BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. ditangani adalah tinggi nya angka kematian ibu (AKI) yang mencapai 307 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibudan Anak (KIA)merupakan masalah kesehatan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Kes. No. 36 Tahun 2010) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Makin tinggi AKI di suatu negara, maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk. Begitu juga sebaliknya, jika AKI di sutau negara rendah, maka derajat kesehatan masyarakat di negara tersebut baik. Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia diantaranya adalah tingginya AKI dan angka kematian bayi (AKB). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia, antara lain peningkatan program KIA melalui peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan kesehatan dengan mutu baik serta menjangkau semua kelompok sasaran, peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga profesional secara

berangsur dan melaksanakan sistem rujukan serta peningkatan pelayanan neonatal dengan mutu yang baik (Depkes RI, 2010). Berdasarkan penelitian WHO (2007) di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar l0. juta jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi di negara berkembang sebesar 99%. walaupun jumlahnya sangat besar tetapi jarang menjadi perhatian, oleh karena kejadiannya tersebar (sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat bencana alam atau korban kecelakaan. WHO (2007) memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi, maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi 5.600.000 jiwa per tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2007), penyebaran kematian ibu di Indonesia masih berkisar antara 307/100.000 persalinan hidup, sedangkan kematian bayi berkisar 35/1000 persalinan hidup. Indonesia menempati urutan keempat tertinggi AKI pada tahun 2005 jika dilihat dari negara-negara berkembang dunia, yaitu 390 per 100.000 penduduk setelah Nepal (865 per 100.000 penduduk) dan Buthan (710 per 100.000 penduduk) dan India (630 per 100.000 penduduk) (WHO, 2007). Keadaan ini menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan ibu di Indonesia masih sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari status kesehatan ibu dan anak serta tingginya angka kematian ibu akibat persalinan, rendahnya cakupan antenatal care dan permasalahan yang paling utama adalah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga berlatar belakang non medis (dukun bayi).

Tingginya cakupan persalinan oleh dukun bayi, meyebabkan masih banyak ditemukan persalianan yang tiba-tiba mengalami komplikasi dan memerlukan penanganan secara profesional, namun tidak ditangani secara memadai dengan tepat waktu oleh tenaga kesehatan, sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini juga yang melatarbelakangi tingginya AKI di Indonesia. Fenomena dukun bayi terlatih merupakan salah satu bagian yang cukup besar pengaruhnya dalam menentukan status kesehatan ibu dan bayi. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (1997) sebesar 54% persalinan masih ditolong oleh dukun bayi. Keadaan ini makin diperparah karena umumnya dukun bayi yang menolong persalinan tersebut bukan dukun yang terlatih. Keadaan ini terjadi diperdesaan yang belum mampu terjangkau oleh pelayanan kesehatan dari pemerintah secara memadai (Manuaba, 2004). Pertolongan persalinan oleh dukun bayi di seluruh dunia masih tinggi sekitar 70% sampai 80% di pedesaan, sedangkan pertolongan persalinan di pedesaan oleh dukun bayi di Indonesia diperkirakan Departemen Kesehatan RI sekitar 80% (Manuaba, 2004). Departemen Kesehatan RI pada tahun 1971 mengupayakan program pelatihan dukun bayi, diharapkan setelah mengikuti pelatihan pertolongan persalinan dukun bayi yang dilatih akan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam melakukan tindakkan pertolongan persalinan. Namun setelah bertahun-tahun dilatih kemampuan dukun bayi yang sudah terlatih belum seperti yang diharapkan bahkan kembali kecara-cara yang lama (Manuaba, 2004).

Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran ditetapkan 4 strategi utama dan azas-azas pedoman operasionalisasi strategi, antara lain bahwa MPS (Making pregnancy safer) memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baku, cost effective, dan berdasarkan bukti, pada semua tingkat dan rujukan kesehatan, baik di sektor pemerintah maupun swasta (Depkes RI, 2005). Masalah pemanfaatan pertolongan persalinan dan masalah kesehatan ibu dan anak juga masih menjadi masalah di Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). Berdasarkan profil kesehatan NAD tahun 2007, proporsi bidan desa di Provinsi NAD sebersar 58,77 per 100.000 penduduk dan proporsi bidan di desa 71,6 per 100.000 penduduk, hal ini menunjukkan bahwa jumlah bidan di Provinsi NAD masih rendah bila dibandingkan dengan standar bidan desa yang diharapkan yaitu 100/100.000 penduduk. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Utara tahun 2007 dapat dilihat bahwa AKI di Kabupaten Aceh Utara tahun 2007 adalah 14 kasus dari total jumlah 9.979 persalinan, kematian bayi adalah 121 kasus. Beberapa determinan terhadap kematian ibu disebabkan oleh pendarahan (5 kasus), Jantung (4 kasus), Eklamsi (3 kasus) dan akibat infeksi (2 kasus). Keadaan ini menunjukkan bahwa penyebab

