BAB I PENDAHULUAN. terbaru, namun sebenarnya fashion itu sendiri mencakup arti yang sangat luas dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia sehari-hari. Fashion biasanya identik dengan model pakaian atau

BAB I PENDAHULUAN. fashion yang sangat dibutuhkan sama seperti pakaian. Fashion merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. hingga tersier. Feist, Jess (2010) mengatakan bahwa salah satu kebutuhan

BAB 1 PENDAHUL UAN. diketahui karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat merebut market share.

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat,mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dimana antar individu, antar kelompok, dan antar

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini semakin digemari oleh kalangan anak muda. Skateboard juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha serta kebutuhan konsumen. Dalam hal ini bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mengenalkan produknya kepada masyarakat seluas mungkin dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengisi waktu luang ataupun menjadikannya sebagai peluang bisnis. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam setiap kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai wujud keseriusan PT CahayaSurya IndahBusana Jakarta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Niat beli merupakan sikap konsumen terhadap suatu produk jika kriteria produk

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Jember fashion..., Raudlatul Jannah, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat canggih yang beredar di masyarakat. Ihsan (2011) menyatakan bahwa sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. sepatu adalah untuk melindungi kaki saat berjalan dari benda-benda tajam, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Fashion merupakan kombinasi atau perpanduan dari gaya atau style dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produk sejenis semakin banyak. Sehingga diperlukan strategi-strategi khusus

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari kemajuan peradapan suatu masyarakat. Hal itu dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Nike, Inc.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

Namaa Nim Kelas : SI.S1.2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Manusia tidak dapat sebagai makhluk sosial membutuhkan

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan salah satu jurusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila, yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Fashion adalah sebuah kata yang tidak asing lagi dan sering disebutkan dalam dunia sehari-hari. Fashion biasanya identik dengan model pakaian atau desain baju terbaru, namun sebenarnya fashion itu sendiri mencakup arti yang sangat luas dan sangat bebas. Fashion bukanlah sesuatu yang bisa didefinisikan secara pasti, tidak dapat diterima akal sehat, merupakan argumen, permintaan yang sangat mendesak, tidak dapat menjadi bagian daripada pujian maupun ejekan, dan masing-masing memiliki giliran sendiri untuk menunjukan diri dalam hal fashion. Fashion merupakan suatu hal yang definisinya berbeda-beda tergantung dari pendapat masing-masing individu yang memberikan pendapatnya, penilaian mengenai bagus atau tidaknya suatu fashion tergantung dari pendapat dan selera yang melihat, satu fashion items dapat menjadi pujian maupun ejekan dalam satu waktu yang sama. Saat ini banyak individu yang menjadi sangat terobsesi pada fashion, namun perihal mengenai Apa yang disampaikan oleh fashion dan Bagaimana cara fashion ini untuk mewujudkan pernyataannya? maupun Apa saja yang disampaikan oleh fashion mengenai sang pengguna barang tersebut? tidak dapat didefinisikan secara pasti. Fashion sebagai cara berpakaian, cara berkomunikasi dan menjadi identitas dari kelas sosial, jenis kelamin, dan juga membandingkan 1

2 keberadaan tingkat sosial dari individu. Fashion juga bertindak sebagai pesan yang akhirnya dapat membuat masing-masing individu yang melihat dan bertindak sebagai komunikan dapat mengidentifikasikan kelas sosial dan jenis kelamin dari sang komunikator. Fashion menjadi hal yang sangat menarik karena sifatnya yang terus berubah-ubah dan tidak ada skala pengukuran mengenai keistimewaan mengenai suatu produk. Fashion dapat dikatakan sebagai signature atau karakter dari si pemakai barang tersebut. Fashion juga diidentifikasikan sebagai bahasa internasional. Fashion dapat menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan ketertarikan banyak individu dan yang akhirnya bisa membuat fashion tersebut seperti berbicara. Fashion sangat memungkinkan untuk menjadi penghubung atau media karena jelas bahwa fashion bisa menjadi sebuah topik komunikasi dari berbagai pihak yang bahkan berasal dari negara berbeda, dan sebagai bahasa atau penghubung untuk terjadinya komunikasi. Fashion dapat dikatakan berfungsi sebagai sebuah bahasa, yaitu karena fashion mampu menjadi sebuah media penghubung terjadinya komunikasi. Dalam hal ini, fashion tidak harus berbicara secara langsung kepada pihak lain sebagai komunikannya untuk menyampaikan maksudnya, namun pesan yang ingin disampaikan oleh fashion selaku komunikator ini akan tersampaikan kepada komunikan hanya melalui satu media, yaitu indera penglihatan. Walaupun pesan yang tersampaikan tidak selalu sama bagi setiap komunikan yang menerima pesan tersebut, karena pesan yang tercipta merupakan asumsi dari masing-masing

