BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB II KERANGKA TEORI. kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingannya kian ketat. Transportasi darat, laut, dan transportasi udara yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan tersebut agar dapat tetap bertahan dalam pasar dan mencapai tujuan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMAKAIAN JASA WARNET DI PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga layanan internet banking serta telephone banking (Hart dan Smith,1998).

BAB I PENDAHULUAN. maraknya kebutuhan manusia rupanya membawa angin segar bagi dunia bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. dll. Meskipun banyak kebutuhan akan hidup yang harus dipenuhi, bisnis usaha jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan yang mencari laba atau nirlaba. Adanya kegiatan pasar

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Persaingan yang ketat, dimana semakin banyak Swalayan yang

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASSAN PENGGUNA UNIVERSITAS CIPUTRA LIBRARY SURABAYA. Oleh Diajeng Variant C ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001 : 7), mendefinisikan. dengan orang lain. Stanton dalam Basu Swastha (2002 : 10),

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana dapat dijadikan andalan utama untuk berfungsi

TINJAUAN PUSTAKA. inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perbaikan pada beberapa komponen pada sebuah kendaraan. perawatan dan perbaikan salah satu elemen kendaraan misal bengkel Dinamo.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kampoeg Wisata Tabek Indah Resort yang beralamat

INDUSTRI DAN PEMASARAN PERTEMUAN III MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. mana dampaknya juga dirasakan di Indonesia. Banyak merek-merek yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. A. PENGERTlAN PEMASARAN

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia bisnis, kenaikan volume penjualan menjadi keinginan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB II KERANGKA TEORI. Teori adalah kaidah yang mendasari suatu gejala yang sudah melalui

III. KERANGKA PEMIKIRAN. yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkosumsi, menghabiskan barang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Setiap perusahaan perusahaan pasti memiliki strategi agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan pertumbuhan perusahaan semakin optimal. Salah satu cara yang di lakukan oleh suatu perusahaan yaitu melalui kegiatan pemasaran. Hal ini disebabkan melalui pemasaran para pelanggan mengetahui dan mengenal produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut hingga pada akhirnya berkenan untuk menggunakan produk tersebut. Kegiatan pemasara juga dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan laba yang telah di tentukan sebelumnya. Pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing mix dan asal kata pemasaran adalah pasar yang berarti market. Namun kata marketing sekarang ini telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Menurut Willian J. Stanton (Basu Swastha dan Irawan, 2008;5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan pendapat di atas telah jelas bahwa kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan barang atau jasa saja, melainkan lebih luas dari hal itu. Pemasaran juga mencangkup berbagai kegiatan seperti merencanakan atau memproduksi barang dan jasa, menentukan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan. Tujuan dari pemasaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen sekaligus untuk meningkatkan laba suatu perusahaan.

2 Sementara menurut America Marketing Association (Ama) (Kotler dan Kettler), 2009;5) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkain proses untuk menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan pengakuan kepentingannya. Pemasaran dapat meliputi suatu kegiatan yang sistematis yaitu berawal dari menciptakan suatu produk dan jasa, mengkomunikasikan produk dan jasa tersebut, memberikan nilai kepada para pembeli atau konsumen mengenai barang dan jasa tersebut, dan selanjutnya membina hubungan yang baik dengan konsumen tersebut. Berdasarkan dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan suatu barang dan jasa dengan cara merencanakan atau menciptakan, memberikan nilai atau harga pada barang dan jasa, mendistribusikan, serta mempromosikan barang jasa tersebut. Tujuan dari kegiatan pemasaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mendapatkan laba yang telah ditentukan. 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Kegiatan di dalam pemasaran, semua ditunjukan untuk memberikan kepuasan baik untuk penjual maupun pembeli. Menurut Kotler dan Ketler (2009;5) mendefinisikan Manajemen pemasaran yaitu manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan serta menumbuhkan

3 pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengomunikasikan bila pelanggan yang unggul. Pada intinya manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang harus dimiliki setiap pemasar agar dapat mencapai target yang diharapkan, yaitu mencangkup proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan suatu program yang dibuat untuk mencapai tujuan, sehingga membantu perusahaan mencapai tujuannya. 2. Bauran Pemasaran Jasa Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk jasa yan diinginkan daalam bentuk konsumen. Perusahaan perlu mendesain program agar produk jasa dapat memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasran jasa di perlukan suatu alat-alat, yaitu program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut bisa disebut bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler dan Amastrong (2003:78), Bauran Pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis dan dapat dikendalikan produk, harga, distribusi dan promosi yang di padukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Pendekatan pemasaran 4P tradisional (product, place, price, promotion). Namun bauran pemasaran 4P tersebut hanya cocok untuk barang dan untuk jasa, bauran pemasaran tersebut harus ditambah 3P (people, physical evidance, proccess), sehingga dikenal dengan bauran pemasaran jasa 7P. Hal ini relevan dengan yang diungkapkan oleh Buchari Alma (2013;337) bahwa Untuk pemasaran barang berwujud yang penting adalah unsur 4P tradisional, sedangkan untuk jasa harus dilengkapi dengan 3P lagi. Hal ini

