Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Disusun Oleh : Solikin

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Jurnal Teknik Mesin UMY 2016


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

III. METODE PENELITIAN

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Pertamax 92 Dan Pertalite 90 Terhadap Kinerja Motor Honda Beat Injeksi

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB I PENDAHULUAN. mesin kalor. (Kiyaku dan Murdhana, 1998). tenaga yang maksimal. Pada motor bensin pembakaran sempurna jika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH TIMING INJECTION DAN TIMING PENGAPIAN PADA MOTOR 4 LANGKAH 100 CC BAHAN BAKAR PERTAMAX Solikin 20120130168 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Mesin,Yogyakarta, 55183, Indonesia Jalan Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia 55183 Nunuanahdi55@gmail.com Abstrak Penggantian sitem bahan bakar konvensional ke sistem EFI agar dapat meningkatkan kerja perubahan tenaga mesin ( power ),penggunaan dengan sistem bahan bakar injeksi ini masyarakat mensyaratkan penggunaan bahan bakar tanpa timbal (pertamax), Perkembangan jumlah kendaraan dengan sistem EFI yang semakin meningkat membuat keperluaan akan bahan bakar dengan jenis pertamax sangat sulit dipertemukan khususnya untuk daerah pedalaman atau perkampungan.dan disamping itu harga bahan bakar pertamax masih tergolong sangat mahal, oleh karena itu masyarakat masih aktif menggunakan bahan bakar premium. Pada motor Beat, sistem bahan bakar yang digunakan adalah sistem bahan bakar tipe PGM-F1.Prinsip kerja dari sistem bahan bakar tipe injeksi PGM-FI yaitu bahan bakar dari tangki dipompa oleh pompa bahan bakar ke injektor secara bertekanan, selanjutnya sensor memberikan input kepada (Electronic Control Unit) terhadap kondisi mesin, memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin. Pengujian daya dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya kerja mesin 4 langkah 110cc dengan variasi, (), (Performa), (Efesiensi). Menggunakan putaran mesin 4000 s.d. 9000 rpm dengan mesin standar. Dari pengujian kinerja mesin untuk kondisi standar, pada kondisi standar menggunakan daya diperoleh 7,7 HP pada putaran mesin 6213 rpm dan torsi diperoleh 11,62 Nm pada putaran mesin 4435 rpm dan untuk konsumsi bahan bakar diperoleh 78,43 km/liter. Dari pengujian kinerja mesin, dapat disimpulkan bahwa daya terbesar diperoleh dengan menggunakan Map (Performa) dengan daya sebesar 8,0 HP pada putaran mesin 6713 rpm. Torsi yang terbesar diperoleh juga oleh Map (Performa) sebesar 9,06 Nm pada putaran mesin 5427 rpm. Hal ini disebabkan oleh Mapping Ignition Timing dimajukan menjadi 35 o sebelum TMA dan konsumsi bahan bakar ditambah 5% membuat bahan bakar terbakar lebih sempurna dan kenaikan daya dan torsi stabil, kenaikan daya sebesar 6,5% sedangkan kenaikan torsi sebesar 1,8% dengan menggunakan Map (Performa) dibanding. Dari pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar yang paling irit dengan menggunakan Map (Efisiensi). Kata kunci :, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

I. Pendahuluan Teknologi kendaraan bermotor saat ini memang telah berkembang begitu pesat. Ada banyak sekali pelengkap inovasi teknologi terbaru diterapkan ke dalam sepeda motor kini. Adapun teknologi terbaru sepeda motor tersebut salah satunya yaitu teknologi injeksi. Teknologi motor injeksi adalah teknologi penerus dari sistem karburator kendaraan bermotor yang ada pada saat ini. Injeksi adalah sebuah metode pencampuran udara dengan bahan bakar dalam kendaraan bermotor supaya menghasilkan pembakaran yang sempurna. Salah satu komponen paling penting pada motor injeksi ialah (Engine Control Unit) secara umum berfungsi untuk melakukan optimasi kerjanya mesin kendaraan. (Engine Control Unit) ini memiliki beberapa fungsi yaitu : Injector Timing (IT), Ignition Timing (IGT), mengontrol pasokan bahan bakar.dengan adanya fungsi-fungsi tersebut memudahkan pengguna mengatur settingan sesuai kebutuhan, aftermarket dapat di setting mode efisiensi bahan bakar (irit) dan di settingperformance (boros bahan bakar) settingan tersebut didapatkan dari mengontrol Injector Timing (IT), Ignition Timing (IGT), dan mengontrol jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. standar dari pabrik digunakan pada sepeda motor saat ini memiliki kekurangan, antara lain akselerasi yang kurang maksimal ketika digunakan untuk kecepatan dan putaran mesin tinggi. Saat ini berbagai macam telah tersedia dipasaran yang memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan standar, penggantian ini diprediksi dapat meningkatkan performa motor bensin 4 langkah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi terhadap kinerja motor bensin 4 langkah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengaruh penggantian dengan jenis-jenis yang ada dipasaran dan mengetahui komposisi atau settingan yang sesuai kebutuhan baik itu dari konsumsi bahan bakar yang minimal (efisiensi bahan bakar) ataupun dari segi meningkatkan performa (boros bahan bakar) untuk penggunaan mesin standar pabrikan. 1. Metode penelitian Mulai Penyiapan bahan dan alat : Sepeda motor standard, Juken 3 Dualband Remote Programmer Kondisi 1 s/d 4 Kondisi 1 Kondisi 2 () Kondisi 3 (Performa) Kondisi 4 (Efisiensi) Menghidupkan Mesin Posisi Transmisi Otomatis Mengatur Throttle dengan menaikan rpm dari 4000 rpm sampai 9000rpm A B 2

