BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan telah digulirkannya tunjangan profesional bagi guru, maka guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. berhenti ketika nyawa sudah tidak ada lagi di dalam raga manusia.

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam suatu organisasi/instansi dipandang sebagi sumber daya.

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta. Swasta yang berada di kabupaten Lampung Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

RETNO SAWITRIAVI F

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan faktor yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu organisasi juga dituntut mengelola lingkungan internalnya agar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan rumah sakit kinerja tenaga sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai tingkat akurasi yang tinggi dengan urgensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. cakap dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa awal berdirinya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah perusahaan

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memotivasi dan mendorong semangat kerja karyawan. Beberapa alat motivasi meliputi: (1) Materiil Insentif: Alat motivasi yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

AS ADI NIM. Q

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diantanya mengenai kepuasan kerja karyawan. Salah satu organisasi yang dituntut

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pemerintahan, hal ini terlihat dari kenyataan bahwa walaupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan telah digulirkannya tunjangan profesional bagi guru, maka guru dituntut memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi dalam pelaksanaan tugasnyasebagai tenaga professional, guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola pembelajaran mulai dari proses merencanakan sampai dengan menganalisis hasil yang dicapai siswa sebagai out put dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menjadikan guru sebagai tenaga yang profesional bukan persoalan yang mudah.kepada guru perlu diberikan pembinaan terus menerus secara berkesinambungan, dihargai dan diberikan pengakuan atas profesionalisme yang dimilikinya. Oleh karena itu upaya peningkatan profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan memberikan pelatihan, penataran dan sejenisnya, Guru perlu diberi motivasi, bimbingan, pengakuan, gaji dan insentif yang layak sesuai dengan tingkat keprofesionalannya.program bimbingan, pemberian motivasi dan peningkatan kedisiplinan bagi guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah melalui kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi merupakan

2 salah satu tugas seorang kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan.pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya melakukan pembinaan,bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama-sama. Guru yang memiliki persepsi baik tentang supervisi maka diharapkan dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik, karena supervisi merupakan salah satu bentuk pembinaan kepada guru kearah perbaikan dalam mengajar.begitu sebaliknya jika saran dari pengawas diabaikan oleh guru maka berdampak pada mengajarnya yang kurang baik. Hal ini berkaitan dengan kinerja guru yakni unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan visi dan misi sekolah. Kinerja (performance) sangat erat hubunganya dengan suasana batin (psikologis) karena gairah atau semangat kerja seseorang dalam melaksanakan pekerjaanya didorong oleh motivasi yang kuat. Dengan kata lain setiap pekerja memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan secara bersemangat, bergairah dan berdedikasi.hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pidarta (dalam Saerozi 2005: 2), bahwa yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, antara lain: (1) kepemimpinan kepala sekolah, (2) iklim kerja di sekolah, (3) harapan-harapan, dan (4) kepercayaan personalia sekolah. Dari pendapat tersebut nampak jelas bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja di sekolah memiliki keterkaitandengan kinerja guru. Selain itu Aris Suherman (2009:63) berpendapat bahwa moral kerja/kinerja dipengaruhi oleh mottif-motif tertentu yang bersifat subyektif maupun obyektif, apapun yang menjadi motif untuk bekerja lebih baik adalah kebutuhan

3 kebutuhan(neds) yang menimbulkan suatu tindakan perbuatan(behavior)yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut(goals). Memandang guru sebagai tenaga kerja profesional maka usaha-usaha untuk membuat mereka menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan gurulebih meningkat kinerjanya sebagai pendidik. Guna mewujudkan hal tersebut, peran kepala sekolah sangat dibutuhkan, terutama dalam melakukan pembinaan/supervisi dan pemberian motivasi. Kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kinerja guru, guru yang puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka akan berpengaruh terhadap gairah kerja guru, hal ini dapat mengakibatkan menurunya tingkat kinerja guru. Kurniati (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa secara simultan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Purbalingga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dipastikan bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah akan mempengaruhi tingkat kinerja guru. Harapanya jika guru memiliki tingkat motivasi yang tinggi maka ia akan memiliki tingkat kinerja kerja yang tinggi pula.