3 komunikan yang melihatnya, peneliti tetap menyadari bahwa telah terjadinya proses komunikasi yang dilakukan oleh fashion itu sendiri. Fashion sebagai subject of research masih jarang dibahas dari kacamata ilmu komunikasi, walaupun fenomena ini sebenarnya sudah menjadi hal biasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan fashion terutama fashion dengan tagline barang terbaru tentunya dapat menarik perhatian bagi individu-individu yang melihatnya, dan bagi pengguna fashion items tersebut, tentunya mendapatkan penilaian berupa pesan dari individu-individu yang melihatnya. Penggunaan fashion items tertentu, terutama dari brand tertentu, akan menciptakan argumenargumen yang berbeda-beda dari setiap komunikan dan pesan yang tercipta dari hasil argumen pada komunikan tidak bisa dikatakan benar atau salahnya, hal ini karena tidak ada skala pengukuran mengenai benar atau salahnya suatu argumen dalam fashion. Terjadinya pesan yang tercipta dalam penggunaan sebuah fashion items tentunya sudah dapat dikaji sebagai bagian dari ilmu komunikasi. Sneaker menjadi salah satu jenis sepatu yang paling populer di kalangan anak muda saat ini. Hadir dalam berbagai model, dipadukan dengan busana apapun sneaker selalu berhasil menjadi statement gaya yang membuat penampilan lebih stylish. Entah itu dipadukan dengan setelan klasik t-shirt dan jeans, maupun sporty chic dengan padanan gaun casual. Dalam perkembangannya hingga menjadi sangat terkenal khususnya di kalangan generasi Y dan Z, sneaker ternyata memiliki sejarah tersendiri yang cukup menarik untuk diketahui.

4 Di akhir abad 18, sneaker lebih dikenal dengan sebutan plimsolls, yakni sepatu dengan sol terbuat dari karet. Awalnya sneaker diciptakan tanpa membedakan kaki kiri dan kanan sehingga kurang nyaman untuk dipakai. Sekitar tahun 1892, perusahaan karet asal Amerika Serikat mengembangkan sepatu bersol karet dengan kanvas sebagai penutup punggung kaki yang lebih nyaman digunakan. Keds bisa dibilang merupakan salah satu brand sneaker tertua di dunia, dan brand sepatu pertama yang memproduksi sneaker secara massal. Tepatnya pada 1917, sneaker mulai diproduksi untuk khalayak. Didirikan pada 1912, brand Keds kini sudah berusia 105 tahun. Sneaker berasal dari kata sneak yang berarti mengendap-endap. Tidak seperti high heels atau boots, karena terbuat dari sol karet maka saat memakai sepatu ini, tidak akan terdengar langkah kaki ketika berjalan. Jadi karena sepatu ini tak menimbulkan suara, maka orang mengasosiasikan bahwa orang yang memakai sneaker bisa menyelinap, mengendap-endap atau mengikuti orang secara diamdiam. Sneaker diciptakan dan berawal dari Amerika, lalu pada 1924, sepatu ini mulai mendunia hinga dataran Eropa. Inilah cikal bakal salah satu brand sneaker ternama dunia, Adidas. Pada tahun tersebut, seorang pria asal Jerman bernama Adolf Dassler menciptakan sneaker yang ia beri nama terinspirasi dari namanya sendiri, Adidas. Brand ini kemudian sukses dan menjadi salah satu brand sepatu