A B A B Keluaran Daya (Hp) Torsi (Nm) Putaran mesin (rpm) Menghidupkan Mesin Posisi Transmisi Otomatis Mematikan Mesin Mengatur Throttle dengan menaikan rpm tidak lebih 5000 rpm Semua kondisi telah diuji Mematikan Mesin Pengolahan data dan Analisa T, P Pencatatan Hasil Pengujian Data: Jarak Tempuh dan Konsumsi Bahan Bakar Pembahasan Karakteristik T pada berbagai putaran mesin Karakteristik P pada berbagai putaran mesin Semua kondisi telah diuji Selesai Diagram AlirPengujian Daya dan Torsi Mulai Analisa dan pengolahan data konsumsi bahan bakar Penyiapan bahan dan alat : Sepeda motor standard, Juken 3 Dualband Remote Programmer Selesai Diagram Alir Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Kondisi 1 s/d 4 Kondisi 1 Kondisi 2 () Kondisi 3 (Performa) Kondisi 4 (Efisiensi) Persiapan awal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah memeriksa keadaaan alat dan bahan yang akan digunakan supaya hasil yang diperoleh lebih akurat, meliputi pemeriksaan : A B 3

1. Sepeda Motor Sebelum dilakukan pengujian, sepeda motor harus diperiksa terlebih dahulu. Mesin dan komponen lainnya harus kondisi yang baik dan normal sesuai dengan kondisi standar.dalam pengujian mesin harus dalam keadaan steady. 2. Bahan Bakar Dalam pengujian ini bahan bakar yang digunakan jenis bahan bakar pertalite, sebelum pengujian dilakukan dipastikan bahan bakar dalam tangki sepeda motor tidak dalam keadaan kosong. Agar penelitian yang dilakukan mendapatkan data yang akurat. Gambar 1 Skema alat uji daya dan torsi Metode throttle spontan adalah sepeda motor dalam posisi transmisi 4 kemudian throttle motor ditahan secara spontan mulai dari 4000 rpm sampai 9000 rpm. Tahapan dalam throttle spontan ini pertama-tama mesin dihidupkan, kemudian masukkan gear hingga pada transmisi 4, setelah itu throttle ditahan pada 4000 rpm setelah stabil pada 4000 rpm baru throttle diputar secara spontan sampai limit 9000 rpm. Pertama-tama siapkan holder smarthphone dan smartphone dengan aplikasi speedometer gps untuk merekam kecepatan maksimum, waktu, dan jarak.mesin dihidupkan, kemudian throttle ditarik secara perlahan dengan transmisi otomatis dan rpm tidak lebih dari 5000 rpm. 3. Hasil dan Pembahasan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan daya kerja mesin 4 langkah 110cc dengan variasi, (), (Performa), (efisiensi), Menggunakan putaran mesin 4000 s.d. 9000 rpm dengan mesin standar. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Daya pada Variasi RPM Performa Efisiensi 3500 3.8 1.1 3750 6.4 5.1 6.9 4.4 4000 6.5 5.2 6.9 6.1 4250 6.6 6.1 7.0 6.7 4250 6.6 6.8 7.0 7.1 4382 6.6 6.8 7.0 7.1 4435 6.6 6.8 7.0 7.1 4465 6.7 6.9 7.1 7.2 4500 6.8 6.9 7.1 7.2 4586 6.9 7.1 7.2 7.3 4750 7.2 7.2 7.3 7.3 4770 7.2 7.3 7.2 7.3 4955 7.2 7.3 7.3 7.3 5000 7.2 7.4 7.4 7.4 5250 7.3 7.6 7.4 7.5 5427 7.3 7.6 7.4 7.5 5500 7.3 7.7 7.4 7.5 5750 7.4 7.7 7.5 7.6 5860 7.4 7.7 7.5 7.6 5897 7.5 7.7 7.5 7.6 6000 7.7 7.7 7.6 7.6 6213 7.7 7.7 7.6 7.6 6236 7.7 7.8 7.7 7.6 6250 7.7 7.8 7.7 7.6 6500 7.4 7.8 7.8 7.5 6583 7.3 7.8 7.8 7.5 6591 7.3 7.8 7.9 7.5 6713 7.3 7.8 8.0 7.5 6750 7.3 7.8 7.9 7.5 4

