BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan oleh seluruh mahasiswa baru di perguruan tinggi. Rata-rata usia

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dari hubungan dengan lingkungan sekitarnya. individu dan memungkinkan munculnya agresi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA RANTAU DARI INDONESIA BAGIAN TIMUR DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewi Melati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. Pengasuhan anak, dilakukan orang tua dengan menggunakan pola asuh

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I Pendahuluan. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pertama kalinya belajar berinteraksi atau melakukan kontak sosial

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu tugas perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kasus perceraian di Indonesia saat ini bukanlah menjadi suatu hal yang asing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xi. DAFTAR LAMPIRAN...xii Latar Belakang Masalah...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk melakukan interaksi. Oleh karena itu, manusia harus dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungan di sekitarnya. Penyesuaian diri merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup sebagai manusia (Gerungan, 2004:59). Schneiders (1964:51) mengemukakan penyesuaian diri berarti proses individu dalam merespon sesuatu yang bersifat behavioral dan mental dalam usaha mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, ketegangan emosi, frustrasi dan konflik, dan menjaga keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma masyarakat. Schneiders (1964:429) membagi penyesuaian diri menjadi empat aspek, yaitu penyesuaian diri personal, penyesuaian sosial, penyesuaian perkawinan, dan penyesuaian vokasional atau jabatan. Penyesuaian sosial merupakan aspek penyesuaian diri yang berkaitan dengan interaksi individu dengan lingkungan sosial. Penyesuaian sosial bertujuan untuk mencapai kesesuaian antara kebutuhan diri individu dengan keadaan lingkungan tempat individu berada dan berinteraksi. Pengertian penyesuaian sosial menurut Schneiders (1964:454) adalah kemampuan individu berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi, dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan memuaskan dapat terpenuhi. Penyesuaian sosial ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu penyesuaian di rumah dan keluarga, penyesuaian di perguruan tinggi, dan penyesuaian di lingkungan masyarakat. Penyesuaian sosial di perguruan tinggi meliputi aspek menghargai dan bersedia menerima otoritas perguruan tinggi; tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi; menjalin relasi sosial yang sehat dan bersahabat dengan teman, kakak tingkat, dosen, dan unsurunsur yang ada di perguruan tinggi lainnya; mampu menerima batasan dan

2 tanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi; serta membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi tersebut (Schneiders 1964:454). Penyesuaian sosial di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa. Rata-rata usia mahasiswa adalah 18-23 tahun yang dalam tahap perkembangnnya termasuk periode remaja. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hall (Santrock, 2003:10), bahwa periode usia remaja adalah 12-23 tahun. Penyesuaian pada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai bermacammacam tingkat ketegangan emosional (Hurlock, 1980:9). Ketidakmampuan dalam melakukan penyesuaian menimbulkan sikap tidak realistis, tidak relevan, dan tidak logis. Dalam konsep pergaulan sosial, sikap ini disebut sebagai maladjustment (Dewi, 2010:5). Penyesuaian sosial sangat diperlukan oleh semua orang khususnya remaja, karena menurut Santrock (2003:10) kegoncangan dan perubahan dalam diri banyak dialami pada usia remaja. Salah satu penyebab pola perilaku yang tidak matang adalah karena kegagalan dalam melakukan penyesuaian sosial (Willis, 2004:66). Akibatnya adalah perasaan terisolir, rendah diri, tidak percaya diri, yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Schneiders (1964:454) yaitu :...seseorang peserta didik yang mengalami kegagalan dalam mencapai kepuasan dalam penyesuaian sosial akan mengalami kesulitan. Ketidakmampuan penyesuaian diri dalam area ini menyebabkan banyak gejolak emosi, juga konflik dan frustrasi. Kemampuan penyesuaian sosial dapat mempengaruhi konsentrasi, upaya intelektual, kebiasaan dan kesungguhan dalam belajar. Sehingga semakin tinggi kemampuan penyesuaian sosial akan semakin membuka kesempatan untuk dapat berprestasi. Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, remaja memiliki cita-cita dan harapan dalam meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi favoritnya masing-masing. Dapat diterima di jurusan yang sesuai dengan cita-cita dan perguruan tinggi favorit merupakan harapan setiap remaja. Namun terkadang, pada kenyataannya tidak sedikit remaja yang tidak diterima di perguruan tinggi favorit dan menempuh pendidikan di jurusan dan perguruan tinggi yang tidak