4 disebabkan karena sifat jasa yang intangible, inseparability, variability, dan perishability. Bauran pemasaran jasa akan dapat menunjang tercapainya tujuan penjualan perusahaan jikadikerjakan secara maksimal dan didukung oleh orang-orang yang profesional dan berpengalaman. 3. Unsur-Unsur Bauran Pemasaran Jasa Bauran pemasaran jasa terdiri dari product, price, place/distribution, promotion, people, physical evidance, dan proccess. a. Product Menurut Kotler yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:50) pengertian produk adalah sebagai berikut: Product (Produk) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. b. Price Menurut DR. Buchari Alma (2007:169) pengertian harga adalah sebagai berikut: Price (Harga) adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang. c. Place/Distribution Menurut Ratih Hurriyati (2005:55) untuk produk industri manufaktur place di artikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two channel, dan multilevel channels), sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. d. Promotion Menurut Buchari Alma yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:57) pengertian promosi adalah sebagai berikut: Promotion (Promosi) adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. e. People Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:62) pengertian people adalah sebagai berikut: Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. f. Physical Evidance Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:63) pengertian physical evidence adalah sebagai berikut: Physical evidence (sarana fisik) ini merupakan suatu hal yang secara turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang di tawarkan. g. Proccess Menurut Zeithaml and Bitner yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2005:50) pengertian proses adalah sebagai berikut: Proses adalah semua procedure actual, mekanisme, dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

5 B. Pengertian Bauran Pemasaran Jasa 7P 1. Produk Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. Price Kegiatan pemasaran barang dan jasa yang dilakukan perusahaan perlu memperhatikan faktor harga atau Price. Price inilah yang juga merupakan bagian dari 4 P komponen pokok marketing mix. Faktor penentu harga misalnya faktor harga pokok barang, kualitas barang, daya beli masyarakat, keadaan persaingan, konsumen yang dituju, kondisi perekonomian dan sebagainya. 3. Place Pengertian saluran distribusi (distribution channel) adalah rute atau rangkaian perantara. Place yang dimaksud ini meliputi yang dikelola pemasar maupun yang independen, dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Tambahan 3 P untuk pemasaran jasa Berikut ini adalah penjelasan dari 3 P untuk tambahan dalam pemasaran jasa : 1. P4=Promotion Komponen bauran pemasaran jasa yang keempat adalah promosi. Kegiatan promosi dan produk, tidak dapat dipisahka karena keduanya

6 pada dasarnya saling berkaitan. Kombinasi promosi terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti advertising, personil selling, publicity, promosi penjualan, di rumah-rumah atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual. 2. P5=People People adalah unsur orang atau manusia yang melayani terutama dalam perusahaan yang menjual jasa. Yang termasuk dalam P 5 ini meliputi unsur pimpinan, yang mengambil keputusan, dan unsur karyawan yang melayani konsumen. Karyawan perlu diberi pengarahan dan pelatihan sehingga dapat melayani konsumen sebaik-baiknya, agar konsumen dapat merasa puas. 3. P6=Physical Evidence Physical Evidence merupakan bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Sebagai contoh, untuk penjualan jasa transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil yang digunakan, untuk rumah makan, konsumen akan memperhatikan kebersihannya, menunya dan lainnya, untuk jasa hotel konsumen akan melihat tampilan hotel, kamar, dan berbagai fasilitas yang terdapat di dalamnya. 4. P7=Process Process yakni bagaimana proses pemasaran dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen diterima secara memuaskan. Hal ini dapat diindikasikan dari apakah konsumen cukup puas menerima jasa, cepat layanannya, rapi, tepat waktu, akurat, bersih, dan sebagainya.

