BAB III JUAL BELI IKAN DIDALAM BLUNG DI TPI DESA UJUNG BATU KEC. JEPARA KAB. JEPARA. A. Keadaan Umum Desa Ujung Batu Kec. Jepara, Kab.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM MUSHOLLA DARUL ULLUM DESA INDRAPURI. seluas 1487,5 ha/m2. Dan jumlah penduduk Desa Indrapuri adalah 3955

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Kampar dan mempunyai luas wilayah kurang lebih ha/m 2.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III PELAKSANAAN ZAKAT FITRAH DI DESA MOJKERTO KEC. KRAGAN KAB. REMBANG. A. Keadaan Umum Desa Mojokerto kec. Kragan kab.

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III KERJASAMA PERTANIAN DI DESA PADEMONEGORO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK POLA KERJA NGEDOK BIDANG PERTANIAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB III PRAKTEK JUAL BELI POHON DENGAN SISTEM IJOHAN DI DESA KEMIRI TIMUR KECAMATAN SUBAH KABUPATEN BATANG

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Tepus berada di sebelah selatan

Transkripsi:

38 BAB III JUAL BELI IKAN DIDALAM BLUNG DI TPI DESA UJUNG BATU KEC. JEPARA KAB. JEPARA A. Keadaan Umum Desa Ujung Batu Kec. Jepara, Kab. Jepara 1. Keadaan Monografis a. Letak Daerah Desa Ujung Batu termasuk wilayah Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Kelurahan Ujung Batu merupakan daerah pesisir yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Yang berjarak sekitar 1 km dari ibu kota Kabupaten Jepara. b. Batas Wilayah Adapun batas desa Ujung batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara adalah: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Desa Mulyoharjo : Desa Jobokuto : Desa Pengkol : Laut Jawa

39 Adapun luas wilayah Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara adalah: 71,523 Ha. Yang terbagi menjadi 4 RW dan 16 RT. 1 Desa Ujung Batu termasuk desa yang padat pemukiman. 2. Keadaan Demografis Dari data yang diperoleh penulis, jumlah penduduk Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara, tahun 2013 adalah: a. Jumlah penduduk: 2. 060 laki-laki, 2.169 perempuan jadi jumlah 4.229 orang, yang terdiri dari: 1.200 kepala keluarga. b. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin Tabel I Jumlah Penduduk Menurut Usia Jenis Kelamin 2 No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0-4 tahun 242 283 525 orang 2. 5-9 tahun 225 237 462 orang 3. 10-14 tahun 234 241 475 orang 4. 15-19 tahun 240 264 504 orang 5. 20-24 tahun 202 226 428 orang 6. 25-29 tahun 146 162 308 orang 1 Data Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Demak, wawancara dengan Bapak Anjar Jambore Widodo (Staf Kelurahan), tanggal 12 Agustus 2014. 2 Data Monografi Desa Ujung batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara.

40 7. 30-39 tahun 258 267 525 orang 8. 40-49 tahun 172 184 356 orang 9. 50-59 tahun 188 176 364 orang 10. 60+ tahun 153 129 282 orang Jumlah 2060 2169 4229 orang c. Mata pencaharian penduduk Mayoritas penduduk Desa Ujung Batu beprofesi sebagai nelayan secara turun temurun. Menurut hasil wawancara, penulis mendapatkan informasi bahwa mereka sebenarnya menginginkan atau ingin mendapatkan pekerjaan lain, namun mereka tidak dapat berbuat banyak, karena rata-rata nelayan mewarisi pekerjaan tersebut dari orang tua mereka. Selain itu, rata-rata nelayan di Desa Ujung Batu berpendidikan rendah sehingga tidak mempunyai ketrampilan untuk bekerja selain sebagai nelayan. 3 Secara rinci penulis sajikan melalui tabel sebagai berikut: Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Pencaharian. 4 3 Wawancara dengan Bapak Kasum (staf kelurahan) pada tanggal 12 Agustus 2014. 4 Data Monografi Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara

41 No Jenis Pekerjaan Penduduk 1. Pegawai Negeri Sipil 55 2. Pedagang Keliling 25 3. Peternak 5 4. Nelayan 700 5. Montir 5 6. Dokter Swasta 1 7. POLRI 2 8. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 25 9. Pembantu Rumah Tangga 20 10. Bidan 1 d. Tingkat pendidikan penduduk Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat, demikian pula yang terjadi di Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Dari data yang diperoleh penulis menunjukkan adanya angka yang baik dalam bidang berpendidikan, namun fakta di lapangan, pola piker masyarakat Desa Ujung Batu masih minim. Karena masyarakat di Desa Ujung Batu cenderung tidak mementingkan masalah pendidikan, akan tetapi lebih mengutamakan

42 pekerjaan untuk mendapatkan uang dari hasilnya sendiri. Secara rinci penulis sajikan melalui tabel sebagai berikut: Tabel III Tingkat Pendidikan Penduduk. 5 No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tamat Perguruan Tinggi (S2) 2 orang 2. Tamat Perguruan Tinggi (S1) 52 orang 3. Sedang Perguruan Tinggi (S1) 2 orang 4. Tamat Akademi (D1-D3) 20 orang 5. Sedang Akademi (D1-D3) 3 orang 6. Tamat SLTA/Sederajat 647 orang 7. Sedang SLTA/Sederajat 75 orang 8. Tamat SLTP/Sederajat 1.360 orang 9. Sedang SLTP/Sederajat 110 orang 10. Tamat SD/Sederajat 1.325 orang 11. Sedang SD/Sederajat 480 orang 12. Tidak Tamat SD/Sederajat 242 orang 13. TK/PAUD 45 rang 5 Data Monografi Desa Ujung batu.

43 3. Keadaan Penduduk Desa a. Keagamaan Secara keseluruhan, masyarakat Desa Ujung Batu adalah mayoritas beragama Islam. Nelayan Desa Ujung batu mempunyai keyakinan yang kuat terhadap agamanya. Mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana umat Islam pada umumnya. Masyarakat Desa Ujung Batu juga memiliki sarana prasarana keagamaan dan kegiatan-kegiatan keagamaan. Adapun sarana dan prasarana keagamaan di Desa Ujung Batu adalah: 1) Masjid : 2 2) Musholla : 10 Dari observasi yang dilakukan, penulis mendapatkan bahwa, sebagai tempat untuk menjalankan ibadah shalat, setiap harinya masjid sepi dari jama ah. Jumlah yang didapatkan penulis pada tiap kali shalat jama ah adalah 15 sampai 20 orang yang terdiri dari satu baris jama ah. Pada hari juma at, masjid di Desa Ujung Batu terasa khidmat karena hamper seluruh nelayan muslim menjalankan shalat jum at disebabkan sebagian besar nelayan di Desa Ujung Batu menjadikan hari jum at sebagai hari libur. Sedangkan musholla selain sebagai tempat ibadah shalat, juga berfungsi sebagai tempat anak-anak untuk menjalankan kegiatan keagamaan, seperti mengaji al-qur an dengan ustadz, pengajian ibu-

44 ibu, maupun untuk pengajian al-berjanji. Dari observasi di lapangan, penulis mendapatkan bahwa jumlah jama ah shalat di musholla terbanyak adalah pada waktu shalat maghrib. Dan dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil bahwa motivasi anak-anak nelayan mengikuti shalat jama ah di musholla pada shalat maghrib adalah karena mereka tertarik oleh temannya yang beranjak ke musholla ketika adzan maghrib terdengar dan sekalian mengaji al-qur an dengan pak ustadz. 6 Selain adanya sarana dan prasarana di atas, Desa Ujung Batu juga mempunyai kegiatan-kegiatan keagamaan. Adapun kegiatankegiatan tersebut adalah: 1) Kelompok bapak-bapak a) Pengajian Yasinan : Setiap hari Kamis (pukul 19.30) masing-masing RT. b) Kumpulan RT : Setiap hari Jum at (pukul 13.00) di musholla bergantian. 7 2) Kelompok ibu-ibu a) Pengajian Yasinan : Setiap hari Kamis (pukul 14.30) b) Pengajian Fatayat : Setiap hari Juma at (pukul 14.00) c) Pengajian Idharoh : Setiap hari Minggu (pukul 14.00) 6 Wawancara dengan Bapak Ustadz Muzaini, pada tanggal 16 Agustus 2014. 7 Wawancara dengan Bapak Kemin Ketua RW. 03, pada tanggal 16 Agustus 2014.

45 d) Pengajian al-berjanji : Setiap hari Minggu (pukul 19.30) 8 3) Kelompok remaja putra dan putri a) Pengajian Yasinan atau IPNU :Setiap hari Kamis (pukul 19.30) b) Pengajian al-berjanji dan rebana : Setiap hari Senin (pukul 19.30) 9 Sebagaimana umat Islam yang lain, nelayan di Desa Ujung Batu ada yang taat menjalankan ibadah, namun ada pula yang tidak taat dalam beribadah. Pekerjaan sebagai nelayan dijadikan alasan bagi nelayan yang tidak taat menjalankan ibadah, karena mereka harus pergi melaut ada yang ketika pagi hari dan pulang sian hari, dan ada yang dari sore hari pulang esok hari. Apalagi jika melaut sendirian, mereka harus pegang kemudi, pasang jarring, dan mengurus ikan sendirian. Hal tersebut merupakan alasan mereka untuk tidak menjalankan ibadah, baik shalat maupun ibadah wajib yang lainnya. Namun ada pula nelayan yang tetap kukuh menjalankan shalat dan ibadah wajib lainnya, walau dalam keadaan yang darurat, namun jumlahnya hanya sedikit. 10 2014. 8 Wawancara dengan Ibu Surati Ketua Pimpinan Pengajian Ibu-ibu, pada tanggal 18 Agustus 9 Wawancara dengan Mas Afif Ketua IPNU Desa Ujung Batu, pada tanggal 13 Agustus 2014. 10 Wawancara dengan Bapak Kosrin Modin Desa Ujung Batu, pada tanggal 18 Agustus 2014.

46 b. Sosial Ekonomi Pemenuhan kebutuhan masyarakat sering kali diidentikan dengan penghasilan yang diperoleh sebagai tolak ukur kesejahteraan warga baik tingkat desa, wilayah, maupun tingkat pemerintahan. Disinilah penulis akan sedikit menyoroti keadaan sosial ekonomi Desa Ujung Batu. Penduduk Desa Ujung Batu termasuk golongan menengah ke bawah. Sebagai desa pesisir dengan ditunjang akses melaut yang sangat luas, maka sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Ujung Batu adalah nelayan. Yang kehidupan ekonominya digantungkan terhadap sumber daya kelautan. Dan apabila terjadi musim penghujan tidak ada penghasilan dari hasil melaut sama sekali. Karena gelombang tinggi yang mengakibatkan nelayan takut untuk melaut. Walaupun demikian bukan berarti semua penduduk bermata pencaharian sama. Selain nelayan, penduduk Desa Ujung batu juga berfariasi dalam pekerjaannya. Namun tidak seorang pun yang bekerja sebagai petani dikarenakan tidak adanya sawah atau perkebunan. 11 c. Sosial Budaya Nilai sosial dan solidaritas masyarakat Desa Ujung Batu tergolong cukup tinggi, dalam kebersamaan membangun dan 11 Ibid. wawancara Bapak Anjar

47 memperbaiki prasarana umum seperti: gotong royong, kerja bakti dalam membangun masjid maupun musholla, sedekah bumi (nyadran) ritual yang diadakan satu minggu setelah hari Raya Idul Fitri kegiatan tersebut masih berjalan sampai sekarang, demikian juga kegiatan sosial keagamaan seperti: pengajian Al-Qur an, pengajian khotmil Qur an, pengajian mingguan, selapanan dan peringatan hari besar Islam. 12 B. Gambaran Umum TPI Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Tengah secara geografis memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang prospektif. Sebagai daerah pesisir di wilayah pantai Utara Jawa, Kabupaten Jepara memiliki panjang garis pantai sekitar 82 Km dan 30 gugusan pulau di Kepulauan/Kecamatan Karimunjawa, dengan 12 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang telah dibangun dan beberapa tempat pendaratan kapal/perahu nelayan tradisional lainnya serta satu Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Karimunjawa. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Ujung batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara pada awal dibangun pada tahun 1995 merupakan rekolasi dari TPI Jobokuto yang berada di atas tanah untuk pengembangan/perluasan Kantor Pelabuhan Jepara. Lokasi TPI Ujung Batu berada di muara 12 Ibid. wawancara dengan Bapak Modin