3 diminatinya. Hal ini berdampak pada ketidaksungguhan dalam belajar yang dapat menyebabkan prestasi akademik yang kurang memuaskan. Fenomena pemilihan jurusan yang berpengaruh terhadap prestasi akademik ini diperoleh dari fakta berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan beberapa mahasiswa jurusan Psikologi UPI. Diperoleh informasi bahwa salah satu penyebab prestasi akademik yang tergolong rendah adalah karena tidak berminat kuliah di jurusan psikologi. Informan lain mengatakan, penyebab prestasi akademiknya yang tergolong rendah adalah karena sering terlambat mengumpulkan tugas. Tugas yang terlambat dikumpulkan menyebabkan nilai untuk tugas itu dikurangi. Hal itu terjadi karena banyaknya tugas yang diberikan dosen pada waktu yang bersamaan. Tugas, Praktikum, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir semester dan berbagai kewajiban lain yang harus dikerjakan sebagai mahasiswa dapat menjadi penyebab stres. Data menyebutkan bahwa terjadi beberapa kasus bunuh diri yang dikarenakan stres dalam menghadapi berbagai masalah sebagai mahasiswa. Sebuah penelitian di Amerika menemukan, bahwa pada perguruan tinggi dengan rata-rata mahasiswa S1 berjumlah 18.000, sebanyak 1.080 mahasiswa serius memikirkan bunuh diri minimal sekali dalam setahun (David, 2008). Kasus bunuh diri pada mahasiswa juga terjadi di Indonesia. Pada 13 April 2011, empat orang mahasiswa di sebuah universitas di Indonesia memutuskan untuk bunuh diri bersama karena masalah yang mereka hadapi (Nyunyu, 2012). Bila dicermati secara mendalam, masalah-masalah psikologis pada mahasiswa bersumber pada aspek akademik maupun non-akademik, dan dari faktor internal maupun eksternal mahasiswa. Masalah-masalah akademik terutama disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan studi, misalnya akibat salah memilih jurusan, metode pembelajaran yang berbeda dengan SMA, cara dosen mengajar, tugas perkuliahan, masalah-masalah dalam pengerjaan skripsi, dan kekhawatiran terhadap karier dan masa depan. Permasalahan non-akademik terutama berasal dari tekanan sosial yang dialami mahasiswa sehari-hari seperti permasalahan yang terkait dengan keluarga, misalnya karena tinggal terpisah dari keluarga, kondisi keuangan keluarga,

4 riwayat pola pengasuhan dari orangtua, perbedaan prinsip dengan orang tua. Selain itu masalah-masalah yang bersumber dari kehidupan di tempat tinggal, hubungan perteman dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, kesulitan adaptasi umum, masalah dalam hubungan lawan jenis, serta masalah di dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan sering merupakan sumber permasalahan yang serius bagi mahasiswa (Gadjah Mada Pers, 2012). Mahasiswa memiliki peran utama yaitu belajar dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan Widodo, 2004:128). Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang terjadi pada mahasiswa, diperlukan adanya suatu penilaian atau yang biasa disebut prestasi akademik. Prestasi akademik sering juga disebut prestasi belajar. Purwanto (1986:28) mengartikan prestasi belajar sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan hasil belajar. Prestasi belajar juga diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Penelitian terhadap prestasi belajar ini menjadi hal yang penting khususnya dalam dunia pendidikan. Karena dengan melakukan penilitian mengenai prestasi belajar ini, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang diperoleh tersebut dapat menjadi saran bagi mahasiswa, bagi orang tua, bagi dosen, dan bagi perguruan tinggi. Salah satu topik dari prestasi belajar yang menarik untuk diteliti adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berpenting dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun faktor dari luar

