BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV ANALISA. IV.1.2. Analisa Jenis Kegiatan di Dalam Rumah Susun. No. Pelaku Kegiatan Jenis kegiatan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMA: ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

zoning pada tapak, sumber kebisingan bersumber dari :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional 4. Pengelola Rumah Susun dan Pasar Tradisional Keterangan Memiliki unit ataupun menyewa dari pemilik Memiliki hak untuk menggunakan semua fasilitas yang tersedia Orang yang datang ke rumah susun Biasanya famili ataupun teman dari orang yang tinggal di rumah susun, baik datang untuk bertamu maupun menggunakan fasilitas di dalam rumah susun tersebut. Orang yang berbelanja ke pasar tradisional Orang yang datang ke pasar tradisional Pihak perusahaan pemilik bangunan Bekerja sama dengan developer Terdiri dari 3 kelompok: administrasi, operasional pengawasan, dan operasional perawatan pelayanan 5. Servis Para pelaku yang tidak terlibat secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi di dalam Rumah susun dan pasar tradisional, sebagai contoh : Teknisi M&E, cleaning service, pengangkut sampah, dll. Tabel 26. Analisa Pelaku Kegiatan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 93

Skema hubungan ruang makro Service Rumah Susun (utama) Pasar (pendukung) Hall Parkir K. Pengelola Main Entrance Gambar 45. Hubungan Ruang Makro Skema Hubungan Rumah Susun (Unit Hunian) Dapur R. Tidur R. Makan R. Keluarga KM /WC Entrance Gambar 46. Skema Hubungan Ruang Mikro Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 94

Skema Hubungan Pasar Kios -Kios R.Pemotongan Lapak -Lapak Service Parkir Entrance Gambar 47. Skema Hubungan Pasar Skema Hubungan Ruang Pengelola Lobby Kantor Pengelola Parkir KM /WC Entrance Gambar 48.Skema Hubungan Ruang Pengelola Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 95

V.2 Konsep Perancangan Tapak V.2.1. Pencapaian Menuju Tapak Kendaraan Pengunjung pasar Kendaraan Penghuni Rusun IN IN Manusia / Pejalan kaki OUT IN OUT OUT OUT IN Kendaraan Service Gambar 49. Sirkulasi Menuju Tapak Akses Pencapaian Menuju tapak di bedakan menjadi 3 bagian yaitu : 1. Manusia /Pejalan kaki dapat Diletakkan didepan pintu masuk utama yang berada di depan jalan utama, hal ini disebabkan agar akses pejalan kaki lebih mudah di jangkau dari luar tapak (dipisahkan dari sirkulasi kendaraan) 2. Kendaraan Pengunjung pasar dan Kendaraan Penghuni Rumah Susun Sirkulasi pencapaian kendaraan pengunjung pasar dan penghuni rumah susun dipisahkan karena beda fungsi dan di letakkan di jalur yang tidak padat sehingga Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 96

mudah di akses. Akses Pengunjung pasar lebih dekat dari jalan utama karena tidak membutuhkan privasi (mudah dilihat) sementara Akses pencapaian penghuni rumah susun di letakkan di belakangnya agar lebih menjaga privasi pemilik rumah susun. 3. Kendaraan Service Pencapaian sirkulasi kendaraan servis diletakkan di jalur yang tidak padat dan tidak memiliki akses seluas kendaraan bermotor. V.2.2. Sirkulasi Didalam Tapak Sirkulasi didalam tapak terbagi 3 : 1. Kendaraan bermotor untuk penghuni 2. Manusia / Pejalan kaki 3. Service Rumah susun dan pasar mempunyai kepentingan yang berbeda jadi sirkulasinya juga berbeda, tapi sistemnya sama yaitu masuk, parkir dan keluar, sementara untuk servis sirkulasinya terbatas, dan pejalan kaki memiliki kebebasan (di pedestrian) seperti pada ngambar dibawah. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 97

Kendaraan Pengunjung Kendaraan Penghuni Rusun Manusia / Pejalan kaki Kendaraan Service Gambar 50. Sirkulasi didalam Tapak V.3. Konsep Perancangan Bangunan V.3.1. Konsep bangunan Gambar 51. Pembagian zoning vertikal Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 98

Konsep bangunan hemat energi dengan menggunakan sistem rumah panggung yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat parkir yang menggunakan pengerasaan berupa material grasblock dan conblock. Jadi bangunan ini meminimalkan pemakaian KDB, penghijauan juga diletakkan pada bagian pasar dengan adanya bak tanaman pada sisi sisi bangunan pasar (berguna sebagai estetika, peredam bising, dan berfungsi sebagai pengganti kisi kisi). Gambar 52. Bak tanaman pada sisi pasar Bangunan ini juga menghemat pemakain energi listrik, oleh sebab itu bangunan harus di rancang dengan memaksimalkan pencahayaan dan pengudaraan alami, oleh sebab itu perlu adanya bukaan pada bangunan dan menerapkan sistem cross ventilation bagi pengudaraannya (sistem single loaded), sementara untuk mencukupi kapasitas unit hunian yang dibutuhkan (sistem single loaded tidak efisien dalam penerapan). Jadi untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka kedua sistem tersebut dipadukan dan membentuk bangunan yang dapat memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan (untuk bukaan pada rusun digunakan kisi kisi untuk meminimalkan angin dan panas yang tidak diharapkan). Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 99