terjadinya kematian ibu akibat pendarahan dan disebabkan oleh pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak professional dan bukan berlatar belakang pendidikan formal, dan umumnya dilakukan oleh dukun bayi (Dinkes Kab. Aceh Utara, 2007). Kecamatan Baktya di Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai cakupan pertolongan persalinan oleh bidan desa yang terendah yaitu 47,6%, dari seluruh persalinan berjumlah 707 ibu yang melahirkan tahun 2007 apabila dibandingkan dengan Kecamatan lain dalam Kabupaten Aceh Utara, seperti Kecamatan Lhok Sukon yaitu 68,9%, sedangkan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi di Kecamatan Baktya sebanyak 41,1%, dan 11,3% pesalinan ditolong oleh bidan dan dukun bayi dari luar daerah Kecamatan Baktya. Hal ini disebabkan karena belum ada penempatan tenaga bidan kedesa-desa yang merata. Pada 57 desa yang ada dalam Kecamatan Baktya hanya terdapat 30 bidan yang ditempatkan pada 30 desa, selain itu juga masih banyak dukun bayi yang melakukan pertolongan persalinan di Kecamatan Baktya keseluruhannya berjumlah 43 orang dukun bayi yang terdiri dari 13 orang dukun terlatih dan 30 orang dukun yang belum terlatih, sehingga berpontensi terhadap kematian ibu dan bayi, apa lagi dukun bayi tersebut belum terlatih dan tidak mengunakan peralatan medis yang steril (Profil Puskesmas Baktya, 2007). Dilihat dari aspek tenaga penolong persalinan, sebahagian besar masyarakat

menganggap dukun bayi adalah bagian dari masyarakat jadi bagi masyarakat tidak marasa asing lagi untuk meminta pertolongan saat mau melahirkan dan sebaliknya masyarakat menganggap bahwa tenaga kesehatan atau bidan cendrung belum berpengalaman, karena rata-rata usia bidan yang ditempatkan di desa umumnya masih muda, sehingga masyarakat kurang percaya terhadap tindakan persalinan yang dilakukan oleh bidan tersebut. Hasil penelitian Bungsu (2001) di Bengkulu, bahwa keputusan masyarakat memilih pertolongan oleh dukun bayi cendrung dipengaruhi oleh kemudahan mendapatkan pelayanan dukun bayi, selain itu pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi bersifat all in yaitu pertolongan persalinan, membantu ibu hamil pada hari persalinannya, memandikan bayi dan bersedia merawat bayi hingga tali pusat dan kondisi ibu pulih. Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara, ibu yang melahirkan berjumlah 707 orang, yang ditolong oleh dukun bayi 280 orang ibu melahirkan, akibat petolong persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi, dijumpai kasus kematian ibu 3 kasus serta kematian bayi dijumpai 7 kasus. Jika dibandingkan dengan proporsi penduduk, maka jumlah kematian ibu dan bayi tersebut cenderung merupakan permasalahan yang utama. (Laporan Puskesmas Baktya, 2007) Penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara disebabkan oleh karena minimnya sarana fasilitas pertolongan persalinan, tenaga penolong persalinan yang kurang dibandingkan dengan jumlah desa di Kecamatan Baktiya dimana jumlah desa adalah 57, kurangnya ketrampilan

dan pelatihan pada petugas penolong persalinan, banyaknya dukun kampung yang belum terlatih melakukan persalinan yang tidak aman, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara kurang tanggap dalam penempatan tenaga kesehatan dan mengalokasikan dana untuk menunjang program kesehatan ibu dan anak serta rendahnya pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap masalah persalinan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan di Kecamatan Baktya kita perlu menurunkan kasus kematian ibu dan anak di wilayah Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini penolong persalinan yang profesional dan dukun bayi yang masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama di desa, perlu ditingkatkan pengetahuannya, agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam menolong persalinan yang semestinya tidak terjadi, misalnya seorang dukun bayi tidak bekerja secara steril, pemotongan tali pusat yang salah, tidak tahunya tanda-tanda gawat janin dan sebagainya. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dengan memberikan pendidikan tambahan terhadap dukun bayi tentang pertolongan persalinan perlu di evaluasi kembali, apakah sudah mencapai sasaran yang diharapkan. Masih tingginya angka kematian ibu pada waktu persalinan dan angka kematian bayi dapat menjadi suatu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat di kecamatan Baktiya. Survei yang dipusatkan di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara sasarannya adalah semua dukun yang berada di wilayah tersebut, sehingga peneliti dapat mengetahui dan memperoleh informasi sampai sejauh mana tingkat

pengetahuan dan sikap seorang dukun bayi tersebut dalam melakukan tindakan pertolongan persalinan yang sesuai dengan prosedur kesehatan. 1.2 Permasalahan Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah masih tingginya persalinan yang ditolong atau ditangani oleh dukun bayi. Selain itu masih banyak masyarakat yang lebih memilih bersalin ditolong oleh dukun bayi dibandingkan oleh tenaga kesehatan terlatih di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan sikap dukun bayi terhadap tindakan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara. 1.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan dan sikap dukun bayi terhadap tindakan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Baktiya dalam meningkatkan pengawasan terhadap tindakan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi, serta meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga

kesehatan untuk melakukan pertolongan persalinan. b. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara dalam menyusun perencanaan pembinaan bagi dukun bayi yang ada di wilayahnya, misalnya pelatihan bagi dukun bayi mengenai persalinan yang aman dan sehat. c. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kontribusi untuk memperkaya khasanah keilmuan berkaitan dengan ilmu kesehatan masyarakat serta menjadi dasar pemikiran bagi penelitian selanjutnya.