4 Dari paparan ahli dan penelitian terdahulu tentang hal ini penulis membandingkan dengan kenyataan di lapangan yaitu dikecamatan Gadingrejo yang merupakan salah satu kecamatan dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di Kabupaten Pringsewu. Di Kecamatan Gadingrejo terdapat 4 (empat) SMP Negeri dan 8 (delapan) SMP Swasta. Jumlah guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo pada Tahun Pelajaran 2013-2014 sebanyak 196orang, bahwa tingkat kinerja rekan-rekan guru belum sesuai dengan harapan, walupun secara finansial sebagian dari mereka telah mendapatkan tambahan dari tunjangan profesional, apakah hal ini ada hubunganya dengan kepengawasan kepala sekolah.kususnya guru-guru SMP Negeri di kecamatan Gadingrejo Pringsewu.Berdasarkan tingkat kehadiran guru pada tahun pelajaran 2012-2013 baru mencapai 72 % sedangkan yang hadir tepat waktu baru mencapai 64%.(Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu).Sedangkanberdasarkan data laporan hasil kegiatan kepengawasan sekolah tahun pela- jaran 2012 2013 pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)di Kecamatan Gadingrejo dapat diketahui: (1) sebanyak 75% guru belum menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, (2) sebanyak 75% guru belum menerapkan struktur kegiatan pembelajaran yang efektif, (3) sebanyak 80% guru belum memperbaiki kinerja mengajar melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan (4) sebanyak 50% guru dalam pengembangan silabus belum melakukan analisis konteks. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa orang guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo diperoleh informasi: (1) masih banyak keluhan dari guru berkaitan dengan proses manajemen yang dijalankan oleh kepala sekolah, (2) suasana kerja di beberapa sekolah terasa kurang kondusif sehingga mempengaruhi semangat kerja guru, (3) belum semua sekolah menerapkan manajemen terbuka

5 dan melibatkan semua guru dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan, (4) masih sedikit kepala sekolah yang bersedia memberikan penghargaan (reward) kepada guru yang berprestasi, (5) beberapa guru memiliki motivasi kerja yang tinggi karena merasa mendapatkan perhatian dari pimpinan di sekolah, dan (6) beberapa sekolah belum melakukan pembagian tugas dan wewenang kepada guru secara merata, sehingga dapat menimbulkan hambatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah..atas dasar uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapatdiidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.2.1Sebagian kepala sekolah belum melaksanakan kegiatan manajemenisecara optimal. 1.2.2Motivasi kerja sebahagian guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo belum sesuai dengan yang diharapkan sehingga tingkat kinerjanyajuga belum memuaskan 1.2.3 Adanya tingkat kinerja guru yang belum memuaskan yang disebabkan oleh kebijakan pengawasan kepala sekolah terhadap guru yang belum maksimal. 1.2.4Sebagian guru mengeluh dan merasa kurang dihargai oleh kepala sekolah karena tidak dilibatkandalam pengambilan kebijakan sekolah

6 1.2.5Sebagian sekolah belum melakukan pembagian tugas dan wewenang kepada guru secara merata, sehingga sering menimbulkan hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. 1.2.6Belum semua kepala sekolah bersedia memberikan penghargaan (reward) kepada guru yang berprestasi. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada masalah supervisi kepala sekolah,, motivasi kerja guru dan kinerja guru. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1.4.1Apakah terdapat hubungan antara supervisikepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo? 1.4.2 Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo? 1.4.3 Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingindicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

7 1.5.1Hubungan antara supervisikepala sekolah dengan kinerjaguru SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo 1.5.2Hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru SMPNegeri di Kecamatan Gadingrejo 1.5.3Hubungan secara bersama-sama antara supervisikepala sekolah dan motivasi kerja guru dengankinerja guru SMP Negeridi Kecamatan Gadingrejo 1.6 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara akademis dan praktis Sebagai berikut : 1.6.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memeperkaya khasanah keilmuan dalam manajemen pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan kususnya berkaitan pelaksanaan supervisi dan motivasi kerja guru untuk sumbangan pemikiran dan acuan bagi peneliti yang selanjutnya ingin mengkaji secara lebih tentang pelaksanaan supervisi dan motivasi hubunganya dengan kinerja guru di sekolah. 1.6.2Kegunaan Praktis 1.6.2.1Peneliti, untuk mengetahui apakah adahubungansupervisi Kepala Sekolah dan motivasi kerjaguru dengankinerja guru SMP Negeri dikecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. 1.6.2.2 Kepala sekolah, untuk memberikanmasukan berkaitan dengan supervisi akademikkepala sekolah, motivasi kerja guru yang

8 ada hubunganya dengan kinerja guru. 1.6.2.3 Dinas pendidikan, untuk memberikan sumbanganpemikiran dalamupaya mewujudkan kinerja pendidi yang lebih baik. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang berjudul Hubungan SupervisiKepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan GadingrejoKabupaten Pringsewu sebagai berikut : 1.7.1 Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri di Kecamatan Gadingrejo Kab.. Pringsewu padatahun pelajaran 2013-2014. 1.7.2Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah supervisi kepala sekolah dan Motivasi kerja guru sebagai variabel bebas serta kinerjaguru sebagai variabel terikat. 1.7.3 Supervisi adalah upaya pembinaan melalui pengawasan pelaksanaan kerja 1.7.4 Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat 1.7.5 Kinerja guru adalah refleksi kemampuan guru yang ditunjukan dalam melakukan pekerjaanya