BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment (Wiersma 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen, 2006). Menurut Wiersma penelitian quasi eksperimen adalah penelitian yang menggunakan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas dan tidak mengontrol semua variabel yang ada. Penelitian dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan setara, satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperimen, melibatkan dua orang guru. Pada kelompok eksperimen menggunakan Problem Based Learning (PBL) berbasis ecoschool sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan Direct Instruction (DI). 2. Desain Penelitian Bentuk desain penelitian yang digunakan mengikuti pola sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Postest Eksperimen O1 X1 O2 Kontrol O1 X2 O2 Keterangan: O1 : Pretes O2 : Postes X1 : Pembelajaran dengan menggunakan PBL berbasis ecoschool X2 : Pembelajaran dengan menggunakan Direct Instruction (DI) 25

B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di salah satu SMPN Kabupaten Bandung, semester genap tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 5 kelas. Penentuan sekolah sebagai tempat penelitian karena memliki guru yang kompeten dalam melaksanakan variasi model pembelajaran. Populasi menurut Sugiyono, (2004:55) adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan secara cluster (Ruseffendi, 1994:47). Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak dua kelas untuk mengetahui kemampuan belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol dalam pembelajaran biologi pada konsep pencemaran, sehingga sampel dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas VII B (kelas eksperimen) sebanyak 30 siswa dan kelas VII C (kelas kontrol) sebanyak 30 siswa. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) berbasis ecoschool sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan Direct Instruction (DI). Penentuan kelas yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menetapkan kriteria pengambilan sampel sebagai berikut: a. Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen. b. Kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. 2. Membuat gulungan-gulungan kertas yang berisi abjad dari tiap kelas kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang diberi lubang. 3. Gulungan-gulungan kertas tersebut dikocok lalu dikeluarkan 2 gulungan secara berurutan. 26

4. Hasil yang diperoleh adalah: a. Kelas VIIB sebagai kelompok eksperimen. b. Kelas VIIC sebagai kelompok kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pemutaran foto-foto pencemaran yang terjadi di sekitar sekolah, percobaan penjernihan air kekuningan yang berada di WC siswa dan pemberian tugas untuk mengobservasi pencemaran yang terjadi di sekolah serta solusi yang dapat diberikan atas masalah pencemaran tersebut yang dituangkan dalam CD dan karya tulis (proyek). Sementara kelas kontrol diberi perlakuan berupa pemutaran foto-foto pencemaran umum, percobaan penjernihan air kotor (yang dicampur dengan tanah) dan pemberian tugas kliping pencemaran yang terjadi di mana saja. C. Instrumen Penelitian 1. Tes Kognitif Tes kognitif terdiri dari pretes dan postes, berbentuk pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kognitif siswa pada materi Pencemaran Lingkungan. Ranah kognitif yang diukur dalam soal-soal Pencemaran Lingkungan dalam penelitian ini mulai dari C1, C2 dan C3, yakni aspek ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3). Soal pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 butir soal. Sebelum digunakan dalam penelitian, seperangkat butir soal tersebut sudah diujicobakan pada siswa kelas VIII di salah satu SMPN Kabupaten Bandung. Dari 37 soal yang diujicobakan diperoleh 20 soal yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan instrumen penelitian. 27

Langkah-langkah penyusunan tes kognitif adalah sebagai berikut: a. Pembuatan kisi-kisi soal yang tercakup dalam materi Pencemaran Lingkungan. b. Menyusun soal beserta kunci jawaban. c. Soal dan kunci jawaban yang telah disusun di judgement oleh dosen pembimbing dan dosen ahli, hal ini bertujuan untuk mengetahui validasi isi, kesesuaian antara indikator dengan soal, dan kesesuaian soal dengan kunci jawaban. d. Melakukan uji coba soal yang telah di judgement kepada siswa yang telah menerima materi Pencemaran Lingkungan. Sebelum digunakan dalam penelitian, seperangkat butir soal tersebut telah diujicobakan pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Bandung untuk mengetahui tingkat kesukaran, validasi, reliabilitas, daya pembeda, juga keterbacaan soal serta waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal secara keseluruhan. e. Berkenaan dengan kualitas tes ini, Soewardi (1987) menjelaskan bahwa soalsoal yang baik harus memiliki kriteria: 1) Validitas Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. 2) Reliabilitas Alat ukur dinyatakan reliabel bila senantiasa memberikan hasil yang sama setiap kali diterapkan pada situasi dan obyek yang sama. 3) Mempunyai daya pembeda yang baik, sehingga dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. 28

