STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menyerukan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa jika ingin membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah individu yang menempuh perkuliahan di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan pikiran yang terbimbing dan benar. Disinilah kekuatan berfikir secara

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju, pendidikan menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN PADA MATAA KULIAH TELAAH MATEMATIKA SD

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I Pendahuluan. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan

( ) Perguruan Tinggi lulus / tidak lulus, semester

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

2015 SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

Transkripsi:

STRATEGI BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI Disampaikan pada Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) Yang Diselenggarakan oleh Association des Etudiants de la Section Française (AESF-Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis) Bandung, 25 Oktober 2008 Oleh: Yadi Mulyadi, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1

I. Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu unsur pendukung kemajuan suatu bangsa. Majunya suatu bangsa dapat dilihat dari berkembang atau tidaknya sistem pendidikan yang berlangsung. Proses pembelajaran dalam dunia pendidikan menjadi salah satu sorotan dalam membelajarkan suatu bangsa. Mengapa tidak? Apabila melihat kenyataan yang ada, sebagian orang cenderung memandang bahwa proses pembelajaran bukan suatu hal yang istimewa atau biasa saja. Akan tetapi proses inilah yang akan menentukan perkembangan sikap, daya nalar dan intelegensi seseorang. Perlu dipahami perihal konsep dasar pendidikan yang akan mengarahkan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Piaget dalam Sagala (2003:1) menyatakan bahwa pendidikan mengandung arti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Selanjutnya Piaget dalam Sagala (ibid) menambahkan bahwa pendidikan sebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain nilai sosial, intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut. Selanjutnya Sagala (ibid) menjelaskan bahwa perkembangan individu sejak lahir bersifat kausal dan komponen normatif yang dituntut pendidik untuk dinilai berfungsi sebagai penunjuk dalam mengidentifikasi apa yang diwajibkan, diperbolehkan dan dilarang sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai. Pandangan tersebut menurut Sagala (ibid) memberi makna bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Hal ini dipertegas pula oleh Rose dan Nicholl (2006:14) bahwa belajar merupakan petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal kita (peserta didik) sendiri. Pentingnya pendidikan diakui oleh para pakar di berbagai bidang keilmuan. Bill Gates dalam Rose dan Nicholl (ibid) adalah salah seorang pakar dalam bidang komputer sekaligus pendiri Perusahaan Microsoft, dalam bukunya The Road Ahead mengatakan, Dalam dunia yang berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Ketika perekonomian berubah, setiap orang dan kelompok masyarakat yang terdidik dengan baik cenderung melakukan hal-hal yang terbaik. Biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk menguasai keterampilan baru akan 2

meningkat. Maka, nasihat saya adalah alangkah baiknya jika setiap orang mendapatkan pendidikan formal yang baik dan kemudian tetap terus belajar. Dapatkanlah keterampilan dan kecakapan baru sepanjang hayat Anda. Di samping itu, kesinambungan dalam belajar menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pembelajar seperti yang dinyatakan oleh Daniel Burns seorang futurolog dalam Rose dan Nicholl (ibid) bahwa masa depan adalah milik mereka yang mampu untuk tetap terus berlatih dan belajar. Senada dengan pernyataan Burns, majalah Time dalam salah satu berita utamanya Pekerjaan di Era Ketidakamanan yang dikutip oleh Rose dan Nicholl berkomentar, Para pakar sependapat bahwa masa depan adalah milik para pekerja otak, yang menguasai komputer pribadinya, tahu banyak tentang serat optik dan e-mail, dan apapun yang menggantikannya. Demikian betapa besar nilai pendidikan di mata para pakar, oleh karena itu seyogyanya kita sebagai pembelajar calon cendekiawan di masa mendatang mempersiapkan diri dengan dibekali keterampilan dan pengetahuan untuk menyongsong hari esok. II. Karakteristik dan Permasalahan Mahasiswa 2.1 Karakteristik Mahasiswa Dipandang dari segi usia, mahasiswa sudah termasuk ke masa dewasa, yaitu salah satu fase perkembangan dalam rentang kehidupan individu setelah masa remaja. Menurut Yusuf (2004:4) terdapat beberapa aspek perkembangan, yaitu: a. Aspek Fisik (Biologis) Secara biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan fisik dan kesiapan untuk bereproduksi (berketurunan). b. Aspek Psikologis Dari sisi psikologis, masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan kematangan dalam aspek intelektual dan sosio-emosional, seperti: a) memiliki kemampuan berpikir yang logis dan realistis; b) dapat memecahkan masalah atau mengambil keputusan; c) memiliki kestabilan emosi (emotional stability): tidak lekas marah, sedih, cemas, atau mudah tersinggung; d) memiliki kesadaran realitas (sense of reality) yang cukup tinggi: tidak mudah melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak mudah frustasi atau menyalahkan orang lain apabila menghadapi kegagalan; dan e) bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan. 3

