SAMBUTAN KEPALA BIRO BINA SOSIAL SETDA PROVINSI JAWA TENGAH SEKALIGUS MEMBUKA SECARA RESMI ACARA Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se- Bakorwil III Provinsi Jawa Tengah Slawi, 26 Februari 2015 Assalamu alaikum Wr.Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yth. Bapak Bupati Tegal, atau yang mewakili; Yth. Kepala Bappeda, BP3AKB, Perwakilan BKKBN dan Kanwil BPS Provinsi Jawa Tengah, atau yang mewakili; Yth. Kepala Bagian Kesra Setda Kab/Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah atau yang mewakili; Yth. Kepala SKPD Keluarga Berencana Kab/Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah atau yang mewakili; Yth. Ketua Koalisi Kependudukan dan Pembangunan Cabang Kab/Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah atau yang mewakili; Yth. Narasumber, Moderator dan Peserta Rakor.
Hadirin 2 yang berbahagia, Teriring rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, pagi ini kita dapat bersama-sama hadir menyertai Pembukaan Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se- Bakorwil III Provinsi Jawa Tengah, hari Kamis tanggal 26 Februari 2015, di Ruang Rapat Bupati Tegal, Jl. dr. Soetomo No. 1 Slawi. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang menyatakan bahwa dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan berbagai upaya, yaitu : pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan. Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2035, merupakan dokumen perencanaan penting yang nantinya menjadi pedoman dan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dan mitra kerja dalam menyelenggarakan Pengendalian Kuantitas Penduduk di Provinsi Jawa Tengah.
3 Dengan disusunnya Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2035 ini, diharapkan dapat memperbaiki political will dan komitmen pemerintah daerah terhadap kependudukan sekaligus mampu meningkatkan kepedulian para policy makers terhadap keterkaitan antara isu kependudukan dengan pembangunan. Data dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten/ Kota yang belum menyusun Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk adalah Kab. Grobogan dan Kab. Kudus untuk Bakorwil I, Kota Surakarta untuk Bakorwil II, serta Kab. Tegal, Kab. Pekalongan dan Kab. Pemalang untuk Bakorwil III. Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah ini saya pandang sangat penting, guna mendorong penyusunan dan/ atau pemanfaatan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk dalam Penyusunan RPJMD serta Penyusunan Profil dan Data Kependudukan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota. Hadirin yang saya hormati, Dari 32.382.657 jiwa penduduk Jawa Tengah apabila dirinci menurut kelompok umur, maka akan diperoleh angka : Pada kelompok umur 0-14 tahun ada 26,73 %, kelompok umur 15-64 tahun berjumlah 65,72 %, dan kelompok umur 65 tahun ke atas berjumlah 7,55
4 %. Selanjutnya kelompok usia 5-9 dan 10-14 tahun juga masih relatif tinggi dan makin mengerucut di kelompok usia 65 tahun ke atas. Kondisi seperti ini menunjukkan masih ada ancaman ke depan yang masih berat. Kelompok usia tersebut adalah calon remaja yang membutuhkan banyak sarana seperti kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Angka tersebut menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah hampir menikmati Bonus Demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun hampir dua kali lipat dari kelompok umur tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Hal ini berarti bahwa dua orang usia produktif bertanggungjawab terhadap satu orang usia tidak produktif. Hanya yang menjadi masalah, apakah kelompok usia produktif itu termasuk penduduk yang berkualitas, karena data BPS (2010) menunjukkan ada 5.204.437 jiwa penduduk Jawa Tengah yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu atau menjadi setengah penganggur. Hadirin yang saya hormati, Hasil Sensus Penduduk 2010, tingkat fertilitas di Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,2 (angka sementara) sedangkan angka kematian bayi (IMR) sebesar 15,32 dan angka kematian ibu (MMR) sebesar 128 kematian. Angka ini cukup tinggi dengan kondisi jumlah penduduk Jawa Tengah yang tinggi yaitu 32.382.657 jiwa. Selain itu juga konsentrasi penduduk yang memusat pada kota-
