1. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

I. PENDAHULUAN. tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman (Rusman, 2011). Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman

1. PENDAHULUAN. berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

1. PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan sesungguhnya membentuk karakter yang baik, berpikiran cerdas,

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang pada awalnya

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari struktur,

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

I. PENDAHULUAN. kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan rangkaian

I. PENDAHULUAN. penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. proses kognitif. Proses belajar yang dimaksud ditandai oleh adanya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kimia kelas X 1 SMA Tri

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkembang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang secara khusus

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

1. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut Ilmu Pengetahuan Alam (natural

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

I. PENDAHULUAN. kepada siswa agar mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan. proses dan produk. Salah satu bidang sains yaitu ilmu kimia.

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemajuan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) disebut juga sains merupakan ilmu yang berkaitan

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

I. PENDAHULUAN. kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

I. PENDAHULUAN. Concise Dictionary of Science & Computers (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Al-Kautsar

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

THE ANALYZING ABILITY OF DRAWING CONCLUSIONS AND APPLYING CONCEPTS

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, maupun prinsip-prinsip saja tetapi juga

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

I. PENDAHULUAN. yaitu kimia sebagai proses, produk dan sikap. Kimia sebagai proses meliputi

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

I. PENDAHULUAN. proses aktualisasi siswa melalui berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dapat belajar. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru diharapkan mengupayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan

I. PENDAHULUAN. kimia adalah pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip,dan hukum. Proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan, dan memberikan fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan yang dapat dialami materi, dan fenomena-fenomena lain yang menyertai perubahan materi. Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa pembelajaran ilmu kimia di Sekolah Menengah Atas memiliki tujuan dan fungsi tertentu, diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah yang mencakup sikap kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil observasi, memahami konsep-konsep kimia dan penerapan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari Faktanya, pembelajaran kimia cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep, hukum-hukum dan teori-teori saja, yang diperoleh siswa hanya kimia sebagai

2 produk tanpa menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum, dan teori tersebut, sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa. Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Akibatnya, pembelajaran kimia menjadi kehilangan daya tariknya dan lepas relevansinya dengan dunia nyata yang seharusnya menjadi obyek ilmu pengetahuan tersebut (Depdiknas, 2003). Dari hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung, proses pembelajaran yang dilakukan hanya melibatkan siswa sebagai pendengar dan pencatat karena pembelajaran di dominasi dengan ceramah oleh guru dan latihan soal. Model pembelajaran yang seperti ini membuat ketertarikan siswa dalam belajar menjadi berkurang. Siswa hanya menerima dan mendengarkan materi dari guru dan tidak dilibatkan dalam menemukan konsep sehingga pembelajaran menjadi monoton, siswa kurang termotivasi untuk belajar, dan menyebabkan aktivitas seperti aktif dalam diskusi, bertanya pada guru, memberikan pendapat, dan menjawab pertanyaan dari guru jarang muncul dalam proses pembelajaran. Banyak sekali hal-hal berhubungan dengan materi larutan asam-basa, senyawa asam-basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti asam sitrat yang terdapat dalam jeruk, asam cuka, asam laktat yang timbul dari air susu yang rusak, dan sabun yang mempunyai sifat licin dan berasa pahit dimana merupakan ciriciri basa. Namun yang terjadi selama ini dalam pembelajaran kimia di SMA pada materi asam-basa lebih dikondisikan untuk dihafal oleh siswa, akibatnya siswa

3 mengalami kesulitan menghubungkannya dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan tidak merasakan manfaat dari pembelajaran pada materi asam-basa. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dicari model pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa lebih aktif belajar sehingga nilainya diharapkan lebih baik. Untuk itu perlu mempelajari studi pustaka terdahulu yaitu penenelitian terdahulu antara lain jurnal penelitian yang dilakukan oleh (Pandini, 2011) menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan pada pembelajaran hidrolisis garam melalui metode praktikum dan model pembelajaran LC 5E dikategorikan baik dengan kemampuan rata-rata kelompok tinggi dan kelompok sedang tergolong kategori baik sekali dan kelompok rendah tergolong kurang. Sementara untuk keterampilan siswa dalam berkomunikasi melalui tulisan pada pembelajaran hidrolisi garam melalui metode praktikum dan model LC 5E dikategorikan baik dengan kemampuan rata-rata kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah tergolong baik. Pada penelitian yang dilakukan (Azizah, 2007) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tahun Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi pokok bahasan struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia yang diajar dengan model pembelajaran LC 5E lebih tinggi yaitu sebesar 81,13 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional hanya sebesar 74,53. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan (Aprilia,2012) pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Malang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran LC 5E. Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran LC 5E memiliki rata-rata hasil belajar sebesar 87,35, sedangkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional

4 memiliki rata-rata hasil belajar sebesar 75,43. Dari hasil penelitian yang dilakukan ke 3 peneliti tersebut menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran LC 5E diharapkan siswa aktif dan akibatnya nilai lebih baik. Model pembelajaran LC 5E merupakan model yang dapat digunakan oleh guru dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Dalam pembelajaran LC 5E terdapat 5 fase yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi (eksploration), fase penjelasan (explaination), fase penerapan konsep (elaboration),dan fase yang terakhir adalah fase evaluasi (evaluation). Motivasi belajar yaitu adanya keinginan kompetensi dasar atau kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar. Karna itu perlu mencari cara agar siswa lebih termotivasi dalam belajar sehingga nilainya diharapkan lebih baik. Untuk itu perlu mempelajari studi pustaka terdahulu yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh (Galuh, 2011) pada siswa kelas X MA Al-Ishlah Sukadamai Natar menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dan aktivitas belajar dengan hasil belajar ekonomi siswa yang ditunjukkan dengan r= 0,677. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rustiyanah, 2011) pada siswa kelas X SMK Bakauheni tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 5% dan hasil belajar 28,13% pada mata pelajaran teori kejuruan. Hasil pustaka menunjukkan bahwa dengan meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan siswa lebih aktif dan akibatnya nilai lebih baik.

5 Pada dasarnya motivasi dipandang sebagai suatu proses. Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggerak yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi yang menunjukkan aktivitas nyata (Djamarah, 2002). Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan yang diraih, artinya semakin besar motivasi belajar siswa, maka akan semakin meningkat penguasaan konsep terhadap materi pembelajaran kimia. Faktor lain yang cenderung mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu faktor lingkungan. Dilihat dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaraan yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam suatu kelas merupakan aspek penting yang dapat mempenagruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor iklim sosial-psikologis maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi secara internal yaitu hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah. Secara eksternal yaitu keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan pihak di luar sekolah.

6 Selain itu proses pembelajaran siswa harus memahami konsep-konsep belajar. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Penguasaan konsep dasar yang baik akan membantu dalam pembentukan konsep-konsep yang lebih kompleks untuk menemukan suatu prinsip. Memiliki penguasaan konsep, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pemikiran dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang : Efektivitas model pembelajaran learning cycle 5E (LC5E) dalam meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa pada materi asam-basa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah model pembelajaran LC 5E efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi asam-basa? 2. Apakah model pembelajaran LC 5E efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi asam-basa?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaran LC 5E dalam meningkatkan motivasi belajar dan pengusaan konsep siswa pada materi asam-basa. D. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Siswa yaitu sebagai bahan pengetahuan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan membaik. b. Guru Kimia yaitu menambah informasi dan wawasan dalam mengajarkan pelajaran kimia dengan menggunakan kreativitas dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. c. Sekolah yaitu sebagai bahan pemikiran bagi sekolah dalam memotivasi kreatifitas guru dalam mendidik siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. E. Ruang Lingkup penelitian Untuk lebih memberikan gambaran pada penelitan ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah untuk membatasi rumusan masalah yang akan diteliti. istilah-istilah yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas pembelajaran LC 5E ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara pemahaman setelah pembelajaran (peningkatan n-gain yang signifikan). Wicaksono (2000)

8 2. Model pembelajaran LC 5E adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui 5 fase yaitu fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan (expalnation), fase penerapan konsep (elaboration/extention) dan fase evaluasi (evaluation). 3. Pembelajaran konvesional merupakan pembelajaran yang selama ini digunakan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung. Pembelajaran konvesional yang diterapkan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan latihan soal. 4. Motivasi belajar yaitu adanya keinginan kompetensi dasar atau kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar. 5. Pengusaan konsep berupa nilai materi pokok asam-basa arrhenius yang diperoleh pada saat pretes dan postest.