EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS MAMAJANG KOTA MAKASSAR

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, diperkirakan ibu meninggal karena komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS SITANGGAL KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka. Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS DM (DIABETES MELLITUS) DI UPTD PUSKESMAS BOYOLALI I KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

PENATALAKSANAAN KASUS-KASUS EMERGENSI KEBIDANAN YANG BERASAL DARI RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

RENCANA STRATEGI PONEK RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE BOOTH MAKASSAR

Surveilans Respons dalam Program KIA Penyusun: dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN PONED. Terbitan : 01 No. Revisi : 00. Tgl. Mulai Berlaku : 16/5/2015. Halaman :

POLICY PAPER Rencana Aksi Daerah Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu(RAD PPAKI)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

Aplikasi Pengolahan Dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Berbasis Desktop

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KESEHATAN IBU YANG DIDANAI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Subjek Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

PENGEMBANGAN PELAYANAN PONED DI PUSKESMAS MERGANGSAN, TEGALREJO, DAN JETIS BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UGM/RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Ditinjau dari Aspek Bidan Desa sebagai Pelaksana di Kabupaten Jepara

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAGOK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

Transkripsi:

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Evaluation Of The Implementation Of Basic Emergency Care Of Neonatal Obstetric (PONED) In Puskesmas Jumpandang Baru Of Makassar M. Ichsan Mustain 1, Alimin Maidin 1, Rini Anggraeni 1 1 Bagian Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin (ichsan_mustain@yahoo.co.id,aliminmaidin2008@gmail.com,rinianggraeni_skm@yahoo.com, 081241153008) ABSTRAK Pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Jumlah Puskesmas Mampu PONED di kota Makassar yaitu 5 puskesmas, salah satunya yakni Puskesmas Jumpandang Baru. Pada tahun 2012 di Puskesmas Jumpandang Baru terdapat 16 bayi meninggal dari 1061 kelahiran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif pendekatan deskriptif (explanatory research). Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 5 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dari bahan-bahan tertulis sebagai sumber data utama. Keabsahan data dilakukan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Pengolahan dan analisis data menggunakan content analysis dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil penelitian yaitu sarana dan prasarana sudah lengkap namun ada beberapa alat yang tidak tersedia, alokasi dana bersumber dari APBD berdasarkan dana operasional kegiatan puskesmas, standar operasional prosedur pelayanan obstetric dan neonatal telah terpasang namun belum maksimal, sosialisasi tentang program PONED berjalan dengan baik, sistem rujukan sesuai dengan alur rujukan yang telah ditetapkan, serta terdapat pencatatan pelaporan yang dibuat khusus untuk program PONED. Kata kunci: Puskesmas PONED, evaluasi ABSTRACT Implementation of basic emergency care (PONED) is the government s effort to overcome maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) in Indonesia. The number of health care centres (puskesmas) in the city of Makassar able PONED is 5 puskesmas, one of which is puskesmas Jumpandang Baru. In 2012 at Puskesmas Jumpandang Baru there are only 16 infants died of 1061 births. This type of research is descriptive qualitative research approach (explanatory research). Informant selection used in this study is purposive sampling and with the number of informants is 5 people. Collecting data using in-depth interviews, observation, and the analysis of written materials as the primary data source. Validity of data triangulation and triangulation techniques. Analysys of the data using content analysis and are presented in narrative form. The results of research facilities and infrastructure that is already full, but there are some tools that are not available, alocation of funds sourced from APBD based on the operational activities of Puskesmas funding, standard operating procedures obstetric and neonatal care has been installed but not maximum, socialization of the program PONED is going well, referral system in accordance with a predetermined reference groove,recording and reporting are made specifically for the program PONED. Keyword : Puskesmas PONED, evaluation

