BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
KISI KISI UJI COBA SOAL

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

Soal Gerak Lurus = 100

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 1. GERAKLatihan Soal m. 50 m. 100 m. 150 m

Antiremed Kelas 10 Fisika

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 6. GERAK, GAYA DAN HUKUM NEWTONLATIHAN SOAL BAB 6

Antiremed Kelas 10 Fisika

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 6. GERAK, GAYA DAN HUKUM NEWTONLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERSIAPAN UN FISIKA 2015 SMA NO SOAL JAWABAN 01 Perhatikan gambar berikut!

Antiremed Kelas 11 FISIKA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 8. GERAKLATIHAN SOAL BAB 8

K13 Revisi Antiremed Kelas 10

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Berikan jawaban anda sesingkatnya langsung pada kertas soal ini dan dikumpulkan paling lambat tanggal Kamis, 20 Desember 2012.

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

KISI-KISI SOAL GERAK PADA BENDA. Jeni s soal. Soal. PG 1 B Jawaban benar skor 1. ikan. Bumi mengelilingi matahari dengan

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

BAB III. Tugas Akhir Analisa Sistem Pengereman Udara Pada Rangkaian Kereta Penumpang. III.1 Data-Data yang Dibutuhkan.

Jarak pandang berguna untuk :

Dokumen Penerbit. Kelajuan dan kecepatan terdiri dari. Beraturan. Kedudukan dan Perpindahan

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Xpedia Fisika. Kinematika 01

GLB - GLBB Gerak Lurus

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda

dari gambar di atas diperoleh AO + BO = 150 km atau 150 km = 30km/jam.t + 45km/jam.t, sehingga diperoleh

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

Disusun Oleh : Nama : HERDI HARYADI NIM :

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI D I N A S P E N D I D I K A N

Antiremed Kelas 8 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB IV MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN

Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB III PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN. Tahap-tahap perancangan yang harus dilakukan adalah :

ANALISIS KESTABILAN KENDARAAN MINI TRUCK SANG SURYA PADA SAAT PENGEREMAN

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

Kata kunci : Solenoid, ABS, Frekuensi, penggetar

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Antiremed Kelas 11 Fisika

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

Antiremed Kelas 10 FISIKA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

Kinematika. Gerak Lurus Beraturan. Gerak Lurus Beraturan

Antiremed Kelas 7 Fisika

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

Antiremed Kelas 11 Fisika

MATERI gerak lurus GERAK LURUS

KINEMATIKA PARTIKEL. Gerak Lurus Gerak Melingkar

Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

GERAK LURUS Kedudukan

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

BAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d.

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

[KINEMATIKA GERAK LURUS]

SILABUS PEMBELAJARAN

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

Hukum I Newton. Hukum II Newton. Hukum III Newton. jenis gaya. 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika.

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Perpindahan dan Jarak Perpindahan (Displacement) dapat didefenisikan sebagai perubahan posisi, secara matematis dituliskan.

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

138 Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII

LKS Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Antiremed Kelas 7 Fisika

KINEMATIKA STAF PENGAJAR FISIKA IPB

RANCANG BANGUN SISTEM REM ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS) DENGAN PENAMBAHAN KOMPONEN VIBRATOR SOLENOID

USAHA, ENERGI & DAYA

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Antiremed Kelas 11 Fisika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

Ian Hardianto Siahaan Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra, Surabaya ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Soal IPA SMP Gerak Pada Makhluk Hidup Kelas 8 Semester 1 Dengan Kunci Jawaban Gerak pada Makhluk Hidup dan Benda

SISTEM REM PADA SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

Jenis soal. Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar manakah yang menunjukkan gerak fototropisme?