5 olahraga paling populer di dunia. Adidas juga menjadi perusahaan busana olahraga terbesar di Eropa dan terbesar kedua di dunia. Sneaker mulai populer sebagai fashion item pada era 70-an dan menjadi bagian penting dalam budaya hip hop dan rock 'n roll. Beberapa musisi pernah menandatangani kontrak jutaan dollar dengan brand sneaker raksasa seperti Nike, Adidas dan Puma untuk mempromosikan sepatu mereka. Hingga sekarang sejumlah brand sneaker pun masih mengandalkan selebriti ternama sebagai bagian dari strategi pemasaran. Sebut saja Lil' Wayne, Kanye West sampai Rihanna. Sneakerhead merupakan sebutan untuk para pecinta dan mereka yang hobi mengoleksi sneaker. Para sneakerhead ini umumnya memakai sneaker untuk kebutuhan fashion dan gaya busana mereka. Tak hanya mengoleksi dan memakai, sneakerhead juga kerap memperjualbelikan sepatu-sepatu edisi khusus atau terbatas kepada sesama pecinta sneakers, atau memodifikasinya sehingga mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Istilah sneakerhead muncul pada awal 1980-an di Amerika Serikat dan biasanya terbagi menjadi dua kelompok; sneakerhead di kalangan pecinta olahraga basket dan di antara penggemar hip hop. Belakangan ini salah satu sneaker yakni Adidas Yeezy Boost begitu popular dikalangan anak muda, terutama mereka yang gemar menggunakan sepatu berjenis sneaker. Adidas Yeezy Boost adalah proyek kolaboratif resmi sepatu dan pakaian antara perusahaan produsen apparel ternama Adidas dan artis hip-hop Amerika Kanye West. Proyek ini terdiri dari pakaian pria, dan alas kaki dalam semua ukuran; Adidas Yeezy Boost 750, Adidas Yeezy Boost 350, dan Adidas Yeezy 950 Duck Boot.

6 Tanggal 3 Desember 2013, Adidas mengkonfirmasi kesepakatan kerjasama sepatu baru dengan West. Rilis dari Yeezy Boost dan kolaborasi Adidas dipamerkan di New York City pada 12 Februari 2015, dengan streaming gratis untuk 50 bioskop di 13 negara di seluruh dunia. Adidas Yeezy Boost 750 dirilis terbatas hanya 9000 pasang dan tersedia hanya di New York City melalui aplikasi smartphone Adidas. Sepatu ini terjual habiis hanya dalam waktu 10 menit. Kemudian pada tanggal 28 Februari 2015 Adidas Yeezy Boost 750 dirilis di seluruh dunia, terbatas untuk store terpilih dengan account konsorsium Adidas dan took Adidas Originals. Tanggal 8 Februari 2015, nama dan desain untuk sepatu kolaborasi Kanye West dan Adidas terungkap. Pada tanggal 10 Februari Adidas mengungkapkan poster dari Yeezy Boost 750 di seluruh toko andalan mereka. The Yeezy Boost 750 dirilis ditoko tersebut pada 14 Febuari dan hanya tersedia bagi mereka yang revarasinya telah dikonfirmasi melalui aplikasi Adidas seluler. Pada 21 Februari Yeezy Boost 750 tersedia di seluruh jangkauan yang lebih luas dan di bandrol dengan harga USD 350 atau sekitar RP.4.550.000. Tanggal 11 Juni 2016, Yeezy Season 2 dimulai dengan merilis Yeezy seri ketiga, Yeezy Boost 750. Sepatu ini dijual dalam skema full grey dengan karet outsole yang berpendar (Glow-in-the-dark). Ini adalah pertama kalinya sebuah sepatu dengan sol glow-in-the-dark yang tampil sejak Nike Air Yeezy. Fitur bahan sepatu ditingkatkan seperti suede dan kulit kualitas yang lebih tinggi, seperti Yeezy Boost 750 sebelumnya.

7 Gambar 1.1. Adidas Yeezy Boost 750 Sumber : Google, 2017 Tanggal 27 Juni 2015, Yeezy Boost 350 sepatu kedua dari kerjasama tersebut dibuat tersedia di seluruh dunia. Sepatu ini pertama kali dirilis dalam skema warna putih dan abu-abu Turtlr Dove. Pada tanggal 22 Agustus 2015, versi hitam-hitam dari Yeezy Boost 350 dirilis, yang dikenal sebagai Pirate Black. Sebuah varian olivin yang Moonrock, dirilis secara eksklusif untuk toko yang menyediakan Yeezy Season 1. Versi keempat dan terakhir dari Season 1 Yeezy Boost 350 adalah Oxford Tan yang menampilkan skema warna coklat muda. Pada awal 2016, versi revisi dari Yeezy Boost Pirate Black dirilis. Revisi termasuk dukungan tambahan pada padding ke tumit. Semua varian sepatu tersebut dijual dengan harga USD 200 atau sekitar Rp. 2,6 juta.

8 Gambar 1.2. Adidas Yeezy Boost 350 Sumber : Google, 2017 Adidas Yeezy Boost 350 V2 terungkap pada acara Yeezy Season 3 dan dirilis pada tanggal 24 September 2016. Hal ini dianggap sebuah remake dari Yeezy Boost 350 dengan beberapa perubahan fitur, seperti pola yang berbeda, tan tumit dihapus, dan garis besar yang mengelilingi sisi luar sepatu dengan tulisan SPLY-350. Bagian sol juga telah diperbarui menjadi transparan dan fitur full-length visibilitas. Pada tanggal 23 November 2016, tiga warna baru dirilis, Cooper, Green, dan Red, menampilkan semua outsole hitam dan primeknit, dengan garis besar berwarna dengan tulisan SPLY-350. Warna terbaru yang dirilis, Core Black / Core White, dirilis 17 Desember 2016. Sepatu ini dibanderol dengan harga USD 220 atau sekitar Rp. 2,8 juta.

9 Gambar 1.3. Adidas Yeezy Boost 350 V2 Sumber : Google, 2017 Dilihat dari sisi penggunaan sepatu dan fungsinya, sebenarnya masih banyak pilihan sepatu lain yang bisa dipilih oleh individu dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga yang harus dibayar untuk memiliki sabuah sepatu brand Adidas Yeezy Boost ini. Fenomena ini sangat membuat peneliti sangat tertarik untuk meneliti fenomena yang terdapat dibalik sneaker Adidas Yeezy Boost dan pesan yang terkandung pada sepatu ini sehingga orang berlomba-lomba untuk memiliki sepatu yang termasuk cukup tinggi harganya. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan pengamatan mengenai fenomena fashion sebagai komunikasi dari sisi kacamata

10 komunikasi itu sendiri, walaupun dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut sudah sering ditemui. Salah satu tokoh fenomenologi yaitu Alfred Schutz merupakan orang pertama yang mencoba menjelaskan bagaimana fenomenologi dapat diterapkan untuk mengembangkan wawasan ke dalam dunia sosial. Schutz memusatkan perhatian pada cara orang memahami kesadaran orang lain, akan tetapi ia hidup dalam aliran kesadaran diri sendiri. Perspektif yang digunakan oleh Schutz untuk memahami kesadaran itu dengan konsep intersubyektif. Yang dimaksud dengan dunia intersubyektif ini adalah kehidupan-dunia (life-world) atau dunia kehidupan seharihari. Schutz dengan aneka latar belakangnya memberikan warna tersendiri dalam tradisi fenomenologi sebagai kajian dalam komunikasi. Schutz sering dijadikan center dala penerapan metodelogi penelitian kualitatif yang menggunakan studi fenomenologi. Pertama, karena melalui Schutz-lah pemikiran ide Husserl yang dirasa abstrak dapat dijelaskan lebih gamblang dan mudah dipahami. Kedua, Schutz merupakan orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam penelitian ilmu sosial. Dunia kehidupan sehari-hari ini membawa Schutz mempertanyakan sifat realitas sosial para sosiolog dan siswa yang hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Dia mencari jawaban dalam kesadaran manusia dan pikirannya. Baginya, tidak seorang pun yang membangun realitas dari pengalaman intersubjective yang mereka lalui. Kemudian, Schutz bertanya lebih lanjut, apakah dunia sosial berarti