Daya (HP) 6986 7.3 7.8 7.8 7.4 7000 7.3 7.8 7.8 7.3 7250 7.5 7.8 7.7 7.1 7500 6.8 7.6 7.6 6.9 7750 7.0 7.5 7.7 6.8 8000 7.0 7.4 7.3 6.6 8250 6.8 7.1 7.3 6.5 8500 6.7 7.2 7.2 6.6 8750 6.4 7.1 7.0 6.3 9000 6.1 6.9 6.8 6.2 9250 5.8 6.8 6.6 5.9 9500 6.5 9750 6.2 Dari tabel pengujian menunjukkan hasil pengujian daya kerja mesin 4 langkah 110cc dengan menggunakan standar dan variasi dengan bahan bakar pertam. 10 5 Performa Efisiensi 0 3000 5000 7000 9000 11000 Putaran Mesin (RPM) Gambar 2 Perbandingan kecepatan putar (rpm) dengan daya (HP). menunjukkan hasil pengujian daya kerja mesin 4 langkah 110cc dengan menggunakan standar dan variasi. Pada pengujian ini, daya tertinggi terdapat pada penggunaan (Performa) dengan besar daya 8,0 HP pada kecepatan putar 6713 rpm. Besarnya daya ini disebabkan oleh Ignition Timing dimajukan pada putaran tinggi menjadi 35 o sebelum TMA agar pembakaran lebih sempurna karena bahan bakar yang digunakan adalah pertamax. (Performa) bisa mendapatkan daya yang lebih besar lagi namun harus dengan perubahan di bagian mesin karena ini mendapatkan daya yang lebih tinggi ketika mesin pada putaran tinggi berkisar 9250 rpm tetapi karena mesin sepeda motor standar, mesin motor tidak mampu untuk menggunakan putaran yang sangat tinggi. Dibanding dengan daya tertinggi sebesar 7,7 HP pada putaran 6213 rpm, Jadi hanya cocok digunakan untuk kebutuhan seharisehari sedangkan memang didesain untuk kebutuhan balap karena mendapatkan daya terbesar nya pada putaran mesin lebih dari 9250 rpm. Perbedaan yang sangat signifikan dirasakan pada suara mesin dan suhu mesin, pada (Efisiensi) mendapatkan daya 7,6 HP namun suara mesin terasa sangat kering cenderung agak kasar dan ketika setelah diuji mesin terasa sangat panas dan fan radiator langsung menyala dibandingkan (Performa) suara mesin bersih, fan radiator tidak menyala dan daya yang dihasilkan mencapai 8,0 HP. Dapat disimpulkan bahwa dapat menghasilkan daya yang lebih tinggi dibandingkan. mampu menghasilkan daya sebesar 8,0 HP sedangkan hanya menghasilkan daya sebesar 7,7 HP kenaikan daya sebesar 4,5%. Untuk pengaturan Mapping Ignition Timingpada daya tidak berbeda jauh namun perbedaan yang dirasakan adalah suara mesin dan suhu mesin. Jika menginginkan daya yang lebih tinggi dapat dilakukan beberapa hal, yaitu penggantian piston, penggantian camshaft, penggantian ratio gear, dan lain lain. 5

