PENGELASAN TUNGSTEN BIT PADA DRILL BIT DENGAN MENGGUNAKAN LAS ASETILIN RINGKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEMBUAT KUDA-KUDA DENGAN SAMBUNGAN BAUT NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 7

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Start. Persiapan Bahan. Pengamplasan. Pengelasan. Pengujian. Analisa. Kesimpulan. Stop

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

MENGGUNAKAN ALAT POTONG DAN PERLENGKAPANNYA

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT)

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

A. Kompetensi. Hal 1. Diperiksa Oleh: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis Fakultas Teknik UNY.

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.


BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK, SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

TEKNIK BODI OTOMOTIF JILID 2

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

Oleh : Halim Darmako, S.Pd.

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI FLANGE PIPE MENGGUNAKAN LAS POTONG ASETILEN SEMI OTOMATIS ( PROSES PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MENGGUNAKAN PERALATAN LAS OAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PENGARUH HEAT TREATMENT

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MEMOTONG DENGAN MESIN POTONG OKSIGEN-ASETILIN

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

PEMBUATAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG HIJAU DENGAN SISTEM SINGLE ROLL

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Pengelasan dan Pengujian Tarik

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

1. Fabrikasi Struktur Baja

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB 8. Materi las acetylene

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

Transkripsi:

PENGELASAN TUNGSTEN BIT PADA DRILL BIT DENGAN MENGGUNAKAN LAS ASETILIN Dwi Arnoldi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211 E-mail: d_arnoldi@polisriwijaya.ac.id RINGKASAN Berdasarkan definisi dari Dutche industrie Normen (DIN) Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari defenisi tersebut dapat di jabarkan bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Menurut jenisnya pengelasan dibagi dua macam yaitu pengelasan listrik dan pengelasan gas. Prinsip kedua pengelasan tersebut pada dasarnya sama, yaitu dengan prinsip pencairan logam. Akan tetapi pada las gas menggunakan panas yang dihasilkan dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai energinya. Pada pengelasan drill bit menggunakan las oxyasetylin akan lebih baik dan sempurna apabila memakai kawat las yaitu tungsten bit. Bahan yang digunakan dalam proses pengelasan tungsten bit pada drill bit dengan menggunakan las asetelin adalah: Drill bit yang akan di perbaiki, Kawat las yang digunakan Tungsten bit, Kawat las kuningan, Burax. Pengelasan tungsten bit pada drill bit dengan asetelin adalah proses perbaikan mata drill bit dengan pencairan keduanya sehingga terbentuk kembali. Kata Kunci : Pengelasan, Drill bit, Tungsten bit PENDAHULUAN Drill bit adalah suatu alat yang digunakan pengeboran bawah tanah yang berguna pengeboran minyak bumi, driil bit ini banyak sekali dipergunakan pada perusahaan pertambangan minyak seperti contoh pertamina. Drill bit ini sendiri mudah sekali terjadi keausan yang disebabkan oleh gesekan antara permukaan tanah dengan mata drill bit itu sendiri, akibat gesekan antara drill bit dan permukaan tanah, hal ini dapat menyebabkan mata drill tumpul, itulah maka pada mata drill bit tersebut perlu dilakukan pengasahan dengan melakukan pengelasan, dengan menggunakan las gas dengan tungsten bit. 26 Las gas adalah suatu proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan menggunakan panas yang didapat dari busur api yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar gas dan oksigen, salah satunya adalah gas asetilin. Pengelasan dengan menggunakan las asetilin pada dasarnya menggunakan bahan tambah seperti: aluminium, tetapi lain halnya pengelasan yang akan dilakukan pada drill bit, dengan menggunakan las gas dengan bahan tambah tungsten bit. Las Oxy asetylin adalah salah satu cara pengelasan dengan menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen. Selain

