BAB IV ANALISIS. Pada perancangan objek Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB I. Pendahuluan. keberlangsungan kehidupan manusia tersebut. Berawal dari proses produksi serta

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada

BAB VI HASIL RANCANGAN.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...


BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Bab 6. Hasil Perancangan. bertemakan historicism ini mengambil dari nilai kandungan dalam surat Yunus

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep Combined Metaphore Reyog dan wawasan keislaman akan menghasilkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsi Pada perancangan objek Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi yang diklasifikasikan berdasarkan prioritasnya. Sama dengan perancangan yang lain, fungsi Sentral Wisata Kerajinan Rakyat juga dibedakan atas tiga fungsi yaitu: fungsi primer, sekunder dan penunjang. Fungsi primer merupakan fungsi utama atas sebuah objek perancangan. Fungsi sekunder merupakan fungsi pokok yang menjadi tambahan fungsi utama. Fungsi penunjang merupakan fungsi pendukung atas fungsi-fungsi yang lain. Sentral Wisata Kerajinan Rakyat memiliki fungsi primer sebagai ruang produksi dan workshop rakyat. Sentral ini merupakan wadah bagi para pengrajin sehingga membentuk komunitas yang dapat semakin mengembangkan potensi dari setiap. Fungsi workshop yaitu sebagi tempat masyarakat umum khususnya bagi para konsumen barang-barang agar dapat mencoba dan menghasilkan sesuai dengan kegemaran masing-masing. Fungsi tersebut juga dapat memperat hubungan antara pengrajin dan konsumen. Fungsi sekunder merupakan fungsi pokok yang menjadi pendukung fungsi primer, pada Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah sebagai sentral jual beli hasil produksi sentral tersebut. Selain itu, galeri dan ruang pamer menjadi pendukung dari fungsi primer dan sekunder. Fungsi penunjang dalam sentral wisata ini diantaranya fasilitas-fasilitas pendukung adanya fungsi primer dan sekunder. Pengelola yang melayani 78 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

pengunjung dengan menjelaskan di setiap prosesnya akan memudahkan pengunjung mengenal tiap bagian dari sentral wisata Kerajinan Rakyat tersebut. Secara garis besar, beberapa fungsi dari Sentral Wisata Kerajinan Rakyat sesuai dengan batasan perancangan dapat digambarkan sebagai berikut: Jenis Fungsi Sosialisasi Apresiatif Edukatif Rekreatif Interaksi Area antara rekreatif pengrajin Wadah yang dengan Mengembangkan pembelajaran melibatkan konsumen kreatifitas bagi tentang pengunjung yang ingin para pengrajin dengan terlibat khususnya aktivitas dalam proses pelaku pembuatan aktivitas Primer: Memproduksi Workshop pengrajin dan pengunjung Seminar pengrajin Sekunder: Pameran Jual-beli bersama / ruang komunal dari berbagai pelaku aktivitas dan pengunjung. Memperkenalkan variasi pada masyarakat Masyarakat dapat mempelajari sejarah, seluk beluk dan proses dari Menambah wawasan dengan sarana wisata Tersier: Mengelola objek dan aktivitasnya Penyimpanan barang baku dan barang jadi Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Mendukung berjalannya fungsi primer dan sekunder Tabel 4.1 Fungsi Primer, Sekunder dan Tersier (Sumber: Analisis) 4.2 Analisis Aktivitas Dari penerapan beberapa fungsi, akan menciptakan aktivitas dan kegiatan dalam Sentral Wisata Kerajinan Rakyat. Sebagai pusat ruang produksi, aktivitas utama dalam sentral ini adalah