PENDAHULUAN Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. 1 World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, 99 persen diantaranya terjadi di negara berkembang. Angka kematian maternal di negara berkembang diperkirakan mencapai 100 sampai 1000 lebih per 100.000 kelahiran hidup. 2 Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup. 3 AKI provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010 adalah 121/100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 mencapai 116/100.000 kelahiran hidup, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi 140/100.000 kelahiran hidup. 4 Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu maupun janinnya. PONED merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang masih tinggi dibandingkan di Negara-negara Asean lainnya. 5 Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, puskesmas dan melakukan rujukan ke RS PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif) pada kasus yang tidak mampu ditangani. 1 Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, jumlah Puskesmas mampu PONED di kota Makassar tahun 2010 yaitu 5 puskesmas, salah satunya yakni Puskesmas Jumpandang Baru. 6 Pada tahun 2011 dan 2012 di Puskesmas Jumpandang Baru jumlah kelahiran dan bayi yang lahir hidup yaitu dengan berturut-turut 1086 dan 1061 kelahiran, dan 1076 dan1045 bayi yang lahir hidup, namun mengalami kenaikan pada jumlah bayi yang hidup mati yaitu 10 bayi dan 16 bayi. Jumlah pasien rujukan emergensi dari puskesmas ke rumah sakit pada tahun 2012 yaitu 394 pasien. 6 Terdapat beberapa masalah dalam Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), sehingga penulis tertarik untuk menggali secara mendalam tentang Evaluasi

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar 2013. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jumpandang Baru pada tanggal 29 April 15 Mei. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif pendekatan deskriptif (explanatory research) yaitu berusaha mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang dilakukan. Informasi diperoleh melakukan wawancara mendalam pada informan yang terkait serta melakukan metode cek list untuk sarana dan prasarana. Informan dengan melakukan wawancara mendalam berjumlah 5 orang yaitu Kepala Puskesmas, Dokter, Perawat, dan Bidan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan PONED. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling yaitu informan yang dipilih dengan secara sengaja atau menunjuk langsung kepada orang yang dianggap dapat mewakili karakteristik-karakteristik populasi. Wawancara mendalam menggunakan alat perekam. Data yang terkumpul dari hasil rekaman wawancara mendalam dibuat transkrip lalu disederhanakan dalam bentuk matriks. Analisis dilakukan dengan metode content analysis kemudian diinterprestasikan dan disajikan dalam bentuk narasi. HASIL Jumlah tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan PONED yaitu terdapat 5 orang yakni terdiri dari 1 dokter umum, 2 bidan dan 2 perawat, yang dipilih berdasarkan kompetensi bidang. Berikut kutipan wawancaranya: terdapat 5 orang yakni terdiri dari 1 dokter umum, 2 bidan dan 2 perawat (NH, 41 tahun, 2 Mei 2013) dipilih berdasarkan kompetensinya. Kalau bidan kan memang khusus menangani persalinan, kalau dokter nantinya berperan sebagai pengambilan keputusan (EY, 53 tahun. 6 Mei 2013) Sarana dan prasarana untuk pelaksanaan PONED di Puskemas Jumpandang Baru sudah cukup lengkap namun jumlahnya masih kurang, seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini: menurut saya masih kurang karena masih banyak alat yang belum lengkap karena belum ada kiriman alat lainnya dari dinkes (NH, 41 yahun, 2 Mei 2013)

