PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

ANALISA TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Analisis Seismotektonik dan Periode Ulang Gempabumi.. Bambang Sunardi dkk

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Analisis Tingkat Resiko Gempa Bumi Tektonik

*

ANALISIS ANOMALI UDARA BEBAS DAN ANOMALI BOUGUER DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

ANALISIS PERIODE ULANG DAN AKTIVITAS KEGEMPAAN PADA DAERAH SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA

Estimasi Nilai Percepatan Tanah Maksimum Provinsi Aceh Berdasarkan Data Gempa Segmen Tripa Tahun Dengan Menggunakan Rumusan Mcguire

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

Analisis Percepatan Tanah Maksimum Wilayah Sumatera Barat (Studi Kasus Gempa Bumi 8 Maret 1977 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

Berkala Fisika ISSN : Vol. 18, No. 1, Januari 2015, hal 25-42

ANALISA TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPABUMI DI WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI MELKI ADI KURNIAWAN NIM

STUDI AWAL HUBUNGAN GEMPA LAUT DAN GEMPA DARAT SUMATERA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS TINGKAT SEISMISITAS DAN TINGKAT KERAPUHAN BATUAN DI MALUKU UTARA ANALYSIS OF SEISMICITY LEVEL AND ROCKS FRAGILITY LEVEL IN NORTH MALUKU

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

STUDI A ALISIS PARAMETER GEMPA DA POLA SEBARA YA BERDASARKA DATA MULTI-STATIO (STUDI KASUS KEJADIA GEMPA PULAU SULAWESI TAHU )

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

MENENTUKAN PELUANG DAN PERIODE ULANG GEMPA DENGAN MAGNITUDE TERTENTU BERDASARKAN MODEL GUTTENBERG - RITCHER

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

SURVEY DAN ANALISIS SEISMISITAS WILAYAH JAWA TIMUR BERDASARKAN DATA GEMPA BUMI PERIODE SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

STUDI B-VALUE UNTUK ANALISIS SEISMISITAS BERDASARKAN DATA GEMPABUMI PERIODE (Studi Kasus: Gorontalo) ABSTRAK

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

HAZARD POTENTIAL DISTRIBUTION OF AFFECTED BY THE TSUNAMI IN THE ALONG SOUTH COAST REGION OF MALANG, EAST JAVA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI DI ACEH

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

Analisis Bahaya Kegempaan di Wilayah Malang Menggunakan Pendekatan Probabilistik

ANALISIS REKAHAN GEMPA BUMI DAN GEMPA BUMI SUSULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OMORI

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

KAITAN B VALUE DENGAN MAGNITUDO DAN FREKUENSI GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SUMATERA UTARA TAHUN

ANALISIS RELOKASI HIPOSENTER GEMPABUMI MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE DIFFERENCE WILAYAH SULAWESI TENGAH (Periode Januari-April 2018)

Sulawesi. Dari pencatatan yang ada selama satu abad ini rata-rata sepuluh gempa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN DAERAH RENTAN GEMPA BUMI SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA RUANG DAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

STUDI b-value UNTUK PENGAMATAN SEISMISITAS WILAYAH PULAU JAWA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. tembok bangunan maupun atap bangunan merupakan salah satu faktor yang dapat

Mapping of tsunami prone areas in coastal region of Kema, North Sulawesi

Estimasi Periode Ulang Gempa Bumi Di Wilayah Sulawesi Dengan Menggunakan Distribusi Gumbel

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI DI SUMATERA BARAT PADA PERIODE

ENERGI POTENSIAL GEMPABUMI DI KAWASAN SEGMEN MUSI, KEPAHIANG-BENGKULU EARTHQUAKE POTENTIAL ENERGY IN THE MUSI SEGMENT, KEPAHIANG-BENGKULU AREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

STUDI POLA KEGEMPAAN PADA ZONA SUBDUKSI SELATAN JAWA BARAT DENGAN METODE SEGMEN IRISAN VERTIKAL

PENENTUAN POTENSI GEMPA BUMI MERUSAK BERDASARKAN PARAMETER KEGEMPAAN DI WILAYAH BUSUR BANDA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Deputi Bidang Koordinasi Insfratruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Kondisi Seismotektonik Wilayah Sumatera

PETA MIKROZONASI PENGARUH TSUNAMI KOTA PADANG

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

Wahana Fisika, 2(2), e-issn :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