Torsi (N.m ) Tabel 2 Perbandingan Torsi pada Variasi RPM Performa Efisiensi 3500 7.43 2.30 3750 10.89 9.17 11.37 8.37 4000 10.97 9.35 11.39 10.78 4250 11.02 10.25 11.39 11.18 4250 11.02 10.56 11.39 11.21 4382 11.59 10.69 11.39 11.32 4435 11.62 10.70 11.38 11.33 4465 10.75 10.73 11.35 11.34 4500 10.78 10.78 11.31 11.30 4586 10.76 10.81 10.86 10.99 4750 10.75 10.80 10.97 10.98 4770 10.26 9.97 10.77 10.55 4955 10.26 10.09 10.76 10.32 5000 10.26 10.08 10.51 10.21 5250 9.88 9.97 10.01 10.04 5427 9.80 9.75 9.06 9.98 5500 9.45 9.72 9.04 9.70 5750 9.13 9.40 8.85 9.36 5860 9.13 9.03 8.82 9.31 5897 8.50 8.67 8.77 8.98 6000 8.98 8.48 8.77 8.94 6213 8.90 8.24 8.75 8.88 6236 8.75 8.21 8.75 8.69 6250 8.79 8.05 8.74 8.62 6500 8.33 7.73 8.61 8.21 6583 8.33 7.75 8.56 8.20 6591 8.82 7.79 8.55 8.12 6713 7.81 7.79 8.41 7.89 6750 7.82 7.79 8.35 7.84 6986 7.50 7.97 8.32 7.67 7000 7.42 7.94 7.91 7.32 7250 7.18 7.60 7.46 6.93 7500 7.01 7.20 7.18 6.49 7750 6.29 6.87 7.03 6.21 8000 6.19 6.50 6.41 5.80 8250 5.90 6.11 6.24 5.60 8500 5.62 5.99 5.95 5.47 8750 5.35 5.73 5.65 5.11 9000 4.99 5.40 5.35 4.83 9250 4.64 5.16 5.05 4.52 9500 4.18 4.85 9750 4.48 Dari tabel pengujian menunjukkan hasil pengujian torsi kerja mesin 4 langkah 110cc dengan menggunakan standar dan variasi dengan bahan bakar pertamax. 20 Performa 0 3000 8000 13000 Putaran Mesin (RPM) Gambar 3 Perbandingan kecepatan putar (rpm) dengan torsi (Nm) menunjukkan hasil pengujian torsi kerja mesin 4 langkah 110cc dengan menggunakan standar dan variasi MAP. Pada pengujian ini, torsi tertinggi terdapat pada penggunaan MAP (Performa) dengan besar torsi 9,06 Nm pada kecepatan putar 5427 rpm. Besarnya torsi ini disebabkan oleh Ignition Timing dimajukan pada putaran tinggi menjadi 34 o sebelum TMA agar pembakaran lebih sempurna karena bahan bakar yang digunakan adalah pertamax. Kemampuan untuk mendapatkan puncak torsi lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan, mendapatkan puncak torsi sebesar 11,62 Nm pada putaran mesin 4435 rpm sedangkan mampu mencapai 10,81 Nm hanya pada putaran mesin 4586 rpm. Perbedaan yang sangat signifikan dirasakan pada suara mesin 6

Km/Liter dan suhu mesin, pada (Efisiensi) mendapatkan torsi 11,34 Nm namun suara mesin terasa sangat kering cenderung agak kasar dan ketika setelah diuji mesin terasa sangat panas dan fan radiator langsung menyala dibandingkan (Performa) suara mesin bersih, fan radiator tidak menyala dan torsi yang dihasilkan mencapai 9,06 Nm. Dapat disimpulkan bahwa menghasilkan torsi yang lebih tinggi dibandingkan. mampu mengahasilkan torsi sebesar 10,81 Nm sedangkan hanya menghasilkan torsi sebesar 11,62 Nm kenaikan torsi sebesar 3,5%. Untuk pengaturan Mapping Ignition Timingpada torsi tidak berbeda jauh namun perbedaan yang dirasakan adalah suara mesin dan suhu mesin. Jika menginginkan daya yang lebih tinggi dapat dilakukan beberapa hal, yaitu penggantian piston, penggantian camshaft, penggantian ratio gear, dan lain lain. Kesimpulan dari kinerja mesin sepeda motor Honda Beat FI baik itu daya maupun torsi yang paling tertinggi didapatkan dari (Performa) dibandingkan dengan MAP (), MAP (Efisiensi), dan. Namun dengan daya dan torsi yang tinggi maka memerlukan juga bahan bakar yang lebih pula, untuk konsumsi bahan bakar (Performa) sedikit boros 30% dibanding. Tetapi dapat diatur untuk efisiensi bahan bakar, Efisiensi dapat mengkonsumsi bahan bakar lebih irit 25% dibanding namun dengan AFR sangat tinggi yang berarti ruang bakar sangat kering. Di bawah ini merupakan data hasil pengujian dan perhitungan konsumsi bahan bakar terhadap penggunaan variasi, MAP (), MAP (Performa), MAP (efisiensi) menggunakan motor bensin 4 langkahdengan kondisi mesin standar tanpa ada perubahan sama sekali. Hasil dapat dilihat pada tabel 3. Jenis dan Mapping Performa Efisiensi Tabel 3 Konsumsi Bahan Bakar Jarak (km) Waktu (h) Kecepa tan (km/h) Volume Bahan Bakar Terpakai (ml) 4 0.885 45 50 4 0.887 50 53 4 0.919 50 60 4 0.986 50 61 4 0.921 50 80 4 0.993 46 85 4 0.903 50 47 4 0.985 48 48 Ratarata (ml) Pengujian ini dilakukan dengan uji jalan dengan cara mengisi bahan bakar hingga penuh di dalam tangki bahan bakar. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 STD Performa Variasi / Efesiensi Gambar 4 perbandingan konsumsi bahan bakar. 51 61 82 49 Dari pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa 7

