BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mengembangkan segenap potensi yang dimiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pembelajaran keramik berbasis potensi lokal merupakan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No 32 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai materi sampingan, karena dianggap kurang penting atau

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

TRIANI WIDYANTI, 2014 PELESTARIAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan yaitu implementasi, proses tersebut memerlukan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang kompeten dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. harapan kehidupan yang lebih sejahtera. Dunia sedang menuju ke arah

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan. Pendidikan juga merupakan proses perubahan pola pikir,

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada program

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Melalui observasi awal di lapangan yang telah dilakukan di sekolah- sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum bukanlah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah sebagai salah satu sarana untuk mencetak generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peradaban dunia. Menurut pasal 1 ayat (19) Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya mengembangkan segenap potensi yang dimiliki anak menuju kemandirian. Proses pendidikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang berlangsung secara simultan. Selain itu, proses pendidikan dapat dipandang sebagai proses pembudayaan individu dalam lingkungannya, sehingga dapat mewarisi nilai-nilai budaya yang dijadikan pedoman oleh seluruh anggota masyarakat. Hal ini sesuai dengan Pasal 32 UUD 1945 yang pentingnya membangun kebudayaan nasional sebagai puncak dari budaya daerah untuk dijadikan kepribadian setiap Warga Negara Indonesia. Perkembangan mutakhir, mutu pendidikan di Indonesia diikat dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dimana kompetensi tersebut mempertimbangkan perkembangan masyarakat masing-masing. Untuk itulah setiap satuan pendidikan memiliki wewenang untuk menyusun kurikulum masingmasing yang disebut juga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pilihan penyerahan mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan sebagai perwujudan dari otonomi sekolah yang harus dipandang sebagai peluang besar oleh setiap guru untuk menyususn kurikulum sesuai dengan konteks lingkungan di sekolah masing-masing. Dalam pelaksanaannya, penyususnan KTSP khususnya mata pelajaran seni budaya tidaklah mudah. Tahapan yang harus dilalui dalam penyusunan KTSP seni budaya harus dilakukan studi lapangan mengenai kondisi objektif potensi 1

sosial budaya di lingkungan sekolah. Selanjutnya merumuskan tujuan berdasarkan skala prioritas mengenai seni budaya tradisi (local genius) yang dipandang harus menjadi potensi siswa. Pada tahap selanjutnya rumusan tersebut dianalisis menjadi substansi kurikulum untuk diterapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang bersangkutan. Dalam kaitan itu, maka pelaksanaan pembelajaran muatan lokal seni budaya adalah implementasi dari desain kurikulum yang berbasis research, sehingga tujuan dalam meningkatkan keterampilan siswa untuk dapat hidup mandiri, mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri khas dan potensi daerah, pengembangan kompetensi peserta didik dapat dicapai. Pentingnya KTSP karena isyu fakta di lapangan yang menunjukkan dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh modernisasi dan gobalisasi. Kenyataan ini telah berdampak ganda, yakni terdapat dampak positif dan juga negatif. Dampak positif menjadikan peserta didik terlibat dalam kemajuan di berbagai bidang kehidupan, namun dampak negatif telah mengikis watak kelompok secara drastis, sehingga banyak peserta didik tercerabut dengan akar social budaya lokalnya. kebudayaannya, Maka tidaklah mengherankan manakala kebanyakan peserta didik menurun daya apresiasinya pada tradisi seni budaya yang dimilikinya. Kurangnya apresiasi pada seni budaya daerah setempat telah mengusik penulis sebagai guru untuk mendisain pembelajaran seni budaya berdasarkan potensi seni budaya setempat untuk dijadikan pijakan dalam menyususn Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) seni budaya. Fokus perhatian 2