Kata kunci : Tsunami, Tsunami Travel Time (TTT), waktu tiba, Tide Gauge

Analisis Kejadian Rangkaian Gempa Bumi Morotai November 2017

NEPAL MASIH PUNYA POTENSI GEMPA BESAR

ESTIMASI MAGNITUDO GEMPABUMI LOKAL DENGAN MEMANFAATKAN PERIODE DOMINAN GELOMBANG P DI PROVINSI MALUKU UTARA

Transkripsi:

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SEISMISITAS Bayu Baskara 1, I Ketut Sukarasa 1, Ardhianto Septiadhi 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali Indonesia 80361. Email : ketut_sukerasa@unud.ac.id Abstrak Bali merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami karena berada di wilayah pertemuan dua lempeng yaitu lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang terletak di sebelah selatan Bali dan zona back arc trust yang terletak di utara Bali. Telah dilakukan penelitian tentang bahaya gempa bumi dan potensi tsunami di Balidiantaranya berdasarkan nilai seismisitas yang diinterpretasikan oleh nilai b dan a. Penelitian ini menggunakan data gempa bumi pada koordinat 6-11 LS dan 114-116 BT dimulai pada Januari 1966 sampai Desember 2015 dengan 339 data yang kemudian diolah menggunakan Zmap sehingga diperoleh nilai b sebesar 1,57 ± 0,08 dan nilai a sebesar 10,6 dan magnitudo maksimum sebesar 7,1 Mw. Dari pemetaan nilai b dan a diketahui bahwa daerah yang memiliki nilai b dan a tertinggi terletak pada daerah lautan untuk wilayah selatan Bali dan daerah Karangasem serta buleleng untuk wilayah utara Bali. Selanjutnya untuk pemetaan tsunami di Bali menggunakan aplikasi TOAST diperoleh daerah rawan tsunami di Bali yaitu Pantai Kuta, Buleleng Timur dan Karangasem. Kata Kunci: Seismisitas, Gempa Bumi, Tsunami, Bali. Abstract Bali is one of the areas prone to earthquake and tsunami as being at the junction of two plates, namely the Eurasian plate and the Indo-Australian plate is located in the south of Bali and back arc trust zones are located in the North of Bali. We need research on the potential dangers of earthquakes and tsunami in Bali are based on the value of seismicity which is interpreted by the value of b and a. This study uses earthquake data on the coordinates 6-11 SLand 114-116 EL with 339 data that was processed using Zmap in order to obtain the value of b at 1.57 ± 0.008 and the value of a is 10.6 and maximum magnitude of 7.1 Mw. From mapping the values of b and a known area that has the highest value of b and a lies in the sea area to the south of Bali, Karangasem and Buleleng to the northern region of Bali. Furthermore, for mapping the tsunami in Bali using the TOAST application obtained tsunami prone areas of Bali, Kuta Beach, East Buleleng and Karangasem. Keywords: Seismicity, Earthquake, Tsunami, Bali. I. PENDAHULUAN Gempa bumi adalah getaran permukaan tanah yang dikaibatkan oleh pelepasan energi terakumulasi secara tibatiba. Gempa bumi dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantranya patahan batuan/sesar (Muhammad,2008). Gempa bumi sering melanda daerah-daerah di Indonesia, hal ini dikarenakan Indonesia 20 dilalui oleh tiga lempeng yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Pertemuan lempeng Indo- Australia dan Eurasia membentang sepanjang barat sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Sedangkan pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng pasifik terletak di sepanjang maluku (Rahmadi,2008).