Gambar 53. Kisi kisi pada bukaan rusun V.3.2. Bentuk Bangunan Gambar 54. Bentuk masa bangunan Bentuk massa bangunan yang banyak dipakai dalam perancangan adalah bentuk T dengan perpaduan single loaded dan double loaded sehingga membentuk massa bangunan yang ditunjukkan pada gambar 53. Bentuk massa bangunan ini merupakan bentuk yang netral, rasional, layout ruang yang mudah dan baik, efisiensi tinggi, pengembangan ruang ke segala arah, dll. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 100

V.3.3. Massa Bangunan Gambar 55. Massa bangunan tunggal Perancangan Rumah susun dan Pasar, maka lebih cenderung ke massa bangunan tunggal karena lahan yang disediakan tidak cukup luas untuk massa majemuk, selain itu massa bangunan tunggal juga bagus dari segi sirkulasinya yang cepat dan efisien. Jadi disini bangunan pasar berada di bawah, dan diatasnya terdapat bangunan rumah susun. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 101

V.3.4. Konsep Fasad Bangunan Gambar 56. Fasad bangunan Konsep fasad yang akan diterapkan pada Rumah susun ini adalah gaya arsitektur modern dengan permainan maju mundur berupa blok blok, penonjolan suatu bidang, dan penggunaan pola garis vertikal dan horisontal, yang disesuaikan dengan konsep hemat energi dan iklim tropis di Indonesia. V.3.5. Orientasi bangunan Bangunan Rumah Susun sebagian berorientasi kedalam bangunan agar tercipta ruang pengikat dimana yang berfungsi sebagai tempat untuk berinteraksi dan sebagian lagi berorientasi keluar (khususnya pada sirkulasi depan jalan utama) yang berfungsi sebagai penarik perhatian. Sementara bangunan pasar di orientasikan keluar bangunan bertujuan agar akses kedalam pasar menjadi mudah di jangkau dan Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 102

dilihat bertujuan agar manarik peminat pengunjung (memanfaatkan elemen bangunan sebagai ruang antar bangunan di sekitar luar tapak). V.3.6. Sirkulasi dalam Bangunan 1. Sistem sirkulasi horizontal a. Rumah susun Sistem sirkulasi horizontal yang dipakai dalam pembangunan rumah susun ini sebisa mungkin menggunakan sistem single loaded karena memiliki banyak kelebihan dalam hal hemat energi. b. Pasar Sistem sirkulasi horizontal pada pasar menggunakan sistem terbuka / open dengan cara memperbanyak jumlah bukaan bukaan / pintu pintu masuk agar mudah dijangkau oleh pengunjung dan juga agar terjadi cross ventilation di dalam pasar. 2. Sistem sirkulasi vertikal Dalam sirkulasi vertikal dibagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Tangga Merupakan sirkulasi vertical yang ditujukan untuk manusia, penggunaan tangga pada rumah susun dan pasar tradisional dapat berfungsi sebagai akses vertical bangunan, selain itu juga berfungsi sebagai akses pada saat terjadi kebakaran. Tangga juga memiliki banyak kelebihan, terutama dari segi hemat energi, karena tangga tidak memerlukan energi listrik dalam Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 103

pemakaiannya. Tetapi pemakaian tangga tidak akan efektif bagi bangunan yang tingginya lebih dari 5 lantai, sehingga memelerlukan sarana lainnya. b. Lift a. Terdapat 2 lift yang berada ditengah tengah massa bagunan rusun, sehingga akses untuk mencapai setiap unit merata (aksesibilitas tinggi). b. Lift melayani setiap lantai rusun (mempermudah pencapaian ke setiap unit rusun, terutama penyandang cacat). V.3.7. Struktur bangunan Berdasarkan analisa dan pertimbangan pemilihan bahan struktur kaku yang ada, maka alternatif penggunaan bahan yang dipakai adalah konstruksi struktur beton bertulang, dengan pertimbangan bahwa perancangan bangunan Rumah susun dan pasar yang menggunakan bahan beton bertulang akan lebih kuat terhadap tekan, tidak mudah berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. Kelebihan dan kekurangan Beton bertulang : Waktu pelaksanaan relatif lebih lama dari baja karena dicor di tempat. Pada kodisi tanah yang buruk, beton tidak mudah berkarat karena lapisan tulang besi baja terlindung oleh lapisan beton. Lebih mudah menghasilkan desain yang bentuknya fleksibel karena dicor di tempat sesuai bentuk yang diinginkan. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 104