pengelasan, oxy-asetylin dipakai juga perbaikan drill bit, karena baja panas lebih mudah terurai oleh zat dari pada kerja baja dingin atau logam lain. Peralatan las oxy- asetylin mencakup diantaranya yaitu brander,regulator,selang las,tabung gas oksigen,tabung gas asetylin. Gambar 3.1 Tabung gas PERALATAN YANG DIGUNAKAN Regulator Gas Regulator gas adalah alat menurunkan dan pengatur tekanan kerja yang besarnya sesuai dengan kehendak si pemakai,dimana pada regulator tersebut terdapat dua macam manometer(pengatur tekanan gas),yaitu manometer tekanan kerja. Pada pelat manometer oksigen,regulator ini buasanya di beri warna hijau sedangkan pada pelat manometer asetylin di beri warna merah atau kuning.jadi tugas utama regulator tersebut adalah menurunkan tekanan tinggi gas pada botol ketekanan kerja yang sesuai,dan mempertahan kan tekanan kerja yang stabil walaupun tekanan pada botol berubah-ubah. Gambar 3.2 Regulator gas 27

Pembakar (Brender) Pembakar Las Pembakar las adalah alat mencampur asetylin dan zat asam serta mencampur pengeluaran gas campur tersebut kemulut pembakar.nyala api asetylin mempunyai terperature paling tinggi bila dibandingkan dengan nyala api zat asam dengan bahan bakar gas yeng lain. Dalam tangki ada dua saluran gas masing-masing sebagai saluran oksigen dan saluran asetylin. Gambar 3.3 Pembakar Las Pembakar pemotong Pembakar pemotong berfungsi memanaskan bahan dasar yang akan dipotong yang biasanya besi atau baja sampai temperature pembakar zat asam serta memotong besin atau baja yang telah dipanaskan dengan menggunakan reaksi kimia. Zat asam murni disemburkan dengan tekanan yang cukup besar kepada besi atau baja yang telah dipanas kan sehingga besi atau baja tersebut akan teroksidasi dengan cepat. Nyala api pemanas pada pembakar potong berjumlah lebih dari satu dan berada disekeliling lubang zat asam potong. Selang Las Untuk menghubunhkan silinder atau botol kedua gas tersebut ke brender maka dipakai suatu selang yang terbuat dari karet tiga atau empat lapis yang diperkuat terhadap tekanan gas,biasanya selang ini diberi warna merah yang di hubungkan pada botol asetylin dan warna biru atau hitam pada botol gas asam(oksigen). selang yang ada tersebut berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke brender atau pembakar,selang harus tahan tekanan gas sebesar 10 Kg/cm. 28 Untuk menjaga kekeliruan pada saat menyambungkan dengan regulator dan pembakar maka baut dan mur pengikatnya dibedakan satu sama lain,begitu juga nipelnya berbeda. Gambar 3.4 Selang Las Pemetik Api Las Untuk menyakan brander waktu mulai mengelas biasanya digunakan api yang berasal dari korek api las (khusus pengerjaan las saja).dengan menggunakan pematik apilas yang kita dapat melakukan dengan sebelah tangan dan merupakan alat yang paling baik,mudah dan aman. Gambar 3.5 Pemantik Api Las

PEMBAHASAN Uraian Pengerjaan. Alat alat yang digunakan Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses ini adalah sebagai berikut: 1. Regulator 2. Pembakar Pemotong 3. Pematik Api Las 4. Kacamata Las 5. Apron 6. Sarung Tangan Las 7. Sepatu las 8. palu besi 9. Sikat Baja 10. Gerinda Tangan 11. Tip Cleaner 12. DLL Bahan Pada proses pengelasan drill bit, bahan yang digunakan dalam proses pengelasan tungsten bit pada drill bit adalah dengan menggunakan las asetelin adalah: Drill bit yang akan di perbaiki. Kawat las kuningan yang digunakan sebagai bahan tambah dalam proses perbaikan drill bit. Gambar 4.3 Kawat las kuningan Burax, adalah bahan tambah yang digunakan proses pengelasan drill bit Gambar 4.4 Burax Gambar 4.1 Drill bit yang akan di perbaiki Kawat las yang digunakan Tungsten bit memperbaiki bahan pengeboran minyak. Gambar 4.2 Kawat las Tungsten bit LANGKAH KERJA 1. Siapkan benda kerja berupa drill bit yang sudah aus, lalu semua yang disiapkan periksa semua instalasi kabel atau selang yang terdapat pada tabung gas asetylin, pilih ukuran nosel yang cocok. 2. Kemudian pakailah kacamata dan mencegah terjadinya kecelakaan selama proses pengerjaan. 3. Setelah langkah awal, atur tekanan gas asetylin dan oksigen antara 6-7 bar. 4. Barulah kita memasuk ketahap pengelasan tungsten bit pada drill bit dengan las asetelin. 5. Baku handle / knop (penutup saluran) masing-masing tabung, 29