memproduksi. Aktivitas yang terbentuk dari penjabaran beberapa fungsi dapat digambarkan sebagai berikut: 79 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Klasifikasi Fungsi Aktivitas Produksi dan Workshop Kerajinan Pusat Jualbeli Kerajinan Pameran Hasil Kerajinan Penyajian Galeri sejarah Pengelolaan Wisata/ Guide Jenis Aktivitas Uraian Aktivitas Sifat Aktivitas Penyimpanan bahan mentah Proses pengerjaan bahan mentah Proses finishing hasil Melibatkan pengunjung dengan proses Proses jual hasil Proses beli produk Pameran hasil, ruang museum baca, ruang belajar Melayani pengunjung Penyimpanan bahan kayu, rotan dan bahan lain sebelum diproduksi Proses produksi, memahat, menganyam, mengukir, mengecat, dll. Penjemuran, pemasakan, pematangan, dll Produksi, proses belajar, Kerajinan siap pakai dapat dijual untuk publik Interaksi pembeli dengan penjual Produk dipamerkan untuk pengunjung Pembelajaran, pameran Mendampingi pengunjung berkeliling dengan menjelaskan tiap bagian Sentral Wisata Tabel 4.2 Penjabaran Aktivitas (Sumber: Hasil Analisis, 2014) Rutin,waktu tertentu Rutin, waktu tertentu Tidak rutin, waktu tertentu Rutin, waktu tertentu Rutin, waktu tidak tertentu Tidak rutin, waktu tidak tertentu Rutin, waktu tertentu Rutin, waktu tertentu Tidak rutin, waktu tertentu 4.3 Analisis Pengguna Dari beberapa analisis aktivitas yang terbentuk, dapat digambarkan bebrapa pengguna dari masing-masing aktivitas. Jumlah pengunjung pada Sentral Wisata tidak tetap, sehingga perancangan Sentral ini dengan kapasitas pengunjung 5000 80 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

orang dengan jumlah pengrajin 250 orang, penjual dan staff pengelola termasuk keamanan berjumlah 150 orang. Klasifikasi Fungsi Aktivitas Produksi dan Workshop Kerajinan Pusat Jualbeli Kerajinan Pameran Hasil Kerajinan Penyajian Galeri sejarah Pengelolaan Wisata/ Guide Jenis Aktivitas Penyimpanan bahan mentah Proses pengerjaan bahan mentah Proses finishing hasil Melibatkan pengunjung dengan proses Proses jual produk Proses beli produk Pameran hasil baca, ruang belajar Mendampingi Pengunjung Klasifikasi Pengguna Jumlah Pengguna Rentang Waktu Pengguna Pengrajin + 50 orang 1-2 jam Staff Keamanan 3 orang 24 jam Pengrajin 250 orang 1-5 jam Pengunjung 100 orang 1-5 jam Pengrajin 250 orang 1-8 jam Pengunjung 100 orang 1-8 jam Pengrajin 100 orang 1-12 jam Pengunjung 100-200 orang Penjual 150 orang 24 jam Pengunjung 200 orang 24 jam Penjual 150 orang 24 jam Pengunjung 200 orang 24 jam Pengunjung 5000 orang 12 jam Staff 100 orang 15 jam Pengunjung 100 orang 1-8 jam Staff 1-20 orang Pengunjung 50 orang 1-3 jam Pengelola/ staff Tabel 4.3 Klasifikasi Pengguna (Sumber: Hasil Analisis, 2014) 2 orang 81 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Pola sirkulasi Pengguna (Pengunjung) menuju Sentral Wisata Kerajinan Pengunjung Masuk Workshop pembuatan Galeri & pameran Parkir Informasi Stand penjualan Foodcourt Pulang Pola sirkulasi Pengrajin dalam Sentral Wisata Kerajinan Pengrajin Masuk Workshop pembuatan Galeri & pameran Parkir Stand penjualan Foodcourt Pulang Pola Sirkulasi Pengelola dalam Sentral Wisata Kerajinan Pengelola Masuk R.Informasi Workshop pembuatan Galeri & pameran Parkir R.Pengelola Berkeliling Stand penjualan Foodcourt Pulang Gambar 4.1 Skema pola sirkulasi (Sumber: Hasil analisis, 2014) 82 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.4 Analisis Analisis ruang meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang dan persyaratan ruang. Kebutuhan ruang dapat ditentukan berdasarkan pengguna dan aktivitasnya, kemudian dapat ditentukan kebutuhan ruang yang dibutuhkan. 4.4.1 Kebutuhan Jenis aktivitas Jenis ruang Workshop/ ruang produksi Kerajinan Primer Sekunder penyimpanan produksi Gudang pengrajin display hasil Jual-beli Kerajinan Retail (shop) penjual Galeri dan Pamer Area pameran (Exhibition hall) Panggung musik Galeri sejarah pustaka sejarah Museum Penunjang Pengelola/ Guide pengelola/ staff guide Parkir kendaraan Parkir Sholat Mushola Informasi informasi Pelayanan ATM Penjagaan Keamanan Pos keamanan Buang air umum Servis / ME servis Tabel 4.4 Kebutuhan (Sumber: Hasil Analisis, 2014) Besaran ruang dihitung berdasarkan standar-standar perancangan, disesuaikan dengan jumlah pemakai ruang, kebutuhan ruang dari tiap pengguna, fasilitas dan perabot yang ada pada ruangan tersebut. 83 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.4.2 Besaran Jenis ruang penyimpan an produksi Pengrajin Workshop pengunjung pustaka display Jumlah ruang Kapasitas Dimensi ruang Standar Luas total Perkakas 16m 2 16m 2 x 1 A 16m 2 10x (0,6 mx1,2m) bahan 1-10 orang Manusia NAD 20m 2 mentah 2x (1,4mx0,7m) Meja 10x (0,3mx0,7) Kursi 5x (1mx0,30m) Rak Buku 30 % Sirkulasi Lobby 0,65m 2 / 0,65 X 100 NAD 65m 2 pengerjaan / workshop perkakas ist irahat berkasberkas pengerjaan / workshop orang 1,3m 2 / orang 1,3 x 500 NAD 650m 2 6m 2 6m 2 x 2 NAD 12m 2 0,65m 2 / orang 1,3m 2 / orang 1-10 orang 1,3m 2 / orang perkakas baca 1,3m 2 / orang Museum (skala kecil) display 0,65 X 100 NAD 65m 2 1,3 x 500 NAD 650m 2 10x(2mx1,5m) 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urino ir 30% Sirkulasi NAD 15m 2 1,3 x 500 NAD 650m 2 6m 2 6m 2 x 2 NAD 12m 2 100 orang 1,3 x 500 NAD 650m 2 100x (0,6 mx1,2m) Manusia 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m 2 Asumsi Pameran 30 % Sirkulasi 60m 2 - NAD / A 250m 2 A 60m 2 Gudang Gudang 60m 2 - A 60m 2 84 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Retail (shop) Area pameran (Exhibition hall) Panggung musik pengelola 20 Stand pertokoan penjual Pameran servis Pameran 25m 2 - A 25m 2 100 orang 1-5 orang 1-10 orang 100 orang 100x (0,6 mx1,2m) Manusia 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m 2 Asumsi Pameran 30 % Sirkulasi NAD / A 250m 2 5x (0,6 mx1,2m) Manusia NAD 10m 2 1x(2mx0,3m) Rak 30 % Sirkulasi 10x(2mx1,5m) NAD 15m 2 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urino ir 30% Sirkulasi 100x (0,6 mx1,2m) Manusia NAD / A 250m 2 50x (1,4mx0,7m) Meja 50m 2 Asumsi Pameran 30 % Sirkulasi 0,65 x 250 NAD 163m 2 Lobby 0,65m 2 / orang 4m 2 4m 2 x 3 m A 12m 2 peralatan 0,65m 2 / 0,65 x 6 NAD 3,9m 2 pengelola orang Tempat 0,65m2/ 0,65 x 1000 NAD 650m 2 duduk orang Panggung 6 x 10 A 60m 2 contr 6m 2 6 x 2 A 12m 2 ol 9,3m 2 / 9,3 x 4 NAD 37,2m 2 teknisi orang 6m 2 - A 12m 2 direktur 4m 2 / orang 4m 2 x 10 A 40m 2 kerja 4m 2 / orang 4m 2 x 10 A 40m 2 karyawan / staff tamu rapat 6m 2 - A 6m 2-5 x 5 A 25m 2 85 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