Jenis pondasi yang digunakan pada Bangunan Rumah Susun dan Pasar adalah pondasi dalam berupa tiang pancang: - Keuntungan pondasi tiang pancang : 1. Menggunakan batu atau beton bertulang (prefabrikasi, bor pile) dan dipancangkan dengan cara dipukul sampai tanah mencapai tanah keras. 2. Dapat menahan beban yang cukup besar 3. Waktu pelaksanaan yang cepat 4. Bahannya mudah didapat - Kerugian pondasi tiang pancang 1. Pekerjaan pasangan pondasi menyebabkan terjadinya getaran pada lingkungan sekitar 2. Menyebabkan polusi suara pada proses pemasangannya 3. Membutuhkan space yang besar saat proses pengangkutan V.3.8. Material bangunan material yang akan digunakan untuk perancangan Rumah susun dan pasar adalah dinding bata merah dengan finishing cat, lantai dalam bangunan berupa keramik, dan luar bangunan menggunakan grass block, dan jalan kendaraan bermotor di dalam area tapak menggunakan conblock, sementara plafon pada ruangan rumah susun menggunakan plafon gypsum. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 105

IV.3.9. Sistem bangunan IV.3.9.1. Sistem Pencahayaan Beberapa bagian bangunan yang bisa diberi bukaan, memanfaatkan cahaya alami sebagai penerangan pada siang hari, sehingga lampu (pencahayaan buatan) hanya digunakan saat hari sudah gelap. Hal ini disesuaikan dengan konsep hemat energi yang ingin diterapkan pada bangunan ini. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan penerangan alami adalah cahaya yang masuk harus merata ke seluruh ruangan, dan tidak terlalu silau serta harus cukup kuat sehingga tanpa penerangan buatan manusia dapat melihat dengan jelas. IV.3.9.2. Sistem Pengudaraan Koridor Rumah susun dan pasar diberi bukaan sehingga pengudaraannya hanya mengandalkan ventilasi alami. Daerah nyaman thermal bagi manusia dapat dilihat pada temperatur tertentu : - Rentang temperatur antara ( 24 28 ) C. - Kelembaban ( RH ) ( 40 60 ) %. - Aliran udara ( air velacity ) : 0 0, 20 m/dtk. Tingkat pengkondisian ruangan yang di inginkan dalam menjaga kualitas koleksi adalah sebagai berikut : - Temperatur 22 24 ºC untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja. - Temperature 20 ºC untuk ruang komputer. - Kelembapan 40-50% Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 106

IV.3.9.3. Sistem keamanan Keamanan yang akan di pakai adalah pos jaga, karena mempertingbangkan banyak aspek, yaitu hemat energi karena tidak memerlukan peralatan yang menguras energi listrik, dan memerlukan biaya yang lebih ekonomis. Hal ini sangat penting karena bangunan ini ditujukan untuk kalangan menengah bawah, sehingga biaya administrasi gedungnya tidak menjadi lebih mahal. IV.3.9.4. Sistem Instalasi listrik PLN Meteran Gardu Listrik Ruang -Ruang Gambar 57. Skema sistem instalasi listrik Rusun dan Pasar IV.3.9.5. Sistem Pencegah Kebakaran Pada proses perencanaan rumah susun dan pasar ini, sistem pencegah kebakaran yang akan digunakan berupa hidran kebakaran dengan radius pelayanan 30 m 2 /unit. Dan di tempatkan di area area yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Pemilihan sistem pencegahan kebakaran ini telah menimbang aspek biaya dan hemat energi sehingga harga bangunan tidak menjadi mahal. Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 107

Gambar 58. Kotak Hidran IV.3.9.6. Penyediaan Air Bersih PAM Meteran Reservoir bawah Pompa Reservoir atas Pompa Reservoir atas Gambar 59. Skema Sistem Air Bersih IV.3.9.7. Pembuangan Air Kotor Air kotor dibedakan menjadi 2 bagian, antara lain : 1. Air kotor padat Kotoran padat STP Gambar 60. Skema Sistem pembuangan air kotor padat Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 108

2. Air kotor cair dan air hujan Air kotor cair Shaft Bak Kontrol Air hujan Bak penampung Riol kota Sebagian diolah dan dipakai untuk pembersihan pasar Gambar 61. Skema Pembuangan air kotor cair dan hujan IV.3.9.8. Sistem Pembuangan Sampah Tempat sampah Pembuangan sementara Pembuangan akhir Gambar 62. Skema sistem pembuangan sampah Rusun dan Pasar IV.3.9.9. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan dalam perancangan rumah susun dan pasar ini adalah sistem faraday karena mempertimbangkan bentuk bangunan rumah susun dan pasar yang memanjang persegi, sehingga dengan sistem faraday Binus University-Architecture Major 2010 Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat 109