48 Sungai/Kali Wiso Kelurahan Ujung Batu Kecamatan Jepara Kota dengan posisi langsung menghadap ke laut lepas, di atas tanah Negara hasil reklamasi pantai seluas 2 Ha. 13 TPI Desa Ujung Batu adalah tempat penjualan ikan terbesar di Kabupaten Jepara, yang keberadaannya sangat menunjang bagi perikanan laut khususnya perikanan tangkap. Omset yang dihasilkan perbulannya kurang lebih 10 sampai 15 juta yang dihasilkan dari GOM 14 dari nelayan dan bakul. Di TPI Desa Ujung Batu banyak para nelayan yang akan menjual hasil tangkapannya. Banyak para pedagang ikan yang dihasilkan tidak dari nelayan sekitarnya, melainkan dari luar kota. 15 Di TPI Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara terdapat 20 Kapal yang biasanya mendarat atau menjual hasil tangkapannya. 7 kapal yang bukan asli dari Desa Ujung Batu, melainkan dari luar kota, yaitu dari Demak dan Jawa Timur. Di TPI juga terdapat 13 kapal asli dari Desa Ujung Batu itu sendiri. Ada sekitar kurang lebih 200 bakul yang sehari harinya bekerja di TPI Desa Ujung Batu, baik itu dari Desa Ujung Batu maupun luar Desa Ujung Batu. 16 13 Data TPI Desa Ujung Batu. 14 Gom yaitu potongan 2% dari harga lelang. 15 Wawancara dengan Bapak Lilik Ketua TPI Ujung Batu, pada tanggal 16 Wawancara dengan Bapak Lilik (kepala TPI)

49 C. Praktek Jual Beli Ikan di dalam blung di Tpi Desa Ujung Batu Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Di TPI Desa Ujung Batu, Kec. Jepara terkenal dengan jual beli ikan dan dikenal tidak hanya di dalam Desa Ujung batu tetapi sudah sampai ke luar Jawa Tengah. Di dalam negeri untuk pulau Jawa, banyak orang yang tahu bahwa jual beli ikan di TPI Desa Ujung Batu itu sangat memuaskan bagi orang yang membelinya. Sebagai daerah pesisir, mayoritas warganya bekerja di TPI (tempat penjualan ikan). Yang mulai kerjanya dari jam 03.00 sampai jam 08.00 wib. Dan siangnya dari jam 12.00 15.00. 17 Dari hasil wawancara, dalam jual beli ikan yang berlangsung di TPI, ada bermacam-macam bentuk transaksi. Ikan dapat dibeli dari nelayan nya langsung, atau juragan kapal, bisa jadi orang yang dipercaya untuk menjualkan ikannya. Ikan di jual dengan cara perbasket bisa juga dengan timbangan, tergantung jenis ikannya. Begitu nelayan tiba di TPI, para pembeli akan rebutan untuk melebeli 18 ikan yang ada di basket agar tidak bisa diambil oleh orang lain. Begitu ikan udah ada lebel masing-masing, baru pembeli menawar harga. Mana yang harga sesuai dengan penjual maka itu yang berhak mengambil ikan tersebut. 19 Ikan juga dijual dengan sistem 17 Wawancara dengan Bapak Suradi (pegawai TPI) 18 Memberi identitas calon pembeli pada basket, biasanya lebel ini berbentuk kertas yang di beri nama. 19 Wawancara dengan Bapak Wito (pegawai TPI)