c. Aspek Sosio-religius Masa dewasa ditandai dengan ciri-ciri: a) rasa bertanggung jawab terhadap semua perbuatannya, dan kepeduliannya memelihara kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan juga orang lain; b) berprilaku sesuai dengan tuntutan atau norma agama; c) memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya; dan d) berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat. 2.2 Permasalahan yang biasa dihadapi mahasiswa Menurut Yusuf (2004:10) masalah-masalah yang mungkin dialami mahasiswa secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Masalah pribadi, seperti: frustasi karena suatu kegagalan, konflik psikis (ketidaksesuaian antara keinginan, minat dengan kemampuan), bersikap apatis dalam mengahadapi kehidupan, bersikap pesimis akan masa depan, kurang dapat mengelola waktu belajar, memiliki penyakit yang sulit disembuhkan. b. Masalah keluarga, seperti: hubungan yang kurang harmonis antar anggota keluarga, ekonomi lemah, ketidak utuhan keluarga (meninggal atau bercerai), orang tua yang kurang memperhatikan kebutuhan anak, orang tua tidak menampilkan pribadinya sebagai figur moral yang baik. c. Masalah kelompok sebaya, seperti: norma kelompok yang kurang sesuai dengan norma pribadi, berkembangnya sikap egois di antara anggota kelompok, kurang kondusifnya iklim kelompok (loyalitas, toleransi, dan kerjasama). d. Masalah belajar/ akademik, seperti: merasa sulit untuk berkonsentrasi belajar, motivasi belajar rendah, sikap dan kebiasaan belajar yang negatif, dan kurang memiliki keterampilan belajar. e. Masalah karir, seperti: belum memiliki pemahaman yang mantap tentang program studi yang dimasuki, program studi yang dimasuki bukan pilihan sendiri, belum memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan sendiri, masih bingung untuk memilih jenis pekerjaan yang sesuai minat atau kemampuan, dan merasa pesimis bahwa setelah lulus akan mendapat pekerjaan yang diharapkan. 4

III. Kendala yang dihadapi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Dalam berbagai pertemuan yang diselenggarakan baik oleh himpunan mahasiswa maupun oleh lembaga pendidikan tinggi (setingkat jurusan, fakultas dan universitas) seringkali dipertanyakan perihal kegagalan mahasiswa dalam menempuh studi secara tepat waktu, memperoleh nilai yang memuaskan bahkan kegagalan yang mengakibatkan mahasiswa terkena drop out (masa studi sudah melebihi batas waktu yang telah ditentukan universitas). Kegagalan-kegagalan tersebut bukanlah tidak beralasan mengingat besarnya pengaruh motivasi yang ada pada diri mahasiswa. Beberapa alasan kegagalan studi disebabkan oleh: 1) ketidakcocokkan jurusan yang dimasuki dengan minatnya; 2) bukan pilihan pertama melainkan kedua atau ketiga; 3) dorongan atau permintaan orang tua (bukan keinginan sendiri); 4) asal mencoba walaupun bukan pilihan utama; 5) rendahnya motivasi berkaitan dengan prospek jangka panjang yang kurang meyakinkan. Kelima alasan tersebut sering dilontarkan oleh para mahasiswa yang ada di Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis FPBS UPI yang menganggap bahwa kegagalan studi merupakan suatu akibat dari ketidaksesuaian dengan apa yang diharapkan. Apabila mengamati poin kesatu yaitu ketidakcocokkan jurusan yang dimasuki dengan minat, ditengarai bahwa mahasiswa belum beradaptasi dengan substansi dari bahasa Prancis terhadap minat. Hal ini dapat dikatakan bahwa mahasiswa perlu untuk melakukan adaptasi antara kemauan untuk mempelajari bahasa Prancis dan substansi dari materi kebahasaannya. Apabila menghadapi kendala ini, mahasiswa disarankan untuk menemui dosen pembimbing akademik (PA) untuk mendiskusikan dan menentukan langkah selanjutnya apakah terus menetap atau pindah jurusan pada semester IV. Pada poin kedua yang menyatakan bahwa kendalanya adalah bukan pilihan pertama melainkan kedua atau ketiga, hal ini perlu dikaji ulang oleh mahasiswa tentang alasan pertama memilih bahasa Prancis sebagai pilihannya. Menilik pada hasil studi beberapa lulusan bahwa banyak lulusan yang pada mulanya memilih bahasa Prancis bukan sebagai pilihan pertama akan tetapi dapat menyelesaikan studi dengan nilai IPK yang baik disertai masa studi yang tepat waktu. Oleh karena itu pilihan berapapun bukanlah suatu alasan untuk mengalami kegagalan karena hal itu kembali pada mahasiswa sendiri sebagai penentu keberhasilan. 5

Selanjutnya poin ketiga menyatakan kendalanya adalah pilihan untuk masuk ke Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis merupakan dorongan atau permintaan orang tua (bukan keinginan sendiri). Apabila melihat kasus tersebut, mahasiswa perlu untuk mempertanyakan kepada orang tuanya perihal alasan memintanya untuk mempelajari bahasa Prancis. Dalam hal ini, pihak prodi tidak dapat memberikan solusi yang terbaik selain meminta mahasiswa untuk mencoba mempelajari dan melihat hasil stusi setelah satu atau dua semester. Apabila tidak ada kemajuan mahasiswa disarankan untuk pindah ke jurusan yang lain dengan harapan dapat mengembangkan potensi sesuai dengan pilihan sendiri. Asal mencoba walaupun bukan pilihan utama merupakan kendala keempat yang diungkapkan oleh mahasiswa. Tidak jarang mahasiswa yang memperoleh nilai yang baik sedangkan pada mulanya masuk ke jurusan ini dengan alasan kebetulan saja. Beberapa lulusan telah membuktikan bahwa posisi yang dimiliki dimana ia bekerja merupakan hasil dari proses pembelajaran di UPI. Untuk kasus ini, mahasiswa diharapkan mencoba memotivasi diri dan berupaya untuk beradaptasi terhadap iklim belajar di perguruan tinggi terutama dalam mempelajari bahasa Prancis setelah itu keputusan baru diambil apakah menetap, pindah jurusan atau tidak meneruskan. Poin kelima berkaitan dengan kendala yang dihadapi mahasiswa adalah karena rendahnya motivasi berkaitan dengan prospek jangka panjang yang kurang meyakinkan. Apabila melihat kenyataan yang ada, bagi lulusan yang memiliki nilai yang sangat memuaskan dan ingin bekerja di luar bidang kependidikan dapat mengakses langsung ke beberapa lembaga Prancis di antaranya Centre Culturel et Coopération Linguistique (CCCL), Centre Culturel Français (CCF), dan Alliance Française (AF) yang setiap tahun merekrut lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis UPI untuk bekerja sebagai Employé au Service d Accueil, Employé de bibliothèque, dan Professeur de français. Selain itu, beberapa lulusan telah bekerja pada beberapa perusahaan swasta, lembaga militer, agen wisata, perbankan, perhotelan dan kantor pos. 6

IV. Strategi Belajar di Perguruan Tinggi Sekaitan dengan kendala-kendala tersebut di atas, rata-rata disebabkan oleh beberapa masalahyang timbul pada diri mahasiswa. Menghadapi rangkaian masalah itu, diperlukan suatu strategi kuliah agar dalam berbagai keterbatasan, penyelesaian studi bukan suatu kebetulan melainkan sesuatu yang sudah direncanakan. Seperti halnya dalam berperang, strategi mutlak diperlukan selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Harus disadari oleh mahasiswa terutama yang baru memasuki iklim universitas, bahwa belajar di perguruan tinggi jauh berbeda dengan sewaktu belajar di sekolah menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan belajar di sekolah menengah ke bawah pembelajaran lebih terarah pada pembentukan karakter (character building) sedangkan proses pembelajaran di perguruan tinggi terarah pada pembentukan keilmuan (knowledge building). Daniel M. Rosyid, Ph.D dalam (http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=156) menyatakan bahwa strategi yang dapat dilakukan dalam menghadapi studi di perguruan tinggi adalah membuat kuliah sebagai proyek belajar. Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa dalam proses masa studi, mahasiswa diharapkan dapat menganggap kuliah sebagai proyek, yang pada dasarnya diawali dengan proses menganalisis permasalahan yang ada selama kuliah, kemudian menganalisis tujuan kuliah dan orang-orang yang berperan di dalamnya. Dari hasil analisis tersebut dapat tersusun matrik rencana kuliah. Matrik tersebut dapat mengontrol tindakan mahasiswa untuk menyukseskan kuliah. Disamping itu, selama mahasiswa menempuh studi diharapkan melakukan strategi networking. Strategi ini dartikan bahwa mahasiswa harus senantiasa menjalin kerjasama dengan cara lintas jurusan atau antar perguruan tinggi untuk lebih membuka mata terhadap prospek langkah ke depan dalam rangka mencari kemungkinan bersaing di bursa kerja baik secara regional, nasional maupun internasional. 7

V. Upaya Jurusan dalam Mengoptimalkan Program Kegiatan Pengembangan Potensi Mahasiswa Untuk mengembangkan potensi mahasiswa di luar perkuliahan, pihak Jurusan telah berupaya mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang sudah terbentuk seperti: a) Kelompok teater (Club du théâtre) yang sudah melakukan beberapa kali pementasan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis; b) Kelompok vokal (Club de Chanson) yang telah mendatangkan seorang pelatih vokal dari Jurusan Seni Musik yang ahli di bidangnya. Adapun prestasi yang telah ditorehkan oleh beberapa orang mahasiswa di antaranya yaitu telah berhasil menjuarai lomba menyanyi yang diselenggarakan oleh Alliance Francaise de Bandung dan Centre Culturel Français de Bandung (Pusat Bahasa dan Budaya Prancis Bandung). c) Kelompok percakapan (Club de Conversation), berguna untuk lebih meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara mahasiswa dalam berbahasa Prancis. d) Kelompok multimedia (Club de Multimédia). Kegiatan ini belum berjalan dengan baik dikarenakan terbatasnya perlengkapan multimedia dikarenakan sarana dan prasarananya yang tidak memungkinkan karena musibah kebakaran yang melanda kantor jurusan pada tanggal 18 juni 2008. Selain itu, upaya yang telah dilakukan adalah pelibatan mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah dan pembuatan penelitian ilmiah. Begitu pula dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi lainnya seperti pengabdian pada masyarakat, seminar PPPSI, sarasehan Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, Akrabisasi, dan acara tahunan La Semaine Française (Pekan Bahasa dan Budaya Prancis) yang kegiatannya berupa: a) Lomba cerdas cermat bahasa dan budaya Prancis untuk meningkatkan pengetahuan tata bahasa dan budaya Prancis di kalangan mahasiswa dan siswa SMA/SMK se-jawa Barat; b) Lomba gambar bangunan bersejarah dan berbagai monumen yang terkenal di Prancis untuk umum yang ditujukan untuk memperkenalkan budaya Prancis; c) Lomba mewarnai gambar kartun Prancis untuk tingkat TK dan SD; 8

d) Bazaar, café dan pameran buku umum serta buku bahan ajar bahasa Prancis yang diterbikan di dalam dan luar negeri; e) Kursus singkat bahasa Prancis bagi umum; f) Pemutaran film dokumenter Prancis tentang dunia perfilman di Prancis; g) Lomba baca teks dan puisi bagi mahasiswa intern UPI dan siswa yang diikuti oleh berbagai SMA/SMK yang menyelenggarakan program bahasa Prancis; h) Lomba karaoke lagu-lagu berbahasa Prancis untuk umum, dan; i) Lomba kabaret bagi siswa SMA/ SMK/ MA. VI. Kesimpulan Pendidikan merupakan salah satu unsur penjamin kesuksesan di masa mendatang. Akan tetapi perlu suatu strategi agar dapat mengarahkan cita-cita yang ingin dicapai dengan cara pembenahan pada keterampilan dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran, merumuskan tujuan kuliah dan mengembangkan jiwa networking dalam rangka mencari peluang kerja di masa mendatang yang serba kompetitif. Yang perlu disoroti sekaitan dengan keberhasilan belajar di perguruan tinggi adalah faktor motivasi yang dipandang masih rendah dan mesti ditingkatkan guna lebih membangkitkan semangat untuk lebih mengarahkan langkah ke depan ke arah kesuksesan. 9

DAFTAR PUSTAKA Rose, Colin dan Nicholl, Malcolm J. 2006. Cara Belajar Cepat Abad 21: Terjemahan dari Accelerated Learning for the 21st Century. Bandung: Penerbit Nuansa. Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Tim Penyusun Borang Prodi Bahasa Prancis. 2006. Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis FPBS UPI. Yusuf LN, Syamsu. 2004. Layanan Bimbingan Bagi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (Panduan untuk Dosen Pembimbing Akademik). Bandung:UPT LBK UPI. http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=156 10

11