BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah /

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam membentuk generasi masa mendatang. Hal tersebut sebagaimana

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pertanyaan penelitian, paparan data dan temuan kasus

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI ISLAMIYAH WIRODITAN

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa kelas IX pendidikan dasar dan XII pendidikan menengah. Ujian


BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB V Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Terima kasih telah mengunjungi

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi dan pembahasan data hasil penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini akan dikemukakan simpulan dan saran berdasarkan hasil

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BAB VI PENUTUP. Dari hasil penelitian tentang manajemen pengembangan kurikulum lembaga

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. SMP Negeri 2 Tulungagung, maka melalui penelitian ini dapat. 1. a. Pelaksanaan KTSP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, di mulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Kurikulum di SMPN 2 Ngimbang Lamongan Analisis data pada bab ini didasarkan pada data penelitian lapangan yang telah dibahas pada bab 4 dengan kajian teori pada bab 2. Penelitian untuk tugas akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah / NPSN : 2010507716162 / 20506373. Lokasi sekolah ini terletak di kecamatan Ngimbang kabupaten Lamongan tepatnya di desa Lamongrejo kecamatan Ngimbang kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur, dengan koordinat Longitude : 7 21 451, Latitude : 112 12 818, telp. (0322) 6749832. Visi, Misi dan tujuan yang dirumuskan oleh SMP 2 Ngimbang tidak terlepas dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan visi misi dan tujuan sekolah tersebut, maka mata pelajaran PAI sangat berperan dalam membina iman dan takwa siswa. Pembelajaran di SMP 2 Ngimbang didukung oleh fasilitas sekolah yang memadai, adanya mushola yang seharusnya dapat digunakan secara optimal untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar PAI. Tetapi kondisinya kurang baik karena jarang dimanfaatkan sehingga nampak kurang terawat. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak Nasto Waktu pertama saya ke sisni, lihat keadaan mushola ini sangat memprihatinkan. Makanya saya ada inisiatif mengadakan sholat dhuha, kalau gak seperti itu ndak akan kepake ini. Ketika jenengan di sini dulu, ada sholat 95

96 dhuha? Ndak ada. Kalau ndak ada sholat dhuha gimana kepake ndak ini mushola? Paling setahun sekali pas pondok Romadhon. Nah makanya saya berpikirnya mushola ini ada tapi kalau ndak difungsikan eman. Makanya saya fungsikan untuk sholat dhuha itu, Ntah anak-anak itu ikutnya antusias atau ndak, wes yang penting sholatlah. Diterima atau ndak itu urusan Allah. 1 Pembelajaran di SMP2 Ngimbang juga didukung oleh guru-guru yang hampir seluruhnya mempunyai pendidikan terakhir S1 bahkan beberapa orang mempunyai pendidikan terakhir S2. Guru PAI sendiri masih muda dan antusias dalam mengajar. Dengan keunggulan tersebut pada tahun ini SMP2 Ngimbang mengalami peningkatan jumlah siswa dan peningkatan prestasi siswa dengan rata-rata nilai yang juga mengalami peningkatan. Kurikulum yang dipakai di SMP2 Ngimbang adalah kurikulum murni KTSP berbasis karakter. Untuk desain kurikulum PAI menyesuaikan dengan kurikulum sekolah yaitu KTSP berbasis karakter. Struktur kurikulum di sekolah ini meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, yakni mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan SKL dan SK dan KD mata pelajaran. Pembelajaran PAI di SMPN 2 Ngimbang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 80 menit setiap kali tatap muka pada tiap kelas per minggunya. menurut salah satu guru PAI di SMP 2 Ngimbang, waktu pembelajaran ini tergolong sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah jam pembelajaran per minggu 36 jam pelajaran. Hal ini memang sudah sesuai dengan aturan pemerintah bahwa pembelajaran PAI di sekolah umum mendapat jatah waktu 2 1 Hasil Wawancara dengan salah satu guru PAI di mushola Guru PAI SMP 2 Ngimbang.