5 kota besar menyebabkan persebaran penduduk yang tidak merata. Dengan adanya intervensi dari pemerintah daerah baik kebijakan, strategi maupun program Kependudukan dan Keluarga Berencana, maka diharapkan tingkat fertilitas akan menurun menjadi 2,002 di tahun 2035, penurunan mortalitas yang diikuti dengan peningkatan derajat kesehatan serta persebaran penduduk yang semakin merata di berbagai daerah dengan jaminan lapangan kerja yang cukup. Kondisi yang demikian akan mewujudkan visi dan misi Pengendalian Kuantitas Penduduk. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa selama ini pemerintah dalam mengatasi permasalahan kependudukan belum tuntas. Berbagai tindakan ataupun upaya yang dilakukan hanyalah bersifat reaktif terhadap dampak pembangunan yang terjadi di suatu wilayah, serta perlakuannya cenderung normatif. Pola-pola penanganan (intervensi program) dengan cara memobilisasi semacam ini tidak dapat diteruskan. Sejalan dengan otonomi daerah, maka upaya pengembangan pembangunan berwawasan kependudukan secara konsisten dan berkelanjutan merupakan pilihan yang paling tepat ditengah dinamika penduduk yang kompleks. Untuk itu pada kesempatan yang sangat baik ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan Kualitas Sumber
6 Daya Manusia terutama Usia Produktif, dalam memanfaatkan Bonus Demografi, yaitu antara lain: 1. Penggerakan wajib belajar 12 tahun, untuk mengeliminir masih adanya pemuda yang tidak mampu berbahasa Indonesia dan anak buta huruf di generasi muda. 2. Pengembangan pendidikan berfokus keahlian khusus dan penguasaan teknologi bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempersiapkan penduduk usia produktif menghadapi tantangan global. 3. Peningkatan kualitas SDM generasi muda,utamanya SDM yang akan masuk dalam bursa kerja dengan memperbanyak cakupan pendidikan kejuruan dan ketrampilan serta melalui Balai-balai Latihan Kerja melalui pelibatan pihak Swasta dengan sistem pemagangan. 4. Penyediaan Pendidikan kejuruan yang merata dan berkualitas di setiap Kabupaten/Kota. Pendidikan kejuruan difokuskan sebagai pengembangan kemampuan sesuai kebutuhan zaman serta memberikan kemampuan manajerial ataupun kewirausahaan 5. Perlunya kebijakan revitalisasi pendidikan dunia kerja, guna memenuhi tantangan ketenagakerjaan dalam menghadapi keterbukaan pasar kerja ASEAN
7 2015, dimana tenaga kerja asal Negara ASEAN dari luar bebas bekerja di Indonesia. 6. Penciptaan iklim usaha yang kondusif agar dapat menyediakan lapangan kerja yang memadai bagi generasi muda dengan mendorong masuknya investor dari luar ke daerah-daerah di seluruh Jawa Tengah, melalui penyederhanaan perijinan (kepastian hukum, permasalahan birokrasi, reformasi pertanahan) dan jaminan keamanan aset investor baik berupa aset fisik maupun SDMnya. 7. Perlunya kebijakan guna mendorong munculnya wirausaha muda. 8. Peningkatan perluasan kesempatan kerja bagi perempuan sehingga dapat meningkatkan tabungan rumah tangga. 9. Peningkatan perluasan kesempatan kerja di perdesaan untuk mengurangi angka penggangguran yang relatif tinggi. Selanjutnya, melalui acara ini saya minta agar Pemerintah Kabupaten/ Kota dapat memanfaatkan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk yang telah disusun kedalam RPJMD Kabupaten/ Kota, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga datangnya Bonus Demografi merupakan berkah, bukan bencana.
8 Hadirin yang saya hormati, Demikian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini. Selanjutnya dengan mengucap Bismillahirrohmaanirrohiim, Advokasi Penyusunan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/ Kota se-bakorwil III Provinsi Jawa Tengah, secara resmi saya BUKA dan DIMULAI. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan merihoi usaha luhur kita. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu alaikum Wr.Wb. KEPALA BIRO BINA SOSIAL SETDA PROVINSI JAWA TENGAH NUNUK HARDIYANI, SH, M.Si