11 untuk setiap orang sebagai aktor atau bahkan baginya sebagai seorang yang mengamati tindakan orang lain. Apa arti dunia sosial untuk aktor/subyek yang diamati, dan apa yang dia maksud dengan tindakan di dalamnya. Pendekatan semacam ini memiliki implikasi, tidak hanya untuk orang yang kita pelajari, tetapi juga untuk diri kita sendiri yang mempelajari orang lain. Instrument yang dijadikan alat penyidikan oleh Schutz adalah memerikasa kehidupan bathiniyah individu yang direfleksikan dalam perilaku sehari-hari. Schutz meletakkan manusia dalam pengalaman subyektifnya dalam bertindak dan mengambil sikap dalam kehidupan sehari-hari. Dunia tersebut adalah kegiatan praktis. Manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan akan melakukan apapun yan berkaitan dengan dirinya atau orang lain. Apabila kita ingin menganalisis unsur-unsur kesadaran yang terarah menuju serentetan tujuan yang berkaitan dengan proyeksi dirinya. Jadi kehidupan sehari-hari manusia bisa dikatakan seperti proyek yang dikerjakan oleh dirinya sendiri. Karena setiap manusia memiliki keinginan-keinginan tertentu yang akan mereka kejar demi tercapainya orientasi yang telah diputuskan. Lebih lanjut, Schutz menyebutnya dengan konsep motif, yang oleh Schutz dibedakan menjadi dua pemaknaan dalam konsep motif. Pertama, in order to motif, kedua, because motif. In order motif ini merupakan motif yang dijadikan pijakan oleh seorang untuk melakukan sesuatu yang bertujuan untuk mencapai hasil, sedangkan because of motif merupakan motif yang melihat kebelakang. Secara sederhana bisa dikatakan pengidentifikasian masa lalu sekaligus menganalisanya, sampai seberapa memberikan kontribusi dalam tindakan selanjutnya.

12 1.2. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian konteks penelitian, maka peneliti dalam penelitian ini memfokuskan penelitian ini menjadi masalah pokok yaitu untuk meneliti fenomenologi mengenai latar belakang sneaker Adidas Yeezy Boost sebagai identitas dan mengangkat fenomena ini dengan mengambil judul Bagaimana Fenomena Fashion Sneaker Adidas Yeezy Boost di Kalangan Para Pecinta Sneakers di Kota Bandung 1.2.2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka identifikasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana fenomena sneaker Adidas Yeezy Boost dikalangan pecinta sneakers di kota Bandung? 2. Bagaimana latar belakang (because of motive) para pecinta sneakers terhadap sepatu Adidas Yeezy Boost? 3. Apa tujuan (in order to motive) dari pemilihan sneaker adidas Yeezy Boost sebagai identitas gaya sehari-hari?

13 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan paparan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui fenomena dibalik sneaker Adidas Yeezy Boost dikalangan remaja di kota Bandung. 2. Untuk mengetahui latar belakang (because motive) para pecinta sneakers terhadap sneaker Adidas Yeezy Boost. 3. Untuk mengetahui tujuan (in order to motive) dari pemilihan sneaker adidas Yeezy Boost sebagai identitas gaya sehari-hari. 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni mempunyai sifat teoritis, akan tetapi tidak akan menolak manfaat praktis yang akan di dapatkan dalam penelitian untuk memecahkan suatu masalah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi ilmu pengetahuan terutama dalam bidang komunikasi. 1.4.1. Kegunaan Teoretis Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat supaya peneliti memahami tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. Diharapkan juga penelitian ini dapat memperkaya tulisan-tulisan hasil penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya mengenai fashion sebagai komunikasi.

14 1.4.2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pesan yang terkandung dibalik fenomena sneaker Adidas Yeezy Boost di Bandung. Peneliti berharap semoga bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.