50 lelang. Lelang juga di jual dengan perbasket, kalau lelang semua jenis ikan dijual dengan takaran basket, tidak ada yang ditimbang. Di dalam proses jual beli di TPI Desa Ujung Batu terdapat suatu bentuk transaksi yang unik yaitu dilakukan bentuk transaksi dengan cara ikan di jual di dalam blung. Tetapi cuman beberapa pedagang yang menjual dengan bentuk seperti itu. Jual beli seperti ini hanya musiman, yaitu musim rendeng ( hujan) dan pada saat padang bulan (bulan purnama). Karena pada saat itu di TPI Desa Ujung Batu tidak ada stok ikan. Karena tidak ada nelayan yang pergi melaut. Penjual itu bisa juga disebut dengan bakul rembangan. Dimana ikan tersebut didapatkan dari Rembang, kemudian dijual di TPI Desa Ujung Batu. 20 Ikan di jual langsung di dalam blung, yaitu apa adanya yang ada didalam blung tersebut tanpa ditimbang terlebih dahulu. Tetapi ada juga yang ditimbang, yaitu jenis ikan Pe. Ikan yang biasanya di jual di dalam blung itu jenisnya adalah ikan Demang, Munir, Patikoli, Krapu, Badong, Jenan. Penjual membeli ikan di rembang itu ditimbang terlebih dahulu. Kemudian ikan dimasukkan kedalam blung untuk di bawa ke TPI Ujung Batu. Ikan dimasukkan dengan menggunakan perkiraan saja. Blung juga di isi Es dan air, yang gunanya untuk mengawetkan ikan tersebut agar masih terlihat segar sampai di TPI Ujung Batu. 21 20 Wawancara dengan Ibu Sriatun (penjual ikan). 21 Wawancara dengan Bapak Surono (penjual ikan).

51 Menurut hasil wawancara, begitu nyampek di TPI Ujung Batu, ikan langsung di ambil oleh para pembeli. Pembeli hanya bisa melihat ikan yang ada diatasnya saja. Tetapi terkadang juga ada pembeli yang memasukan tangannya guna ingin tahu kualitas ikan yang ada di blung tersebut. 22 Itupun tidak bisa mengetahui pasti bagaimana kualitas ikan yang ada di dalam blung. Apakah sama kualitas dan kuantitas antara ikan di blung yang satu dengan blung yang lain. 23 Kemudian penjual dan pembeli memutuskan harga ikan tersebut. Tetapi pembayarannya dilakukan esok harinya, setelah ikan habis terjual. Kalau ikan nya bagus, maka pembeli akan membayar sesuai dengan kesepakatan. Tetapi ternyata kualitas ikannya jelek, maka pembeli memotong harga ikan tersebut, karena tidak mendapatkan untung atau untungnya hanya sedikit. 24 Tetapi tidak semua penjual yang membolehkan potongan harga, karena itu bisa merugikan penjual. 25 Kalau penjual tidak memperbolehkan potongan harga, maka yang menanggung kerugian adalah pembeli itu sendiri. Misalnya Ibu Nur Khayatun mengambil 2 blung jenis ikan Gerandong dari Ibu Sriatun dengan kesepakatan harga 450 ribu perblungnya. Kemudian Ibu Nur Khayatun menjualnya secara eceran menggunakan takaran dunak 26 22 Wawancara dengan Ibu Nur khayatun (pembeli ikan). 23 Wawancara dengan Ibu Juyati (pembeli ikan). 24 ibid wawancara dengan Ibu Sriatun. 25 Wawancara dengan Ibu Supik. 26 Tempat ikan yang terbuat dari anyaman yang biasa digunakan sebagai takaran menjual ikan di TPI Desa Ujung Batu.

52 dan mendapatkan hasil 520 ribu. Setelah ikan habis terjual barulah Ibu Nur Khayatun membayar kepada Ibu Sriatun seharga 450 ribu yang merupakan harga kesepakatan awal. Dan Ibu Juyati juga mengambil 1 blung jenis ikan Gerandong dari Ibu Sriatun juga, dengan harga yang sama dengan Ibu Nur Khayatun. Tetapi Ibu Juyati membayarnya tidak sama dengan Ibu Nur Khayatun atau tidak sesuai dengan harga yang telah disepakati yaitu 420 ribu. Alasan Ibu Juyati tidak membayar sesuai dengan itu karena Ibu Juyati tidak merasa mendapatkan untung sebab ikan yang didapatkan Ibu Juyati kualitasnya tidak sebagus ikan milik Ibu Nur Khayatun.