Pemetaan Bahaya Gempa Bumi dan Ptensi Alam Di Bali Berdasarkan Nilai Seismisitas (Bayu Baskara,dkk) Bali merupakan salah satu wilayah Indonesia yang termasuk daerah rawan gempa bumi. Karena Bali diapit oleh dua sumber gempa bumi, yaitu zona subduksi di sebelah selatan Bali yang merupakan pertemuan dua lempeng yaitu lempeng Indo- Australia yang bergerak dari selatan ke utara dan lempeng Eurasia yang bergerak dari utara ke selatan. Adapun sebelah utara Bali terdapat zona Back arc trust yang membentang dari utara Bali sampai ke Flores (Hapsoro,2010). Berdasarkan catatan BMKG, gempa bumi beberapa kali melanda Bali. Diantaranya gempa bumi tahun 1816 yang disebut Gejer Balimenewaskan sedikitnya 1500 orang. Gempa bumi ini juga menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang sepanjang pesisir Karangasem dan buleleng. Selanjutnya gempa bumi seririt pada tahun 1976 dan gempa bumi yang dua kali melanda Karangasem yaitu pada tahun 1979 dan 2004 (Darsono,2016). Berdasarkan uraian tersebut maka Bali dapat digolongkan termasuk daerah rawan gempa bumi dan berpotensi terjadi tsunami. Oleh karena itu perlu diadakannya penelitian tentang bahaya gempa bumi dan potensi tsunami di Bali. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Gempa Bumi Bila dua buah lempeng bertumbukan, maka pada daerah batas antara dua lempeng akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah lempeng yang lain, inilah yang disebut subduksi. Pada umumnya lempeng samudera akan menyusup ke bawah lempeng benua, hal ini dikarenakan densitas lempeng samudera lebih besar dibandingkan dengan lempeng benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar sehingga melampaui kekuatan maksimumnya, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi pada daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempabumi (Pepen,2008). 2.2 Teori Tsunami Tsunami adalah perpindahan badan air yang terjadi karena adanya gangguan impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal atau dalam arah horizontal seperti gempa bumi (Trianawati,2008). Beberapa syarat terjadinya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi adalah sebagai berikut: a. Gempa bumi yang berpusat di tengah laut b. Gempa Bumi dengan kedalaman dibawah 60 km c. Gempa bumi dengan kekuatan 6,5 Mw d. Gempa bumi dengan pola sesar naik atau turun. 2.3. Hubungan Frekuensi dengan Magnitudo Gempa Bumi Jumlah gempa N dengan magnitudo M, persamaan Guttenberg-Richer dapat dinyatakan dengan persamaan 2.1 (Rahmadi,2008). Dimana : Log N = a b. M (2.1) N = jumlah gempa a,b = konstanta M = magnitudo Nilai a dan b disebut nilai seismisitas, yaitu nilai yang menunjukkan tingkat kegempaan suatu daerah. Nilai a yaitu menyatakan tingkat keaktifan gempa bumi disuatu daerah yang sedang diamati, sedangkan nilai b menyatakan keadaan tektonik di daerah yang sedang diamati atau tingkat kerapuhan batuan (Rahmadi,2008). III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan beberapa software dalam pengolahannya yaitu, Microsoft Office 2013, Google Earth, matlab R2008a, Zmap, dan TOAST. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dengan parameter gempa bumi yaitu 21

waktu kejadian, koordinat kejadian, kedalaman, dan magnitudo gempa bumi. Data tersebut diperoleh dari portal data seismologi United State Geological Survey (USGS) dengan waktu kejadian dimulai tahun 1966-2015, kedalaman gempa lebih kecil dari 300 km dan magnitudo diatas 3. Adapun daerah penelitian terletak pada koordinat 6-11 LS sampai 114-116 BT. Tahapan pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghimpun data gempa bumi sesuia dengan parameter yang telah ditentukan 2. Mengkonversi magnitudo gempa bumi ke dalam magnitudo momen (Mw). Hal ini dilakukan karena Mw tidak mengalami saturasi. Adapun konversi magnitudonya dapat dilakukan dengan persamaan seperti pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Konversi magnitudo No. Korelasi magnitudo 1 Mw=0,143(Ms) 2-1,051 (Ms)+7,285 2 Mw=0,114(Mb) 2-0,556(Mb)+5,560 3 Mw=0,787(Me)-1,537 4 Mb=0,125(Ml) 2-0,389(Ml)+3,513 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data kejadian gempa bumi USGS dengan parameter kedalaman 300 km dan magnitudo 5 Mw serta waktu kejadian gempa bumi dimulai pada Januari 1966 sampai Desember 2015 untuk wilayah Bali dengan koordinat 6-11 LS dan 114-116 BT diperoleh sebanyak 339 kejadian gempa bumi. 4.1. Menghitung Nilai Seismisitas dan Magnitudo Maksimum Perhitungan dan pemetaan nilai b dan a pada penelitian ini menggunakan software Zmap. Adapun hasil perhitungan nilai b dan a dapat diperlihatkan seperti pada Gambar 4.1 Dari perhitungan diperoleh nilai b sebesar 1,57 ± 0,08 dan nilai a sebesar 10,6.nilai b menunjukkan tingkat kerapuhan batuan pada suatu wilayah. Dimana semakin besar nilai b maka semakin rapuh batuan diwilayah tersebut. Nilai b yang diperoleh tergolong tinggi, dimana rentang nilai b biasanya antara 0,3 1,8 (Hurtig,1984). Hal ini menunjukkan bahwa Bali tergolong daerah yang memiliki batuan yang rapuh sehingga mudah terjadi gempa bumi. Adapun nilai dari a menunjukkan tingkat Keterangan : Mw = Magnitudo Momen Ms = Magnitudo Surface Mb = Magnitudo Body Me = Magnitudo Energi Ml = Magnitudo Lokal Md = Magnitudo Durasi 3. Menyeleksi data gempa bumi dengan magnitudo diatas 5 Mw. 4. Menghitung dan membuat pemetaan nilai b dan a dengan menggunakan software Zmap 6.0. 5. Menghitung nilai magnitudo maksimum dengan menggunakan persamaan. 6. Membuat pemetaan potensi tsunami menggunakan aplikasi TOAST dengan parameter-parameter tertentu. Parameter yang digunakan adalah magnitudo maksimum, frekuensi kedalaman tertinggi, dan karakteristik fault. Ket: = Nilai Kumulatif ; =Nilai Non-Kumulatif; = Nilai Mc ; =Nilai Kumulatif dan Non-Kumulatif Gambar 4.1 Kurva distribusi frekuensi gempa bumi di Bali 22

