Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Setiyawan) Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

FILSAFAT OLAHRAGA. By : FAIDILLAH KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

Modul 2 KONSEP-KONSEP, DAN TEORI BERMAIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

2015 DERAJAT KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA KOMUNITAS PELESTARI PERMAINAN TRADISIONAL HONG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TENIS

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aktivitas atau kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

MAKNA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. menuansakan pada pengalaman dan kebiasaan berolahraga siswa. Namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENYULUHAN KADER PEMBINA OLAHRAGA MASYARAKAT DAN OLAHRAGA KESEHATAN DI KECAMATAN-KECAMATAN KABUPATEN PURWAKARTA.

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taufik Akbar Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

9. Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Ladder Training Dengan Metode Repetisi Terhadap Kelincahan Gerak Pada Atlet BolaBasket SMAN 10 Bandung

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Fajar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian pendidikan-menurut-ahli Rini Nurmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Royan Rizalul Fiqri, 2013

Transkripsi:

Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Setiyawan M.Or, Universitas PGRI Semarang second.setiyawan@gmail.com Abstrak Pendidikan jasmani adalah studi, praktik, dan apresiasi seni dan ilmu gerak insani. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Gerak adalah ciri dari makhluk hidup dimana gerak merupakan bagian aktivitas jasmani yang melekat pada manusia. Karena itu, pembelajaran gerak atau aktivitas jasmani sesungguhnya sangat penting bagi kualitas hidup manusia. Pendidikan jasmani dan olahraga mempunyai berbagai macam visi jangka panjang yang dijelaskan dan dijabarkan dalam beberapa rumusan jangka pendek agar visi tersebut dapat tercapai sesuai dengan harapan. Pendidikan jasmani dan olahraga menjadi kesatuan dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani dan olahraga berusaha menjadikan manusia yang seutuhnya pada aspek jasmani, tidak hanya itu pendidikan jasmani dan olahraga juga ikut berperan dalam membentuk aspek rohani maupun aspek sosial.olahraga merupakandasar fundamentaldan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikankeseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika yang baik pula. Kata kunci: Visi, pendidikan jasmani, olahraga PENDAHULUAN Setiap aspek dalam kehidupan manusia pasti mempunyai tujuan seperti apa yang dicita-citakan. Tujuan tersebut bisa merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu panjang maupun dalam jangka waktu yang dekat. Pendidikan jasmani adalah studi, praktik, dan apresiasi seni dan ilmu gerak insani. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Gerak atau aktivitas jasmani adalah alamiah dan dasar keberadaan bagi setiap insan. Gerak itu sendiri adalah ciri dari makhluk hidup dimana gerak merupakan bagian aktivitas Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 74

jasmani yang melekat pada manusia. Karena itu, pembelajaran gerak atau aktivitas jasmani sesungguhnya sangat penting bagi kualitas hidup manusia. Olahraga sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang merupakan bagian dari pendidikan jasmani juga memiliki andil dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Olahraga sebagai kajian ilmu memiliki tiga dimensi ilmiah yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Dalam kajian aksiologi sebuah ilmu dikaji dari sudut kegunaan ilmu. Suatu ilmu pengetahuan memiliki nilai guna apabila mampu merubah perilaku dan mampu mengarahkan penggunanya kearah yang lebih baik. Dalam makalah ini penulis akan mencoba menjelaskan tujuan olahraga yang merupakan bagian dari pendidikan jasmani dikaitkan dengan tujuan pendidikan pada umumnya. PEMBAHASAN Pengertian Visi Visi berasal dari bahasa yunani 'visio' yang artinya bayangan atau prediksi tentang langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan sesuai ketersediaan sumber daya yang ada. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia visi mempunyai arti kemampuan melihat inti persoalan, pandangan atau wawasan ke depan, kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan, sedangkan secara umum visi ialah suatu pandangan jauh ke depan tentang tujuan-tujuan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika kita memiliki visi maka kita akan lebih mampu menggunakan akal pikiran kita untuk mengejar suatu tujuan yang ingin ditempuh. Oleh karena itu visi sangat diperlukan untuk kita jadikan pengarah tujuan yang terbaik dari ide-ide kreatif kita dan sebagai motivasi utama dari tindakan utama. Pendidikan Jasmani dan Olahraga A. Pendidikan Jasmani Menurut American Alliance for Health, Physical Education, Recreation, and Dance (AAHPERD) pendidikan jasmani adalah studi dan praktik tentang ilmu Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 75