5 diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis. Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138). Penelitian yang relevan dilakukan Dewi (2010) mengenai Pengaruh Penyesuaian Sosial terhadap Prestasi Belajar dengan Subjek Siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun 2009-2010. Skripsi tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian sosial memiliki peranan yang cukup penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Semakin tinggi penyesuaian sosial, terbukti semakin tinggi pula prestasi belajarnya dan begitu pula sebaliknya. Calaguas (dalam Sartika, 2011:38) juga melakukan penelitian mengenai hubungan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada mahasiswa baru. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara prestasi akademik dengan kesulitan penyesuaian akademik pada mahasiswa baru. Ketertarikan melakukan penelitian ini adalah karena peneliti mengamati fenomena penyesuaian sosial yang dialami oleh mahasiswa di Jurusan Psikologi UPI. Penyesuaian terhadap kehidupan di perguruan tinggi yang merupakan lingkungan baru bagi mereka dan kewajiban untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan bukanlah hal yang mudah. Hasil wawancara dan observasi pada beberapa mahasiswa, didapatkan data pendahuluan bahwa mahasiswa yang mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kegiatan dan lingkungan perguruan tinggi memiliki prestasi akademik yang rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk menguji data pendahuluan tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik. Penelitian ini difokuskan meneliti hubungan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

6 B. Rumusan Masalah Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun faktor dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) dan faktor psikologis. Penyesuaian sosial merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar (Ahmadi dan Widodo, 2004:138). Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara tepat dengan kenyataan, situasi, dan hubungan sosial sehingga persyaratan untuk kehidupan sosial yang layak dan memuaskan dapat terpenuhi (Schneiders, 1964:455). Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013? 2. Bagaimanakah gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus, diantaranya yaitu : 1. Mengetahui gambaran umum penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013.

7 2. Mengetahui gambaran umum prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013. 3. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial di perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi adalah karena sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi UPI tahun akademik 2012/2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan dokumen kartu hasil studi yang menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari semester 1 dan 2. Peneliti menggunakan kuesioner tertutup sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena pelaksanaan dan pemberian skor dalam kuesioner tertutup bersifat langsung dan hasilnya pun langsung mengarah kepada analisis (Furchan, 2011:260). Untuk mempermudah proses perhitungan, software Statistical Passage for Social Science (SPSS) versi 18.00 akan digunakan dalam penelitian ini. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi sosial mengenai penyesuaian sosial. Penelitian ini juga dapat dilakukan untuk membuktikan teori yang sudah ada. Selain itu, hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memperkuat atau memperlemah penelitain sebelumnya. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi.

8 2. Manfaat Praktis Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa yaitu dapat membantu untuk mengevaluasi hubungan antara penyesuaian sosial yang mereka lakukan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Bagi jurusan psikologi dan perguruan tinggi, dapat menambah informasi mengenai hubungan antara penyesuaian sosial yang dilakukan oleh mahasiswa dengan prestasi akademik yang diperoleh. Sedangkan bagi Orang Tua, dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara penyesuaian sosial yang dilakukan anaknya dengan prestasi akademik yang diperoleh. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas secara keseluruhan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu struktur organisasi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan menganai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai teori penyesuaian sosial, prestasi akademik, penelitian-penelitian yang terkait, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi pembahasan mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi metode dan pedoman penelitian; variabel penelitian dan definisi operasional variabel penelitian; populasi, sampel dan teknik sampling; pengembangan instrumen pengumpul data; kategorisasi skor; dan teknik analisis data yang terdiri dari uji normalitas, uji korelasi, uji signifikansi, dan uji koefisien determinasi.

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan diuraikan mengenai penelitian dan pembahasan hasil analisis mengenai gambaran penyesuaian sosial dan prestasi akademik serta hubungan penyesuaian sosial dengan prestasi akademik pada mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia tahun akademik 2012-2013. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi mahasiswa, orang tua, dosen, perguruan tinggi, dan peneliti selanjutnya.