sebenarnya sudah cukup lengkap, tapi kalau dari segi jumlah masih kurang, kadang ada alat yang seharusnya minimal 2 buah, tapi kami hanya punya 1 buah (EY, 53 tahun, 6 Mei 2013) Dana untuk kegiatan PONED di Puskesmas Jumpandang Baru bersumber dari APBD berdasarkan operasional kegiatan puskesmas, dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan pengadaan alat-alat dan obat-obat emergensi, serta dalam sistem rujukan ke rumah sakit. dari APBD berdasarkan dana operasional kegiatan puskesmas (EY, 53 tahun, 6 Mei 2013) terutama untuk membiayai program kerja puskesmas PONED, seperti peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), termasuk sarana dan prasarana pertolongan persalinan normal, serta pendanaan dalam proses rujukan (RL, 32 tahun, 8 Mei 2013) Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelayanan obstetri dan neonatal telah terpasang, namun dalam pelaksanaannya belum begitu maksimal dikarenakan tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP. ada, untuk pelaksanaan PONED sendiri telah dicantumkan SOP dalam penanganan obstetri dan neonatal (RM, 35 tahun, 2 Mei 2013) belum begitu maksimal, karena keterbatasan, obat dan sarana pendukung. Lagipula tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP (RL, 32 tahun, 8 Mei 2013) Sosialisasi tentang program PONED di Puskesmas Jumpandang Baru telah dilaksanakan dimana sasaran sosialisasi yaitu ibu hamil yang melakukan antenatal care, maupun dari keluarga pasien yang mengantar. Kendala yang dihadapi masih banyak warga yang memiliki perhatian yang kurang terhadap sosialisasi tentang PONED. macam-macam, salah satunya mengenalkan puskesmas PONED dan menjelaskan fungsinya kepada ibu hamil yang melakukan ANC (Antenatal Care) di puskesmas, juga kepada keluarga pasien yang kebetulan mengantar (NH, 41 tahun, 2 Mei 2013) masih banyak warga yang memiliki perhatian yang kurang terhadap sosialisasi yang diberikan (RM, 35 tahun, 2 Mei 2013)

Sistem rujukan di Puskesmas Jumpandang Baru sesuai dengan alur rujukan yang telah ditetapkan. Pasien yang tidak dapat ditangani di puskesmas maka akan dirujuk ke rumah sakit PONEK. bila dalam pertolongan persalinan didaptkan kesulitan dan keterbatasan keterampilan, obat-obatan mergensi dan sara pendukung, maka pasien kami rujuk (EY, 53 tahun, 6 Mei 2012) alur rujukan kami ke RS PONEK 24 jam, yaitu RSKDIA sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi (RM, 35 tahun, 2 Mei 2013) Pelaporan PONED telah berjalan dengan baik, dimana pelaporan mengenai angka kematian, kesakitan, angka rujukan dan penanganan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar tiap sebulan sekali. laporannya rutin dilaporkan tiap bulan tentanng angka kesakitan dan kematian (RM, 35 tahun, 2 Mei 2013) laporan sudah berjalan dengan baik biasanya dilaporkan tiap bulan kasus KIA ke dinkes kota (NH, 41 tahun, 2 Mei 2013) PEMBAHASAN Tenaga kesehatan di Puskesmas Jumpandang Baru terdapat 5 orang yakni 1 dokter, 2 perawat, dan 2 bidan serta alasan mengapa tenaga tersebut dipilih adalah dilihat berdasarkan kompetensinya, dimana bidan khusus menangani persalinan sedangkan dokter sebagai pengambil keputusan. Jumlah tim PONED di Puskesmas Jumpandang Baru telah memadai, kualifikasi untuk tim PONED yaitu dokter, bidan, perawat. Untuk menjadi tim PONED tidak ditentukan dari lama kerjanya, tidak ada persaratan khusus untuk menjadi tim PONED, karena tim PONED ditunjuk langsung oleh kepala puskesmas. Tidak ada agenda khusus untuk pelatihan tim PONED. Seluruh tenaga telah mampu dan mahir dalam pelaksanaan PONED karena telah mengikuti pelatihan PONED. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Desita yang melakukan penelitian tentang PONED di Puskesmas Karang Malang Semarang yaitu puskesmas yang mampu PONED memiliki petugas yang telah dilatih PONED terdiri dari dokter, bidan dan perawat. 7 Menurut Kuswenda, dalam kebijakan PONED dari segi tenaga harus terdiri dari dokter, perawat dan bidan. 8 Setyawan menyatakan dalam peran sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di