dan seni gerak insani. Lebih lanjut AAHPERD menjelaskan pendidikan jasmani dapat menjelaskan bagaimana orang bergerak, bagaimana dampak fisiologikal, sosiologikal, dan psikologikal orang bergerak dan pola-pola keterampilan yang membentuk kekayaan pengalaman gerak. Pendidikan jasmani memiliki dua esensi yaitu: a. Pendidikan tentang aktivitas jasmani Pada awal perkembangan pendidikan jasmani di tanah air, pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dan masyarakat umum mengutamakan pada pencapaian derajat kesehatan dan kebugaran siswa bahkan berkembang lebih memfokuskan diri pada peraihan atau pencapaian prestasi di bidang kecabangan olahraga, sehingga sangat sedikit sekali pencapaian pada kontribusi pendidikan jasmani sebagai alat mendidik siswa secara utuh. Penekanan pada kebugaran dan kesehatan jasmani dilandasi oleh pemahaman pendidikan biologistik, yaitu aktivitas jasmani sebagai upaya mendidik biologis tubuh. Materi program berisikan kegiatan olahraga atletik (lari, lompat, lempar, dan tolak), bola basket, bola voli, sepak bola, dan seterusnya, yang difokuskan pada aktivitas jasmani yang cukup intensitasnya. Penekanan pada kebugaran dan kesehatan dipengaruhi oleh pemahaman pentingnya jasmani untuk pembentukan manusia Indonesia yang kuat, sehat, dan patriotis. Pendidikan tentang aktivitas jasmani juga dicirikan oleh berkembangnya model kurikulum pendidikan jasmani berbasis pendidikan gerak. Suatu model kurikulum yang mengutamakan pada penanaman pemahaman kesadaran tubuh, kesadaran ruang (gerak), dan kualitas gerak dalam hubungan dengan komponen sekitar lingkungan gerak itu terjadi. Pendidikan tentang aktivitas jasmani berkembang sehingga menghasilkan pengkajian mendalam tentang hakikat aktivitas jasmani dari sudut pandang fisiologi, yang kemudian melahirkan penajaman kajian fisiologi olahraga. b. Pendidikan melalui aktivitas jasmani Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 76

Seorang tokoh pendidikan jasmani Amerika, mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui aktivitas jasmani daripada merupakan pendidikan tentang aktivitas jasmani. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah sebaiknya lebih diarahkan kepada pendidikan melalui aktivtas jasmani yaitu pemanfaatan segala aktivitas jasmani (termasuk olahraga) untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan. Seperti dikemukakan seorang tokoh lain pendidikan jasmani Amerika, Hetherington (1910), yang menyatakan segala aktivitas jasmani termasuk bermain, senam, atletik, dan permainan dikategorikan sebagai upaya pendidikan. Pekembangan terkini, pemahaman pendidikan melalui aktivitas jasmani ini dijiwai oleh filosofis pedagogik, yaitu pemanfaatan aktivitas jasmani sebagai media pendidikan. B. Pengertian Olahraga Esensi dari olahraga adalah permainan manusia. Definisi klasik olahraga yang bertumpu pada permainan dan peragaan keterampilan fisik dengan dukungan usaha keras kelompok otot-otot besar misalnya, semakin sulit untuk dipertahankan seiring denga perubaha sosial dan perubahan iptek yang semakin maju. Muatan teknologi yang menggabungkan otot dan mesin serta temuan ilmiah melahirkan olahraga yang berorientasi teknologi (Techno sport). Isu lingkungan hidup dan falsafah pembangunan berwawasan lingkungan juga mempengaruhi corak kegiatan cabang olahraga baru yang berorientasi lingkungan sehingga lahir olahraga yang bernuanas lingkungan (eco sport). Definisi olahraga menurut Husdarta (2010: 133), bahwa olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauanya semaksimal mungkin. Menurut UNESCO sport adalah setiap aktivitas fisik berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain ataupun diri sendiri. Definisi yang dirumuskan oleh Dewan Eropa pada tahun 1980 merumuskan bahwa olahraga sebagai aktivitas spontan, Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 77