BAB XI GAYA DAN GERAK

DINAMIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

Besaran Dasar Gerak Lurus

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 2. GAYA DAN HUKUM NEWTONLatihan Soal 2.5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN 4.1 WAKTU PENGEREMAN KENDARAAN Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan secara umum, waktu pengereman dari sistem konvensional dan Anti-Lock ( ABS ) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Waktu Berhenti Kendaraan Setelah Direm Waktu Berhenti Kendaraan Setelah di Rem Konvensional Anti-Lock 20 Km/jam ( 5,55 m/s ) 0, 942 detik 0, 707 detik 40 Km/jam ( 11,11 m/s ) 1, 887 detik 1, 415 detik 60 Km/jam ( 16,66 m/s ) 2, 830 detik 2, 122 detik 80 Km/jam ( 22,22 m/s ) 3, 775 detik 2, 831 detik 100 Km/jam ( 27,78 m/s) 4, 719 detik 3, 539 detik Dari hasil yang ditunjukkan oleh tabel, terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan kendaraan untuk berhenti memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Sebagai contoh, pada sistem pengereman konvensional pada saat kendaraan melaju pada kecepatan 20 Km/jam, kendaraan tersebut membutuhkan waktu sekitar 0,942 detik untuk dapat berhenti, sedangkan untuk kendaraan yang UNIVERSITAS MERCU BUANA 68

menggunakan sistem pengereman Anti-Lock, hanya membutuhkan waktu sekitar 0,707 detik. Gambar 4.1 Grafik Penurunan Kecepatan Terhadap Waktu Berhenti Jadi antara sistem pengereman konvensional dengan sistem pengereman Anti-Lock terdapat selisih waktu sekitar 0, 235 detik. Sehingga semakin tinggi kecepatan mobil, maka selisih waktu berhenti kendaraan pun semakin lama semakin membesar. UNIVERSITAS MERCU BUANA 69

Gambar 4.2 Kurva Penurunan Kecepatan Terhadap Waktu Berhenti 4.2 JARAK PENGEREMAN KENDARAAN Untuk mengetahui berapa jarak yang dibutuhkan kendaraan sampai benar benar berhenti pada kecepatan yang telah ditentukan, dilakukang perhitungan secara teoritis pada bab 3 sehingga diperoleh data-data sebagai berikut : Tabel 4.2 Jarak Berhenti Kendaraan Setelah Direm Jarak Berhenti Kendaraan Setelah di Rem Konvensional Anti-Lock 20 Km/jam ( 5,55 m/s ) 2, 611 meter 1, 961 meter 40 Km/jam ( 11,11 m/s ) 10, 479 meter 7, 856 meter UNIVERSITAS MERCU BUANA 70

60 Km/jam ( 16,66 m/s ) 23, 570 meter 17, 669 meter 80 Km/jam ( 22,22 m/s ) 41, 939 meter 31, 449 meter 100 Km/jam (27,78 m/s) 65, 537 meter 49,146 meter Berdasarkan angka yang terlihat pada tabel diatas, jarak berhenti kendaraan setelah direm memiliki perbedaan antara kendaraan yang menggunakan sistem pengereman konvensional dengan kendaraan yang menggunakan sistem pengereman Anti-Lock. Gambar 4.3 Grafik Penurunan Kecepatan Terhadap Jarak Pengereman UNIVERSITAS MERCU BUANA 71

Sebagai contoh, pada kendaraan yang menggunakan sistem pengereman konvensional, jarak yang ditempuh kendaraan untuk berhenti pada kecepatan 20 Km/jam adalah 2, 611 meter, berbeda dengan kendaraan yang menggunakan sistem pengereman Anti-Lock. kendaraan yang menggunakan sistem pengereman Anti-lock dapat menempuh jarak yang relatif lebih pendek yaitu sekitar 1, 961 meter, sehingga terdapat selisih jarak berhenti sekitar 0, 65 meter. Hal ini merupakan bukti bahwa sistem pengereman Anti-lock memiliki tingkat performansi yang lebih baik jika dibandingkan dengan kendaraan dengan sistem pengereman konvensional. Gambar 4.4 Kurva Penurunan Kecepatan Terhadap Jarak Pengereman UNIVERSITAS MERCU BUANA 72

