GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
IMLEMENTASI PELAYANAN KESEHATAN WAJIB DI PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Inka Ines Soputan*, Febi K. Kolibu*, Chreisye K.F.

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PENINGKATAN PELAYANAN GIZI DALAM MENUNJANG AKREDITASI PUSKESMAS

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

VISI DAN MISI BUPATI MENUJU KAB BLITAR LEBIH SEJAHTERA, MAJU DAN BERDAYA SAING

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR UPT PUSKESMAS KECAMATAN CIGOMBONG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KABUPATEN SIDOARJO

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

LAMPIRAN. Daftar Pertayaan No. Indikator Pertanyaan

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 57

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

INOVASI Pelayanan kesehatan DTPK

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING) PUSKESMAS MANIMPAHOI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

PUSKESMAS 3 April 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

STRATEGI DINAS KESEHATAN MEMPERKUAT KESEHATAN MENTAL MELALUI PELAYANAN PRIMER. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Transkripsi:

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN 2017 Donni Hanni Andika Lomboan*, Franckie R. R. Maramis*, Chreisye K. F. Madagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yakni keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua salah satunya upaya kesehatan masyarakat esensial, yang terdiri dari promkes, kesling, KIA/KB, gizi dan P2P. Puskesmas Kawangkoan yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten Minahasa yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan dalam hal ini upayan kesehatan masyarakat esensial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan total informan 6 orang. Pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan sudah berjalan dengan baik karena bukti laporan yang selalu dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, serta program-program kegiatan yang rutin dilakukan oleh petugas kesehatan promosi kesehatan, namun memiliki kendala-kendala seperti kurangnya sumber daya manusia kesehatan dalam hal ini tenaga kesehatan dan sulitnya mengumpulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan di posnyandu. Saran dari penelitian ini, program-program yang sudah berjalan baik nantinya terus dipertahankan, perlunya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masing-masing program pelayanan kesehatan, perlunya kerja sama dengan pemerintah kelurahan/desa atau toko agama untuk melakukan penyuluhan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi. Kata Kunci: Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial di Puskesmas PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat atau puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mempunyai peranan penting dalam sistem kesehatan nasional khususnya subsistem kesehatan. Pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif 1

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014). Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, maka puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yakni keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan pengembangan (Permenkes RI, No. 75 Tahun 2014). Adapun yang menjadi upaya kesehatan masyarakat esensial antara lain: a. Pelayanan promosi kesehatan. b. Pelayanan kesehatan lingkungan. c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. d. Pelayanan gizi e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Dalam penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Soputan (2016), imlementasi pelayanan kesehatan wajib di puskesmas ratahan kabupaten minahasa tenggara, menunjukan bahwa dalam implementasi pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan secara keselurahan belum berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari pelaksanaan pelayanan kesehatan wajib di puskesmas untuk program kesehatan lingkungan pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dalam bentuk laporan, Sumber daya manusia kesehatan yang menjadi pelaksana program pelayanan kesehatan wajib puskesmas masih kurang, semua tenaga kesehatan yang ada di masing-masing program sudah pernah mengikuti pelatihan, pengawasan dan monitoring dari dinas kesehatan belum secara efektif dilakukan karena tidak ada jadwal yang pasti. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Puskesmas 2

Kawangkoan Kecamatan Kawangkoan Utara pada bulan Mei sampai Juni 2017. Informan penelitian ini adalah Penanggung Jawab Program Promosi Kesehatan, Penanggung Jawab Program Kesehatan Lingkungan, Penanggugn Jawab Program Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana, Penanggung Jawab Program Gizi, dan Penanggung Jawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan instrumen tambahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, alat perekam suara (voice recording) dan alat tulis menulis (Moleong, 2014). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Analisa data melalui langkah-langkah tahap pengumpulan data, tahap reduksi, tahap penyajian, tahap penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pelayanan Promosi Kesehatan dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial Program dari promosi kesehatan sudah berjalan, baik itu di posyandu dan di luar posyandu berupa penyuluhan di masyarakat. Kegiatankegiatan dari promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan baik itu di posyandu dan diluar posyandu. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaksanaan pelayanan program promosi kesehatan yaitu sumber tenaga manusia kesehatan dalam hal ini petugas kesehatan, serta kendala di masyarakat yakni sulitnya mengupulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang Gambaran Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pelayanan promosi kesehatan, tetapi masih memiliki kendala-kendala yaitu seperti kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas. Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional. Hal ini dapat 3

dilihat bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015-2019 melalui peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah republik Indonesia (Kepmenkes RI, 2015). Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial Program dari kesehatan lingkungan sudah berjalan di masyarakat, baik itu di posyandu melakukan penyuluhan dan di luar posyandu berupa pengecekan ke tempat-tempat makan, depot air, dan tempat pembuangan sampah di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari kesehatan lingkungan lebih banyak turun di lapangan. Adapun kendala yang dihadapi dalam program promosi kesehatan yakni sulitnya mengupulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan. Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat 4

rekreasi serta tempat dan fasilitas umum. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial Program dari KIA/KB sudah berjalan baik itu di posyandu maupun diluar posyandu dan kegiatan-kegitannya berupa pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu hamil beresiko tinggi sampai dengan imunisasi. Program KIA/KB ini memiliki kendala yaitu dalam kurangnya tenaga kesehatan yang bertugas, karena pada saat petugas kesehatan lain pergi ke posyandu, di dalam puskesmas hanya tertinggal satu orang yang bertugas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang Gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, tetapi masih memiliki kendala yaitu kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas. Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang salah satu poinnya yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak (Permenkes RI, No. 39 Tahun 2016). 5