lalu hidupkanlah dengan menggunakan kran yang ada pada saluh (nosel) sehingga mendapatkan pancaran api yang sesuai pengelasan tungsten bit. 6. Letakkan drill bit yang akan di perbaiki diatas benda lain atau di dalam pipa memudakan proses pengelasan. Gambar 4.6 Drill bit di letakan di dalam pipa Gambar 4.5 Drill bit di atas box 7. Kemudian dekatkan nosel dengan denda kerja dengan jarak lebih kurang 3-5 mm,lalu panaskan satu titik drill bit sampai mencair dan bersamaan dengan itu panaskan kawat las tersebut. 8. Kemudian lakukan ayunan mencairkan kawat las agar menyatu pada sisi drill bit yang telah cair.. 9. Gunakan kawak las kuningan dan burax sebagai pengikat dan pengiisian rongga- rongga yang kosong Gambar 4.7 Pemanasan drill bit dan kawat las 30

Gambar 4.8 Penyatuan tungsten bit dengan drill bit Gambar 4.10 Bentuk-bentuk drill bit yang sudah diperbaiki. 10. Kemudian matikanlah gas yang keluar dari kepala brander sehingga api padam, lalu putar knop yang ada pada kepala tabung dan letakkan brander pada tempatnya Gambar 4.9 Penambahan kuningan Pembentukan drill bit sesuai yang dibutuhkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pernyataan dan hasil pembahasan sebelumnya maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Las merupakan ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan pada keadaan lumer atau cair. 2. Proses pengelasan menurut jenisnya diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu las listrik dan las gas (las oxy-asetylin). 3. Las Oxy-Asetylin adalah salah satu cara pengelasan dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam (Oksigen). 4. Pembakaran las adalah alat mencampur asetylin dan zat asam (oksigen) serta mencampur pengeluaran gas campur tersebut kemulut pembakar. 5. Pengelasan tungsten bit pada drill bit dengan asetelin adalah proses perbaikan mata drill bit dengan 31

pencairan keduanya terbentuk kembali. sehingga Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan pekerjaan las gunakan safety mengurangi tingkat kecelakan pada operator las. 2. Untuk pengelasan tungsten bit pastikan tidak terdapat ronggarongga agar mempermudah proses selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Amstead BH, dkk, Teknologi Mekanik Jilid 1. Jakarta, 1989. 2. Alip Mochamad, Teori dan Praktek Las, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. 3. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta. Rineka Cipta, 1997. 4. Bintor Gatot, Dasar-Dasar Pengerjaan Las, Yogyakarta. Kanisus, 1999. 5. Dieter George E, Metalurgy Mekanik, Jakarta, Erlangga, 1987. 32 6. Love George, Teori dan Praktek Kerja Logam, Jakarta, Erlangga, 1986. 7. Sonowan Hery dan Suratman Rochim, Pengantar Memahami Proses Pengelasan Logam, Bandung, Alfabeta, 2004. 8. Suharto, Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta, Rineka Cipta, 1991. 9. Ginting Dines, Kenjon W., DasarDasar Pengelasan, Erlangga, 1984. 10. Suryana Didikh, Sidabutar Djaindar, Las Asetilin dan Las Listrik, Sekolah Teknologi Mesin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998. 11. Wiryosumarto Harsono, Okumura Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan ke delapan Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2000. 12. Widharto Sri, Petunjuk Kerja Las, Edisi Revisi Cetakan ke-5, Jakarta, PT Pradnya Paramita.