puskesmas tenaga kesehatan merupakan sumber daya strategis, tenaga kesehatan mampu secara optimal menggunakan sumber daya fisik, finansial, dan manusia dalam tim kerja. 9 Sarana dan prasarana di Puskesmas Jumpandang Baru sebagian besar sudah lengkap namun ada beberapa alat yang tidak tersedia dikarenakan belum adanya kiriman alat lainnya dari Dinas Kesehatan, seperti Pispot sodok stainless steel, Vulsellum Forceps (Teale), Urine bag, sonde Lambunng (disposable), Spekulum L (Doyen), Vakum ekstraktor. Salah satu faktor yang harus dipenuhi suatu puskesmas yang mampu menjalankan program PONED seoptimal mungkin adalah sarana dan prasarana yang lengkap, sehingga dapat menangani kasus persalinan dengan baik. Menurut Setyawan menyatakan sumber daya fisik merupakan sarana pendukung kerja sehingga tenaga kesehatan dapat menjalankan perannya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan puskesmas dengan optimal. 9 Sesuai dengan penelitian sebelumnya menurut Wijaya kendala pengembangan program PONED yaitu SDM, sarana prasarana kurang, pembiayaan lama dan SK bentuknya surat tugas sehingga tidak ada legitimasi yang lebih jelas. Solusi pengembangan kesepakatan yaitu pemenuhan sarana prasarana, pelatihan dan pengajuan kebutuhan PONED ke pemerintah, pembiayaan lancar, dan pembuatan SK khusus. 3 Dana untuk kegiatan PONED di Puskesmas Jumpandang Baru bersumber dari APBD berdasarkan operasional kegiatan puskesmas, dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan pengadaan alat-alat dan obat-obat emergensi, serta dalam sistem rujukan ke rumah sakit, dan yang mengatur dana tersebut adalah kepala puskesmas, bendahara puskesmas, dan koordinator bidan. Penelitian sebelumnya Wijaya mengatakan bahwa kendala persiapan puskesmas PONED yaitu kalau tidak ada dana, SDM dan sapras yang tidak memenuhi standar. Alokasi dana khusus untuk program PONED juga merupakan faktor yang terpenting. Dengan adanya dana tersebut maka kegiatan PONED bisa dilaksanakan karena dapat memenuhi pengadaan alat-alat dan obat-obat emergensi yang dibutuhkan dalam penanganan kasus persalinan. 3 Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Jumpandang Baru untuk pelayanan obstetri dan neonatal terlah terpasang, namun dalam pelaksanaannya belum begitu maksimal dikarenakan tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP. Standar ini harus diperhatikan mengingat suatu kegiatan akan berjalan dengan baik apabila telah mengikuti standar operasional yang ditetapkan. Sosialisasi tentang program PONED di Puskesmas Jumpandang Baru telah dilaksanakan dimana sasaran sosialisasi yaitu ibu hamil yang melakukan antenatal care, maupun dari keluarga pasien yang mengantar, adapun dilakukan sosialisasi melalui pertemuan

kader masyarakat. Adapun kendala yang dihadapi masih banyak warga yang memiliki perhatian yang kurang terhadap sosialisasi tentang PONED. Sosialisasi sangat penting untuk dilakukan sebab program PONED seharusnya diketahui oleh seluruh ibu hamil sehingga ibu hamil bisa mengerti dan sadar akan keselamatan dalam proses persalinan. Seperti diketahui bahwa PONED merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang masih tinggi dibandingkan di Negara-negara Asean lainnya. 5 Sistem rujukan di Puskesmas Jumpandang Baru sesuai dengan alur rujukan yang telah ditetapkan. Dimana jika puskesmas tersebut tidak dapat menangani pasien maka akan dirujuk ke rumah sakit PONEK. Hal tersebut didukung oleh Dewiyana yang menyatakan setiap kasus emergensi yang datang di setiap puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani, setelah itu baru melakukan pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran, alur pasien). Jika tidak dapat ditangani maka akan di rujuk ke rumah sakit PONEK. 5 Pelaporan PONED telah berjalan dengan baik, dimana pelaporan mengenai angka kematian, kesakitan, angka rujukan dan penanganan diserahkan ke dinas kesehatan kota makassar tiap sebulan sekali. Supervisi juga diketahui berjalan efektif. Hal ini juga merupakan hal penting untuk dilakukan dalam mendukung program PONED di puskesmas, karena dengan adanya pelaporan PONED pemerintah dapat mengevaluasi proses berjalannya program PONED, sehingga jika ada sesuatu yang terjadi yang dapat menghambat proses PONED dapat ditangani dengan cepat, dan pemerintah dapat mengetahui dan menemukan jalan keluar yang tepat. Selain itu dapat pula sebagai panduan untuk mengetahui angka kematian ibu dan bayi tiap tahunnya pada puskesmas tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Jumlah tim PONED di Puskesmas Jumpandang Baru sebanyak 5 petugas yang terdiri dari 1 dokter, 2 perawat, dan 2 bidan.. Sarana dan prasarana di Puskesmas Jumpandang Baru sudah lengkap namun ada beberapa alat yang tidak tersedia dikarenakan belum adanya kiriman alat lainnya dari dinkes. Dana insentif untuk kegiatan PONED di Puskesmas Jumpandang Baru bersumber dari APBD berdasarkan operasional kegiatan puskesmas, dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan pengadaan alat-alat dan obat-obat emergensi, serta dalam sistem rujukan ke rumah sakit. SOP untuk pelayanan obstetri dan neonatal telah terpasang, dalam pelaksanaannya sudah sesuai namun belum begitu maksimal dikarenakan tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP. Sosialisasi tentang program PONED di Puskesmas Jumpandang Baru telah dilaksanakan dimana sasaran sosialisasi yaitu ibu hamil yang melakukan antenatal care, maupun dari keluarga pasien yang mengantar. Sistem rujukan di