ditujukan pada potensi seni budaya tradisi Indonesia, yakni seni kerajinan Desa Anjun Plered Purwakarta. Untuk merealisasikan maksud tersebut, pada tahap awal penulis mengadakan observasi dan wawancara terbatas mengenai keberadaan dan unsurunsur yang terlibat dalam pengelolaan tradisi kerajinan keramik Plered. Maksudnya untuk mengetahui sejauh mana apresiasi dan pengetahuan mereka terhadap keberadaan keramik Plered, dari dari jawaban yang dapat dari mereka sebagian besar tidak begitu mengenal dan paham, apalagi mungkin menjadi seorang pengrajinnya. Berdasarkan hal tersebut, muncul pertanyaan dibenak penuls menganai mengapa dan apa sebabnya sebagian besar mereka tidak begitu mengenal dan tertarik terhadap kerajinan keramik, yang notabene kebudayaan daerah tersebut berada di kota kelahirannya. Permasalahan itu merangsang saya untuk menelitinya. Dengan mengangkat isyu lokal mengenai lingkungan pengrajin dijadikan subyek dalam proses pembelajaran keterampilan keramik di sekolah. Kegiatan ini sebagai usaha mentransformasikan ilmu dan sekaligus mempromosikan kepada warganya melalui siswa-siswi di sekolah, yang merupakan generasi pewaris budaya. Banyak kelebihan dengan memasukan unsur lingkungan kepada dunia pendidikan formal (sekolah), diantaranya adalah proses pembelajaran lebih nyata, merangsang siswa mengembangkan berbagai macam kemampuan (potensi) pengetahuan dan keterampilan. Tujuan dilaksanakan proses pembelajaran seperti tadi diharapkan anak dapat pengetahuan langsung, kreativitas anak berkembang, 3

mengembangkan sikap produktif, dapat hidup mandiri, mengembangkan sikap menghargai berbagai jenis keterampilan dan hasil karya. Harapan-harapan di atas dapat di aplikasikan dalam program pendidikan muatan lokal yang didalamnya terdapat pengetahuan dan keterampilan kerajinan keramik ( bahan, alat, proses, nara sumber, dan aspek-aspek lainnya yang mendukung. Setelah ditarik kesimpulan yang akan menjadi dasar pijakan dalam melaksanakan penelitian, permasalahan tersebut saya deskripsikan dalam sebuah judul penelitian Pembelajaran Keterampilan Keramik Berbasis Potensi Lokal (Studi kasus pembelajaran kerajinan keramik Plered tingkat SMP berbasis Potensi Lingkungan Perajin Keramik Plered-Purwakarta). B. Batasan dan Fokus Penelitian Berdasarkan fenomena-fenomena dan analisis masalah yang diketemukan dari lapangan, maka penelitian mengambil fokus yang lebih spesifik dengan membatasi penelitian pada ruang lingkup pemanfaatan lingkungan seni budaya setempat (kerajinan keramik Anjun Plered) untuk dijadikan desain pembelajaran pada siswa SMP. untuk lebih jelasnya peneliti membuat kerangkan rumusan masalah untuk mempermudah pembahasannya, Dengan kata lain, rumusan masalah penelitian ini, yakni: Bagaimana pembelajaran keterampilan keramik dilaksanakan pada siswa SMP dengan Mendasarkan pada Potensi Lingkungan Perajin Keramik Plered-Purwakarta?. Untuk mempermudah penganalisisan dan memperjelas dari pokok bahasan permasalahan dalam penelitian ini, maka dengan ini penulis menjabarkannya 4

secara rinci dan sistematis dalam bentuk beberapa pertanyaan penelitian beriktui ini, yakni: 1. Mengapa keterampilan keramik Ajun Plered dijadikan sebagai satu sumber pembelajaran seni budaya di SMP? 2. Bagaimana subtansi materi seni budaya berkenaan dengan keterampilan keramik yang diajarkan di SMP? 3. Bagaimana Rencana dan pelaksanaan pembelajaran ketrampilan keramik di SMP dengan memanfaatkan potensi lingkungan setempat? 4. Bagaimana proses keterampilan keramik dijadikan sebagai materi pembelajaran seni budaya di SMP? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana keefektifitas dan keefesienan pembelajaran kerajinan keramik dengan melibatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran, sebagai usaha menanamkan nilai nilai kesadaran diri terhadap kelestariannya, tujuan tersebut diantranya : 1. Mengetahui dan mendeskripsikan potensi seni budaya perajin anjun plered sumber pembelajaran 2. Mendeskripsikan substansi materi seni budaya berkenaan dengan keterampilan keramik yang diajarkan kepada siswa SMP. 3. Merumuskan rencana pembelajaran keterampilan keramik di SMP dengan cara memanfaatkan lingkungan perajin. 4. Mendeskripsikan Pelaksanaan pembelajaran kerajinan keramik berdasarkan potensi lingkungan 5