6m 2 - A 6m 2 dokumenta si 6m 2 - A 6m 2 arsip 2,52m 2 2,52 x 4 unit NAD 10,08m 2 pantry 4m 2 - A 4m 2 Parkir Mobil 15m 2 15m 2 x 15 NAD 225m 2 Foodcourt Mushola Sepeda 2.25m 2 2.25m 2 x 30 NAD 67,5m 2 motor Sepeda 1.02m 2 1.02m 2 x 10 NAD 10,2m 2 Bus 30m 2 30m 2 x 5 NAD 150m 2 20x (0,6 mx1,2m) Dapur dan Manusia Pantry 2x (1,0mx0,5m) 1-20 orang Meja Potong NAD 250m 2 20x (0,3mx0,7) Kursi 6x (1,2mx0,4m) Rak barang 2x(15mx 7m)Peralatan dapur 30 % Sirkulasi makan Kasir sholat putra sholat putri wudlu 1-90 orang 1-5 orang 1-10 orang 70 orang 50 orang 100 orang 350 m2 Asumsi tempat pengunjung 30% Sirkulasi 5x (0,6 mx1,2m) Manusia 5x (1,4mx0,7m) Meja 5x (0,3mx0,7) Kursi 30 % Sirkulasi 10x(2mx1,5m) 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urino ir 30% Sirkulasi A 2300m 2 NAD 15m 2 NAD 15m 2 70 x (0,8 mx1,2m) sajadah NAD 67,2m 2 50 x (0,8 mx1,2m) Sajadah NAD 48m 2 100 x (0,6 mx1,2m) Manusia 10x(2mx1,5m) 100m 2 Asumsi Wudlu NAD / A 201m 2 86 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

informasi Pelayanan ATM operator peralatan teknisi ATM 0,65m 2 / orang 0,65m 2 / orang 0,65m 2 / orang 2,25m 2 / unit 0,65m 2 x 3 NAD 1,95m 2 0,65m 2 x 2 NAD 1,3m 2 0,65m 2 x 4 NAD 2,6m 2 2,25m 2 x 5 NAD 11,25m 2 Pos keamanan umum servis / ME pengawasa n security / KM Pr / Lk genset dan travo mesin pompa panel 9m 2 9m 2 x 4 A 36m 2 2,25m 2 2,25m 2 x 4 NAD 9m 2 1-10 orang x 6 unit 10x(2mx1,5m) 4x(0,5mx0,8m) Westafel 6x(0,5mx0,3m) Urino ir 30% Sirkulasi NAD 90m 2-10m x 4m A 40m 2-10m x 3m A 30m 2-10m x 3m A 30m 2-4m x 4m A 16m 2 Jumlah 9934,79 Sirkulasi 30 % 30 % x 2980,437 Jumlah total 12915,227m 2 Tabel 4.5 Kebutuhan dan Luasan (Sumber: Hasil Analisis, 2014) Untuk persyaratan ruang, mencakup kebutuhan yang diperlukan di setiap ruangnya dengan mengacu pada aktivitas beserta penggunanya. Mencakup di dalamnya persyaratan yang memungkinkan kealamian dengan mengurangi ketergantungan pada sumber daya buatan. 87 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.4.3 Persyaratan Kebutuhan Pencahayaan Penghawaan Kete- Keber- Akses View Alami Buatan Alami Buatan nangan sihan Penyimpanan +++ ++ +++ ++ +++ ++ +++ +++ produksi +++ ++ +++ ++ +++ ++ ++ +++ Workshop +++ + +++ + +++ - - +++ Pengrajin +++ +++ +++ ++ +++ ++ ++ +++ display ++ + +++ ++ ++ - - ++ Pustaka +++ ++ +++ + +++ + +++ +++ Museum +++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ +++ Gudang ++ +++ +++ ++ +++ - - ++ Retail (shop) ++ ++ +++ ++ +++ - + ++ Area pameran (Exhibition hall) +++ +++ +++ ++ +++ ++ + +++ Panggung music ++ ++ +++ ++ +++ - - ++ pengelola ++ + +++ ++ +++ + +++ +++ Parkir ++ + +++ ++ ++ - - ++ Foodcourt ++ ++ ++ ++ +++ - + ++ Mushola +++ ++ +++ ++ +++ + +++ +++ informasi ++ ++ ++ ++ +++ + + +++ Pelayanan ATM + - + ++ + + + ++ Pos keamanan ++ +++ +++ ++ +++ + ++ +++ umum ++ - ++ ++ +++ - +++ +++ servis ++ + ++ ++ +++ - + +++ Tabel 4.6 Persyaratan (Sumber: Hasil Analisis, 2014) 88 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.4.4 Hubungan Antar Penyimpanan produksi Workshop Pengrajin display Pustaka Museum Gudang Retail (shop) Area pameran (Exhibition hall) Panggung music pengelola Parkir Foodcourt Mushola informasi Pelayanan ATM Pos keamanan umum servis Keterangan: berdekatan bersebelahan berjauhan Gambar 4.2 Diagram Matriks (Sumber: Analisis, 2014) 89 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

berdekatan bersebelahan berjauhan Foodcourt Panggung Musik Parkir Musholla Servis Retail / shop Exhibition Hall R. Pengrajin R. Display Workshop Pelayanan ATM Pos Keamanan R. Informasi R. Penyimpanan Gudang R. Produksi R. Pengelola R. Pustaka Museum Gambar 4.3 Bubble diagram (Sumber: Analisis, 2014) 90 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5 Analisis Tapak Analisis tapak yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui segala sesuatu yang ada pada lokasi. Dari analisis tapak ini akan diperoleh kelebihan dan kekurangan pada tapak dan kemudian akan