Puskesmas Jumpandang Baru sesuai dengan alur rujukan yang telah ditetapkan. Dimana jika puskesmas tersebut tidak dapat menangani pasien maka akan dirujuk ke rumah sakit PONEK. Pelaporan PONED telah berjalan dengan baik, dimana pelaporan mengenai angka kematian, kesakitan, angka rujukan dan penanganan diserahkan ke dinas kesehatan kota Makassar tiap sebulan sekali. Supervisi juga diketahui berjalan efektif. Pihak petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru disarankan agar mengarahkan para staf agar lebih berperan aktif dalam pelaksanaan PONED serta melengkapi alat PONED yang belum lengkap. DAFTAR PUSTAKA 1. Kepmenkes RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008. Jakarta: Kepmenkes RI; 2008. 2. Hasnah, Tritratnawati, Atik. Penelusuran Kasus-Kasus Kegawatdaruratan Obstetri yang Berakibat Kematian Maternal. Makara Kesehatan. 2003;7 (2): Hal 38-47. 3. Wijaya, Karya. Evaluasi Persiapan Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Kabupaten Brebes Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1 (2) : Hal 72-81. 4. Dinkes Sulsel. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012. Makassar: Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan; 2012. 5. Dewiyana. PONED Sebagai Strategi Untuk Persalinan Yang Aman [Tesis]. Surabaya: Universitas Airlangga; 2010. 6. Puskesmas Jumpandang Baru. Data Angka Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2012. Makassar: Puskesmas Jumpandang Baru; 2013. 7. Erna, Desita Usi. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Di Puskesmas Karang Malang Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1 (2): Hal. 126-132. 8. Kuswenda, Dedi. Transformasi Puskesmas Mampu BPJS. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013. 9. Setyawan. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis: Repositioning Peran, Perilaku Plus Kompetensi Serta Peran SDM Strategi. Yogyakarta: Amara Books; 2002. 10. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Obstetri Neoatal Emrgensi Dasar cetakan ke 2. Jakarta. Depkes RI; 2008.