Pemetaan Bahaya Gempa Bumi dan Ptensi Alam Di Bali Berdasarkan Nilai Seismisitas (Bayu Baskara,dkk) Gambar 4.2Pemetaan nilai a Gambar 4.3 Pemetaan nilai b keseringan gempa bumi. Dimana nilai a yang diperoleh tergolong besar jika dibandingkan daerah lain seperti Gorontalo yakni sebesar 9,4 (Nutrifiani,2014), tetapi masih lebih kecil jika dibandingkan nilai a daerah Jawa Timur yang mencapai 11,7 (Jihan,2013). Adapun dengan nilai b dan a dapat diperoleh magnitudo maksimum yaitu sebesar 7,1 Mw, dimana nilai magnitudo maksimum ini menujukkan magnitudo tertinggi apabila terjadi gempa bumi di Bali. 4.2Pemetaan Nilai Seismisitas Pemetaan nilai seismisitas ditunjukkan dengan pemetaan nilai b dan a, seperti pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3. Dari Gambar4.2 dan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa wilayah Bali yang memiliki tingkat kerapuhan batuan serta tingkat keseringan gempa bumi dengan nilai tertinggi berada pada daerah sekitar Karangasem Utara dan Buleleng Timur untuk wilayah Bali Utara. adapun untuk wilayah Bali Selatan berada pada wilayah lautan. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah Karangasem Utara dan Buleleng Timur rawan terjadi gempa bumi. 4.3. Pemetaan Potensi Tsunami di Bali Pemetaan potensi tsunami dilakukan dengan membagi Bali menjadi dua wilayah, yaitu Bali bagian utara dan Bali bagian selatan dengan mgnitudo dan kedalaman yang sama, dengan menggunakan parameter fault yang berbeda mengikuti karakteristik faultmasing-masing sumber gempa pada kedua wilayah tersebut. Pemetaan ini menggunakan software TOAST. 4.3.1 Pemetaan potensi tsunami di Bali utara Pemetaan ini dilakukan dengan memasukkan beberapa parameter yaitu Magnitudo 7,1, kedalaman 30 km, koordinat 7,8 LS dan 115 BT dan parameter fault dengan jenistrustfault,strike 133,8, dip 24, serta rake121. Adapun setelah 23