Pelaksanaan Pelayanan Gizi dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial Program dari gizi sudah berjalan di posyandu dan kegiatan-kegiatannya berupa pemeriksaan penimbangan, pemberian makanan tambaha pada bayi, dan memantau status gizi dari balita. Adapun kendala yang dihadapi di dalam pelayanan program gizi ini yakni mencatat atau mencari tahu setiap bayi yang tidak pergi saat dilakukannya posyandu dan program pelayanan gizi ini memiliki kendala yaitu kurangannya tenaga kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soputan (2016) tentang Imlementasi pelayanan kesehatan wajib di puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara menyatakan bahwa program gizi dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan sudah berjalan dengan baik lewat capaian laporan yang ada. Didalam upaya kesehatan masyarakat esensial pelayanan yang diberikan termasuk pelayanan gizi. Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan operasional salah satunya yaitu perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya untuk Pengendalian Prevalensi Balita Pendek (Stunting) (Kepmenkes RI, 2015). Pelaksanaan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial Program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan baik itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa penyuluhan di posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti program yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumahrumah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang Gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan 6

Dumoga Timur menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pencegahan dan pengandalian penyakit, tetapi masih memiliki kendala yaitu kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas. Pencegahan dan pengendalian penyakit tahun 2017 diarahkan pada percepatan pencapaian sasaran, pembangunan kesehatan melalui pendekatan keluarga sehat. Adapun pencegahan lain yaitu upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dalam penanggulangan penyakit menular dilakukan melalui kegiatan, promosi kesehatan, surveilans kesehatan, pengendalian faktor risiko, penemuan kasus, penanganan kasus, pemberian kekebalan (imunisasi), pemberian obat pencegahan secara massal, dan kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri (Permenkes RI, No. 82 Tahun 2014). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Dalam rangka mengendalikan penyakit tidak menular, khususnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker, dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut, peningkatan deteksi dini faktor risiko PTM melalui posbindu, peningkatan akses pelayanan terpadu PTM di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), penyuluhan tentang dampak buruk merokok, menyelenggarakan layanan upaya berhenti merokok (Permenkes RI, No. 39 Tahun 2016). KESIMPULAN 1. Pelaksanaan program dari promosi kesehatan sudah berjalan, baik itu di posyandu dan di luar posyandu berupa penyuluhan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan baik itu di posyandu dan diluar posyandu. 2. Pelaksanaan program dari kesehatan lingkungan sudah berjalan di masyarakat, baik itu di posyandu melakukan penyuluhan dan di luar posyandu berupa pengecekan ke tempattempat makan, depot air, dan tempat pembuangan sampah di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari kesehatan lingkungan lebih banyak turun di lapangan. 7

3. Pelaksanaan program dari KIA/KB sudah berjalan baik itu di posyandu maupun diluar posyandu dan kegiatankegitannya berupa pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu hamil beresiko tinggi sampai dengan imunisasi. 4. Pelaksanaan program dari gizi sudah berjalan di posyandu dan kegiatan-kegiatannya berupa pemeriksaan penimbangan, pemberian makanan tambaha pada bayi, dan memantau status gizi dari balita. 5. Pelaksanaan program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan baik itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa penyuluhan di posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti program yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumah-rumah. kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, gizi, dan pencegahan dan pengendalian penyakit, setiap program-program sudah berjalan baik nantinya terus dipertahankan untuk supaya akan terus dipercaya oleh masyarakat dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. 2. Perlunya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masingmasing program pelayanan kesehatan. 3. Perlunya kerja sama dengan pemerintah kelurahan/desa atau toko agama untuk melakukan penyuluhan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan masyarakat esensial di puskesmas. SARAN 1. Untuk setiap tenaga kesehatan dalam program pelayanan DAFTAR PUSTAKA 8

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1428/MENKES/SK/XII/. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas. Jakarta. Di akses pada tanggal 26 Juni 2017. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK. 02. 02/MENKES/52. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta. Di akses pada tanggal 30 Maret 2017. Moleong L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39. 2016. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Di akses pada tanggal 15 Juli 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Di akses pada tanggal 1 Juli 2017. Permenkes RI Nomor 75. 2014. Undang-Undang Pusat Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Mahardika. Permenkes RI Nomor 82. 2014. Penanggulangan Penyakit Menular. Di akses pada 15 Juli 2017. Soputan I. I. 2016. Imlementasi Pelayanan Kesehatan Wajib Di Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Suradnya G. W. I. 2014. Gambaran Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumuga Timur. Undang Undang RI Nomor 36. 2009. Kesehatan. Jakarta. Di akses pada tanggal 26 Juni 2017. 9