4.3 GAYA PENGEREMAN PADA RODA DEPAN Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan secara umum, gaya pengereman pada roda depan dari sistem konvensional dan Anti-Lock ( ABS ) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Gaya pengereman pada roda depan Gaya pengereman pada roda depan Konvensional Anti-Lock 20 Km/jam ( 5,55 m/s ) 6774, 236 N 7073, 682 N 40 Km/jam ( 11,11 m/s ) 13683, 958 N 14288, 837 N 60 Km/jam ( 16,66 m/s ) 20519, 77 N 21426, 825 N 80 Km/jam ( 22,22 m/s ) 27367, 916 N 28577, 675 N 100 Km/jam ( 27,78 m/s) 34216, 053 N 35728, 524 N Dari hasil yang ditunjukkan oleh tabel, gaya pengereman pada roda depan antara sistem pengereman konvensional dengan sistem pengereman Anti-Lock terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Sebagai contoh, pada sistem pengereman konvensional pada saat kendaraan melaju pada kecepatan 20 Km/jam, gaya pengeremannya sebesar 6774, 236 N sedangkan untuk kendaraan yang menggunakan sistem pengereman Anti-Lock, gaya pengereman yang UNIVERSITAS MERCU BUANA 73

dihasilkan yakni 7073, 682 N sehingga gaya pengereman yang dihasilkan lebih besar. Gambar 4.5 Grafik gaya pengereman pada roda depan Jadi antara sistem pengereman konvensional dengan sistem pengereman Anti-Lock, pada saat peristiwa pengereman berlangsung, terdapat selisih gaya sebesar 299, 446 N. Semakin tinggi kecepatan mobil, maka selisih gaya pengereman pada roda depan kendaraan pun semakin lama semakin membesar. UNIVERSITAS MERCU BUANA 74

Gambar 4.6 Kurva gaya pengereman pada roda depan 4.4 GAYA PENGEREMAN PADA RODA BELAKANG Untuk mengetahui gaya pengereman pada roda belakang berdasarkan kecepatan yang telah ditentukan, dilakukang perhitungan secara teoritis sehingga diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.4 Gaya pengereman pada roda belakang Gaya pengereman pada roda belakang Konvensional Anti-Lock 20 Km/jam ( 5,55 m/s ) 4968, 26N 4667, 07 N UNIVERSITAS MERCU BUANA 75

40 Km/jam ( 11,11 m/s ) 10035, 89 N 9427, 49 N 60 Km/jam ( 16,66 m/s ) 15049, 32 N 14137, 002 N 80 Km/jam ( 22,22 m/s ) 20071, 78 N 18854, 99 N 100 Km/jam ( 27,78 m/s) 25094, 246 N 23572, 985 N Berdasarkan tabel diatas, sebagai contoh pada kecepatan kendaraan 20 Km/jam terlihat bahwa gaya pengereman yang terjadi di roda belakang kendaraan yang menggunakan sistem pengereman konvensional lebih besar yakni 4968, 26 N jika dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan sistem pengereman Anti- Lock yaitu sebesar 4667, 07 N. Hal ini terjadi karena pada sistem pengereman Anti- Lock gaya pengereman yang terjadi pada roda depan lebih besar sehingga gaya pengereman pada roda belakang menjadi berkurang. Gambar 4.7 Grafik gaya pengereman pada roda belakang UNIVERSITAS MERCU BUANA 76

Gaya pengereman yang terjadi pada roda depan lebih besar jika dibandingkan dengan gaya pengereman yang terjadi pada roda belakang dikarenakan adanya pertambahan gaya pada roda depan dan pengurangan gaya pada roda belakang pada saat peristiwa pengereman berlangsung. Gambar 4.8 Kurva gaya pengereman pada roda belakang Dengan demikian dapat dipahami, berdasarkan hasil yang didapatkan melalui proses pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, sistem pengereman Anti-Lock ( ABS ) memiliki tingkat performansi yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem pengereman konvensional. UNIVERSITAS MERCU BUANA 77