Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung Tahan Penyakit Bulai

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Blas, dan Plasma Nutfah Jagung terhadap Penyakit Bulai

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis)

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

Evaluasi Heterosis Tanaman Jagung

REAKSI AKSESI PLASMA NUTFAH JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora philippinensis)

PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO

The Potential of Some Maize Varieties for Production of Baby Corn (Zea mays L.). Daya Genetik Pertanian ABSTRACT

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Blas, dan Jagung terhadap Bulai

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

POTENSI JAGUNG VARIETAS LOKAL SEBAGAI JAGUNG SEMI

UJI EFEKTIVITAS FUNGISIDA SAROMIL 35SD (b.a. Metalaksil) TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronsclerospora philippinensis) PADA TANAMAN JAGUNG

SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

EFEKTIFITAS METODE SELEKSI MASSA PADA POPULASI BERSARI BEBAS JAGUNG MANIS

BAB. VI. Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

Penelitian III: Seleksi dan Uji Daya Gabung Galur-Galur Hasil Introgresi Gen Resesif Mutan o2 untuk Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai

PENGELOMPOKAN GENOTIPE JAGUNG BERDASARKAN TINGKAT KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DAN DAYA HASILNYA

Penyaki jamur parasitik pada jagung dapat dikelompokkan. Kendali Genetik Ketahanan Jagung terhadap Patogen Bulai

EVALUASI VARIETAS/GENOTIPE JAGUNG QUALITY PROTEIN MAIZE (QPM) TERHADAP PENYAKIT BULAI

Analisis Varians dan Heritabilitas Ketahanan Galur Jagung Rekombinan terhadap Penyakit Bulai. M. Azrai dan F. Kasim

Evaluasi dan Identifikasi Markah Molekuler untuk Sifat Tahan Penyakit Bulai dan Heterosis pada Tanaman Jagung

Penelitian I: Pendugaan Ragam dan Model Genetik Karakter Ketahanan terhadap Penyakit Bulai pada Jagung Pendahuluan

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE

Agrivet (2015) 19: 30-35

Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil Plasma Nutfah Sorgum (Sorghum vulgare (L.) Moench.) dari Tanaman Induk dan Ratoon

Evaluasi Pertumbuhan dan Hasil Plasma Nutfah Sorgum (Sorghum vulgare (L.) Moench.) dari Tanaman Induk dan Ratoon

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT

( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Jagung terhadap Lalat Bibit Atherigona exigua Stein

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Tanaman Pangan terhadap Cekaman Beberapa Faktor Biotik (Hama dan Penyakit)

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS DAN PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN

1. Gambar dan jelaskan bagan seleksi masa dan seleksi tongkol-baris!

PEWARISAN SIFAT KETAHANAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT BULAI INHERITANCE OF RESISTANCE TRAIT OF MAIZE TO DOWNY MILDEW

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.)

Status Pengelolaan Plasma Nutfah Jagung

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Disusun Oleh Muhammad Azrai / AG Program Studi Agronomi Minat Pemuliaan Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

UJI KARAKTER BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) DI LAHAN PASANG SURUT PADA PERLAKUAN PUPUK HAYATI SKRIPSI. Oleh:

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

KETAHANAN BEBERAPA JAGUNG GALUR PERSILANGAN PLASMA NUTFAH TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGUKURAN KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF TETUA SELFING BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

HAKIM: GENOTIPE KACANG HIJAU TAHAN EMBUN TEPUNG. Identifikasi Sumber Ketahanan Genotipe Kacang Hijau terhadap Penyakit Embun Tepung.

Plasma Nutfah Jagung sebagai Sumber Gen dalam Program Pemuliaan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

Evaluasi Ketahanan Plasma Nutfah Padi dan Jagung terhadap Penyakit

PENGUJIAN KETAHANAN DARI 52 NOMOR JAGUNG. TERHADAP PENYAKIT BULAI YANG DISEBABKAN OLEH Selerospora maydis (Rae.) BUTLER 1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

PADI LOKAL POTENSI HASIL TINGGI TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PATOTIPE III DAN IV

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

PENGARUH STOMATA DAN KLOROFIL PADA KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI

POTENSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI JAGUNG SEMI (Baby Corn) The Potential Some of Maize Varieties as Baby Corn (Zea mays L.).