bebas dan dilaksanakan selama waktu luang. Sedangkan menurut Husdarta (2010: 134), istilah olahraga tidak digunakan dalam olahraga kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi dan tidak resmi yang tampak kebanyakan dalam cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam, pelatihan kebugaran jasmani. Olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah raga atau mengolah jasmani. Giriwijoyo (2005:30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Selanjutnya Kusmaedi (2002:1) menyatakan bahwa kata olahraga berasal dari beberapa hal, yaitu: (1) Disport yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, (2) Field Sport yaitu kegiatan yag dilakukan para bangsawan yang terdiri dari menembak dan berburu, (3) Desporter yaitu membuang kata lelah, (4) Sports yaitu pemuas atau hobi, dan (5) Olahraga yaitu gerak badan untuk menguatkan badan. Sedangkan menurut International Council of Sport and Education yang dikutip Lutan (1992:17) olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau perjuangan dengan orang lain serta konfrontasi dengan unsur alam. Selanjutnya Kosasih (1985:4) menyatakan bahwa olahraga adalah kegiatan untuk memperkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badan kuat dan tenaga cukup terlatih menjadi tangkas untuk melakukan perjuangan hidupnya. Dari beberapa definisi olahraga dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah kegiatan aktivitas jasmani yang mengandung sifat permainan serta berisi perjuangan dengan diri sendiri, orang lain, dan alam yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Husdarta (2010: 136), terdapat beberapa ciri-ciri dalam olahraga yaitu: Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 78

a. Olahraga Sebagai Sub-Sistem Bermain Inti yang paling dalam dari olahraga dibentuk oleh sebuah kriteria yaitu makna bermain dan pemainan kriteria paling otentik adalah bahwa kegiatan olahraga didasarkan pada faktor kebebasan dan kesengajaan atas dasar kesadaran pelakunya untuk berbuat, lawan dari aktivitas yang bersifat paksaan atau desakan. Dalam olahgraga kita cenderung mengulang-ulang gerak yang dianggap memperkaya diri kita sebagai keharusan untuk memenuhi kebutuhan material. Unsur kesungguhan dan perjuangan konfrontasi atlet dengan tugasnya menjadi ciri yang amat jelas dari olahraga. b. Gambaran Struktural Spesifik Olahraga Aktivitas olahraa memiliki perbedaan dengan dunia bermain terutama dalam gambara struktural dan faktor-faktor yang berpengaruh yang membentuk kerangka spesifik olahraga ditandai dengan bentuk-bentuk yang khas. c. Fokus pada Gerak dalam Pelaksanaan Olahraga Orientasi fisikal (fisik) kegiatan olahraga merupakan ciri utama dalam konteks ini, seperti aspek gerak, daya tahan, kecepatan, kekuatan dan ketrampilan yang merupakan unsur inheren dari kegiatan olahraga. Setiap bentuk permainan sejati dalam olahraga terdiri atas kegiatan yang lebih menekankan aspek gerak, sehingga unsur jasmaniah menjadi sangat dominan. Perwujudan gerak dalam olahraga ini terkait dengan aspek dorongan (drive) pada manusia yang terikat dengan faktor sosial dan budaya juga pengaruh kejiwaan dan motif. d. Realitas Olahraga Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 79

Keterlibatan seseorang dalam olahraga tidak terpaku pada peran yang telah ditetapkan saja, tetapi merupakan bagian dari dunia nyata atau konkrit. Bersama dengan yang lain pemain memainkan sebuah permainan yang real dalam konteks bermain dan faktor kesungguhan merupakan kriteria yang melekat pada pelaksanaan olahraga. Perbuatan setengah hati atau pura-pura, bertentangan dengan ciri hakiki olahraga. e. Penampilan dan Prestasi dalam Olahraga Husdarta (2010: 139), menekankan unsur tujuan dan prestasi seperti halnya keriangan karena mampu melakukan sesuatu sebaik mungkin atau melebihi orang lain sebagai faktor penentu kegiatan olahraga. Ada tiga dimensi karakteristik prestasi olahraga, yaitu : a. Prestasi itu dinyatakan melalui aspek jasmaniah. Prestasi olahraga diarahkan untuk menguasai, memelihara dan mengoptimalkan ketrampilan gerak. b. Kegiatan dilaksanakan secara suka rela. c. Kegiatannya tidak dimaksudkan untuk menghancurkan orang lain tetapi justru untuk meningkatkan solidaritas. f. Dimensi Sosial Proses pembelajaran keterampilan olahraga itu berlangsung dalam suasana sosial, meskipun dalam kenyataannya seseorang memperoleh kebebasan untuk memilih atau menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan tanpa dipengaruhi orang lain. Klasifikasi Olahraga Ditinjau dari tujuannya, olahraga digolongkan menjadi empat yaitu: a. Olahraga Pendidikan Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 80

Olahraga pendidikan adalah aktivitas olahraga yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga yang bertujuan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas pendidikan jasmani yaitu cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan. b. Olahraga Rekreasi Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan pada waktu senggang sehingga pelaku memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik-fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh. c. Olahraga Prestasi Olahraga prestasi adalah olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional denga tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni cabang-cabang olahrga dengan tujuan untuk mencapai prestasi yang baik disyaratkan memiliki kebugaran dan harus memiliki keterampilan yang baik pada cabang olahraga yang ditekuninya. d. Olahraga Rehabilitasi / Kesehatan Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk pengobatan atau penyembuhan biasanya dikelola oleh tim medis dan hanya untuk kelompok tertentu seperti penderita penyakit jantung koroner, penderita asma, penyebuhan setelah cedera, dan penderita penyakit lainya yang dianjurkan oleh dokter. Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pendidikan jasmani dan olahraga adalah bagian integral dari pendidikan secara total yang berkontribusi pada perkembangan Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 81

individual melalui media alamiah aktivitas jasmani dan gerak insani. Pendidikan jasmani dan olahraga adalah urutan pengalaman belajar yang direncanakan secara seksama, dirancang untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan, dan kebutuhan perilaku setiap siswa. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh dan memerlukan waktu jangka panjang, maka dapat dirumuskan kedalam beberapa tujuan jangka pendek, dengan tidak melupakan tujuan hakiki yang ingin dicapai. Tujuan itu dirumuskan kedalam tujuan pendidikan jasmani dan olahraga sebagai berikut: a. Keterampilan Fisikal Perkembangan dan penyempurnaan keterampilan sistem syaraf- otot adalah penting bagi efisiensi gerak dalam kehidupan sehari-hari (termasuk: postur, dan mekanika tubuh), dan efisiensi gerak bagi berbagai aktivitas jasmani, yang mengantarkan gerak semakin efisien dan efektif, penampilan gerak menjadi mudah dinikmati. Gerak dasar atau keterampilan dasar (fundamental), keterampilan berolahraga, dan keterampilan atau aktivitas ritmik adalah komponen-komponen penting dalam keterampilan fisikal ini. b. Kebugaran Fisikal Kebugaran adalah dasar keterampilan gerak tingkat tinggi (ekselensi). Perkembangan kebugaran fisik dan kesehatan memberikan kontribusi pada efektivitas kehidupan dan kesenangan hidup, dan setiap komponennya harus diajarkan melalui perpaduan tubuh dan pikiran. Pertama, para siswa diharapkan mencapai tingkat kebugaran tertentu, dan kedua, para siswa mendapatkan sejumlah pengetahuan dan berkeinginan untuk hidup sepanjang hayat. Salah satu aspek dari kebugaran fisikal adalah kesehatan-terkait kebugaran, termasuk komponen-komponen kekuatan, kelenturan, daya tahan, dan komposisi tubuh. Kebugaran gerak memperluas definisinya termasuk keseimbangan, kelincahan, koordinasi, dan kecepatan. c. Pengetahuan dan Pemahaman Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 82

Pemahaman tentang pentingnya aktivitas jasmani olahraga dan bagaimana keterkaitannya dengan kesehatan dan kesejahteraan adalah penting. Pengetahuan prinsip-prinsip ilmiah terkait aktivitas jasmani, latihan, dan kesehatan perlu dimasukkan dalam program pendidikan jasmani. Karena itu, penting untuk mengajarkan tentang tubuh sebagaimana pentingnyamengajarkan matematika dan bahasa. Unsur-unsur yang terkaitpengetahuan dan pemahaman ini adalah keterampilan merancang dan mengimplementasikan kebugaran atau program pengendalian berat badan, evaluasi kebugaran, dan keamanan dan kenyamanan berapartisipasi dalam aktivitas jasmani. Pengetahuan tentang aturan permainan, strategi, dan teknik meningkatkan partisipasi kedalam berbagai aktivitas jasmani. Permainan juga dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dalam situasi emosional tertentu. Para siswa juga perlu belajar proses untuk menampilkan keterampilan fisikal dan prinsip-prinsip dasar gerakan (seperti: kesetimbangan, penyerapan daya) yang sering ada dalam berbagai aktivitas jasmani. d. Keterampilan Sosial Pemerolehan nilai-nilai sosial yang diinginkan seperti kerjasama, komitmen, kepemimpinan, kejujuran, tanggungjawab, kedisiplinan, dan toleran perlu dibelajarkan melalui partisipasi dalam pengajaran berbagai aktivitas jasmani. Pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani sekarang ini tidak hanya perlu menanamkan penguasaan keterampilan teknik kecabangan olahraga, tetapi pada saat yang bersamaan pula dibelajarkan nilai-nilai sosial melalui rancangan dan organisasi pembelajaran secara cermat. e. Sikap dan Apresiasi Para siswa perlu mendapatkan pengalaman yang bisa membantu mereka memahami peran aktivitas jasmani dan olahraga di masyarakat. Sikap siswa terhadap aktivitas jasmani dan perasaan serta keberhasilan melakukan aktivitas jasmani mempengaruh Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 83