97 jam pelajaran. Berbeda dengan mata pelajaran PAI yang berlangsung di madrasah bisa sampai 10-12 jam pelajaran per minggu. B. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Desain Kurikulum PAI di SMPN 2 Ngimbang Lamongan Dalam mengembangkan suatu desain kurikulum, dituntut untuk merencanakan dan mengimplementasikannya. Kurikulum yang baik dalam tataran konsep maka sebisa mungkin baik dalam tataran praktisnya. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif karena pada hakikatnya proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengembangan kurikulum PAI, kegiatan perencanaan dan pelaksanaan harus dilaksanakan secara maksimal yang membutuhkan kerjasama semua pihak, baik kepala sekolah, guru, dan siswa, maupun orang tua dan masyarakat. Perencanaan atau persiapan merupakan penyusunan sesuatu yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Yang paling penting adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Begitu juga dengan guru PAI SMP2 Ngimbang, upaya yang dilakukan dalam mengembangkan desain kurikulum PAI diawali dengan membuat program-program atau membuat perencanaan yang nantinya akan diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.

98 Tahapan pertama adalah mengembangkan komponen-komponen kurikulum, yaitu mengembangkan tujuan. Upaya yang dilakukan sebagai landasan utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Baik tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan institusional, Tujuan kurikuler (bidang studi), maupun tujuan pengajaran secara umum dan khusus. Perumusan tujuan dan SKL, SK, KD serta silabus yang dijadikan bahan acuan untuk kegiatan pembelajaran di SMP2 Ngimbang, berdasarkan penelitian tidak disusun bersama antara kepala sekolah, waka kurikulum dan guru, tetapi langsung diserahkan ke guru masing-masing tetapi format sudah disiapkan oleh waka kurikulum, kemudian langsung guru sendiri yang mengajukan persetujuan kepada kepala sekolah. Setelah ditanda tangani dan di sahkan, oleh guru PAI langsung di matrialisasikan dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh guru PAI SMP 2 Ngimbang saat ditanya bagaimana dalam penyusunan kurikulum PAI sendiri apakah disusun secara bersama atau membentuk suatu tim kurikulum, beliau menjawab Untuk penyusunan kurikulum, langsung diserahkan ke guru masing-masing mata pelajaran, tetapi formatnya sudah dibuatkan oleh waka kurikulum, setelah itu langsung diserahkan ke kepsek untuk ditandatangani dan distempel. 2 Dari hasil pengamatan, wawancara dan telaah dokumen, SMP2 Ngimbang khususnya guru PAI sudah menyusun SK dan KD, silabus, program tahunan, program semester, RPP, sedangkan SKL yang dijadikan acuan oleh 2 Hasil Wawancara dengan salah satu guru PAI di musholla Guru PAI SMPN 2 Ngimbang.

99 guru dalam menentukan keberhasilan peserta didik didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang disusun oleh SMP2 Ngimbang, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam lampiran. SMP2 Ngimbang dalam merumuskan tujuan merupakan penjabaran dari visi misi sekolah, kaitannya dengan PAI maka visi misi sekolah sarat akan nilainilai kegamaan yang ingin dicapai. Adapun visi SMP2 Ngimbang adalah terdidik dan berprestasi berdasarkan IMTAQ. Dengan indikator visi tersebut ditandai dengan : 1. Terwujudnya pengembangan kurikulum adaftif dan proaktif 2. Terwujudnya proses pembelajaran efektif dan efisien 3. Terwujudnya lulusan yang kompetitif 4. Terwujudnya sumber daya manusia yang beretos kerja tinggi 5. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan relevan dan mutakhir 6. Terwujudnya bidang pengelolaan sekolah yang tangguh 7. Terwujudnya penggalangan bidang pembiayaan pendidikan yang memadai 8. Terwujudnya nilai akademik dan non akademik yang tinggi 3 Dari visi di atas, tujuan kurikulum PAI dijabarkan sebagai berikut : (1) Memberi wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia dan (2) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa melalui keyakinan agamanya masing-masing. Dari perumusan tujuan tersebut, sudah mencakup aspek-aspek yang harus dimiliki oleh peserta didik, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 3 Dokumentasi KTSP SMP Negeri 2 Ngimbang Tahun Pelajaran 2012-2013.