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH

RESPON BEBERAPA VARIETAS TERHADAP PENYAKIT UTAMA JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR

KERAGAAN GENERASI SELFING-1 TANAMAN JAGUNG (Zea mays) VARIETAS NK33

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

SKRINING GALUR/VARIETAS LOKAL JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI

Vol 2 No. 3. Juli - September 2013 ISSN :

SKRINING DAN UJI ANTAGONISME JAMUR TRICHODERMA HARZIANUM YANG MAMPU BERTAHAN DI FILOSFER TANAMAN JAGUNG

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan

Evaluasi Plasma Nutfah Jagung (Zea mays L.) terhadap Kekeringan

INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN POLEN TERHADAP KEBERHASILAN PERSILANGAN JAGUNG SRIKANDI PUTIH DAN SRIKANDI KUNING

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

Potensi Beberapa Varietas Jagung untuk Dikembangkan sebagai Varietas Jagung Semi

KAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG

Pengelolaan Plasma Nutfah Jagung

PENDUGAAN KOMPONEN GENETIK, DAYA GABUNG, DAN SEGREGASI BIJI PADA JAGUNG MANIS KUNING KISUT

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

PEMURNIAN GENETIK DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG MANADO KUNING. Oleh: Semuel D. Runtunuwu, Yefta Pamandungan, dan Selvie Tumbelaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

Majalah Ilmiah Sriwijaya, Volume XIX, No. 12, Juli 2011 ISSN PENGARUH UMUR TANAMAN DAN DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

SKRIPSI. Oleh : INAENI SOLEHA / AGRONOMI

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

VARIABILITAS DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) HASIL SELFING PADA GENERASI F2 SKRIPSI. Oleh: ABDILLAH

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

Stabilitas Hasil Jagung Hibrida. Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Ratulangi 279, Maros, Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Transkripsi:

Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung Tahan Penyakit Bulai Sri G. Budiarti, Sutoro, Hadiatmi, dan Haeni Purwanti Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ABSTRAK Varietas hibrida yang tahan penyakit bulai merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung di Indonesia. Gen pool 4 dan gen pool 5 yang telah dibentuk serta koleksi plasma nutfah dapat dimanfaatkan untuk mencari bahan pemuliaan dengan tujuan spesifik termasuk tahan penyakit bulai. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan sifat ketahanan terhadap penyakit bulai dengan seleksi galur. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tahun 2000. Dari hasil penggaluran (selfing) terhadap 60 galur, diperoleh 200 tongkol (galur baru) yang diuji ketahanannya terhadap bulai pada MH 2001 di Inlitbio Cikeumeuh. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 2 ulangan. Sebelum tanam galur yang diuji, ditanam lebih dahulu varietas yang peka terhadap penyakit bulai (Antasena) di sekeliling petak percobaan sebagai sumber inokulum. Galur yang diuji ditanam setelah varietas Antasena terserang penyaklit bulai +70% dan berumur 3 minggu. Empat hari setelah tanaman yang diuji tumbuh, diinokulasi dengan suspensi spora. Masing-masing galur ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm (25 tanaman/baris). Varietas baku tahan (Arjuna TB) dan Antasena (peka) ditanam pada setiap 25 galur yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan selfing terhadap tanaman sehat pada saat pengujian bulai dapat memperbaiki ketahanan terhadap penya-kit bulai. Diperoleh 34 galur inbrida sangat tahan dan 31 galur tahan terhadap penyakit bulai. Galur-galur inbrida yang tahan dan sangat tahan terhadap penyakit bulai perlu dilestarikan sebagai sumber gen tahan. Kata Kunci: Inbrida, penyakit bulai, jagung ABSTRACT Hybrid variety which resistant to downey mildew is one of method to increase maize production in Indonesia. Pool gen 4 and pool gen 5, and germplasm collection can used for looking for breeding material with specific purpose including resistant to downey mildew. The experiment is continued experiment in 2000. Selfing from 60 inbred, found 200 ears (new inbred) that were tested to downey mildew at Cikeumeuh Installation, RIFCB in the WS 2001. A randomized complete block design with twice replicated was used to test two hundred inbred. Antasena (susceptible check) was planted as a border for inoculums source of downey mildew. Inbred tested were planted after Antasena have attached by downey mildew + 70% at 21 days after planting. At four days after planting, inbreds were inoculated by spora suspension. Each inbred was planted with spacing 70 cm x 20 cm (25 plants for a row). The check varieties, namely Arjuna TB (resistant check) and Antasena (susceptible check) were planted in each 25 inbreds tested. The result showed that selfing for healthy plants in downey mildew nursery can the improve resistance to downey mildew. From 200 inbreds that were tested to downey mildew, found 34 inbreds highly resistant and 31 inbreds resistant to downey mildew. Resistant and highly resistant inbreds to downey mildew conserved as resistant gen source. Key words: Inbred, downey mildew, maize Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 193