digunakan untuk mencari alternatif rancangan bangunan yang sesuai dengan kondisi site. Pada proses ini, setiap alternatif akan menyesuaikan dengan objek, tema rancangan dan site. 4.5.1 Bentuk dan Dimensi Tapak Lokasi tapak berada di Kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya di jalan Kendedes dan berada di kawasan wisata sejarah Candi Tumapel, Arca Dwarapala dan pemandian Ken Dedes. Akses menuju tapak juga dapat dicapai melalui jalur utama Malang-Surabaya. Secara umum, kondisi lokasi cukup memenuhi syarat sebagai Wisata Kerajinan Rakyat, terutama untuk tema Historicism yang lokasinya mengambil area wisata sejarah. Disamping itu, perancangan wisata rakyat tidak begitu menghasilkan limbah yang berbahaya sehingga pembuangan lokasi di area persawahan dapat diminimalisir. Kondisi eksisting tapak berbentuk cukup beraturan menyesuaikan dengan pemetaan sawah pada wilayah tersebut. Bentuk menyesuaikan kondisi alam dan tidak berkontur. Luas total tapak sekitar 36.785 m 2 atau sekitar 3,7 ha. Dimensi dan ukuran tapak sebagai berikut: 91 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Gambar 4.4 Dimensi dan Bentuk Tapak (Sumber: Analisis, 2014) 4.5.2 Analisis Tema Analisis tema dengan penerapan tiga pembabakan Sejarah Singosari pada tema Historicism menjadi batasan yang mengarahkan perancangan untuk menampilkan kembali nilai-nilai kesejarahan pada masa lalu, sehingga menjadi dasar perancangan objek yang menentukan pembagian ruang dan mengklasifikasikan aktivitas di dalamnya. Pembagian ruang mengadaptasi alur denah candi Singosari sebagai peninggalan sejarah Singosari. Penerapan Sejarah Kerajaan Singosari Era Konflik Perebutan kekuasaan dengan latar belakang balas dendam Prinsip Tema Historicism yang diambil Menampilkan bentuk lama dengan bentuk dan ukuran berbeda, dengan penyelesaian modern Aplikasi arsitektural Bentuk dan tampilan yang saling bertabrakan dan kontras Alternatif bentuk Puncak candi Empat bagian pada badan candi 92 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

Era Rekonsiliasi Penyelesaian knflik dengan kerjasama antar penerus kerajaan Mengambil nilai sejarah Menampilkan bentuk yang mulai beratur dari zona sebelumnya, zona konflik Mulai menampilkan sedikit ornamentasi Era Pemersatuan Nusantara Ekspedisi Pamalayu, bersatu dengan Melayu Mengambil bentukan dan tampilan khas dari Negara masingmasing menampilkan perpaduan karakteristik dan ornamentasi selembayung, hiasan pada atap rumah Melayu ornamentasi pada bagian bangunan Melayu Alternatif bentuk Zonase objek dengan pembagian alur pembabakan dapat mendukung alur cerita yang disampaikan. Pada objek Wisata Kerajinan Rakyat dengan tema Historicism, pembagian zonase sejarah, fungsi dan ruangnya sebagai berikut: primer Menampilkan bentuk yang menceritakan tindakan saling serang dengan denah yang mengadaptasi bangunan utama candi aktivitas yang cukup ramai dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi Zona Konflik 93 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

tersier Fungsi ruang yang melibatkan interaksi antar pengguna. Zona Rekonsiliasi Sebagai zona yang menjadi antara menuju kejayaan pemersatuan nusantara Menciptakan ruang bersama Suasana bentuk yang mengarahkan sekunder Fungsi sekunder Zona Nusantara Memberikan tangga menuju bangunan dengan ruang yang melibatkan pengguna dalam jumlah yang cukup besar. Menciptakan ruang bersama 94 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.3 Analisis Bentuk Tapak Zona Nusantara Zona Rekonsiliasi Zona Konflik Bentuk tapak yang menyerupai persegi dengan luas 3.7 hektar batas tapak cukup jelas. Bentuk menyesuaikan kondisi pemetaan sawah di lokasi tersebut dan lahan tersebut tidak berkontur. Tatanan massa dengan pola menyebar, pembagian tiga zona dengan memberikan jarak antar bangunan untuk memisahkan zona awal menuju zona selanjutnya. Memberikan exhibition area pada center objek untuk akses dari setiap zona. Zona Nusantara Zona Rekonsiliasi Zona Konflik Tatanan massa dengan pola memusat. Selain itu alur sirkulasi lebih dinamis dengan bentuk lengkung. Pembagian zona pada bangunan dengan tampilan pada dinding dan perbedaan level elevasi tanah. Zona Nusantara Zona Rekonsiliasi Zona Konflik Dari bentuk dan ukuran tapak tersebut, selanjutnya dapat menentukan bentuk pola dan tatanan massa pada perancangan Tatanan massa dengan pola menyebar, pembagian tiga zona dengan memberikan jarak antar bangunan untuk memisahkan zona awal menuju zona selanjutnya. Alur bangunan linier untuk memberikan ruang komunal pada zona Nusantara sebagai zona akhir Gambar 4.5 Analisis Bentuk Tapak (Sumber: Analisis, 2014) 95 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.4 Analisis Batas Tapak Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas. Batas dengan memberikan elemen air untuk mengimbangi kondisi sekitar tapak yang berupa persawahan. Elemen air Perkerasan sebagai batas terluar tapak Sawah, bagian luar tapak Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas. Batas-batas di sekitar tapak diantaranya: Utara : Permukiman Timur : Persawahan Selatan : Tanah kosong, persawahan Barat : Permukiman, jalan Sawah, bagian luar tapak Batas dengan memberikan perkerasan untuk membedakan area tapak dengan area sekitar. Memberikan kesan pada objek terbuka dan menyatu dengan lingkungan sekitar. Batas tapak pada entrance tanpa pagar atau batas solid, hanya dengan perbedaan level dari luar tapak sebagai batas. Batas dengan memberikan tinggi yang berbeda dengan lingkungan sekitar. Gambar 4.6 Analisis Batas Tapak (Sumber: Analisis, 2014) 96 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.5 Analisis Aksesibilitas/Sirkulasi Jalur pedestrian yang menjadi akses utama di dalam bangunan didesain luas dan memberikan banyak penghijauan untuk mengurangi rasa cepat lelah. Askesibilitas dan sirkulasi menuju tapak dapat dicapai dari satu jalan yang berada di sebelah selatan tapak. Jalur kendaraan, langsung diarahkan menuju basement Jalur pedestrian, dibedakan dengan memberikan tangga pada entrance. Jalur sirkulasi pedestrian diarahkan berbeda dengan jalur kendaraan Jalur kendaraan, diarahkan pada satu sisi tapak saja untuk memudahkan akses dan menambah faktor keamanan bagi pejalan kaki. Gambar 4.7 Analisis Aksesibilitas/Sirkulasi (Sumber: Analisis, 2014) 97 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.6 Analisis Angin dan Penghawaan Pembereian banyak bukaan pada bangunan pemberian vegetasi pengarah (semak: bougenville) dan pohon-pohon peneduh (kiara payung) pada sepanjang jalur sirkulasi, terutama pedestrian. Pada tapak, angin cenderung berhembus dari arah timur menuju barat yang berasal dari persawahan. Untuk memasukkan penghawaan alami dari angun menuju dalam bangunan, pemberian kisikisi dengan bukaan kecil pada secondary skin yang menghadap pada arah datang angin. Pemberian area terbuka dengan banyak elemen alami seperti elemen air untuk menambah suasana sejuk. Gambar 4.8 Analisis Angin dan Penghawaan (Sumber: Analisis, 2014) 98 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.7 Analisis Kebisingan Kebisingan dari objek disebabkan dari kegiatan dan aktivitas di dalamnya, memberikan pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan semak teh-tehan pangkas) di sekeliling tapak untuk mengurangi kebisingan ke sekitar tapak. Pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan cemara) juga diperbanyak untuk mengurangi kebisingan dari ruang produksi. Tingkat kebisingan pada tapak cenderung berasal dari permukiman pada barat tapak dan jalur utama sebelah selatan tapak. Kebisingan pada bagian dalam bangunan dapat dikurangi dengan ruangan yang tinggi dan memberikan kisi-kisi pada bagian atap. Pohon-pohon penyerap kebisingan (pohon kiara payung dan cemara diletakkan disekeliling tapak untuk mengurangi kebisingan dari tapak dan dari sekitar tapak. Kebisingan dapat dihindari dengan meninggikan level bangunan dan memberikan pohon-pohon penyerap kebisingan (kiara payung) disekitar bangunan. Jalur kendaraan diletakkan pada elevasi tanah bagian bawah untuk mengurangi kebisingan dan memberikan kenyamanan pada aktivitas di dalam bangunan Gambar 4.9 Analisis Kebisingan (Sumber: Analisis, 2014) 99 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.8 Analisis Matahari dan Pencahayaan Untuk mengurangi sinar matahari pada tapak, pemberian pohon peneduh (pohon tanjung) pada beberapa area termasuk pada area komunal yang berfungsi sebagai outdoor exhibition. Memberikan ornamen khas melayu sebagai bukaan pada fasad bangunan Arah sinar matahari dari timur menuju barat pada tapak tidak terhalang apapun, sehingga sinar matahari mulai matahari terbit hingga terbenam dapat diterima dengan sempurna pada tapak. Detil secondary skin, untuk mengurangi sinar matahari siang-sore pada bangunan Memberikan secondary skin dengan ornamen khas daerah melayu untuk mengurangi sinar matahari. Mengurangi sinar matahari dengan pohon-pohon peneduh (pohon tanjung) pada jalur sirkulasi pedestrian sekitar bangunan. Bukaan jendela dengan permainan maju mundur bangunan untuk mengurangi sinar matahari yang masuk. Gambar 4.10 Analisis Matahari dan Pencahayaan (Sumber: Analisis, 2014) 100 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.9 Analisis Struktur Penggunaan struktur baja ruang pada rangka bangunan. Baja ruang dapat membentuk bangunan lebih bervariatif, selain itu dapat dikombinasikan dengan berbagai macam jenis struktur lain Bentuk tapak yang menyerupai persegi dengan luas 3.7 hektar batas tapak cukup jelas. Bentuk menyesuaikan kondisi pemetaan sawah di lokasi tersebut dan lahan tersebut tidak berkontur. Selain baja ruang, mengkombinasikan struktur beton untuk membentuk berbagai macam bentuk bangunan yang sesuai dengan beberapa analisis sebelumnya Gambar 4.11 Analisis Struktur (Sumber: Analisis, 2014) 101 Iffatuz Zuhdah -- 10660044

4.5.10 Analisis Utilitas Pada perancangan ruang produksi, akan menghasilkan banyak limbah kering, sehingga diberikan area untuk pembakaran sampah kering Kondisi eksisting tapak dengan aliran sungai yang digunakan sebagai pengairan sawah disepanjang jalur sawah. Air hujan dan limbah yang berasal dai objek tidak dibuang ke luar tapak agar tidak menambah debet pembuangan sekitar tapak. Jalur kendaraan diletakkan pada elevasi tanah bagian bawah untuk mengurangi kebisingan dan memberikan kenyamanan pada aktivitas di dalam bangunan Gambar 4.12 Analisis Utilitas (Sumber: Analisis, 2014) 102 Iffatuz Zuhdah -- 10660044