7 C. Kepuasan Pelanggan 1. Definisi Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan faktor utama bagi perusahaan untuk memperhatikan bisnis dan memenangkan pesaing diantara perusahaan yang sejenis, meskipun tidak mudah untuk mewujudkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh, walaupun setiap perusahaan mengharapkan agar pelanggan tidak ada yang merasa tidak puas. Namun setiap perusahaan harus meminimalkan ketidakpuasan pelanggan dengan memberikan sistem pelayanan dengan sebaik mungkin. Menurut Fandy Tjiptono (2002:147), memberikan definisi tentang kepuasan pelanggan, yaitu Respon pelanggan pada evaluasi ketidak sesuaian/diskompirmasikan yang diharapkan antara harapan sebelumnya (atau norna kerja lainnya) dan kinerjaaktual produk yang dirasakan setelah pemakaia. Menurut Engle yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2002:147) dalam bukunya Manjemen Jasa, mengungkapkan bahwa pengertian tentang kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan konsumen timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

8 Sedangkan menurut Philip Kotler (2002:135) menjelaskan bahwa Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kedua definisi tersebut memiliki persamaan yang menyangka komponen kepuasan pelanggan yaitu hasil yang diharapkan oleh konsumen berupa perkiraan atau keyakinan pelangga dari apa yang diterimanya bila pelanggan membeli jasa. Hubungan pelanggan berhubungan erat dengan imbalan yang diperoleh pelanggan melalui pembelian yang dilakukan agar sesuai dengan pengorbanan yang teah dikeluarkan atau dengan kata lain bahwa pelanggan akan puas bila biaya yang dikeluarkan sepadan dengan hasil sepadan dengan hasil yang diperolehnya. Kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah menggunakan produk atau jasa yang dibeli secara konseptual. Kepuasan pelanggan di gambarkan seperti yang ditunjukan dalam gambar 3.1 sebagai berikut: Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan pelanggan Produk Nilai produk bagi pelanggan Harapan pelanggan terhadap produksi Tingkat Kepuasan Pelanggan Sumber: Manajemen Jasa, Fandy Tjiptono

9 Semua perusahaan mempunyai tujuan yang diplementasikan berbentuk produk atau barang atau jasa yang dipasarkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tentunya mengacu pada pelanggan sebagai sasarannya. Mereka memilik harapanharapan pada kualitas blow up yang dihasilkan serta dapat menilai pelayanan tersebut sehingga akan berbentuk apakah pelanggan tersebut mencapai tingkat kepuasan pelanggan atau tidak. Ada beberapa metode uang dipakai atau digunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan. Salah satu indikator untuk mengukur Kepuasan Pelanggan menurut Fandy Tjiptono (2011:453) yaitu: 1) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer Satisfaction) Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua bagian dalam proses pengukurannya. Pertama,mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan jasa perusahaan bersangkutan. Kedua, menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan keseluruhan terhadap produk dan atau jasa para pesaing. 2) Dimensi Kepuasan Pelanggan Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam komponen-komponennya. Umumnya proses semacam ini terdiri atas empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai produk dan atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai produk dan atau jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Dan keempat, meminta para pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan. 3) Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations) Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting. 4) Minat Pembelian Ulang (Repurchase Intent) Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan mananyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan lagi. 5) Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend) Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa, tur keliling dunia, dan sebagainya), keseluruhan pelanggan untuk dianalisis dan ditindaklanjuti. 6) Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Disatisfaction) Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan pelanggan, meliputi: a) Komplain b) Retur atau pengembalian produk (perbaikan) c) Pelanggan yang beralih ke pesaing

10 Berdasarkan pengertian teori yang sudah dijelaskan, bahwa peranan bauran pemasaran jasa pada setiap pelayanan para produsen yang mampu mengantisipasi dan memenuhi permintaan pelanggan. Memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Pelanggan yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi pelanggan dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan. 2. Harapan dan Kepuasan Pelanggan Harapan dan kepuasan pelanggan dibentuk oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman saat mengkonsumsi jasa dan opini kerabat. Faktor-faktor tersebut menyebabkan harapan seseorang pelanggan yang semula biasa-biasa saja menjadi sangat kompleks. Ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan pelanggan. Diantaranya beberapa faktor penyebabnya tersebut ada yang bisa dikendalikan oleh penyediaan pelayanan. Penyedia pelayanan bertanggung jawab untuk meminimumkan kesalah pahaman dan salah persepsi yang mungkin terjadi dan menghindarinya dengan cara merancang jasa yang mudah dipahami dengan jelas. Dalam hal ini penyediaan pelayanan harus mengambil inisiatif agar dapat memahami dengan jelas intruksi dari pelanggan, agar pemberi benar mengerti benar apa yang harus diberikan.