LAMPIRAN MATRIKS HASIL WAWANCARA EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2013 No Variabel Informan Jawaban Informan Reduksi Kesimpulan 1 Tenaga NH Total ada 5, terdiri dari; 1 dokter umum, 2 bidan, 2 perawat EY dipilih berdasarkan kompetensinya. Kalai bidan kan memang khusus menangani persalinan, kalau dokter, nantinya berperan sebagai pengambilan keputusan 2 Pendanaan EY dari APBD berdasarkan dan jumlah tenaga Informan kesehatan yang mengungkapkan mengikuti pelatihan bahwa jumlah tenaga PONED terdiri 5 kesehatan yang orang, yakni dokter mengikuti pelatihan umum, bidan dan PONED terdiri 5 perawat orang, yakni dokter umum, bidan dan perawat yang dipilih berdasarkan kompetensinya. terdapat dana pendanaan operasional kegiatan insentif khusus bersumber dari puskesmas dan Pelayanan untuk PONED APBD. Digunakan Kesehatan Dasar Gratis (PKD- G) 24 jam untuk membiayai program kerja RL terutama untuk membiayai puskesmas PONED, program kerja puskesmas seperti peningkatan PONED, seperti peningkatan Kesehatan Ibu dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Anak (KIA), termasuk sarana prasarana termasuk sarana pertolongan persalinan prasarana normal, serta pendanaan pertolongan dalam proses rujukan persalinan normal, serta pendanaan dalam proses rujukan 3 Sarana NH menurut saya masih kurang Sarana dan sarana dan prasarana karena masih banyak alat yang prasarana sudah untuk pelaksanaan

dan belum lengkap tersedia namun Prasarana EY sebenarnya sudah cukup belum lengkap lengkap, tapi kalau dari segi jumlah masih kurang, kadang ada alat yang seharusnya minimal 2 buah, tapi kami hanya punya 1 buah EY sebenarnya sudah cukup lengkap, tapi kalau dari segi jumlah masih kurang, kadang ada alat yang seharusnya minimal 2 buah, tapi kami hanya punya 1 buah SOP RM ada, untuk pelaksanaan dalam puskesmas PONED sendiri telah ini terdapat SOP dicantumkan SOP dalam pelaksanaan penanganan obstetric dan PONED neonatal RL belum begitu maksimal, karena keterbatasan, obat dan sarana pendukung. Lagipula tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP 4 Sosialisasi NH macam-macam, salah satunya di puskesmas ada mengenalkan puskesmas sosialisasi kepada PONED dan menjelaskan masyarakat fungsinya kepada ibu hamil mengenai PONED yang melakukan ANC (Antenatal Care) di puskesmas, juga kepada keluarga pasien yang kebetulan mengantar RM masih banyak warga yang memiliki perhatian yang kurang terhadap sosialisasi yang diberikan PONED sudah tersedia namun belum lengkap Dalam pelaksanaan PONED telah dicantumkan SOP namun belum begitu maksimal karena keterbatasan, obat dan sarana pendukung. Lagipula tidak semua staf puskesmas mengerti tentang SOP Pihak puskesmas melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai PONED namun terdapat kendala dalam proses sosialisasi yang dilaksanakan yaitu informasi tentang adanya puskesmas PONED

belum merata Sistem EY untuk kasus emergensi alur rujukan Informan Rujukan RM yang datang ke puskesmas harus langsung ditangani dan jika tidak mampu ditangani langsung dirujuk ke rumah sakit PONEK alur rujukan kami ke RS PONEK 24 jam, yaitu RSKDIA sitti Fatimah dan RSIA Pertiwi pelayanan PONED di puskesmas sudah sesuai yakni alur rujukan ke RS PONEK 24 jam, yaitu RSKDIA, Sitti Fatimah, dan RSIA Pertiwi mengungkapkan bahwa alur rujukan pelayanan PONED di puskesmas sudah sesuai yakni alur rujukan ke RS PONEK 24 jam, yaitu RSKDIA, Sitti Fatimah, dan RSIA Pertiwi Pelaporan NH laporan sudah berjalan pelaporan PONED sistem pelaporan dan Supervisi dengan baik biasanya dilaporkan tiap bulan kasus KIA ke dinkes kota RM laporannya rutin dilaporkan tiap bulan tentanng angka kesakitan dan kematian berjalan dengan baik dan biasanya dilaporkan tiap bulan tentang angka kesakitan dan kematian PONED berjalan dengan baik dan biasanya dilaporkan tiap bulan tentang angka kesakitan dan kematian. Pelaporan PONED tiap bulan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar