adalah F yaitu arus yang terhambat, 2) Jalan Tentemak, = 0,741. Untuk nilai = 0,7 0,8 maka tingkat adalah C yaitu arus lalu lintas stabil, kecepatan rendah, volume padat/mendekati kapasitas, dan banyak berhenti. 3) Jembatan Pawan V, = 0,364. Untuk nilai < 0,6 maka tingkat adalah A yaitu arus lancar, volume rendah, dan 3.3 Perbandingan Antarskenario 3.3.1 Skenario-1 dan Skenario-2 pada rute-1 Perbandingan Skenario-1 (Jembatan Pawan V belum difungsikan) dan Skenario-2 (Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan) terlihat pada Tabel 1. 3.3.2 Skenario-1 dan Skenario-2 pada rute-2 Pada rute-2 tidak dapat dilakukan perbandingan. Rute-2 Skenario-1 adalah arus lalu lintas dari zona A ke zona B dengan melewati Jembatan Pawan V. Karena itu, dalam anlisis selanjutnya 447

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2013 untuk mendapatkan hasil perhitungan tingkat dengan hasil lebih optimal diperelukan data LHR pada Jembatan Pawan V, sehingga apakah diperlukan pembuatan poros lainya atau dibuat pengaturan-pengaturan untuk arus lalu lintas yang melewati rute-1 dan rute-2, dari zona A ke zona B, atau sebaliknya. Untuk itu, diperlukan anlisis/perhitungan lebih lanjut. 4. SIMPULAN Berdasarkan kajian pengaruh pembangunan Jembatan Pawan V terhadap kinerja jaringan kota Kabupaten Ketapang, dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Pada rute-1: 1) Jalan D.I. Panjaitan, Jalan R. Suprato, Jalan Pawan I dan Jembatan Pawan I pada tahun 2013, jika Jembatan Pawan V belum difungsikan dan apabila Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka akan memberikan tingkat yang mengalami arus lalu lintas masih lancar, volume rendah dan 2) Jalan D.I. Panjaitan pada tahun 2018 dengan belum berfungsinya Jembatan Pawan V akan memberikan tingkat yang mengalami arus lalu lintas macet dan jika Jembatan Pawan V difungsikan akan terjadi arus lalu lintas yang tidak stabil, volume padat atau mendekati kapasitas. 3) Jalan R. Suprapto, pada tahun 2018 jika Jalan Pawan V belum difungsikan dan Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka tingkat terhadap arus lalu lintas lancar, volume rendah, dan kecepatan tinggi. 4) Jalan Pawan I pada tahun 2018 jika Jembatan Pawan V belum difungsikan maka arus lalu lintas mengalami kecepatan rendah dan tidak stabil. Apabila Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas yang lancar, volume rendah, dan 5) Jembatan Pawan I pada tahun 2018, dengan belum difungsikannya Jembatan Pawan V maka arus lalu lintas lancar, volume rendah, dan Apabila Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas dengan kecepatan rendah dan mendekati volume padat. 6) Jalan D.I. Panjaitan, Jalan Pawan I dan Jembatan Pawan I pada tahun 2020, dengan belum berfungsinya Jembatan Pawan V dan Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka akan mengalami arus lalu lintas yang macet dan banyak berhenti. 7) Jalan R. Suprapto pada tahun 2020, jika Jembatan Pawan V belum berfungsi maka arus lalu lintas mendekati tidak stabil, 448

b) Rute-2 Pengaruh Pembangunan Jembatan Pawan V Terhadap Kinerja Jaringan Jalan Kota Kabupaten Ketapang (Dennery, Eka Priadi, Komala Erwan) kecepatn rendah. Jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka akan terjadi arus lalu lintas stabil dan volume sesuai untuk luar kota. 1) Jalan Karya Tani, Jalan Tentemak dan Jembatan Pawan V pada tahun 2018, jika difungsikannya Jembatan Pawan V tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas lancar, volume rendah, dan 2) Jalan Karya Tani pada Tahun 2020, jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka terjadi arus lalu lintas 3) Jalan Tentemak pada tahun 2020, jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka arus lalu lintas stabil, kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas juga mengalami kecepatan rendah. 4) Jembatan Pawan V pada tahun 2020, jika Jembatan Pawan V difungsikan tanpa pengaturan maka arus lalu lintas mengalami lancar, volume rendah, dan Dari uraian di atas bahwa dengan dibangunnya Jembatan Pawan V merupakan tindakan sangat tepat diambil oleh Pemeritah Kabupaten Ketapang, mengingat pembangunan infrastuktur Jembatan Pawan V memberikan 449 pengaruh yang sangat besar bagi kinerja Kota Ketapang, Pembangunan Jembatan Pawan V juga memberikan kontribusi bagi transportasi di Kota Ketapang dan bermanfaat untuk pertumbuhan perekonomian serta memberikan dalam penyediaan transportsi bagi masyarakat Kabupaten Ketapang di masa mendatang. 5. REKOMENDASI Dari hasil pengamatan, penelitian dan analisis yang didapat diberikan beberapa rekomondasi, sebagai berikut: a) Pembangunan Jembatan Pawan V kiranya dapat diselesaikan dan segera untuk difungsikan sebelum tahun 2018 karena berdasarkan analisis, layanan - dapat lebih maksimal. b) Jalan D.I. Panjaitan dan Jalan Pawan I perlu dilakukan pelebaran dengan ditindaklanjuti usulan ke Pemeritah Provinsi Kalimantan Barat karena tersebut merupakan aset Pemerintah Provinsi. Berdasarkan analisis, kedua tersebut pada tahun 2018 dan 2020 akan mengalami tingkat kemacetan arus lalu lintas. c) Jalan Tentemak dapat ditingkatkan dengan pelebaran agar arus lalu lintas tidak mengalami kemacetan berdasarkan analisis pada tahun 2018. d) Perlu adanya tindak lanjut pengkajian/analisis berdasarkan keahlian tentang pengaruh ruas-ruas Jalan Karya Tani, Jalan Tentemak dan Jalan Akses Jembatan Pawan V

JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 DESEMBER 2013 serta akses lainnya yang menghubungkan zona A dan zona B sehingga transportasi lebih maksimal bagi kebutuhan masyarakat Kabupaten Ketapang khususnya. Daftar Pustaka Morlok E. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. SKPD Dinas Pekerjaan Umum. 2010. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ketapang. Pemerintah Kabupaten Ketapang. 450