4) Memiliki tingkat kesukaran yang memadai. Selanjutnya melakukan perhitungan analisa soal dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menguji indeks validitas Untuk menguji validitas tiap butir soal, dipakai rumus sebagai berikut: v.i = (RH RL) n (Soewardi, 1987) Keterangan: RH= jumlah testee pada kelompok tinggi yang dapat menjawab betul RL= jumlah testee pada kelompok rendah yang dapat menjawab betul v.i = validity index n = 27% X N N = jumlah testee Kriteria penafsiran indeks validitas adalah: 0,00 0,20 : indeks validitas rendah 0,21 0,40 : indeks validitas cukup 0,41 0,70 : indeks validitas baik 0,71 -... : indeks validitas baik sekali Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh validitas tiap butir soal seperti pada tabel 3.2 berikut (selengkapnya lihat Lampiran C) Tabel 3.2 Rekapitulasi Validitas Tes No Interpretasi Validitas Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1 Sangat baik 4, 11, 12, 13 4 20 2 Baik 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 16 80 29

2) Menguji reliabilitas soal Untuk menguji reliabilitas soal digunakan rumus Kuder Richardson 20. k 2n (WL +WH) - (WL+ WH) 2 KR 20 = ------- 1 - ----------------------------------------- k 1 0,667 ( (WL WH) Keterangan: KR 20 = Koefisien Reliabilitas k = jumlah item n = 27% x N WL = jumlah testee kelompok rendah yang menjawab salah WH = jumlah testee kelompok tinggi yang menjawab salah Kriteria penafsiran nilai KR 20 adalah: 0,00 0,20 = reliabilitas rendah 0,21 0,40 = reliabilitas cukup 0,41 0,70 = reliabilitas tinggi 0,71 -..... = reliabilitas sangat tinggi Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh Nilai KR 20 adalah 0,79, karena 0,79 > 0,71 maka reliabilitas soal sangat tinggi. 3) Menguji daya pembeda soal Untuk menguji daya pembeda soal digunakan rumus : i. Menghitung PH PH = RH x 100% NH (Soewardi, 1987) ii. Menghitung PL Keterangan: PH = Persentase jumlah kelompok tinggi yang betul RH = Jumlah testee pada kelompok tinggi yang dapat menjawab betul NH = 27% dari jumlah testee yang diambil dari urutan nilai yang tertinggi PL = RL x 100% NL (Soewardi, 1987) 30

Keterangan: PL = Persentase jumlah kelompok rendah yang Betul RL = Jumlah testee pada kelompok rendah yang dapat menjawab betul NL = 27% dari jumlah testee yang diambil dari urutan nilai yang terendah iii. Menentukan r bis untuk mengetahui pembeda soal. Penentuan r bis ini menggunakan total normalized biserial coefficient. Kriteria penafsiran nilai r bis adalah jika r bis > 0,2 termasuk ke dalam soal yang daya pembedanya baik. Jika nilai r bis negatif termasuk ke dalam soal yang daya pembedanya jelek (Soewardi, 1987). Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh daya pembeda tiap butir soal seperti pada tabel 3.3 berikut (selengkapnya lihat Lampiran C) Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembeda Soal No Interpretasi r bis Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1 Baik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 20 100 4) Menguji tingkat kesukaran Digunakan rumus sebagai berikut: P = RH + RL x 100% (NH + NL) (Soewardi, 1987) Keterangan: P = Tingkat kesukaran yang diukur RH = Jumlah testee pada kelompok tinggi yang dapat menjawab betul RL = Jumlah testee pada kelompok rendah yang dapat menjawab betul NH = 27% dari jumlah testee yang diambil dari urutan nilai yang tertinggi NL = 27% dari jumlah testee yang diambil dari urutan nilai yang terendah 31

Kriteria soal dinyatakan mempunyai tingkat kesukaran yang memadai jika P = 10% < P < 90%. Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal seperti pada tabel 3.4 (selengkapnya lihat Lampiran C) Tabel 3.4 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran No Interpretasi P Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1 Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 20 100 2. Afektif (Lembar Observasi) Menurut Depdiknas (2004:24) lembar observasi biasanya hanya memiliki dua pilihan, yaitu: ya atau tidak. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan prilaku diri siswa, untuk mengetahui aktivitas, sikap atau keyakinan siswa. Checklist atau daftar cek merupakan daftar yang berisi prilaku yang diterapkan siswa. Checklist atau daftar cek merupakan daftar yang berisi aspek-aspek yang diamati, checklist dapat menjamin bahwa peneliti dapat mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap penting (Depdiknas, 2004:26). Teknik pengolahan data afektif dilakukan dengan menggunakan persentase jumlah tanggapan siswa. Langkah penyusunan lembar observasi prilaku diri siswa adalah menyusun kisi-kisi angket dan konsultasi dengan pembimbing. Konsultasi dengan pembimbing, penilaian oleh dosen ahli dan teman sejawat dilakukan untuk mendapatkan validitas isi. Aspek yang ditelaah meliputi penggunaan kata-kata 32