dilakukan running menggunakan TOAST diperoleh hasil seperti pada Gambar 4.4 Pada Gambar 4.4 dapat dilihat daerah-daerah yang terkena dampak apabila terjadi tsunami dengan parameter yang telah ditentukan. Daerah dengan dampak terbesar adalah Karangasem Utara dan Buleleng Timur dengan status siaga. Adapun daerah lain masih berstatus waspada. Data daerah yang terkena dampak, ketinggian gelombang, waktu tempuh serta statusnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa apabila terjadi tsunami di Balidengan sumber gempa bumi di utara Bali maka daerah yang pertama kali terkena dampak adalah Karangasem Utara dan Buleleng Timur dengan waktu kurang dari 5 menit. Sedangkan daerah lainnya membutuhkan waktu lebih dari 10 menit. Tabel 4.1 Daftar daerah yang terkena dampak tsunami di Bali utara Keting Waktu Status No Daerah gian Gelom bang (m) Tempuh (Menit) 1 Buleleng Bagian Timur 0,69 04:30 Siaga Karangasem 2 Utara 0,61 04:00 Siaga Buleleng Barat 0,41 10:00 Waspada 3 4 Pantai Kuta 0,33 24:30 Waspada 5 Pantai Sanur 0,25 24:30 Waspada 4.3.2 Pemetaan potensi tsunami di Bali Selatan Pemetaan ini dilakukan dengan memasukkan beberapa parameter yaitu magnitudo 7,1, kedalaman 30 km, Koordinat : 79,7 LS dan 114,8 BT dan parameter fault dengan jenisnormal fault, strike275,8, dip 23, serta rake125. Adapun setelah dilakukan running menggunakan TOAST diperoleh hasil seperti pada Gambar 4.5. Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa daerah yang terkena dampak paling besar apabila terjadi tsunami dengan sumber gempa bumi di Bali Selatan adalah sepanjang pantai Bali selatan. Diantaranya adalah pantai Kuta, Nusa Penida, dan lainnya. Data daerah yang terkena dampak, ketinggian gelombang, waktu tempuh serta statusnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa apabila terjadi tsunami di Balidengan sumber gempa bumi di selatan Bali, maka daerah yang pertama kali terkena dampak adalah Pantai Kuta dan Pulau Nusa Penida dengan waktu kurang dari 10 menit. Sedangkan daerah lainnya membutuhkan waktu lebih dari 10 menit. Gambar 4.4 Pemetaan potensi tsunami di Bali 24

Pemetaan Bahaya Gempa Bumi dan Ptensi Alam Di Bali Berdasarkan Nilai Seismisitas (Bayu Baskara,dkk) Gambar 4.5 Pemetaan potensi tsunami di Bali selatan Tabel 4.2 Daftar daerah yang terkena dampak tsunami di Bali selatan No Daerah Keting gian Gelom bang (m) Waktu Tempuh (Menit) Status 1 Pantai Kuta 0,47 08:00 Siaga Pulau Nusa Waspada 2 Penida 0,35 09:00 3 Jembrana 0,34 19:00 Waspada 4 Tabanan 0,22 27:00 Waspada 5 Klungkung 0,21 17:00 Waspada V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Nilai seismisitas yang diinterpretasikan oleh tingkat kerapuhan batuan (nilai b) dan tingkat keseringan gempa bumi (nilai a) yang di peroleh untuk daerah Bali sebesar 1,57 ± 0,08 dan 10,6. 2. Nilai magnitudo maksimum gempa bumi di Bali berdasarkan data penelitian diperkirakan sebesar 7,1 Mw. 3. Bali merupakan daerah rawan gempa bumi dimana daerah paling rawan untuk didaratan adalah Karangasem dan Buleleng, serta Bali memiliki potensi tsunami yang cukup tinggi dengan dampak terbesar adalah Pantai Kuta, Buleleng Timur dan Karangasem Utara dengan status siaga. DAFTAR PUSTAKA Darsono. Sejarah Gempa Bumi di Bali, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/sejar ah-gempa-merusak, Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. E. Hurtig and H siller. 1984. Earthquakes and Seismic Hazard. Academy verlag. Berlin. Hapsoro. Analisis Probabilitas Gempa Bumi Daerah Bali dengan Distribusi Poison. Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar. Nia Sonaya, Jihan. 2013. Survey dan Analisis Seismisitas Wilayah Jawa Timur Berdasarkan Data Gempa Bumi Periode 1999-2013 sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi. Jurusan Fisika. FMIPA. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. Nutrifiani. 2014. Identifikasi Sesar di Wilayah Gorontalo dengan Analisis Mekanisme Bola Fokus. Jurusan Fisika. FMIPA. UNSRAT. Manado. Reza,Muhammad. 2008. Studi Mekanisme Sumber Gempa Bumi Nias 2005, Program Pendidikan Diploma III, Jurusan Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika,Jakarta. Supendi,Pepen. 2008. Analisis Aktifitas Seismik di Jawa Barat dan sekitarnya. Program Pendidikan Diploma III, Jurusan Geofisika, Akademi Meteorologi dan Geofisika,Jakarta. Tri Wardana,Rahmadi.2008. Analisa Statistik Tingkat Keaktifan Gempa Bumi di Daerah Jawa Timur dan Sekitarnya, Program Pendidikan Diploma III, Jurusan Geofisika, 25

Akademi Meteorologi dan Geofisika,Jakarta. Trianawati sugito,s.t,m.t. 2011. 2008. Tsunami. Jurusan Pendidikan Geografi. Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta. 26