partisipasi mereka selanjutnya. Kecermatan perlu diperhatikan untuk mendapatkan siswa menunjukkan sikap positif dan apresiasi hasil dari pembelajaran pendidikan jasmani. Para siswa mendapatkan nilai dalam cara terbaik mereka merasakan kesenangan dan kebahagiaan ketika melakukan aktivitas jasmani yang dilakukan. Aktivitas jasmani juga memberikan suatu kesempatan untuk pelepasan ketegangan emosional melalui cara-cara yang tepat. Manakala partisipasi ditunjukkan siswa yang juga ditopang pula lingkungan, para siswa dapat meningkatkan perasaan self-esteem mereka, melepaskan ketegangan, dan mengembangkan inisiatif, mengarahkan diri, dan berkreativitas. Karena itu, seorang pakar di bidang pendidikan jasmani berkebangsaan Amerika, Don Hellison, menyatakan bahwa profesi pendidikan jasmani perlu menggapai keseimbangan antara membantu orang dan mengembangkan pokok materi (seperti; keterampilan, kebugaran, strategi, dan sebagainya). Tujuan pendidikan jasmani dapat pula dipecah kedalam subtujuan, dengan spesifikasi pengharapan jangka pendek. Tujuan yang dengan mudah dapat dicapai adalah memenuhi kebutuhan individual siswa. Dari semua tujuan yang ada pada pendidikan jasmani, meski dapat pula disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan perubahan lingkungan masyarakat. Olimpisme (Olympism) Sebagai Pokok Pikiran Gerakan Olimpiade Olimpismeadalahdasar fundamentaldan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikankeseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 84

etika yang baik pula. Visi Olimpisme adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan kegiatan-kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi. SIMPULAN Pendidikan jasmani dan olahraga mempunyai berbagai macam visi jangka panjang yang dijelaskan dan dijabarkan dalam beberapa rumusan jangka pendek agar visi tersebut dapat tercapai sesuai dengan harapan. Pendidikan jasmani dan olahraga menjadi kesatuan dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani dan olahraga berusaha menjadikan manusia yang seutuhnya pada aspek jasmani, tidak hanya itu pendidikan jasmani dan olahraga juga ikut berperan dalam membentuk aspek rohani maupun aspek sosial. Dalam olimpiade sebagai salah satu terapan, olahraga merupakandasar fundamentaldan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikankeseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika yang baik pula. DAFTAR PUSTAKA AAHPERD. (1999).Physical Education For Lifelong Fitness. The Physical Best Teacher's Guid., Champaign lllinois: Human Kinestics. Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 85

Giriwijoyo, Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI Husdarta, H.J.S..(2010). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta. KBBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Kusmaedi, Nurlan (2002) Olahraga rekreasi dan olahraga tradisional. Bandung: FPOK UPI BIODATA PENULIS Nama : Setiyawan M.Or Tempat,Tgl Lahir : Sukoharjo, 03 Desember 1990 Pekerjaan Pendidikan : Dosen Universitas Pgri Semarang : S1 Prodi Kepelatihan Olahraga Fik Uny S2 Prodi Ilmu Keolahragaan Pps Fik Uny Karya Ilmiah : 1. Implementasi Undang-Undang Sistem Keolahragaan (Jurnal Jendela Olahraga Volume 1, Nomor 1, Juli 2016) 2. Kepribadian Atlet Dan Non Atlet ( Jurnal Jendela Olahraga Volume 2, Nomor 1, Januari 2017) 3. Burnout Pada Atlet Usia Dini (Procedding Lptk Viii Fik Uny 2017) Jurnal Ilmiah PENJAS, ISSN : 2442-3874 Vol.3 No.1, Januari 2017 86