yang sederhana sesuai dengan tingkat pendidikan (komunikatif), pertanyaan/ pernyataan jelas, tidak samar-samar dan tidak bias, format instrumen mudah untuk dibaca, dan ada kesesuaian indikator dengan butir pernyataan. 3. Psikomotor (Lembar Penilaian) Menurut Depdiknas (2004:14) cara menyusun lembar penilaian kinerja adalah sebagai berikut: a. Mencermati indikator. b. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan. c. Menuliskan aspek keterampilan dalam bentuk pernyataan ke dalam tabel. d. Membaca berulang-ulang lembar unjuk kerja untuk meyakinkan bahwa instrumen yang ditulis sudah tepat. e. Meminta teman sejawat/ pakar dalam bidang yang diukur untuk membaca atau menelaah instrumen yang telah ditulis itu untuk meyakinkan bahwa instrumen itu mudah difahami oleh orang lain. Langkah d adalah upaya penulis agar instrumen itu memiliki validitas isi tinggi, sedangkan langkah e adalah upaya penulis agar instrumen memiliki reliabilitas tinggi (Depdiknas, 2004:15). Contoh penskoran menurut Depdiknas (2004:26) apabila instrumen penelitian mempunyai 9 butir soal untuk mengukur kemampuan psikomotor seorang siswa adalah sebagai berikut, jika seluruh butir dilakukan dengan sempurna berarti ia akan memperoleh skor 9 x 4 = 36 sebagai skor tertinggi. Jika 33

ada 3 butir yang mencapai skala 4, 5 butir mencapai skala 3 dan 1 butir memperoleh skala 1 karena tidak dikerjakan, maka skor yang diperoleh siswa tersebut = (3 x 4) + (5 x 3) + (1 x 1) = 28. Seorang siswa yang gagal akan memperoleh skor 9, dan yang berhasil melakukan dengan sempurna memperoleh skor 36. Maka median skornya adalah (9 + 36) / 2 = 22,5. Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka yang memperoleh skor: 9 15 : gagal 16 22 : kurang berhasil 23 29 : berhasil 30 36 : sangat berhasil Dengan demikian siswa dengan skor 28 dapat dinyatakan berhasil. D. Prosedur dan Tahap-Tahap Penelitian 1. Persiapan a. Melakukan observasi di salah satu SMPN Bandung untuk mengetahui keadaan siswa kelas VII. b. Membuat proposal penelitian dengan bantuan dari dosen pembimbing. c. Membuat RPP yang akan digunakan saat pelaksanaan penelitian. d. Melakukan uji coba soal yang akan dijadikan sebagai instrumen penelitian. e. Perbaikan dan perbanyakan soal 2. Pelaksanaan a. Memberikan tes awal (pretes) terhadap subjek penelitian untuk mengetahui tingkat kognitif dan afektif siswa sebelum melakukan pembelajaran. b. Melaksanakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis ecoschool pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol sebagai kelas 34

pembanding menggunakan model pembelajaran Direct Instruction (DI). c. Memberikan tes akhir (postes) kepada subjek penelitian. 3. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Laporan Mengolah data hasil penelitian, kemudian melakukan analisis dan membahas hasil penelitian, menarik kesimpulan dan menyusun laporan penelitian. Tahapan penelitian dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini. Kajian Teoritis Studi tentang pencemaran secara umum dan yang terjadi di sekolah serta pengembangannya Penyusunan instrumen : tes kognitif, lembar observasi prilaku dan lembar penilaian kinerja Uji coba dan Validasi Revisi Pretes Kelompok Kontrol Postes Kelompok Eksperimen Perlakuan test Perlakuan test + Pengembangan Membandingkan hasil perolehan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen Kesimpulan Pelaporan Gambar 3.1 Alur Penelitian 35

E. Tehnik Analisis Data 1. Analisis Data Secara Statistik a. Uji Normalitas Uji normalitas dari data yang diolah dilakukan dengan uji chi kuadrat. Bila kedua kelompok sampel ternyata χ 2 hit < χ 2 daf, maka kedua kelompok data berdistribusi normal. b. Tes Homogenitas Untuk mengetahui homogenitas kedua kelompok data dilakukan tes homogenitas 2 variansi. Jika diketahui F hitung < F daftar, maka kedua kelompok data homogen. c. Pengujian Hipotesis dengan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Hipotesis yang diuji Ho : H 1 : Dalam penelitian ini sebaran data normal dan homogen, jumlah sampel 30, maka uji statistik yang digunakan adalah uji t. (Ruseffendi, 1998:278) 36

d. Gain Ternormalisasi Untuk melihat perbedaan penguasaan konsep siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi: (Meltzer, 2002:1260) Keterangan: Kategori: Tinggi : g > 0,7 Sedang : Rendah : g < 0,3 2. Pengolahan Data Kualitatif Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap lembar observasi prilaku diri siswa, dan lembar penilaian kinerja siswa. Data observasi prilaku diri siswa disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui kecenderungan jawaban siswa secara keseluruhan. Data hasil lembar penilaian siswa dinilai secara kualitatif, selanjutnya dikonversikan dalam bentuk data kuantitatif untuk menarik kesimpulan kecenderungan aktivitas siswa secara keseluruhan. 37