konsumsi bahan bakar yang paling irit adalah dengan variasi Efisiensi. Dengan Mapping Pengapian dimajukan menjadi 27 o dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dikurangi sebesar 5%, penghematan bahan bakar sebesar 25% dibanding standar. Namun Mapping ini memiliki kekurangan yaitu suhu mesin sangat panas dan terasa sangat kering, itu disebabkan oleh pengurangan pasokan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar agar efisiensi konsumsi bahan bakar tercapai. 4. Kesimpulan 1. Dari pengujian kinerja mesin untuk kondisi standar, pada kondisi standar menggunakan daya diperoleh 7,7 HP pada putaran mesin 6213 rpm dan torsi diperoleh 11,62 Nm pada putaran mesin 4435 rpm dan untuk konsumsi bahan bakar diperoleh 78,43 km/liter. 2. Dari pengujian kinerja mesin, dapat disimpulkan bahwa daya terbesar diperoleh dengan menggunakan Map (Performa) dengan daya sebesar 8,0 HP pada putaran mesin 6713 rpm. Torsi yang terbesar diperoleh juga oleh Map (Performa) sebesar 9,06 Nm pada putaran mesin 5427 rpm. Hal ini disebabkan oleh Mapping Ignition Timing dimajukan menjadi 35 o sebelum TMA dan konsumsi bahan bakar ditambah 5% membuat bahan bakar terbakar lebih sempurna dan kenaikan daya dan torsi stabil, kenaikan daya sebesar 6,5% sedangkan kenaikan torsi sebesar 1,8% dengan menggunakan Map (Performa) dibanding. Dari pengujian konsumsi bahan bakar, dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar yang paling irit dengan menggunakan Map (Efisiensi). Efisiensi bahan bakar naik sebesar 33% dibanding menggunakan dari pabrikan. Hal ini disebabkan oleh Mapping Ignition Timing menjadi 27 o dan konsumsi bahan bakar dikurangi -5%, namun Map (Efisiensi) ini memiliki kekurangan yaitu suhu mesin yang panas dan terasa sangat kering jika digunakan pada putaran mesin tinggi. Daftar Pustaka Arend, Bpm., Berenschot, H., 1980, Motor Bensin, Erlangga, Jakarta. Arismunandar, Wiranto. 2002. Motor Bakar Torak, edisi kelima cetakan kesatu. Bandung : ITB. Daryanto, 2004, Teknik Sepeda Motor, CV.YRAMA WIDYA, Bandung. Jama, Jalius. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Nakoela Soenarto, Shoichi Furuhama, 2007 Motor Bakar Serba Guna, PT. Prandnya Paramita, Jakarta. Saepudin U, 2015, Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh an Terhadap Kinerja Motor Bensin 4 Langkah 150cc Berbahan Bakar Pertamax, Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 8

Tristanto P, 2014, Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Komponen dan Pengapian Terhadap Kinerja Motor 4 Langkah 113 cc Berbahan Bakar Campuran Premium-Ethanol dengan Kandungan Ethanol 25%. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Wardana G P, 2016. Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Variasi CDI Terhadap Kinerja Motor Bensin Empat Langkah 200cc Berbahan Bakar Premiun. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Wibowo W G, 2015, Kajian Eksperimental Tentang Pengaruh Variasi Timing Pengapian Terhadap Kinerja Motor Bensin 4 Langkah Silinder Tunggal 113 cc. Tugas Akhir. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 9