100 Kedua, pengembangan isi/materi. Isi kurikulum harus didasarkan pada perkembangan pengetahuan dan juga disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak dan konsep-konsep modern tentang hakikat pengalaman belajar. Materi yang akan diberikan harus benar-benar telah teruji kebenarannya (valid). Hal ini penting agar peserta didik tidak menerima pengetahuan yang salah. Materi yang dipilih harus benar-benar penting dipelajari untuk jenjang pendidikan peserta didik tersebut. Materi harus bermanfaat baik dari segi akademis maupun non akademis, Up to date (baru), dan menarik. Untuk sekolah negeri yang mengikuti sistem kurikulum KTSP, isi atau materi kurikulum sudah ditetapkan dalam standar isi, hanya tinggal menjabarkan saja. SMP2 Ngimbang juga menyusun kegiatan-kegiatan kegamaan di luar jam pelajaran. Seperti pondok Romadhon, sholat dhuha berjamaah, BTQ (baca tulis Qur an), Khitoba, dan pembiasaan mengucap salam. Dalam kegiatan tersebut, pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal siswa agar tidak mengganggu jam pelajaran regular. Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa dalam menyusun atau memilih materi kurikulum sudah sesuai dengan prosedur yaitu dikembangkan dari kurikulum nasional. Pengembangan materi/isi di SMP2 Ngimbang tersebut dilakukan bekerjasama dengan kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kabupaten Lamongan. Yang ketiga adalah pengembangan strategi, yaitu upaya mengantarkan anak didik melalui metodologi pengajaran maupun strategi lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Belajar mengajar di SMP 2 Ngimbang khususnya untuk pelajaran PAI menggunakan metode-metode yang variatif, penekanannya

101 pada CTL (Contextual Teaching Learning), inquiry dan problem solving. Sayangnya untuk media pembelajaran yang berbasis IT belum ada pada tiap kelasnya. Keempat, pengembangan evaluasi. Pengembangan evaluasi kurikulum bertujuan untuk melihat sejauh mana kurikulum dapat dijalankan dan sejauh mana kurikulum dapat diimplementasikan. Hasil evaluasi pembelajaran menjadi pertimbangan untuk melihat apakah kurikulum yang diterapkan masih layak untuk dipertahankan atau perlu dikembangkan lagi. Secara kognitif, penilaian pada peserta didik di kelas diikutkan pada ujian nasional dan ujian sekolah, tidak hanya itu tetapi juga melihat dari hasil ulangan harian, penugasan, dan ujian praktik. Untuk penilaian dengan ulangan harian diberikan setiap peserta didik menyelesaikan satu pokok bahasan atau bahan materi yang menjadi standar kompetensi. Ulangan tersebut berupa tes, baik tes tulis, lisan, tindakan atau praktik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen ketercapaian atau pemahaman peserta didik terhadap suatu kompetensi yang nantinya dapat digunakan oleh guru untuk melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Selain penilaian dengan ulangan harian, SMP2 Ngimbang juga mengadakan ujian akhir untuk tiap satu semester. Hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap seluruh bahan yang menjadi kompetensi dalam satu semester. Dari penilaian tersebut dapat diketahui bahwa sistem penilaian yang dilakukan di SMP2 Ngimbang sudah melaksanakan sebagaimana mestinya. Guru PAI dalam mengadakan penilaian sangat memperhatikan tiga aspek tersebut,

102 yakni pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Tetapi yang menjadi fokus adalah pada tahap keterampilan dan aplikasi. Setelah selesai pada tahap perencanaan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Karena segala sesuatu yang direncanakan dalam kurikulum dapat tercapai apabila direalisasikan dengan kegiatan pembelajaran. Secara teoritis, implementasi desain pengembangan kurikulum di SMP2 Ngimbang mengacu pada model pengembangan bottom up atau grass roots model. Teori ini menjelaskan bahwa konsep pengembangan krikulum berasal dari gagasan lembaga sekolah bukan dari pemerintah. Walaupun pemerintah mengintruksikan untuk mengembangkan kurikulum sendiri dengan mengacu pada kurikulum nasional, namun pemerintah hanya sebatas instruktor dan memberikan dukungan, selebihnya sekolah sendiri yang melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum, disesuaikan dengan potensi daerah dan lingkungan sekitar. Semua yang dijelaskan di atas mencakup tiga aspek upaya guru dalam pengembangan desain kurikulum PAI, secara individu (personal) dengan mengembangkan perangkat dan penerapan konsep dalam perangkat secara baik. Secara lokal di tingkat sekolah dengan mengadakan rapat antar guru sesama mata pelajaran dan secara luas dengan mengikuti MGMP serta pelatihan-pelatihan di luar sekolah.