PENDAHULUAN Program pemuliaan jagung untuk mendapatkan varietas unggul atau hibrida telah dilakukan bahkan sedang ditingkatkan. Koleksi tanaman jagung yang berasal dari introduksi, varietas lokal, dan populasi gen pool yang telah dibentuk dapat dimanfaatkan untuk mencari bahan pemuliaan dengan tujuan spesifik termasuk tahan terhadap penyakit bulai. Varietas unggul yang dilepas sejak tahun 1978, umumnya tahan terhadap bulai dengan tingkat ketahanan yang berbeda. Penyakit bulai (downey mildew), yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis, merupakan penyakit yang penting, karena tanaman yang tertular tidak menghasilkan biji sama sekali. Penyakit ini telah dikenal di Indonesia terutama di Jawa sejak tahun 1897 (Semangoen, 1968). Di Lampung pada musim tanam 1973/74 dan 1996/97, penyakit bulai menginfeksi pertanaman jagung dalam areal yang cukup luas (Subandi et al., 1998). Perkembangan penyakit bulai dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara. Kelembaban di atas 80%, suhu 28-30 o C dan adanya embun ternyata dapat mendorong perkembangan penyakit. Infeksi oleh Sclerospora maydis pada jagung dilakukan oleh konidia melalui stomata. Konidia ini terbentuk pada jam 1:00 s/d 2:00 pagi apabila suhu 24 o C dan permukaan daun tertutup embun. Konidia yang sudah masak akan disebarkan oleh angin pada jam 2:00 s/d 3:00 pagi dan berlang-sung sampai jam 6:00 s/d 7:00 pagi. Konidia yang disebarkan oleh angin, apabila jatuh pada permukaan daun yang berembun, akan segera berkecambah. Gejala tergantung pada saat terjadinya infeksi dan perkembangan cendawan dalam ba-dan tanaman. Apabila cendawan dapat mencapai gulungan daun, gejala menjadi sistemik, bila tidak gejalanya lokal pada bagian yang terinfeksi. Perbaikan ketahanan terhadap penyakit bulai dengan metode seleksi S1 atau seleksi galur, merupakan metode seleksi yang memberikan keragaman genetik tertinggi. Seleksi ditujukan untuk memperoleh galur yang tahan penyakit bulai sebagai bahan untuk pembentukan varietas sintetik dan hibrida. Dari proses inbreeding yang terjadi dapat diisolasi genotipe yang superior. Dengan proses ini diharapkan dapat dipisahkan gen-gen tahan penyakit bulai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketahanan 60 galur S1- S3 yang berasal dari gen pool 4 dan gen pool 5 dan beberapa galur lainnya dengan seleksi galur (selfing) terhadap penyakit bulai. Hasil selfing terhadap 3-5 tanaman sehat dari 60 galur yang diuji ketahanannya terhadap penyakit bulai pada MH 2000 diperoleh 200 tongkol (galur) yang diuji ketahanannya terhadap penyakit bulai pada MH 2001. BAHAN DAN METODE Sebanyak 200 tongkol hasil selfing tanaman sehat dari pengujian bulai pada MH 2000 di Inlitbio Cikeumeuh, diuji kembali ketahanannya terhadap penyakit bulai dengan menanam tongkol per baris (ear to row) sebagai galur baru pada MH 2001, di Inlitbio Cikeumeuh, Bogor. Sebelum varietas yang diuji ditanam lebih dahulu ditanam varietas Antasena (varietas peka) di sekeliling petak percobaan sebagai sumber inokulum. Apabila varietas peka sudah terserang penyakit bulai +70% dan telah 194 Budiarti et al.: Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung

berumur 3 minggu, maka varietas yang diuji ditanam. Empat hari setelah tanaman yang diuji tumbuh, diinokulasi dengan suspensi spora (Rifin dan Carpena, 1983). Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 2 ulangan. Varietas baku tahan (Arjuna TB) dan varietas baku peka (Antasena) ditanam pada setiap 25 galur yang diuji. Masing-masing galur ditanam dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm (25 tanaman/baris). Penilaian ketahanan berdasarkan persentase tanaman yang terserang penyakit bulai. Klasifikasi tingkat ketahanan terhadap penyakit bulai sebagai berikut: Reaksi ketahanan 0-10 Sangat tahan >10-20 Tahan >20-40 Agak tahan >40-60 Peka >60 Sangat peka HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian ketahanan terhadap penyakit bulai dari 60 galur di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2000, diperoleh 2 galur sangat tahan, 6 galur tahan, 19 galur agak tahan, 21 galur peka, dan 12 galur sangat peka. Dua galur yang sangat tahan dan 6 galur tahan terhadap penyakit bulai di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2000 disajikan pada Tabel 1. Galur yang diselfing pada MH 2000, tidak hanya yang tahan saja, melainkan semua galur karena ada sebagian galur yang baik penampilannya tetapi serangan bulainya tinggi. Dari 200 galur yang diuji terhadap penyakit bulai, 4 galur tidak diamati karena 1 galur tidak tumbuh, dan 3 galur mempunyai jumlah tanaman <10 tanaman. Tingkat ketahanan 196 galur terhadap penyakit bulai disajikan pada Tabel 2, sedangkan intensitas serangan penyakit bulai pada umur 3, 4, dan 5 minggu. Hasil penelitian Budiarti et al. (2000) menunjukkan bahwa dari 60 galur yang diuji ketahanannya terhadap penyakit bulai, 13,3% galur tahan-sangat tahan, Tabel 1. Galur yang tahan-sangat tahan terhadap penyakit bulai di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2000 Kriteria ketahanan Arc 178-1-3-1-1-2-xb3 1,6 Sangat tahan Arc 178-1-4-1-3-2-1-2- 3,9 Sangat tahan xb3 Arc 178-1-3-1-1-4-1-1- 19,2 Tahan xb3 Arc 178-1-3-1-4-2-2-xb3 12,6 Tahan Arc 27-3-3-6-6-1-3-1-xb3 13,8 Tahan P5G8(S)C3 SK 9-1-1 13,5 Tahan P5G18(S)C3 28-3-1 11,4 Tahan P4G19(S)C2 31-1-1 17,8 Tahan Sumber: Sudjana (1978) Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 195

sedangkan pada tahun 2001 33,1% galur tahan-sangat tahan. Hal ini berarti ada kenaikan ketahanan >200%. Pada Tabel 3 disajikan galur yang tahan-sangat tahan dan intensitas serangan penyakit bulai di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2001. Pada saat penelitian, Antasena terserang 88,2% sedangkan Arjuna TB (terserang 35,2% termasuk kategori agak tahan). Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat ketahanan terhadap penyakit bulai naik dengan melakukan selfing terhadap tanaman yang sehat pada saat pengujian bulai. Tingkat ketahanan galur naik drastis, yaitu dari tingkat peka menjadi sangat tahan, sebagai contoh galur No. 451-1 dari tingkat sangat peka (91,1%) menjadi tahan (11,3%). Keberhasilan seleksi S1 dalam menurunkan intensitas serangan bulai telah dilakukan oleh Sudjana pada tahun 1978, yaitu pada intercross S2 Medok G Kretek No. 853 dan Putih Nusa masingmasing hanya terserang 1,4; 6,9; 9,5; dan 2,4%, sedangkan bahan asal keempat intercross (S1) tersebut masing-masing mendapat serangan 13,7; 39,3; 30,2; dan 20,7%. Di samping terjadi penurunan tingkat intensitas serangan penyakit bulai oleh pengaruh selfing, ternyata terdapat kenaikan intensitas serangan terhadap bebe-rapa galur. Hal ini mungkin disebabkan tingkat ketahanannya menurun akibat berlimpahnya inokulum pada saat pengujian bulai. Mengenai terjadinya penurunan tingkat ketahanan terhadap penyakit bulai ini telah dilaporkan oleh Subandi et al. (1982). Varietas Arjuna yang pada awalnya dikenal tahan dapat terinfeksi sampai 40-50%, bahkan mencapai 70% apabila inokulum berlimpah. Kenyataan di lapang menunjukkan bahwa saat ini belum ada varietas yang tidak dapat tertular oleh penyakit bulai. Penelitian membuktikan pula bahwa tidak terdapat interaksi antara varietas dan lokasi pertanaman dan antara varietas dengan spesies penyakit. Tabel 2. Kriteria ketahanan 196 galur terhadap penyakit bulai di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2001 Kriteria ketahanan Jumlah galur Persentase Sangat tahan 0-10 34 17,3 Tahan >10-20 31 15,8 Agak tahan > 20-40 76 38,8 Peka > 40-60 43 21,9 Sangat peka > 60 12 6,2 Jumlah 196 100 Tabel 3. Galur tahan-sangat tahan dan intensitas serangan bulai di Inlitbio Cikeumeuh pada MH 2001 No. Reaksi ketahanan Intensitas serangan awal * 346-1 Arc 178-1-3-1-1-2-xb3-1 Sangat tahan 1,6 0,0-2 -2 Sangat tahan 4,4-3 -3 Sangat tahan 0,0 400-1 Arc 178-1-4-1-3-2-1-2-xb3-1 Sangat tahan 3,9 0,6 402-1 Arc 178-1-3-1-4-2-2-xb3-1 Sangat tahan 12,6 0,0-2 -2 Sangat tahan 8,2 196 Budiarti et al.: Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung

Tabel 3. Lanjutan No. Reaksi ketahanan Intensitas serangan awal * -3-3 Sangat tahan 1,0-4 -4 Sangat tahan 9,9 403-1 Arc 178-1-4-1-3-2-1-1-xb3-1 Sangat tahan 23,6 2,9-2 -2 Sangat tahan 7,0-3 -3 Sangat tahan 1,2 348-1 Arc 178-1-4-1-3-2-1-1-xb3-4 Sangat tahan 9,3 367-3 P5G18(S)C3 129-1-1-3 Sangat tahan 24,1 4,0 465-3 P4G19(S)C2-47-2-1-3 Sangat tahan 43,1 1,0 356-1 P5G8(S)C3 SK24-1-1-1 Sangat tahan 33,8 6,0 353-1 P5G18 (S)C3 SK 9-1-1-1 Sangat tahan 13,5 8,2-2 -2 Sangat tahan 8,4-3 -3 Sangat tahan 5,5 364-2 P4G18(S)C2-126-1-1-2 Sangat tahan 35,6 8,9 371-3 P5G8(S)C3 28-3-1-3 Sangat tahan 11,4 8,5 383-3 P5G18(S)C3 8-3-1-3 Sangat tahan 68,9 0,0 366-1 P5G18(S)C3 80-2-1-1 Sangat tahan 29,2 1,9-2 -2 Sangat tahan 2,9-3 -3 Sangat tahan 4,9-4 -4 Sangat tahan 4,8-6 -6 Sangat tahan 4,4 464-1 P4G19(S)C2-121-3-1-1 Sangat tahan 32,3 9,6 465-1 P4G19(S)C2-47-2-1-1 Sangat tahan 43,1 1,9 467-1 P5G18(S)C3-56-3-1-1 Sangat tahan 30,8 7,2 466-1 P4G19(S)C2-31-1-1-1 Sangat tahan 17,8 1,1 376-1 P4G19(S)C2-110-2-1-1 Sangat tahan 56,0 7,7 474-1 P5G18(S)C RM2-1 Sangat tahan 34,1 9,7 349-1 Arc-S5 Popo2-1 Sangat tahan 44,3 8,4 360-3 P5G8(S)SK 206-3-1-3 Sangat tahan 42,6 9,6 531-1 P4G19(S)C2 112-1-1-1 Tahan 58,4 11,5 360-2 P5G8(S)SK 206-3-1-2 Tahan 42,6 12,9 367-1 P5G18(S)C3-129-1-1-1 Tahan 24,1 14,9-4 -4 Tahan 12,6-5 -5 Tahan 10,5 357-3 P4G19(S)C2 126-1-1-3 Tahan 34,7 14,6 361-1 P4G19(S)C2 90-1-2-1 Tahan 39,1 14,5 351-4 P4G19(S)C2 112-1-1-4 Tahan 36,1 13,6 363-4 P5G18(S)C3 200-2-1-4 Tahan 50,9 17,1 373-1 P5G18(S)C3 6-2-1-1 Tahan 58,1 17,8 371-2 P5G18(S)C3 28-3-1-2 Tahan 11,4 12,0 368-3 P5G18(S)C3 80-2-3-3 Tahan 45,4 11,0 345-1 Arc 83-2-3-1-1-1-2-1xb3-1 Tahan 48,1 19,1 391-1 P4G19(S)C2 64-1-1-1 Tahan 64,9 11,3-2 -2 Tahan 16,2 366-5 P5G18(S)C3-80-2-1-5 Tahan 45,4 18,8 362-2 P5G18(S)C3-129-2-1-2 Tahan 68,0 14,6 385-2 P5G18(S)C3-208-2-1-2 Tahan 25,5 12,7 385-3 P5G18(S)C3-3 Tahan 12,4 393-1 P4S3-36-3-1 Tahan 55,9 12,3 456-2 P4G19(S)C2-114-3-1-2 Tahan 51,1 10,9 454-1 P5G18(S)C3-28-3-1-1 Tahan 11,4 15,4 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman 197

Tabel 3. Lanjutan No. Reaksi ketahanan awal * 394-1 P4S3-43-1-1 Tahan 33,3 18,8 490-1 P4G19(S)C2-47-2-1-1 Tahan 43,1 11,0 491-1 P4G19(S)C2-31-1-1-1 Tahan 17,8 12,7 468-3 P5K/T1/523/12-3 Tahan 35,6 12,1 461-1 P4G19(S)C2-15-3-1-1 Tahan 41,8 14,1 481-1 P4G19(S)C2-114-3-1-1 Tahan 51,1 16,6 451-1 P5G18(S)C3-4-3-1-1 Tahan 91,1 11,3 460-3 P4G12 104-115-1-3 Tahan 65,5 12,4 370-3 P4G19(S)C2-15-1-1-3 Tahan 45,8 16,6 Antasena (kontrol peka) Sangat peka - 88,2 *Serangan bulai tahun 2000 KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan selfing terhadap tanaman yang sehat pada saat pengujian bulai dapat memperbaiki ketahanannya terhadap penyakit bulai. Dari 60 galur yang diuji kembali ketahanannya terhadap bulai pada MH 2001, diperoleh 34 galur jagung sangat tahan dan 31 galur tahan dari hasil penggaluran tongkol hasil selfing tanaman sehat. Galur inbrida yang tahan-sangat tahan terhadap penyakit bulai perlu dilestarikan sebagai sumber gen tahan. DAFTAR PUSTAKA Budiarti, S.G., Sutoro, Hadiatmi, dan H. Purwanti. 2000. Pembentukan inbrida jagung tahan penyakit bulai. Laporan Hasil Penelitian Balitbio TA. 2000. 7 hlm. Rifin, A. and A.L Carpena. 1983. Diallel analysis of corn to downey mildew (Peronospora philippinensis). Penelitian Pertanian 3(1):17-30. Semangoen, H. 1968. Penelitian tentang penyakit bulai (P. maydis) pada jagung khususnya mengenai cara bertahannya cendawan. Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. Subandi, A. Sudjana, A. Rifin, and M.M. Dahlan. 1982. Variety x environment interaction variances for downey mildew infection in corn. Penelitian Pertanian 2(1):27-29. Subandi, I.G. Ismail, dan Hermanto. 1998. Jagung. Teknologi Produksi dan Pascapanen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 57 hlm. Sudjana. 1978. Perbaikan ketahanan jagung varietas lokal terhadap penyakit bulai (Sclerospora maydis. Rac). Seminar Bagian Agronomi. LP3 Departemen Pertanian. 11 hlm. (Tidak dipublikasi). 198 Budiarti et al.: Pembentukan dan Evaluasi Inbrida Jagung