11 Menurut M.N Nasution (2004:106) dalam bukunya Manajemen jasa terpadu, beberapa penyebab utama tidak terpenuhi harapan pelanggan adalah seperti yang terlihat dalam gambar 2.2 Gambar 2.2 Penyebab utama tidak terpengaruhnya harapan pelanggan Pelanggan keliru mengkomunikasikan jasa yang diinginkan Pelanggan keliru menafsirkan signal (harga posting) Harapan tidak terpenuh i Kinerja karyawan perusahaan yang buruk Miskomunikasi Rekomendasi mulut ke mulut Mengkomunikasi penyediaan pelayanan oleh pihak lain Sumber: M. N. Nasution 2004 Sebelumnya menggunakan pelayanan, pelanggan sering memiliki empat skenario biasa yang berada dalam mengenai apa yang akan dialaminya yaitu: 1. Jasa ideal 2. Jasa yang diantisipasi/diharapkan 3. Jasa yang selayaknya diterima 4. Jasa minimum yang dapat ditoleransi (minimum tolerable) Pelanggan bisa diharapkan dari ke empat jasa tersebut. Apabila jasa minimum yang ditoleransi yang diharapkan, lalu yang terjadi sama dengan/bahkan melampui harapan tersebut, makan akan timbul kepuasan. Sebaliknya bila yang

12 dirapkan jasa ideal maka bila yang terjadi kurang dari harapan tersebut, yang terjadi adalah ketidakpuasan seperti yang terlihat pada gambar 2.3 berikut ini: Gambar 2.3 Korelasi Kepuasan Pelanggan Yang di harapkan IDEAL Yang selayaknya Yang selayaknya Sumber: M.N. Nasution dalam bukunya Manajemen Terpadu Penjelasan Tabel : 1) Semakin harapan jasa yang diharapkan dengan jasa minuman yang dapat diterima semakin pula kemungkinan tercapai kepuasan. 2) Pelanggan yang puas bisa berada dimana saja dalam spektrum yang mengemukakan posisinya adalah posisi hasil (outcome) yang diharapkan. Pelanggan memandang apa yang selayaknya diterima, walaupun berada ditingkat yang rendah. Keyakinan pelanggan yang kuat dengan apa yang sepantasnya diterima, bisa karena dua faktor. Pertama dari jaminan yang diberikan pelayanan. Kedua dari pemakaian pelayanan sebeumnya. Kedua faktor ini mempengaruhi terhadap harapan pelanggan yang kemudian bisa meningkatkan kepuasannya bila pelayanan yang disampaikan tidak memenuhi harapan tersebut.

13 Sedangkan kepuasan itu sendiri mempengaruhi persepsi dan harapan, dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut M.N Nasution dalam bukunya Manajemen Pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/pemasok produksi (perusahaan). Jika pada saat keinginan dan kebutuhan besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya. 2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya. 3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan. Hal ini mempengaruhi persepsi pelanggan, terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi. 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan orang-orang dibagian penjualan dan periklanan seyogianya tidak membuat iklan yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspetasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang produk itu. D. Keterkaitan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Kualitas yang diberikan oleh perusahaan merupakan implementasi terhadap proses indentifikasi dari pelanggan dan calon pelanggan. Pelayanan yang diberikan oleh perusahan akan terpenuhi apabila konsumen memperoleh apa yang mereka inginkan yaitu pelayanan blow up dan mutu pelayanan yang diharapkan, oleh sebab itu hubungan kualitas pelayanan yang diterapkan oleh perusahaan erat kaitannya dengan kepuasan pelangganyang diterima. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan harus sesuai dengan jenis jasa dan kondisi perusahan, karena kesalahan dalam memberikan pelayanan yang diberikan citra yang kurang baik dari perusahaan daripada memberikan peluang untuk masuk, serta membuka kemungkinan kepada pelanggan untuk beralih kepada perusahaan yang lebih maju. Menurut M.N Nasution (2004) Meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahan telah sesuai dengan yang inginkan oleh pelanggan, tetapi tanpa

14 perusahaan dengan sistem pelayanan yang baik dan benar, maka akan mengakibatkan ketidak berhasilan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Setiap perusahaaan harus dapat memperhatikan masalah pelayanan ini dengan sebaik mungkin, karena pelaksanaan sistem pelayanan yang baik dan tepat memelihara hubungan yang baik dengan pada pelanggan yang akan berdampak positif dalam usaha meningkatkan kepuasan pelanggan. Suatu konsitensi apabila pelanggan merasa kualitas pelayanan yang diberikan mendekati harapan/tidak terdapat produk/air tersebut, maka akan menimbulkan minat untuk memahami lagi sitem pelayanan yang diberikan terhadap pembeli/pelanggan. Dalam hal ini timbulnya interaksi antara karyawan dan pelanggan karena adanya loyalitas pelanggan terhadap perusahaan, sedangkan loyalitas tersebut sangat diperlukan di perusahaan mengelola pasar yang mengolala pemasarannya.

15