a. Manfaat Penelitian Sekecil apapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangsih bagi khasanah keilmuan seni rupa dan pendidikan seni. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar siswa dapat memberikan pengalaman yang lebih, baik teori maupun praktek. Mereka mendapatkan pengalaman kemudian merasakan, menghargai, rasa memiliki dan ikut mengembangkan kebudayaan daerah, sehingga melalui kegiatan ini tercipta transmisi budaya. Harapan lainnya adalah dapat bermanfaat bagi semua stakeholder yang berhubungan dengan dunia pendidikan seni, pemanfaatan hasil penelitian ini dapat digolongkan ke dalam dua jenis sasaran, antara lain ; 1. Secara Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan teori dan kunsep-konsep kunci dalam disiplin pendidikan seni, khususnya perluasan pendidikan seni di persekolahan dengan melibatkan potensi seni budaya lokal masyarakat setempat. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya: a. Masyarakat Anjun dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta 1) Dapat memberikan wawasan betapa pentingnya eksistensi kesenian daerah terhadap sumbangan kepada pendidikan seni. 2) Memperkaya metoda (strategi) dalam penyampaian pembelajaran pendidikan seni 6

3) Menginformasikan gambaran mudah dan efektif dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan seni 4) Memberikan solusi dalam memecahkan masalah pendidikan seni dalam proses pembelajaran berkenaan dengan penyampaian materi kesenian daerah. b. Guru Seni Budaya SMP 1) Mendapatkan pengetahuan dari narasumber lingkungan sebagai bahan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 2) Dapat meniru langkah-langkah kegiatan pembelajaran kerajinan. 3) Dapat dijadikan model pembelajaran c. Manfaat untuk Siswa 1) Memberikan pengalaman-pengalaman langsung anak belajar dengan menggunakan segala macam alat dan cara 2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada. 3) Memberikan motivasi kepada murid untuk menyelidiki permasalahan awal. 4) Menanamkan kesadaram akan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat 5) Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat 6) Mengembangkan hubungan social dengan masyarakat 7) Dapat tumbuh rasa bangga dan memiliki terhadap karya kerajinan daerah. 8) Mengenal karya kerajinan daerah yang didapat dari proses pembelajaran langsung 7

9) Dapat merasakan secara langsung pembelajaran praktek di lapangan tempat kerajinan) 10) Siswa dapat merasakan senangnya belajar pendidikan seni melalui praktek. Pemerintah Daerah 1) Memberikan sumbangan pemikiran tentang potensi seni budaya daerah setempat yang perlu dilestarikan 2) Bahan masukan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keberadaan kerajinan daerah. 3) Oleh Dinas Pendidikan dapat dijadikan model untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah lain. b. Penjelasan Istilah 1. Mengembang (kata kerja) Suatu tindakan lanjutan dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dari hasil sebelumnya. 2. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau di luar kelas. 8

3. Kerajinan Seni kerajinan atau seni pakai adalah seni rupa yang lebih mengutamakan kegunaan praktis dalam pembuatannya. Mutu materi serta mutu pengerjaanya sangat menentukan mutu hasil karyanya. Pertimbangan-pertimbangan segi keindahan dibatasi oleh segi kegunaan, enak dipakai dan enak dipandang merupakan tujuan pembuatan karya seni pakai. Memproduksi secara masal merupakan salah satu cirinya. Didalamnya kita akan mengenal perajin dengan kata lain ia adalah orang yang dapat memproduksi karya kerajinan. 4. Budaya lokal (local Genius) Kebudayaan yang hidup dalam suatu komunitas daerah, yang tidak lepas dari lingkungan, budaya, ekonomi, sejarah yang mempengaruhinya. Hidup kebudayaan tersebut bersifat turun-tumurun (warisan) dari orang tuanya. 9